Dokumen tersebut membahas tentang pemberian medikasi dalam keperawatan. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) pengertian medikasi dan istilah obat, (2) aspek hukum dan undang-undang standar obat, dan (3) proses keperawatan dalam pemberian medikasi. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai aspek terkait medikasi seperti klasifikasi, bentuk, dan prinsip-prinsip pemberian obat yang benar.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengobatan tradisional di Indonesia, termasuk jenis-jenis obat tradisional seperti jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Dokumen juga menjelaskan proses pengembangan obat tradisional menjadi obat modern melalui uji pra-klinik dan klinik.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut membahas mengenai pengobatan tradisional di Indonesia, termasuk jenis-jenis obat tradisional seperti jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Dokumen juga menjelaskan proses pengembangan obat tradisional menjadi obat modern melalui uji pra-klinik dan klinik.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemberian obat yang benar oleh perawat, mencakup aspek hukum, nomenklatur, bentuk, dan kerja obat serta peran perawat dalam pemberian obat.
2) Perawat harus memahami undang-undang terkait obat, standar obat, dan jenis order dokter untuk memastikan pemberian obat yang tepat dan aman.
3) Ada ber
Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat pasien yang diserahkan sepenuhnya kepada perawat, dengan kepala ruangan sebagai penanggung jawab. Obat dikelola menggunakan prinsip enam benar yaitu benar pasien, obat, dosis, cara pemberian, waktu, dan dokumentasi. Seluruh proses sentralisasi obat harus didokumentasikan dengan baik.
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan keamanan obat dan kesehatan masyarakat melalui beberapa kasus, di antaranya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat yang benar, meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, serta menganalisis gambaran pengobatan mandiri masyarakat."
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat seperti pemberian obat secara oral, topikal pada kulit dan mata.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat secara oral dan topikal pada kulit dan mata.
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa tanaman obat herbal.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat di Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat keras, obat psikotropika, dan narkotika. Penggolongan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta pengamanan distribusinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian obat secara umum dan khusus, penggolongan obat berdasarkan proses fisiologis, bentuk sediaan, sumber, undang-undang, cara kerja, penggunaan, dan jalur pemberian obat. Pengertian obat mencakup obat generik, jadi, esensial, dan paten. Penggolongan obat meliputi diagnostik, kemoterapeutik, dan farmakodinamik.
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa obat herbal.
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemberian obat yang benar oleh perawat, mencakup aspek hukum, nomenklatur, bentuk, dan kerja obat serta peran perawat dalam pemberian obat.
2) Perawat harus memahami undang-undang terkait obat, standar obat, dan jenis order dokter untuk memastikan pemberian obat yang tepat dan aman.
3) Ada ber
Sentralisasi obat adalah pengelolaan seluruh obat pasien yang diserahkan sepenuhnya kepada perawat, dengan kepala ruangan sebagai penanggung jawab. Obat dikelola menggunakan prinsip enam benar yaitu benar pasien, obat, dosis, cara pemberian, waktu, dan dokumentasi. Seluruh proses sentralisasi obat harus didokumentasikan dengan baik.
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan keamanan obat dan kesehatan masyarakat melalui beberapa kasus, di antaranya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat yang benar, meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, serta menganalisis gambaran pengobatan mandiri masyarakat."
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat seperti pemberian obat secara oral, topikal pada kulit dan mata.
Makalah ini membahas tentang cara pemberian obat yang benar dan aman, dengan menjelaskan pengertian obat, prinsip-prinsip pemberian obat, dan cara-cara pemberian obat secara oral dan topikal pada kulit dan mata.
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa tanaman obat herbal.
Dokumen tersebut membahas penggolongan obat di Indonesia yang terdiri dari obat bebas, obat keras, obat psikotropika, dan narkotika. Penggolongan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta pengamanan distribusinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian obat secara umum dan khusus, penggolongan obat berdasarkan proses fisiologis, bentuk sediaan, sumber, undang-undang, cara kerja, penggunaan, dan jalur pemberian obat. Pengertian obat mencakup obat generik, jadi, esensial, dan paten. Penggolongan obat meliputi diagnostik, kemoterapeutik, dan farmakodinamik.
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa obat herbal.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Pengertian medikasi Medikasi adalah
zat yang diberikan untuk
diagnosis,pengobatan,terapi atau
pereda gejala atau untuk pencegahan
penyakit. Dalam Konteks perawatan
kesehatan, kata medikasi dan obat
umumnya digunakan bergantian
3. Istilah obat juga memiliki makna
konotasi zat-zat terlarang, seperti
heroin, kokain, atau amfetamin. Obat
telah dikenal dan digunakan sejak
zaman purbakala. Obat mentah seperti
opium, minyak kastrol, dan vinegar,
telah digunakan sejak zaman kuno.
4. Aspek Hukum dan Undang undang standart
obat Obat dapat dibuat dari sumber alam atau
sintesis oleh pabrik farmasi. Sebelum suatu
obat diberikan atau dikonsumsi seseorang,
obat telah melalui berbagai proses antara lain
proses penyediaan bahan, pengolahan,
pengujian dan perizinan, perdagangan,
pengorderan, pembelian dan pemakaian.
5. Karena semakin banyaknya jumlah obat, maka
dalam pengelolaannya semua obat harus
mendapat izin, diuji dan distandarisasi untuk
menyeragamkan kualitasnya. Di Indonesia,
berbagai hal yang menyangkut pengawasan obat,
makanan dan minuman, kosmetika dan alat
kesehatan, obat tradisional, narkotika dan bahan
berbahaya diatur berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
6. Dalam pengorganisasiannya tugas-tugas yang menyangkut pengawasan obat
dan makanan diberikan ini diberikan kepada Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan.
Seperti tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 558/-
Menkes/SIC/1984 tentang organisasi dan tata kerja Depkes pada Bab VI,
pasal 679: “Tugas pokok Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
ialah melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Kesehatan di bidang
pengawasan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan,
obat tradisional, narkotika dan bahan berbahaya.
7. dalam UndangUndang Republik Indonesia
No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
tertuang beberapa pasal (pasal 39 s/d 43)
yang mengatur tentang pengamanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan di
mana dijelaskan bahwa Undang-Undang
disusun melindungi masyarakat (pasal 39).
8. Untuk sediaan dan alat kesehatan harus
memenuhi syarat farmakope Indonesia
dan buku standar lainnya (pasal 40). Izin
edar diatur dalam pasal 41, penandaan
dan informasi dalam pasal 41, dan mutu
sediaan dan alat kesehatan yang
beredar dalam pasal 42.
9. Berdasarkan Aspek Undang-Undang
Standart Obat
.Pada Tahun 1906 pemerintah Amerika Serikat
menetapkan standart kualitas da kemurniaan
obat berdasarkan Pure food and drug act
(Undang-undang makanan dan Obat murni),
Standart yang diterima masyarakat harus
memenuhi criteria berikut :
10. 1. Kemurniaan. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian uuntuk tipe dan
konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat
2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memperngaruhi kekuatan
atau potensi obat
3. Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan
melarut, diabsopsi dan diangkut tubuh ke tempat kerjanya disebut bioavailability
4. Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat menentukan
efektivitas obat
5. Keamanan. Semua obat harus dievaluasi untuk menentukan efek samping obat
tersebut.
11. Nomenklatur dan bentuk obat
Nama Sebuah obat dapat memiliki empat nama
berbeda. Nama kimia memberikan gambaran
pasti komposisi obat. Salah satu contoh nama
kimia adalah asetilsalisilat yang biasa dikenal
dengan nama aspirin.
12. Nama generic diberikanpertama kali diberikan oleh pabrik
yang memproduksi obat sebelum dapat izin dari FDA dan hal
ini dilindungi hukum. Nama dagang, nama merek atau nama
pabrik Adalah nama yang digunakan pabrik dalam
memasarkan obat.
Sebuah obat generic dapat memiliki nama dagang yang
berbeda. Contoh aspirin dikenal dengan nama dagang
Bufferin dan veramil hidroklorida dikenal dengan nama
dagang calan dan isoptin.
13. Klasifikasi
Klasifikasi obat mengindikasikan efek pada
system tubuh,gejalayang di hilangkan, atau efek
yang diinginkan Setiap golongan berisi obat yang
diprogramnkan untuk jenis masalah kesehatan
yang sama
Komposisi fisaik dan kimia obat dalam satu
golongan tidak selalu sama. Sebuah obat dapat
memiliki lebih dari satu golongan.
14. Contoh Aspirin merupakan golongan
analgesic, antipiretik, dan antiinflamasi.
Perawt harus mengetahui karakteristik
umum obat dalam setiap golongan.
Setiap golongan obat memiliki implikasi
keperawatan untuk pemberian dan
pemantauan yang tepat.
15. Bentuk obat
• Spray: atau busa aerasol Cairan, bubuk atau busa yang disimpan ke
dalam lapisan tipis kulit dengan tekanan udara
• Larutan: Satu atau lebih obat dilarutkan kedalam air
• Suspensi: Satu atau lebih obat dipisahkan secara halus dalam cairan
seperti air
• Kaplet :Bentuk padat, bentuk serperti kapsul bersalut dan mudah
ditelan
• Kapsul: Pembungkus gelatin untuk menempatkan obat berbentuk
bubuk, cair dan minyak
• Krim: Preparatsemisolid, tidak berminyak, digunakan pada kulit
• eliksir: Larutan alcohol yang dimaniskan dan aromatic .
16. ekstrak :Bentuk konsetrat obat yang dibuat dari sayuran atau binatang
Gel atau jeli :Bentuk semisolid yang jernih atau transparan yang mencair ketika digunakan
dikulit
Obat gosok: Obat yang dicampur dengan alcohol,minyak, atau emolien bersabun dan
digunakan dikulit
Losion :Obat dalam bentuk suspense cair yang digunakan pada kulit
Tablet isap :Praparat datar, bulat dan oval yang melarutkan atau melepaskan obat ketika
dimasukkan ke dalam mulut
Salep: Preparet semisolid yang terdiri dari satu atu lebih obat yang digunakan pada kulit
atau membrane mukosa
17. Aspek legal Pemberian Obat Pemberian obat baik di amerika Serikat maupun
di kanada dikendalikan oleh hukum. Perawat perlu :
a) Mengetahui bagaimana undang-undang praktik perawat di area mereka
menentukan dan membatasi fungsi mereka
b) Mampu mengenali keterbatasan pengetahuan dan keterampilan mereka
Melakukan praktik yang tidak sesuai dengan undang-undang praktik
keperawatan atau diluar kemampuan perawat dapat membahayakan hidup
klien dan mengakibatkan peradilan atas malpraktik.
18. • Di bawah hukum perawat bertanggung jawab
terhadap tindakan mereka sendiri tanpa
memperhatikan apakah ada program tertulis.
Apabila dokter menuliskan program yang
salah (mis. Demerol 500 mg padahal
seharusnya 50 mg) perawat yang memberikan
obat dengan dosis yang salah harus
bertanggung jawab terhadap kesalahan
tersebut seperti halnya dokter.
19. Area keperawatan lain yang diatur oleh hukum adalah
penggunaan zat-zat terkontrol. Di rumah sakit, obat-
obatan Yang dikontrol penggunananya disimpan didalam
laci terkunci, lemari, kereta obat, atau system penyalur
obat yang dikendalikan computer. Institusi mungkin
memiliki bentuk inventaris khusus untuk mencatat
penggunaan zat-zat terkontrol. Informasi yang
dibutuhkan biasanya meliputi nama klien, tanggal dan
waktu pemberian, nama obat, dosis, dan tanda tangan
orang yang memberikan dan menyiapkan obat.
20. Proses Keperawatan dan pemberian medikasi
Pemberian medikasi merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh
perawat mungkin lebih dari keahlian lain di luar penilaian tanda vital.
Namun ini lebih dari sebuah keahlian. Seorang perawat dapat dengan
mudah masuk ke dalam mode robotic ketika memberikan medikasi pada
pasien, khusunya jika jenis medikasi yang sama digunakan pada orang
yang sedang dirawat.
21. Prinsip benar obat ada 6, yaitu:
1. Benar Pasien Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada
pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal,
respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
22. 2. Benar Obat Obat memiliki nama dagang dan
nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat
kepada pasien, label pada botol atau
kemasannya harus diperiksa tiga kali.
23. 3. Benar Dosis Sebelum memberi obat,
perawat harus memeriksa dosisnya. Jika
ragu, perawat harus berkonsultasi
dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi.
24. 4. Benar Cara/Rute Obat dapat diberikan
melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi
dan fisik obat, serta tempat kerja yang
diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
25. a. Oral Adalah rute pemberian yang
paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan
aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau
bukal) seperti tablet ISDN.
b. Parenteral Kata ini berasal dari bahasa
Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti
diluar usus, atau tidak melalui saluran
cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).
c. Topikal Yaitu pemberian obat melalui
kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
26. d. Rektal Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria
yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol),
pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal
memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral,
namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin),
combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi
oksigen.
27. 5. Benar Waktu Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan
bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar
obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
28. 6. Benar Dokumentasi Setelah obat itu
diberikan, harus didokumentasikan,
dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat
itu diberikan. Bila pasien menolak
meminum obatnya, atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.