Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang lifting dan rigging yang meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi, dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat, zona-zona kerja, operasi pengangkatan bebas kontak tangan, metode pengikatan dan pengangkatan, perhitungan WLL dan SWL, serta load chart dan SWL."
Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang lifting dan rigging yang meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi, dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat, zona-zona kerja, operasi pengangkatan bebas kontak tangan, metode pengikatan dan pengangkatan, perhitungan WLL dan SWL, serta load chart dan SWL."
Dokumen tersebut berisi pedoman dasar keselamatan dalam mengoperasikan forklift, yang mencakup 37 peraturan utama seperti hanya boleh dioperasikan oleh operator yang terlatih dan sehat, memeriksa kondisi forklift sebelum pengoperasian, mematuhi kapasitas beban maksimum, menjaga jarak aman dari kendaraan dan orang lain, serta mematikan mesin saat tidak digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor tersebut adalah kelelahan kerja, pengawasan, rekan kerja, masa kerja, dan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen tersebut juga memberikan saran untuk mengelola faktor-faktor tersebut agar d
Dokumen tersebut membahas tentang inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bertujuan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memelihara lingkungan kerja yang aman, serta mengidentifikasi kondisi dan tindakan yang tidak aman. Dokumen ini juga menjelaskan pelaksanaan, jenis, sasaran, sistem manajemen, dan tahapan inspeksi K3.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
Dokumen tersebut memberikan prosedur keadaan darurat kebakaran yang meliputi tugas-tugas setiap anggota tim darurat seperti petugas pemadam kebakaran, koordinator tim, petugas evakuasi, dan prosedur umum seperti saat terjadi alarm kebakaran dan saat evakuasi.
Modul ini membahas tentang lifting dan rigging, meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat seperti lifting gear, lifting devise dan lifting accessories, zona-zona yang harus dihindari selama lifting, serta metode pengikatan dan perhitungan beban yang diangkat.
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan rencana evakuasi darurat untuk menangani keadaan darurat seperti kebakaran di suatu bangunan. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah penentuan jalur evakuasi, titik kumpul, simulasi evakuasi, dan langkah-langkah yang harus diambil petugas kebakaran ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kebakaran dan upaya pencegahannya. Terdapat penjelasan mengenai unsur kebakaran, klasifikasi kebakaran, peralatan pencegahan seperti APAR dan hydrant, serta tindakan dalam keadaan darurat seperti evakuasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kecelakaan kerja, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi. Beberapa poin pentingnya adalah penggunaan alat pelindung diri, menghindari tindakan dan kondisi yang tidak aman, serta pentingnya pelaporan insiden near miss untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih serius.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur untuk pengoperasian jib crane listrik (overhead crane). Dokumen tersebut menjelaskan peraturan keselamatan dan prosedur operasi yang harus dipatuhi untuk menghindari kecelakaan dan melindungi operator, muatan, dan peralatan. Dokumen tersebut juga menyebutkan organisasi yang membuat regulasi keselamatan terkait pengoperasian jib crane listrik.
Dokumen tersebut membahas pentingnya keselamatan dalam bekerja di ketinggian karena jatuh dari ketinggian merupakan penyebab kecelakaan kerja paling sering terjadi. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar keselamatan dalam bekerja di ketinggian, hirarki pengendalian risiko, dan tipe-tipe platform serta cara meminimalkan risiko kecelakaan saat bekerja di ketinggian.
Analisis kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan sehingga dapat mencegah kecelakaan serupa di masa depan. Laporan kecelakaan disusun untuk dinas tenaga kerja setempat dalam waktu 2x24 jam sejak kecelakaan. Dinas akan menyelidiki dan menganalisis kecelakaan untuk menentukan tindakan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang izin kerja dan prosedur keselamatan yang harus dipatuhi untuk pekerjaan berisiko tinggi seperti pengelasan, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan lainnya. Izin kerja diperlukan untuk mengontrol risiko dan memastikan keselamatan pekerja.
06.teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedungFirmansyah Kusasi
Teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedung memberikan informasi tentang definisi lift dan komponen utamanya, serta proses pemeliharaan rutin dan callback service untuk menjaga kinerja dan keamanan operasi lift. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan kompetensi teknisi lift, komponen kritis seperti tali baja, peredam, dan rem mesin, serta standar keselamatan untuk ruang bebas dan kecepatan kereta.
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalatorFirmansyah Kusasi
Pelatihan ini membahas peraturan dan standar nasional terkait pengawasan pemasangan instalasi lift dan eskalator. Peserta diajarkan peraturan umum, khusus, dan standar nasional seperti kapasitas lift, kecepatan, sistem keamanan, dokumentasi, dan sertifikasi teknisi. Tujuannya agar pengawas dapat melaksanakan tugas sesuai kontrak dan memastikan hasil pekerjaan layak digunakan.
Dokumen tersebut berisi pedoman dasar keselamatan dalam mengoperasikan forklift, yang mencakup 37 peraturan utama seperti hanya boleh dioperasikan oleh operator yang terlatih dan sehat, memeriksa kondisi forklift sebelum pengoperasian, mematuhi kapasitas beban maksimum, menjaga jarak aman dari kendaraan dan orang lain, serta mematikan mesin saat tidak digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk berbagai bahaya potensial di tempat kerja seperti bahaya mekanik, listrik, kimia, dan psikososial beserta konsekuensinya berupa kecelakaan atau penyakit akibat paparan bahaya tersebut. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip K3 seperti mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan ek
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor tersebut adalah kelelahan kerja, pengawasan, rekan kerja, masa kerja, dan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen tersebut juga memberikan saran untuk mengelola faktor-faktor tersebut agar d
Dokumen tersebut membahas tentang inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bertujuan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memelihara lingkungan kerja yang aman, serta mengidentifikasi kondisi dan tindakan yang tidak aman. Dokumen ini juga menjelaskan pelaksanaan, jenis, sasaran, sistem manajemen, dan tahapan inspeksi K3.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bahaya dan penilaian risiko di suatu perusahaan untuk mengendalikan bahaya dari kegiatan operasional dan produksi. Dokumen tersebut menjelaskan definisi bahaya dan risiko, proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko, tanggung jawab bagian-bagian terkait, kategori besar bahaya, dan cara melakukan identifikasi dan penilaian risiko secara sistematis dan terukur.
Dokumen tersebut memberikan prosedur keadaan darurat kebakaran yang meliputi tugas-tugas setiap anggota tim darurat seperti petugas pemadam kebakaran, koordinator tim, petugas evakuasi, dan prosedur umum seperti saat terjadi alarm kebakaran dan saat evakuasi.
Modul ini membahas tentang lifting dan rigging, meliputi pengenalan tugas operator, rigger, teknisi dan inspector, jenis-jenis crane, aba-aba operasi lifting, peralatan bantu angkat seperti lifting gear, lifting devise dan lifting accessories, zona-zona yang harus dihindari selama lifting, serta metode pengikatan dan perhitungan beban yang diangkat.
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan rencana evakuasi darurat untuk menangani keadaan darurat seperti kebakaran di suatu bangunan. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah penentuan jalur evakuasi, titik kumpul, simulasi evakuasi, dan langkah-langkah yang harus diambil petugas kebakaran ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kebakaran dan upaya pencegahannya. Terdapat penjelasan mengenai unsur kebakaran, klasifikasi kebakaran, peralatan pencegahan seperti APAR dan hydrant, serta tindakan dalam keadaan darurat seperti evakuasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kecelakaan kerja, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi. Beberapa poin pentingnya adalah penggunaan alat pelindung diri, menghindari tindakan dan kondisi yang tidak aman, serta pentingnya pelaporan insiden near miss untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih serius.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur untuk pengoperasian jib crane listrik (overhead crane). Dokumen tersebut menjelaskan peraturan keselamatan dan prosedur operasi yang harus dipatuhi untuk menghindari kecelakaan dan melindungi operator, muatan, dan peralatan. Dokumen tersebut juga menyebutkan organisasi yang membuat regulasi keselamatan terkait pengoperasian jib crane listrik.
Dokumen tersebut membahas pentingnya keselamatan dalam bekerja di ketinggian karena jatuh dari ketinggian merupakan penyebab kecelakaan kerja paling sering terjadi. Dokumen tersebut juga menjelaskan standar keselamatan dalam bekerja di ketinggian, hirarki pengendalian risiko, dan tipe-tipe platform serta cara meminimalkan risiko kecelakaan saat bekerja di ketinggian.
Analisis kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan sehingga dapat mencegah kecelakaan serupa di masa depan. Laporan kecelakaan disusun untuk dinas tenaga kerja setempat dalam waktu 2x24 jam sejak kecelakaan. Dinas akan menyelidiki dan menganalisis kecelakaan untuk menentukan tindakan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang izin kerja dan prosedur keselamatan yang harus dipatuhi untuk pekerjaan berisiko tinggi seperti pengelasan, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan lainnya. Izin kerja diperlukan untuk mengontrol risiko dan memastikan keselamatan pekerja.
06.teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedungFirmansyah Kusasi
Teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedung memberikan informasi tentang definisi lift dan komponen utamanya, serta proses pemeliharaan rutin dan callback service untuk menjaga kinerja dan keamanan operasi lift. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan kompetensi teknisi lift, komponen kritis seperti tali baja, peredam, dan rem mesin, serta standar keselamatan untuk ruang bebas dan kecepatan kereta.
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalatorFirmansyah Kusasi
Pelatihan ini membahas peraturan dan standar nasional terkait pengawasan pemasangan instalasi lift dan eskalator. Peserta diajarkan peraturan umum, khusus, dan standar nasional seperti kapasitas lift, kecepatan, sistem keamanan, dokumentasi, dan sertifikasi teknisi. Tujuannya agar pengawas dapat melaksanakan tugas sesuai kontrak dan memastikan hasil pekerjaan layak digunakan.
Ringkasan dokumen ini adalah garis panduan untuk proses pengambilalihan penyelenggaraan lif dan eskalator oleh firma selain dari pemasang asal. Ia menjelaskan kriteria firma dan personel yang diperlukan, dokumen yang perlu disertakan seperti laporan teknikal dan jadual penyelenggaraan, serta prosedur untuk memohon kelulusan daripada Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan.
Commissioning Execution Plan TLS5.pptxssuser56273f
Ringkasan dokumen:
Dokumen tersebut merupakan rencana eksekusi commissioning untuk fasilitas penanganan batubara TLS-5 dan rail loop di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Rencana ini mencakup persiapan, urutan, dan kriteria penerimaan untuk kegiatan pre-commissioning, commissioning, dan uji kinerja sistem penanganan batubara secara keseluruhan.
Hery Sutanto adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai pegawai pengawas norma K3 di Depnakertrans RI dengan latar belakang pendidikan S2. Ia memiliki berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang K3, terutama terkait pengawasan peralatan mekanik dan sertifikasi operator.
Hery Sutanto adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai pegawai pengawas norma K3 di Depnakertrans RI dengan latar belakang pendidikan S2. Ia memiliki berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang K3, terutama terkait pesawat angkat dan penggerak mula.
Pekerjaan elevator meliputi pemasangan berbagai komponen seperti rel, pintu, mesin, counterweight, car, peralatan di lantai, instalasi listrik dan kontrol. Proses pemasangan dimulai dari persiapan hingga pengujian untuk memastikan seluruh komponen berfungsi dengan baik.
Dokumen ini berisi petunjuk dan soal ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Transmisi Telekomunikasi. Terdapat instruksi keselamatan kerja, daftar peralatan dan bahan yang diperlukan, serta 10 tugas praktik yang meliputi merakit, memasang, dan menguji perangkat jaringan nirkabel seperti antenna, tower, kabel, dan alat ukur.
Method Of Work Unloading Container With Forklift.docxbaronandritti
Method Of Work Unloading Container with Forklift, a procedure that describes unloading empty containers with a forklift for site office purposes on a project. makes work easy and safe and includes several tools that are used and required to do it.
Konstruksi Bangunan : Perancah (Scaffolding)Dian Sari
1. Dokumen tersebut membahas tentang perancah (scaffolding) sebagai peralatan kerja sementara untuk penyangga tenaga kerja dan bahan kerja pada saat konstruksi.
2. Dibahas pula jenis, bagian, dan syarat keamanan perancah sesuai peraturan perundang-undangan termasuk pemeriksaan berkala untuk menjamin keamanannya.
3. Pemeriksaan perancah bertujuan untuk memastikan kondisinya aman sebelum digunak
Laporan ini membahas latihan industri selama 10 minggu di Jabatan Kerja Raya Hulu Selangor. Pelajar mengikuti berbagai aktivitas seperti melawat tapak projek, mengawasi kerja konkrit dan launching beam, serta menghadiri taklimat tentang perancangan proyek dan penggunaan perangkat lunak. Pelajar juga belajar tentang peraturan kontrak, teknik sipil seperti asas dan cerucuk, konkrit, jembatan, dan jalan raya.
Laporan ini membahas latihan industri selama 10 minggu di Jabatan Kerja Raya Hulu Selangor. Pelajar mengikuti berbagai aktivitas seperti melawat tapak projek, mengawasi kerja konkrit dan launching beam, serta menghadiri taklimat tentang perancangan proyek dan penggunaan perangkat lunak. Pelajar juga belajar tentang peraturan kontrak, teknik sipil seperti asas dan cerucuk, konkrit, jembatan, dan jalan raya.
2. DASAR HUKUM
⊚ Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
⊚ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017
Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator
2
3. MAKSUD PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Untuk memastikan Elevator yang aman dan
handal sehingga dapat melindungi tenaga kerja
dan orang lain yang berada dalam lingkungan
tempat kerja terlindung dari potensi bahaya yang
dapat ditimbulkan dari Elevator.
3
4. TUJUAN PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Memenuhi Persyaratan Peraturan
Perundangan yang berlaku
2. Memeriksa kelayakan dan kehandalan Elevator
3.Mendapatkan sertifikat / Ijin Pemakaian Baru
atau Resertifikasi (Berkala)
4
5. DATA UMUM
5
1.
Perusahaan Pembuat /
Perusahaan Pemasang
Mitsubishi Co. Ltd. / PT. Mitsubishi Jaya
Elevator & Escalator
2. Perusahaan Pemakai
PT. Griya Intan Bengkulu
(Hotel Amaris Bengkulu)
3. Alamat Pemakai
Jl. Putri Gading Cempaka, Kelurahan
Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota
Bengkulu
4. Pengurus / Penanggung jawab Bapak Aris
5. Jenis Elevator Elevator Penumpang
6. Merk Mitsubishi
7. No. Seri / No. Unit Y4-D64 / 01
8. Negara / Tahun Pembuatan Jepang / 2015
6. DATA TEKNIS
6
Data Motor Data Elevator Data Governor
Merk : Mitsubishi Electric
Freq. : 47 Hz
Voltase : 380 V
Daya : 4,6 KW
Merek : Mitsubishi
Serial No. : E Y4-D64
Speed : 60 m/m
Capacity : 750 Kg / 11 orang
Dia. Rope : 10 mm
Jml. Jalur : 4 jalur
Dia. Pully : 41 cm
Type : DG 202
Rated speed : 60 m/m
Dia. Rope : 6 mm
Dia. Pully : 36 cm
Tripping Speed : 84 m/m
Switch Speed : 78 m/m
8. PEMERIKSAAN VISUAL (RUANG MESIN)
8
Sensor Gempa dan
ARD (Automatic Rescue Device) Panel Utama Panel Listrik
9. PEMERIKSAAN VISUAL (RUANG MESIN)
9
Pendingin Ruangan di Ruang Mesin Penerangan di Ruang Mesin
APAR di Ruang Mesin
10. PEMERIKSAAN VISUAL (WIRE ROPE)
10
• Tidak memiliki sambungan, kuat, luwes dan
memiliki spesifikasi bahan yang seragam
• Tidak menggunakan rantai
• 4 Jalur dan memiliki Diameter 10 mm (Standar
harus memiliki lebih atau sama dengan 3 jalur
dan memiliki diameter lebih atau sama dengan
6 mm)
11. PEMERIKSAAN VISUAL (RUANG ATAS)
11
• Ruang bebas di atas sangkar sudah
lebih dari 500 mm
• Penerangan di atas sangkar sudah lebih
dari 100 lux
• Terdapat pintu darurat yang membuka
keluar dengan lebar 700 mm dan tinggi
1400 mm
12. PEMERIKSAAN VISUAL (RUANG PIT)
12
• Ruang bebas lekuk sangkar sudah lebih
dari 500 mm
• Penerangan di atas sangkar sudah lebih
dari 100 lux
• Tersedia tangga mulai dari 1000 mm
dari lantai
• Tersedia saklar pengaman
13. PEMERIKSAAN VISUAL (RUANG MESIN)
13
Tampak Dalam Kereta Celah Antara Kereta dengan Lantai
Tampak Depan Pintu Kereta
15. HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SAFETY DEVICE
15
NO. ALAT PENGAMAN KELENGKAPAN KETERANGAN
1. Emergency Exit / Man Hole Ada Berfungsi
2. Emergency Car Light Ada Berfungsi
3. Emergency Stop Ada Berfungsi
4. Governor Switch Ada Berfungsi
5. Safety Over Load Ada Berfungsi
6. Interphone Ada Berfungsi
7. Safety Pit Switch Ada Berfungsi
8. ARD/Automatic Rescue Device Ada Berfungsi
9. Fire Man Switch Operation Ada Berfungsi
10. Deteksi Gempa Ada Berfungsi
16. Analisa Kekuatan Wire Rope (Safety Factor)
16
Tali Baja merupakan hal yang sangat utama dalam sistem elevator. Maka dari hal itu pemilihan kawat baja harus sangatlah
memperhatikan Safety Factor. Berikut merupakan analisa safety factor :
Diketahui :
Berat Kereta (P) : 1015 kg
Kapasitas (Q) : 750 kg
Jumlah alur (n) : 4 Jalur
System Roping (i) : 2 karena Sistem pentalian 2 : 1
Batas Patah (Bp) : 4741 kgf
Ditanya :
FK (Faktor Keamanan) = ?
Jawab :
Fk = (n x Bp x i) / (P+Q)
Fk = (4 x 4741 x 2) / (1015 + 750)
Fk = 37928 / 1765
Fk = 21,4
“Faktor keamanan sistem elevator ini adalah sebesar 21,4. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 6 tahun 2017 pasal 10
ayat (2) untuk elevator dengan kecepatan 60 m/m faktor keamanan
minimal adalah 9,5 kali. Jadi, dapat dinyatakan faktor keamanan untuk
sistem elevator ini memenuhi syarat.”
17. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriiksaan dan pengujian yang dilakukan pada
Elevator di Hotel Amaris Bengkulu, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan secara visual secara keseluruhan sudah baik
2. Dokumen – dokumen teknis terkait Elevator yang terpasang sudah
lengkap
3. Hasil pengujian terhadap Safety Device yang ada sudah berfungsi
dengan baik
4. Hasil Analisa terhadap Wire Rope yang terpasang pada Elevator
sudah memenuhi standar
17
18. KESIMPULAN
Oleh sebab itu Elevator yang terpasang di Hotel
Amaris Bengkulu dapat dioperasikan dan
direkomendasikan untuk dapat diterbitkan Surat
Keterangan Memenuhi Persyaratan K3 dengan
tetap memperhatikan saran – saran yang ada.
18
19. SARAN
1. Dalam hal perbaikan, perawatan, pemeliharaan dan atau pengoperasian
elevator harus dilakukan oleh Teknisi dan Operator Elevator yang
mempunyai Lisensi K3 dari Kemnaker RI
2. Lakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala terhadap
komponen – komponen elevator yang ada agar tetap terjaga kondisi dan
fungsinya
3. Operator dan Teknisi elevator harus menggunakan Alat Pelindung Diri
(Helm Safety, Sepatu Safety) saat melakukan pemeriksaan, perawatan
dan perbaikan.
4. Lakukan pemeriksaan secara berkala rutin setiap tahun setelah
dilakukannya pemeriksaan dan pengujian
19