Audit kinerja pemerintah daerah dapat mengoptimalisasi kinerja pemerintah melalui penilaian ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan dana otonomi daerah secara transparan dan akuntabel. Audit kinerja memberikan pemahaman lebih baik bagi masyarakat tentang kinerja organisasi pemerintah daerah.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Keuangan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam
perkembangan bisnisnya. Salah satu tujuan utama dibentuknya perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam
mencari keuangan dan mempertahankan perusahaan tergantung pada manajemen
keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal yang
penting bagi perusahaan dalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan.
Berdasarkan konsep periode akuntansi, maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu untuk
mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum tujuan perusahaan
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
dengan memaksimumkan laba. Pengukuran hasil usaha yang dicapai dapat dilakukan
dengan cara menganalisis rasio keuangan, (Munawir: 2002).
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Keuangan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam
perkembangan bisnisnya. Salah satu tujuan utama dibentuknya perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam
mencari keuangan dan mempertahankan perusahaan tergantung pada manajemen
keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal yang
penting bagi perusahaan dalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan.
Berdasarkan konsep periode akuntansi, maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu untuk
mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum tujuan perusahaan
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
dengan memaksimumkan laba. Pengukuran hasil usaha yang dicapai dapat dilakukan
dengan cara menganalisis rasio keuangan, (Munawir: 2002).
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...Virgo Lazarus
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual sesuai PP 71 memberi tantangan sendiri bagi fungsi akuntansi. Presentasi ini adalah gambaran solusi cara mudah cepat dan tepat dalam membuat dan melaporan SAP Akrual, yang terdiri dari Neraca, LO, LRA, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta laporan lain yang diperlukan
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
5. Audit kinerja adalah audit yang
dilakukan secara objektif dan
sistematis terhadap berbagai bukti
untuk menilai kinerja entitas yang
diaudit dalam hal ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas.
6. Pentingnya Audit Kinerja
PEMERINTAH MASYARAKAT & LEGISLATIF
Penilaian 1. Sumber 1. Meningkatkan
dan Informasi yang Motivasi
Perbaikan 3E Independen Pemeriksa
2. Sepervisi & 2. Mendorong
Pengambilan Kreativitas dan
Keputuan Pembelajaran
7. Audit Kinerja untuk Akuntabilitas
Publik
Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk
meningkatkan akuntabilitas berupa peningkatan
pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga
perwakilan, pengembangan bentuk-bentuk
laporan akuntabilitas, perbaikan indikator kinerja,
perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi
sejenis yang diperiksa, serta penyajian informasi
yang lebih jelas dan normatif.
8. Keterkaitan Audit Kinerja dengan
Manajemen Keuangan
Dalam melaksanakan audit kinerja penting
bagi auditor untuk memiliki pengetahuan yang
memadai tentang pengelolaan terhadap hasil-
hasil, khususnya sistem perencanaan,
penganggaran dan sistem pengindikator
kinerja yang dimiliki atau melekat pada suatu
instansi pemerintah.
10. Perbedaan antara Audit Kinerja dan
Audit Keuangan
NO PERBEDAAN AUDIT KINERJA AUDIT KEUANGAN
1. TUJUAN KETERCAPAIAN TUJUAN PENYAJIAN AKUN YANG
DAN HARAPAN BENAR DAN WAJAR
2 DASAR EKONOMI, SOSIAL, DAN AKUNTANSI
AKADEMIK POLITIK
3. METODE BERVARIASI TELAH TERSTANDARISASI
4. FOKUS PROGRAM DAN SISTEM AKUNTANSI DAN
KEGIATAN ORGANISASI MANAJEMEN
5. KRITERIA SUBJEKTIF KURANG SUBJEKTIF
PENILAIAN
6. LAPORAN BERVARIASI DAN TERSTANDARISASI DAN
DIPUBLIKASIKAN TIDAK DIPUBLIKASIKAN
TETAP BERKALA
11. Karakteristik Audit Kinerja
Profesor Soemardjo Tjitrosidojo memberikan
karakteristik audit kinerja sebagai berikut:
1. Pemeriksaan operasional dengan menggunakan
perbandingan
2. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif, dan
realitis
3. Pemeriksa harus mempunyai pengetahuan &
ketrampilan dari berbagai macam bidang
4. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi
sebagai suatu”early warning system”
12. Manfaat Audit Kinerja
1. Peningkatan Kinerja
Audit kinerja mampu memperbaiki, memulihkan,dan
meningkatkan kualitas kinerja sektor publik.
2. Peningkatan Akuntabilitas Publik
Meningkatkan akuntabilitas berupa perbaikan
pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan,
pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas, perbaikan
indikator kinerja
13. Tujuan Audit Kinerja
Tujuan dasar dari audit kinerja ialah
menilai suatu kinerja suatu
organisasi, program, atau kegiatan
yang meliputi audit atas aspek
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
14. Jenis Audit Kinerja
1. Audit Ekonomi
Pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas
tertentu pada harga yang terendah.
2. Audit Efisiensi
Pencapaian output yang maksimal dengan input tertentu
3. Audit Efektifitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan
15. Proses Audit Kinerja
PROSES AUDIT
Secara umum memiliki sistematika:
• Struktur audit kinerja
• Tahapan audit kinerja
• Kriteria atau indikator yang menjadi
tolok ukur audit kinerja.
16. Lanjutan
1. STRUKTUR AUDIT KINERJA
• Tahap-tahap audit
• Elemen masing-masing tahap audit
• Tujuan umum masing-masing elemen
• Tugas-tugas yang diperlukan utuk mencapai
setiap tujuan
17. Lanjutan
2. TAHAPAN AUDIT KINERJA
• Tahap pengenalan dan perencanaan
(familiarization and planning phase)
• Tahap pengauditan (audit phase)
• Tahap pelaporan (reporting phase)
• Tahap penindaklanjutan (follow-up phase)
18. Lanjutan
3. Penentuan Kriteria Audit
• Harus berasal dari sumber yan berwenang sehingga
hasil penilaiannya dapat dipertahankan (valid)
• Harus tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak
berprasangka (objective)
• Harus dapat dinyatakan secara tepat sebagai alat ukur
dalam satuan jumlah tertentu (spesifik)
• Harus dapat disajikan sebagai standar pelaksanaan dan
standar hasil serta dapat dicapai (realistic dan
attainable)
19. Peran Auditor dalam Audit Kinerja
Memberikan review independen dari pihak
ketiga atas kinerja manajemen dan menilai
apakah kinerja organisasi dapat memenuhi
harapan
Memberikan rekomendasi dan solusi untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi
Membantu manajemen mencapai kinerja yang
baik
20. STUDI KASUS
Optimalisasi Kinerja Pemerintah Daerah
Melalui Perfomance Audit
Dengan adanya Otonomi Daerah, maka pengelolaan keuangan
daerah berada pada pemerintah daerah sendiri, di mana perlu
adanya sistem pemeriksaan yang efektif untuk memastikan bahwa
dana desentralisasi yang telah dipercayakan oleh pusat kepada
daerah telah dikelola secara transparan. Sistem pemeriksaan yang
efektif, tidak hanya yang konvensional tetapi juga 3E audit yaitu
audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit kinerja atau
performance audit terhadap sektor pemerintah dapat membantu
masyarakat dalam mengetahui kinerja yang lebih lengkap dari
organisasi pemerintah (PEMDA). Audit Kinerja dapat dilakukan
baik pada sektor swasta maupun sektor publik dan badan
pemerintah, karena dari semua tujuan kepentingan masyarakat
merupakan prioritas utama. Di Indonesia kita mengenal dua
badan yang berhak melakukan audit yaitu Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).