Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 13 objek wisata air terjun yang tersebar di 6 kecamatan Kabupaten Padang Pariaman. Pola sebarannya cenderung berkelompok atau berdekatan satu sama lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui distribusi dan pola sebaran objek wisata air terjun di kabupaten tersebut.
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana penataan kawasan tambak di Pantura Jawa dalam upaya revitalisasi. Dokumen menganalisis kondisi tambak saat ini, daya dukung lingkungan, dan merencanakan zonasi rincinya untuk meningkatkan produktivitas perikanan secara berkelanjutan. Dokumen ini juga menganalisis potensi revitalisasi di Kabupaten Gresik sebagai kawasan prioritas.
Dokumen ini membahas manajemen kualitas air yang penting dalam kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain suhu, pH, oksigen, dan zat hara untuk memastikan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan ikan. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh setiap faktor terhadap organisme perairan dan cara mengelola perubahan kondisi lingkungan.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi dan tujuan perjalanan wisata, karakteristik wisatawan, jenis-jenis wisatawan, dan pola pengeluaran wisatawan. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan dan manfaat pengeluaran wisatawan bagi peningkatan ekonomi daerah wisata.
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana penataan kawasan tambak di Pantura Jawa dalam upaya revitalisasi. Dokumen menganalisis kondisi tambak saat ini, daya dukung lingkungan, dan merencanakan zonasi rincinya untuk meningkatkan produktivitas perikanan secara berkelanjutan. Dokumen ini juga menganalisis potensi revitalisasi di Kabupaten Gresik sebagai kawasan prioritas.
Dokumen ini membahas manajemen kualitas air yang penting dalam kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain suhu, pH, oksigen, dan zat hara untuk memastikan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan ikan. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh setiap faktor terhadap organisme perairan dan cara mengelola perubahan kondisi lingkungan.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi dan tujuan perjalanan wisata, karakteristik wisatawan, jenis-jenis wisatawan, dan pola pengeluaran wisatawan. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan dan manfaat pengeluaran wisatawan bagi peningkatan ekonomi daerah wisata.
Dokumen tersebut membahas tentang wisata bahari dan pengembangan kawasan wisata bahari secara berkelanjutan. Beberapa poin pentingnya adalah mengenai prinsip-prinsip ekowisata dan keterlibatan masyarakat setempat, serta pentingnya perencanaan tata ruang dan manajemen wilayah untuk pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan.
Dokumen tersebut merangkum daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan di Jawa Tengah serta perkembangannya dari tahun ke tahun. Jawa Tengah memiliki berbagai destinasi wisata seperti Borobudur, Dieng, Karimunjawa, serta wisata alam seperti pantai, pegunungan, dan goa. Industri pariwisata di Jawa Tengah terus berkembang dengan bertambahnya daya tarik wisata, usaha akomodasi, dan p
Menjelaskan akan kebutuhan wisata yang esensial. Mengemukakan secara detail antara konsep waktu luang dan rekreasi yang berpengaruh pada tingkat pariwisata. Pentingnya waktu luang dalam pariwisata, serta kegiatan dalam wisata yang menunjang rekreasi dan waktu luang wisatawan selama berwisata di suatu destinasi.
Tugas akhir ini membahas perencanaan wisata bahari di Labuan Bajo yang bertujuan menyediakan sarana rekreasi bagi masyarakat. Lokasi yang diusulkan berada di pantai selatan Labuan Bajo dekat area perhotelan dengan akses jalan yang baik. Rencananya meliputi analisis kondisi lokasi, perhitungan kebutuhan ruang, dan desain bangunan serta tata ruang berdasarkan studi obyek serupa.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pariwisata dan unsur-unsurnya, meliputi sejarah perjalanan, pengertian wisatawan, visa, biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, serta jenis-jenis kawasan konservasi alam dan pramuwisata.
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan BaratAnas Nashrullah
Pertemuan membahas rencana pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kalimantan Barat, mencakup pembentukan badan promosi pariwisata, peningkatan SDM, pengelolaan destinasi, dan industri kreatif untuk mencapai target kunjungan wisatawan 20 juta dan devisa US$210 miliar pada 2019. Forum Tata Kelola Pariwisata Kalimantan Barat diusulkan sebagai wadah kerja sama antar stakeholder.
Dokumen ini membahas tentang faktor geografi sebagai penentu destinasi wisata. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi destinasi wisata, elemen-elemen penting dalam sistem pariwisata seperti daya tarik, fasilitas, dan citra destinasi. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan dan pengelolaan destinasi wisata di Indonesia melalui program DMO yang dirancang untuk meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingan pariwisata.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Venus Organizer merencanakan acara Hari Ibu yang bertema "Ibu Menginspirasi Generasi Milenial" yang diselenggarakan pada 22 Desember 2017 di Universitas Mercu Buana. Acara ini meliputi launching buku dan diskusi panel dengan pembicara tentang inspirasi ibu bagi anak milenial.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi kepariwisataan di tingkat nasional dan internasional. Secara umum dibahas mengenai perkembangan organisasi pariwisata yang ditujukan untuk meningkatkan standar industri pariwisata, serta contoh organisasi pariwisata swasta nasional seperti PHRI dan penghargaan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan ekowisata, termasuk definisi ekowisata sebagai wisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat, serta prinsip-prinsip kepariwisataan berkelanjutan seperti berbasis masyarakat dan berwawasan budaya."
Kelompok Sadar Wisata adalah organisasi masyarakat yang berperan sebagai penggerak dalam menciptakan iklim kondusif bagi tumbuhnya pariwisata dan memberdayakan potensi masyarakat setempat. Kelompok ini bertugas memperkenalkan potensi wisata daerah, memotivasi masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, serta berperan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan bersama pemerintah daerah
Tantangan dan Upaya Konservasi Ikan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Ikan hiu sebagai predator puncak dalam rantai makanannya menjadi penyeimbang dalam suatu ekosistem perairan namun populasinya kini kian menurun akibat penangkapan berlebihan. Untuk itu perlu adanya regulasi nasional untuk membatasi penangkapannya
Ekosistem pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut yang dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses sedimentasi. Wilayah ini memiliki berbagai karakteristik seperti pasang surut, gelombang, dan tanah yang subur yang mendukung beragam flora dan fauna. Terdapat berbagai tantangan dalam pengelolaan wilayah pesisir seperti pencemaran, kerusakan habitat, dan eksploitasi berlebihan yang perlu di
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen kegiatan pariwisata yang meliputi wisatawan, daya tarik wisata, aksesibilitas, dan aspek-aspek lainnya. Dokumen tersebut juga membahas tentang sistem pariwisata yang terdiri dari 5 elemen utama yaitu wilayah penghasil wisatawan, wisatawan yang berangkat, rute transit, wilayah tujuan wisata, dan wisatawan yang kembali serta berbagai sektor yang terlib
1. Dokumen tersebut membahas tahapan perkembangan pariwisata pada suatu daerah, mulai dari tahap awal ketika pariwisata dipandang sebagai sektor yang menjanjikan, hingga mencapai titik jenuh dan masa sulit bagi pengusaha pariwisata.
Dokumen tersebut membahas tentang wisata bahari dan pengembangan kawasan wisata bahari secara berkelanjutan. Beberapa poin pentingnya adalah mengenai prinsip-prinsip ekowisata dan keterlibatan masyarakat setempat, serta pentingnya perencanaan tata ruang dan manajemen wilayah untuk pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan.
Dokumen tersebut merangkum daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan di Jawa Tengah serta perkembangannya dari tahun ke tahun. Jawa Tengah memiliki berbagai destinasi wisata seperti Borobudur, Dieng, Karimunjawa, serta wisata alam seperti pantai, pegunungan, dan goa. Industri pariwisata di Jawa Tengah terus berkembang dengan bertambahnya daya tarik wisata, usaha akomodasi, dan p
Menjelaskan akan kebutuhan wisata yang esensial. Mengemukakan secara detail antara konsep waktu luang dan rekreasi yang berpengaruh pada tingkat pariwisata. Pentingnya waktu luang dalam pariwisata, serta kegiatan dalam wisata yang menunjang rekreasi dan waktu luang wisatawan selama berwisata di suatu destinasi.
Tugas akhir ini membahas perencanaan wisata bahari di Labuan Bajo yang bertujuan menyediakan sarana rekreasi bagi masyarakat. Lokasi yang diusulkan berada di pantai selatan Labuan Bajo dekat area perhotelan dengan akses jalan yang baik. Rencananya meliputi analisis kondisi lokasi, perhitungan kebutuhan ruang, dan desain bangunan serta tata ruang berdasarkan studi obyek serupa.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pariwisata dan unsur-unsurnya, meliputi sejarah perjalanan, pengertian wisatawan, visa, biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, serta jenis-jenis kawasan konservasi alam dan pramuwisata.
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan BaratAnas Nashrullah
Pertemuan membahas rencana pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kalimantan Barat, mencakup pembentukan badan promosi pariwisata, peningkatan SDM, pengelolaan destinasi, dan industri kreatif untuk mencapai target kunjungan wisatawan 20 juta dan devisa US$210 miliar pada 2019. Forum Tata Kelola Pariwisata Kalimantan Barat diusulkan sebagai wadah kerja sama antar stakeholder.
Dokumen ini membahas tentang faktor geografi sebagai penentu destinasi wisata. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi destinasi wisata, elemen-elemen penting dalam sistem pariwisata seperti daya tarik, fasilitas, dan citra destinasi. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan dan pengelolaan destinasi wisata di Indonesia melalui program DMO yang dirancang untuk meningkatkan sinergi antar pemangku kepentingan pariwisata.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Venus Organizer merencanakan acara Hari Ibu yang bertema "Ibu Menginspirasi Generasi Milenial" yang diselenggarakan pada 22 Desember 2017 di Universitas Mercu Buana. Acara ini meliputi launching buku dan diskusi panel dengan pembicara tentang inspirasi ibu bagi anak milenial.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi kepariwisataan di tingkat nasional dan internasional. Secara umum dibahas mengenai perkembangan organisasi pariwisata yang ditujukan untuk meningkatkan standar industri pariwisata, serta contoh organisasi pariwisata swasta nasional seperti PHRI dan penghargaan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan ekowisata, termasuk definisi ekowisata sebagai wisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat, serta prinsip-prinsip kepariwisataan berkelanjutan seperti berbasis masyarakat dan berwawasan budaya."
Kelompok Sadar Wisata adalah organisasi masyarakat yang berperan sebagai penggerak dalam menciptakan iklim kondusif bagi tumbuhnya pariwisata dan memberdayakan potensi masyarakat setempat. Kelompok ini bertugas memperkenalkan potensi wisata daerah, memotivasi masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, serta berperan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan bersama pemerintah daerah
Tantangan dan Upaya Konservasi Ikan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Ikan hiu sebagai predator puncak dalam rantai makanannya menjadi penyeimbang dalam suatu ekosistem perairan namun populasinya kini kian menurun akibat penangkapan berlebihan. Untuk itu perlu adanya regulasi nasional untuk membatasi penangkapannya
Ekosistem pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut yang dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses sedimentasi. Wilayah ini memiliki berbagai karakteristik seperti pasang surut, gelombang, dan tanah yang subur yang mendukung beragam flora dan fauna. Terdapat berbagai tantangan dalam pengelolaan wilayah pesisir seperti pencemaran, kerusakan habitat, dan eksploitasi berlebihan yang perlu di
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen kegiatan pariwisata yang meliputi wisatawan, daya tarik wisata, aksesibilitas, dan aspek-aspek lainnya. Dokumen tersebut juga membahas tentang sistem pariwisata yang terdiri dari 5 elemen utama yaitu wilayah penghasil wisatawan, wisatawan yang berangkat, rute transit, wilayah tujuan wisata, dan wisatawan yang kembali serta berbagai sektor yang terlib
1. Dokumen tersebut membahas tahapan perkembangan pariwisata pada suatu daerah, mulai dari tahap awal ketika pariwisata dipandang sebagai sektor yang menjanjikan, hingga mencapai titik jenuh dan masa sulit bagi pengusaha pariwisata.
TINGKAT KESESUAIAN KAWASAN WISATA PANTAI DESA SUAK KECAMATAN SIDOMULYO KABUPA...NaziraElqina
Berisi tentang Indeks Kesesuaian Kawasan WISATA di desa Suak, Kabupaten Lampung Selatan
Wisata Bahari adalah seluruh kegiatan wisata yang berkaitan dengan bahari atau yang aktivitasnya dilakukan di kawasan laut dan kawasan pantai, dapat juga di kawasan danau, sungai, atau perairan yang memadahi untuk aktivitas bahari.
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan wisata Pantai Suak kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung yang terbagi menjadi 2 titik penelitian. Penelitian ini dilakukan pada 19 November 2023 dengan metode penelitian menggunakan metode survei dan analisis deskriftif yang bermaksud untuk membuat penggambaran mengenai situasi, kondisi atau kejadian pada daerah yang menjadi objek kajian penelitian
Laporan fieldtrip Cagar Alam Pangandaran, Green Canyon dan Kampung NagaFlourentina Dwiindah P
Laporan Fieldtrip MK. Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan dan Ekologi Lanskap 2014. Pascasarjana Arsitektur Lanskap. Institut Pertanian Bogor.Mohon agar mencantumkan sumber jika mengambil materi dari laporan ini. Terima Kasih.
1. Penelitian ini bertujuan untuk memahami preferensi lanskap milenial dalam wisata pegunungan dari perspektif lanskap alam dan manusia serta mengetahui adakah perbedaan preferensi berdasarkan jenis kelamin, moda transportasi, dan pola perjalanan wisata.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa milenial lebih tertarik
Bentuk lahan diklasifikasikan ke dalam 9 jenis berdasarkan genesis dan proses pembentukannya. Jenis bentuk lahan vulkanik meliputi dike, kawah, kaldera, dan volcanic neck. Jenis bentuk lahan struktural terbentuk akibat proses tektonik seperti patahan dan lipatan. Jenis bentuk lahan glasial terbentuk oleh es, seperti morena dan drumlin.
Pembelajaran dari Program Belitung Mangrove ParkYayasan TERANGI
Pembelajaran Program Belitung Mangrove Park: Pemanfaatan lahan bekas tambang sebagai taman wisata mangrove dalam upaya rehabilitasi ekosistem dan sekuestrasi karbon
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiranawan putih
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemerintah provinsi Jawa Tengah terkait pengembangan kawasan pariwisata Sangiran dan sekitarnya di Kabupaten Sragen. Dokumen menjelaskan tentang zonasi kawasan situs manusia purba Sangiran, arah pengembangan kawasan tersebut, serta konsep pemasaran untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
CV Faisal Rais menunjukkan bahwa beliau lulusan S1 Biologi dari Universitas Lampung, lahir di Bandar Lampung pada 1992, dan memiliki pengalaman luas dalam penelitian terumbu karang dan konservasi laut melalui organisasi kampus dan lembaga nirlaba.
Dengan banyaknya sumber belajar ada di daerah Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor, namun keberadaan sumber belajar ini kurang dimanfaatkan dalam pembelajaran oleh guru-guru di kecamatan tersebut. Untuk itu diperlukan sebuah upaya kegiatan pendampingan bagi guru agar dapat memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai sumber belajar. Pendampingan ini dilaksanakan dalam program pengabdian masyarakat program studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 2019.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini para guru diberi bimbingan, pelatihan dan pendampingan untuk dapat memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai sumber belajar, salah satunya adalah mengembangkan media poster sebagai sumber belajar.
Pendekatan yang ditawarkan bagi realisasi program Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah model pemanfaatan dari Arief Sadiman dkk yaitu 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, 3) Tindak lanjut.
Pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan guru-guru SD di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan pada guru agar dapat memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai sumber belajar.
Program “Pendampingan Pengembangan Media dan Strategi Pembelajaran Guru-Guru SD Kecamatan Sukamakmur” ini merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan guru-guru SD di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, para guru diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai sumber belajar.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui reaksi para peserta terhadap kegiatan pendampingan dan sejauh mana para guru memahami bagaimana pengembangan media poster sebagai sumber belajar. Evaluasi reaksi dari peserta adalah sangat baik. Pemahaman guru terhadap pengembangan media poster sebagai sumber belajar juga sangat baik.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
PPT KOMPRE ICHI.pptx
1. DISTRIBUSI SPASIAL OBJEK WISATAAIR TERJUN
DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2021
ULANDARI PRIMESIA
16030006
PEMBIMBING I
Dr. Dastizal, M.P
PEMBIMBING II
Trina Febriani, M.Pd
2. BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana distribusi spasial air terjun di Kabupaten Padang
pariaman ?
2. Bagaimana pola spasial air terjun di Kabupaten Padang
Pariaman ?
A. Latar
Belakang
Masalah
• Pariwisata
• Objek Wisata Air Terjun
3. 1. Untuk mengetahui distribusi spasial air terjun di Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Untuk mengetahui pola spasial air terjun di Kabupaten
Padang Pariaman
C. Tujuan
Masalah
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana
(S1) di Program Studi Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
2. Sebagai penambah wawasan penelitian untuk masa yang
akan datang.
3. Menjadi informasi dan pedoman bagi Dinas Pariwisata
Kabupaten Padang Pariaman.
4. Untuk mempermudah kecamatan melihat letak lokasi objek
wisata air terjun dalam bentuk peta.
5. Menjadi pedoman dalam penelitian bagi peneliti selanjutnya.
D. Manfaat
Penelitian
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Analisis Spasial
a. Ferina (2019)
b. Partono (2016)
c. Pramudia (2008)
d. Sukiyah (2017)
2. Pola Spasial
a. Tuloli (2014)
b. Rizki dalam
Amanda (2018)
c. Nuryani dalam
Ichsan (2019)
3. Pariwisata
a. Riwayatiningsih (2017)
b. Priyanto dalam Oktavia
(2019)
c. Marpaung (2002)
d. Bakaruddin (2010)
4. Sistem Informasi
Geografi
a. Handayani (2019)
b. Pramudia (2008)
c. Irwansyah (2013)
5. Lanjutan...
B. Penelitian Relevan
Penelitian Partono (2016) dengan judul
“Pemanfaatan sistem informasi
geografis (SIG) untuk pemetaan wisata
alam dan budaya sebagai usaha
perkembangan Kabupaten Sukoharjo”
Penelitian Riwayatiningsih (2017)
dengan Judul
“Pemanfaatan Sistem Informasi
Geografi dalam Pengembangan
Pariwisata”
Penelitian Dahesri (2011) dengan judul
“Sistem Informasi Geografi Objek
Wisata di Kabupaten Kuantan
Singingi”
Penelitian Firliana (2010) dengan
Judul
“Pemanfaatan GIS Untuk Sistem
Informasi Pariwisata”
6. Lanjutan... C. Kerangka Konseptual
OBJEK WISATA AIR TERJUN
Distribusi Spasial Objek
Wisata Air Terjun
Pola Spasial Objek Wisata
Air Terjun
Jarak Objek
Lokasi Objek
Pola Spasial
Distribusi Spasial Objek Wisata Air Terjun Di
Kabupaten Padang Pariaman
7. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN : Deskriptif
C. ALAT DAN BAHAN :
1. Bahan : Peta administrasi, Peta lokasi penelitian
2. Alat : Laptop, Kamera, ArcGis
B. POPULASI DAN SAMPEL :
1. Populasi : Semua air terjun di Kabupaten Padang Pariaman.
2. Sampel : Teknik Pengambilan Sampel yaitu : Total Sampling
Dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
8. Lanjutan...
E. JENIS DATA DAN PENGUMPULAN DATA
1. Data Sekunder : Data dari Instansi Terkait
2. Data Primer : Hasil dari survey Lapangan
F. Tajap Penelitian
1. Pra penelitian
2. Penelitian dan Analisa
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR
1. Distribusi spasial objek wisata air terjun
Dengan Indikator : Lokasi air terjun
2. Pola distribusi spasial objek wisata air terjun
Dengan Indikator : Jarak , Pola spasial air terjun
9. H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Spasial
Analisa data untuk tujuan pertama dengan analisis Peta
menggunakan ArcGis 10.4
• Melakukan plot titik koordinat di masing-masing objek
wisata air terjun di Kabupaten Padang Pariaman dengan
menggunakan GPS
• Memasukkan titik koordinat ke Software ArcGis 10.4
• Membuat peta persebaran objek wisata air terjun di
Kabupaten Padang Pariaman
2. Analisis Tetangga Terdekat
Penyebaran pola ruang atau wilayah tertentu adalah :
<1 : mengelompok (Cluster)
1-2,15 : acak (random)
>2,15 : Teratur (Reguler)
10. Secara administrasi Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17
Kecamatan :
A. Gambaran Umum
BAB IV
HASIL PENELITIAN
No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)
1 Batang Anai 164,68
2 Lubuk Alung 124,77
3 Sintuk Toboh Gadang 32,65
4 Ulakan Tapakis 23,01
5 Nan Sabaris 66,21
6 2 x 11 Enam Lingkung 40,64
7 Enam Lingkung 34,28
8 2 x 11 Kayu Tanam 188,55
9 VII Koto Sungai Sariak 63,42
10 Patamuan 77,95
11 Padang Sago 34,93
12 V Koto Kampung Dalam 66,91
13 V Koto Timur 66,45
14 Sungai Limau 90,36
15 Batang Gasan 76,26
16 Sungai Geringging 107,73
17 IV Koto Aur Malintang 84,29
11.
12. B. Temuan Khusus 1. Distribusi Spasial Objek
Wisata Air Terjun
a. Lokasi Air Terjun
20. C. Pembahasan
Pertama : Berdasarkan hasil penelitian lapangan di Kabupaten Padang Pariaman
memiliki 13 Objek wisata air terjun yang tersebar di 6 kecamatan yaitu Air Terjun Nyarai,
Pelangi, Belek dan Ngalau Aia Hilang di Kecamatan Lubuk Alung, Air terjun Batu basurek di
Kecamatan Sungai Geringging, Air terjun Baburai dan Langkuik di Kecamatan V Koto
Kampung Dalam, Air Terjun Sarasah di Batang Anai, Air Terjun Lubuk Bonta, Batang Piaman,
Tirta Alami dan Ngungun di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, dan terakhir Air Terjun Baburai
Sipisang di Kecamatan Patamuan.
Kedua : Pola Distribusi Spasial Objek Wisata Air Terjun di Kabupaten Padang
Pariaman, berdasarkan analisis tetangga terdekat terlihat kecenderungan pola persebaran Objek
Wisata Air Terjun di Kabupaten Padang Pariaman lebih mengelompok (cluster) (T = 0,888), hal
ini diketahui nilai T diperoleh yang berada antara < 1 (0,888) dengan kategori mengelompok
(cluster). Hal ini diperoleh dari hasil pengolahan data manual diukur pada peta titik sebaran
Objek Wisata Air Terjun di Kabupaten Padang Pariaman dan digital software ArcGis 10.4.
21. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan, di
Kabupaten Padang Pariaman memiliki 13 Objek Wisata Air Terjun di 6
kecamatan, dan jarak antara objek wisata air terjun umumnya 2 Km - 7
Km. Menurut analisis tetangga terdekat yang diolah dari software ArcGis
10.4 dapat diketahui Objek Wisata Air Terjun yang tersebar di Kabupaten
Padang Pariaman berpola mengelompok (cluster) dan lebih banyak
berada pada dekat perbukitan.
22. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka peneliti menyarankan kepada :
1. Dinas Pariwisata
Peneliti menyarankan kepada Dinas Pariwisata selaku pengelola Objek Wisata Air Terjun
untuk membangun ataupun mengembangkan objek wisata yang ada di Kabupaten Padang
Pariaman.
2. Masyarakat Pengelola
Peneliti menyarankan kepada masyarakat pengelola selaku pengelola pembantu Dinas
Pariwisata untuk selalu menyediakan tempat sampah pada objek wisata air terjun
sehingga pengunjung akan mudah untuk membuang sampah di sekitar objek wisata air
terjun tersebut.
3. Masyarakat Pengunjung
Peneliti menyarankan kepada Masyarakat selaku pengunjung Objek Wisata Air Terjun
untuk menjaga kebersihan Objek Wisata Air Terjun agar ke asrian Objek Wisata Air Terjun
di Kabupaten Padang Pariaman terjaga.
BAB V
PENUTUP