Modul ini membahas proses penciptaan tari, yang terdiri atas 4 tahapan yaitu eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan komposisi. Juga membahas konsep garapan tari yang meliputi judul, sumber garapan, tipe tari, mode penyajian, konsep gerak, dan konsep teknis pentas. Terakhir membahas sumber tema dan langkah menyusun karya tari melalui menentukan tema, eksplorasi gerak, dan persiapan
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
2. Kegiatan Belajar 1 Proses
Penciptaan Tari
Pada umumnya terdapat 4 tahapan dalam proses penciptaan tari, diantaranya:
1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal yang dilakukan seseorang dalam penyusunan tari. Dalam
tahap ini meliputi berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk dijadikan
bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya
2. Improviasasi
Improviasasi adalah pengalaman spontanitas mencoba coba atau mencari-carikemungkinan ragam gerak
yang telah di peroleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang di hasilkan pada waktu
eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga, ruang atau tempo dari ritmenya, sehingga menghasilkan
ragam gerak yang sangat banyak.
3. 3. Evaluasi
Evaluasi adalah pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak
yang telah dihasilkan pada tahap inprovisasi. Dalam kegiatan ini penata tari
mulai menyeleksi dengan cara membuat ragam gerak yang tidak sesuai
dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah
yang akan digarap oleh penata tari pada tahap komposisi.
4. Forming (Pembentukan Gerak/Komposisi)
Komposisi adalah tahap pembentukan gerak-gerak yang sudah pasti
diperoleh tetapi belum membentuk sebuah karya tari utuh. Kebutuhan
membuat komposisi lahir dari hasrat manusia untuk memberi bentuk
pada apa yang ditemukan dalam eksplorasi.
4. Kegiatan Belajar 2
Konsep Garapan Tari
Unsur-unsur dalam konsep garapan tari:
1. Judul Karya Tari (Nama Tari)
Garapan karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau cerita yang dipilih (bentuk
dramatari maupun bentuk tari tunggal, pasangan, maupun kelompok). Judul tari merupakan
gambaran umum bagi penonton tentang gerak-gerak tariannya.
2. Sumber Garapan
Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam menyusun konsep karya tari,
yaitu: Auditif, Kinestetik, Idea, dan Tertulis.
5. 3. Tipe Tari
Garapan tari dibedakan menjadi empat tipe, sebagai berikut :
Dramatari
Dramatari adalah suatu karya tari yang mengungkapkan suatu cerita yang
didalamnya terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya memiliki arti, punya peranan yang
bersifat kausal atau sebab akibat, seperti dramatari dengan cerita Malin Kundang,
Ramayana, Kartini, dan lain-lain.
Dramatik
Karya tari dengan tipe dramatik adalah karya tari yang mengandung unsur cerita
meskipun didalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh tertentu. Misalnya tari tenun
atau tari batik, menggambarkan gadis yang sedang menenun atau sedang membatik.
Komik
Suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tari karya Didi Nini Thowok
berjudul “Dwi Muka”, tari Golek Kayu, atau bentuk tari jenaka lain.
Abstrak
Suatu garapan tari yang pengungkapannya tidak diekspresikan secara jelas.
6. 4. Mode Penyajian
Mode penyajian adalah semacam gaya penyajian dalam sebuah
pertunjukan tari. Mode penyajian ini ada dua yaitu simbolik dan
representasional.
1. Simbolik
Simbolik maksudnya bahwa garapan tersebut pengungkapannya
diekspresikan dengan simbol-simbol, baik dalam gerak, kostum maupun pola lantai.
Contohnya tari Bedaya dari Jawa yang dilakukan oleh penari putri semua dengan
kostum yang sama.
2. Representasional
Karya tari tersebut diungkapkan dengan jelas, baik cerita dan tokohnya
diungkapkan secara jelas, sehingga penonton mudah memahami. Biasanya
tari dengan mode penyajian representasional akan mudah dipahami oleh
penonton yang tingkat apresiasinya masih awam sekalipun. Contoh, cerita
Malin Kundang dari Sumatera bisa ditampilkan dengan model representasional.
7. 5. Konsep Gerak
Dalam mencipta karya tari,
anda dapat menggunakan
berbagai jenis dan gaya
gerak tari sebagai pijakan.
Biasanya penata tari akan
berpijak dan
mengembangkan gerak-
gerak yang sudah
dikuasainya. Misalnya anda
berasal dari Sulawesi, maka
konsep garapannya akan
berpijak pada gerak-gerak
dan pengembangan gerak
tari yang berasal dari Sulawesi.
6. Konsep Tata Teknik Pentas
Tata teknik pentas menyangkut
tempat pertunjukan yang akan
digunakan, penataan tata letak,
panggung dekor, property,tata
lampu dan sebagainya yang
semuanya menyangkut hal-hal
artistic panggung
8. Kegiatan Belajar 3
Sumber Tema
Tema adalah suatu pesan yang ingin disampaikan kepada penonton atau siapa saja
yang memang tertarik pada seni tari.
a. Tema Ceritra
Langkah awal menyusun tari yang sederhana, dapat dilakukan dengan melakukan
pemilihan tema cerita. Sumber-sumber yang dapat dipakai sebagai materi tema tari
adalah sebagai berikut : Binatang, Alam, Kegiatan sehari-hari dan suasana hati.
b. Tema Gerak
Setelah menentukan tema, maka anda melakukan eksplorasi gerak dengan mencari
kemungkinan-kemungkinan gerak dari anggota tubuh anda. Gerak tubuh dapat dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu gerak kaki, tangan, badan, atau torso, dan kepala
9. Kegiatan Belajar 4
Menyusun karya Tari
Langkah Langkah Menyusun Sebuah Karya Tari bukanlah pekerjaan yang sulit. Namun,
dalam penyusunan karya tari diperlukan kreativitas dan keuletan. Perhatikan lLangkah
Langkah Menyusun Sebuah Karya Tari berikut ini:
a. Menentukan Tema
b. Eksplorasi Gerak Tari
c. Menyiapkan Iringan Tari
d. Menyiapkan Pendukung lainnya