Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan sistem kesehatan dan layanan kesehatan berbasis kejadian luar biasa (SKD-KLB) di Indonesia. Secara garis besar mencakup (1) pengorganisasian SKD-KLB di berbagai tingkatan, (2) sasaran dan kegiatan SKD-KLB seperti kajian epidemiologi, peringatan dini, dan kesiapsiagaan, serta (3) peran unit-unit SKD-KLB dalam melakukan kerja jej
Dokumen tersebut membahas tentang investigasi epidemiologi terhadap kejadian luar biasa (KLB). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi KLB menurut Departemen Kesehatan, kriteria penetapan KLB, proses pelaksanaan surveilans KLB, penyelenggaraan surveilans termasuk kajian epidemiologi, peringatan dini, dan peningkatan kesiapsiagaan. Dokumen juga menjelaskan prosedur penyelidikan epidemiologi terhadap K
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Daerah Khusus Lingkungan Bencana (SKD-KLB) yang mencakup pengorganisasian, sasaran, kegiatan seperti kajian epidemiologi ancaman KLB, peringatan dini, peningkatan kewaspadaan, deteksi dini KLB, kesiapsiagaan, dan peran masing-masing unit pelaksana SKD-KLB.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kejadian luar biasa (KLB), penyelidikan KLB, penanggulangan KLB, kriteria KLB, jenis penyakit yang menimbulkan KLB, penggolongan KLB berdasarkan sumbernya, dan peran serta kompetensi perawat dalam penanggulangan KLB.
Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan Sistem Kesehatan Darurat Lingkungan dan Kewaspadaan Bahaya (SKD-KLB) di Indonesia. SKD-KLB bertujuan untuk mendeteksi dini potensi wabah penyakit menular dan kondisi rentan, serta meningkatkan kesiapsiagaan untuk menanggulangi wabah secara cepat dan tepat. Dokumen ini menjelaskan organisasi, sasaran, kegiatan, peran unit SKD-KLB, dan
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan sistem kesehatan dan layanan kesehatan berbasis kejadian luar biasa (SKD-KLB) di Indonesia. Secara garis besar mencakup (1) pengorganisasian SKD-KLB di berbagai tingkatan, (2) sasaran dan kegiatan SKD-KLB seperti kajian epidemiologi, peringatan dini, dan kesiapsiagaan, serta (3) peran unit-unit SKD-KLB dalam melakukan kerja jej
Dokumen tersebut membahas tentang investigasi epidemiologi terhadap kejadian luar biasa (KLB). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi KLB menurut Departemen Kesehatan, kriteria penetapan KLB, proses pelaksanaan surveilans KLB, penyelenggaraan surveilans termasuk kajian epidemiologi, peringatan dini, dan peningkatan kesiapsiagaan. Dokumen juga menjelaskan prosedur penyelidikan epidemiologi terhadap K
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Daerah Khusus Lingkungan Bencana (SKD-KLB) yang mencakup pengorganisasian, sasaran, kegiatan seperti kajian epidemiologi ancaman KLB, peringatan dini, peningkatan kewaspadaan, deteksi dini KLB, kesiapsiagaan, dan peran masing-masing unit pelaksana SKD-KLB.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kejadian luar biasa (KLB), penyelidikan KLB, penanggulangan KLB, kriteria KLB, jenis penyakit yang menimbulkan KLB, penggolongan KLB berdasarkan sumbernya, dan peran serta kompetensi perawat dalam penanggulangan KLB.
Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan Sistem Kesehatan Darurat Lingkungan dan Kewaspadaan Bahaya (SKD-KLB) di Indonesia. SKD-KLB bertujuan untuk mendeteksi dini potensi wabah penyakit menular dan kondisi rentan, serta meningkatkan kesiapsiagaan untuk menanggulangi wabah secara cepat dan tepat. Dokumen ini menjelaskan organisasi, sasaran, kegiatan, peran unit SKD-KLB, dan
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Baru mi2 pengamatan epidemiologi - bbpk ciloto nov 2020BidangTFBBPKCiloto
Dokumen tersebut membahas tentang penyiapan pengumpulan data epidemiologi, termasuk menyusun metode dan instrumen pengumpulan data primer dan sekunder serta contoh simulasinya. Dokumen ini juga membahas tentang pengolahan dan analisis data epidemiologi."
Dokumen tersebut merupakan presentasi pelatihan jabatan fungsional epidemiologi yang membahas tentang pengertian dasar epidemiologi, variabel epidemiologi, pendekatan epidemiologi, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, serta prinsip-prinsip pengendalian penyakit."
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terus menerus untuk menentukan tindakan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini memiliki ciri keteraturan, berkelanjutan, mudah dilakukan, dan memiliki indikator keberhasilan. Tujuannya antara lain untuk memantau tren penyakit, mendeteksi kejadian luar biasa, serta menyediakan informasi untuk kebijakan kese
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, termasuk tujuan penyelidikan epidemiologi, pengertian penyelidikan dan penelitian epidemiologi, serta studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
2. Studi epidemiologi deskriptif digunakan untuk menggambarkan situasi populasi dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok, sedangkan studi epidemiologi anal
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiYusneri Ahs
Dokumen tersebut berisi petunjuk teknis pelacakan bayi dan baduta yang belum atau tidak lengkap imunisasinya. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan imunisasi dengan menemukan anak-anak yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi atau belum selesai imunisasinya sesuai jadwal."
Dokumen tersebut membahas kebijakan Kementerian Kesehatan RI dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Kebijakan ini berlandaskan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait. Tujuannya adalah meningkatkan penanggulangan krisis secara cepat dan terpadu melalui koordinasi, informasi, sarana prasarana, dan kesiapsiagaan masyarakat. Pusat Penanggulangan Krisis bertugas mer
Baru mi2 pengamatan epidemiologi - bbpk ciloto nov 2020BidangTFBBPKCiloto
Dokumen tersebut membahas tentang penyiapan pengumpulan data epidemiologi, termasuk menyusun metode dan instrumen pengumpulan data primer dan sekunder serta contoh simulasinya. Dokumen ini juga membahas tentang pengolahan dan analisis data epidemiologi."
Dokumen tersebut merupakan presentasi pelatihan jabatan fungsional epidemiologi yang membahas tentang pengertian dasar epidemiologi, variabel epidemiologi, pendekatan epidemiologi, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, serta prinsip-prinsip pengendalian penyakit."
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terus menerus untuk menentukan tindakan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini memiliki ciri keteraturan, berkelanjutan, mudah dilakukan, dan memiliki indikator keberhasilan. Tujuannya antara lain untuk memantau tren penyakit, mendeteksi kejadian luar biasa, serta menyediakan informasi untuk kebijakan kese
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, termasuk tujuan penyelidikan epidemiologi, pengertian penyelidikan dan penelitian epidemiologi, serta studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
2. Studi epidemiologi deskriptif digunakan untuk menggambarkan situasi populasi dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok, sedangkan studi epidemiologi anal
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiYusneri Ahs
Dokumen tersebut berisi petunjuk teknis pelacakan bayi dan baduta yang belum atau tidak lengkap imunisasinya. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan imunisasi dengan menemukan anak-anak yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi atau belum selesai imunisasinya sesuai jadwal."
Dokumen tersebut membahas kebijakan Kementerian Kesehatan RI dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Kebijakan ini berlandaskan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan terkait. Tujuannya adalah meningkatkan penanggulangan krisis secara cepat dan terpadu melalui koordinasi, informasi, sarana prasarana, dan kesiapsiagaan masyarakat. Pusat Penanggulangan Krisis bertugas mer
Dokumen tersebut membahas pengendalian demam berdarah dan malaria di Indonesia. Ia menjelaskan upaya pengendalian yang dilakukan pemerintah Indonesia meliputi surveilans, diagnosis, pengobatan, serta pengendalian vektor. Dokumen tersebut juga membahas pendekatan Manajemen Vektor Terpadu yang dipromosikan WHO untuk pengendalian vektor secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran PKB Siaga dalam pencegahan Covid-19 dan SOP penanganan pasien Covid-19 di Puskesmas.
2. Langkah-langkah tugas PKB Siaga Covid-19 meliputi memantau perkembangan virus, edukasi masyarakat, dan memfasilitasi pasien ke fasilitas kesehatan.
3. SOP penanganan pasien Covid-19 di Puskesmas meliputi pengaw
Pmk no _11_th_2019_ttg_penanggulangan_kustarickygunawan84
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang penanggulangan kusta di Indonesia dengan tujuan eliminasi kusta tingkat provinsi pada 2019 dan tingkat kabupaten/kota pada 2024. Strategi yang diambil meliputi penguatan advokasi, peran masyarakat, sumber daya, dan sistem surveilans. Kegiatan penanggulangan meliputi promosi kesehatan, surveilans, kemoprofilaksis, dan pengobatan penderita kusta.
Buku pedoman ini membahas program pengendalian kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan pangan yang bertujuan meningkatkan respon dalam waktu kurang dari 24 jam terhadap sinyal penyakit berpotensi KLB dan memenuhi kapasitas inti surveilans dan respon sesuai peraturan kesehatan internasional. Program ini dilaksanakan secara bertahap untuk mendeteksi dini ancaman kesehatan akibat perubahan lingkungan dan gaya
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
Dokumen tersebut merupakan rencana advokasi program surveilans campak di Papua tahun 2014. Tujuannya adalah memperoleh dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dana, sarana, dan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kasus campak. Berdasarkan analisis data, diperlukan dukungan kebijakan dan dana untuk meningkatkan cakupan surveilans campak dan imunisasi guna mencegah kasus dan kematian
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
2. OLEH :
1. Hesty Kartika Dewi (P07133114022)
2. Nur Aini Wilantika (P07133114029)
3. Tiara Ikka Putri (P07133114038)
4. Umniyatul Fuadah (P07133114039)
DIII Reguler A
Jurusan Kesehatan Lingkungan
3. A. Pengorganisasian
Sesuai dengan peran dan fungsinya maka setiap Unit Pelayanan Kesehatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Prpopinsi dan Departemen
Kesehatan wajib menyelenggarakan SKD-KLB dengan membentuk unit
pelaksana yang bersifat fungsional atau struktural.
B. Sasaran
Sasaran SKD-KLB meliputi penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB.
C. Kegiatan SKD-KLB
Kegiatan SKD-KLB meliputi kajian epidemiologi untuk mengidentifikasi
ancaman KLB, peringatan kewaspadaan dini KLB, peningkatan kewaspadaan
dan kesiapseiagaan terhadap KLB.
Kewaspadaan terhadap KLB berupa deteksi dini KLB, deteksi dini kondisi
rentan KLB serta penyelidikan dugaan adanya KLB.
4. Secara skematis hubungan kegiatan SKD-KLB satu dengan yang lain
dapat dilihat pada skema :
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Bahan kajian nya yaitu :
a. Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB
b. Kerentanan masyarakat (status gizi dan imunisasi)
c. Kerentanan lingkungan
d. Kerentanan pelayanan kesehatan
e. Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau
negara lain
f. Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi
5. Sumber data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB :
a. Laporan KLB/wabahan dan hasil penyelidikan KLB
b. Data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya
c. Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB
d. Sistem peringatan dini-KLB di Puskesmas
e. Data surveilans terpadu penyakit
f. Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB
g. Data cakupan program
h. Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi
geofisika
i. Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan KLB
6. 2. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
3. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB
Kewaspadaan terhadap timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan
lingkungan-perilaku, dan kerentanan pelayanan kesehatan terhadap KLB dengan
menerapkan cara-cara serveilans epidemiologi atau pemantauan wilayah
setempat (PWS) kondisi rentan KLB
Identifikasi Kondisi Rentan KLB
Pemantauan Wilayah Setempat Kondisi Rentan KLB
Penyelidikan Dugaan Kondisi rentan KLB
b. Deteksi Dini KLB
Mengidentifikasi kasus berpotensi KLB, pemantauan wilayah setempat terhadap
penyakit-penyakit berpotensi KLB dan penyelidikan dugaan KLB
Identifikasi Kasus Berpotensi KLB
Pemantauan Wilayah Setempat Penyakit Berpotensi KLB
Penyelidikan Dugaan KLB
7. c. Deteksi Dini KLB melalui Pelaporan Kewaspadaan KLB oleh Masyarakat
Isi laporan kewaspadaan terdiri dari jenis penyakit, gejala-gejala penyakit,
desa/lurah, kecamatan dan kabupaten/kota tempat kejadian, waktu
kejadian, jumlah penderita dan jumlah meninggal.
d. Kesiapsiagaan Menghadapi KLB
Kesiapsiagaan SDM
Kesiapsiagaan Sistem Konsultasi dan Referensi
Kesiapsiagaan Sarana Penunjang dan Anggaran Biaya
Kesiapsiagaan Strategi dan Tim Penanggulangan KLB
Kesiapsiagaan Kerjasama Penanggulangan KLB Kabupaten/Kota,
Propinsi dan Pusat
e. Tindakan Penanggulangan KLB yang Cepat dan Tepat
f. Advokasi dan Asistensi Penyeleggaaan SKD-KLB
g. Pengembangan SKD-KLB darurat
8. D. Peran Unit SKD-KLB dan Mekanisme Kerja
Upaya :
1. Peran Departemen Kesehatan
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Membangun jejaring kerja dalam pengumpulan, pengolahan data dan informasi
penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB secara nasional
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap
perkembangan penyakit berpotensi KLB dan fakto risikonya
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB, kualitas
penyelenggaraan penanggulangan KLB, serta kualitas kerjasama dalam jejaring
SKD-KLB
b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya
ancaman KLB
Mengidentifikasi adanya ancaman KLB dan dalam waktu secepat-cepatnya
memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya
ancaman KLB dalam jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB di
9. c. Peningkatan Kesiapsiagaan Terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi
rentan KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhadap KLB atau
dugaan adanya KLB
Mendorong kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB serta pelaksanaan
upaya-upaya pencegahan KLB melalui perbaikan kondisi rentan KLB di Propinsi
Apabila diperlukan melakukan penyiapan tim penyelidikan dan penanggulangan
KLB nasional, penyiapan cadangan obat dan sarana penunjang penyelidikan dan
penanggulangan KLB nasional, serta penyiapan media komunikasi dan
konsultasi, penyiapan jejaring SKD-KLB dan pedoman penyelidikan dan
penanggulangan KLB serta tata cara pelaporannya secara nasional.
Menjalin kemitraan lintas sektor terkait nasional dalam upaya pencegahan KLB
melalui perbaikan kondisi rentan KLB
10. d. Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan SKD-KLB
Mengupayakan dukungan kebijakan dan anggaran penyelenggaraan SKD-KLB
secara nasional
Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis penyelenggaraan SKD-KLB
e. Pengembangan Teknologi SKD-KLB
Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi SKD-KLB serta
penanggulangan KLB
Pengembangan teknologi diagnostik
f. Menyusun peraturan perundangan
Menyusun pedoman SKD-KLB dan penanggulangan KLB masing-masing
penyakit berpotensi KLB secara nasional
g. Pengembangan dan atau peningkatan SKD-KLB Darurat
Untuk menghadapi ancaman serangan KLB penyakit tertentu yang sangat serius
dapat mengembangkan SKD-KLB penyakit tertentu yang baru atau meningkat
SKD-KLB penyakit tertentu yang sudah ada, pada wilayah tertentu dan periode
waktu tertentu.
11. 2. Peran Dinas Kesehatan Propinsi
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penyakit
berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB di daerah propinsi dengan bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Departemen Kesehatan
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap
perkembangan penyakit berpotensi KLB dan faktor-faktor risikonya, sehingga
dapat mengidentifikasi adanya ancaman KLB di daerah propinsi atau pada
beberapa wilayah kabupaten/Kota tertentu
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB, kajian
kualitas penyelenggaraan penanggulangan KLB, serta kajian kualitas kerjasama
dalam jejaring SKD-KLB
12. b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya
ancaman KLB kepada program terkait di lingkungan DinKes Propinsi, DinKes
Kabupaten/Kota, dan sektor terkait di daerah propinsi secara teratur setiap bulan.
Apabila terindentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan
mendesak, maka dalam waktu secepat-cepatnya memberikan peringatan
kewaspadaan dini KLB kepada program terkait di lingkungan DinKes Propinsi
dan sektor terkait di daerah propinsi, DinKes Propinsi berbatasan dan
Departemen Kesehatan
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya
ancaman KLB dalam jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB di
lingkungan DinKes Propinsi, DinKes Kabupaten/Kota dan lintas sektor propinsi
secara teratur setiap tahun.
c. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhdap kondisi
rentan KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhaap dugaan
13. Apabila diperlukan kesiapsiagaan terhadap KLB, melakukan penyiapan tim
penyelidikan dan penanggulangan KLB propinsi, penyiapan cadangan obat dan
sarana penunjang penyelidikan dan penanggulangan KLB propinsi, penyiapan
jmedia komunikasi dan konsultasi, penyediaan jejaring SKD-KLB dan
penyusunan pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB serta tata cara
pelaporannya di daerah propinsi.
Menjalin kemitraan lintas sektor terkain di propinsi dalam upaya pencegahan KLB
melaluiperbaikan kondisi renta KLB
d. Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan SKD-KLB
Mengupayakan dukungan politik dan anggaran penyelenggaraan SKD-KLB di
propinsi
Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis penyelenggaraan SKD-KLB di
Kabupaten/Kota
Menyusun peraturan dan pedoman SKD-KLB dan penanggulangan KLB di
propinsi
14. 3. Peran Kantor Kesehatan Pelabuhan
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penyakit
berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB di daerah kerja Kantor Kesehatan
pelabuhan dengan bekerjasama dengan DinKes kabupaten/kota dan DinKes
Propinsi serta kerjasama antar negara
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap
perkembangan penyakit berpotensi KLB dan faktor-faktor risikonya, sehingga
dapat mengidentifikasi adanya ancaman KLB di daerah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan serta diseluruh wilayah Indonesia
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB, kualitas
penyelenggaraan penanggulangan KLB, serta kualitas kerjasama dalam jejaring
SKD-KLB
15. b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB kepada
program terkait di lingkungan DinKes propinsi, DinKes Kabupaten/Kota, dan di lingkungan daerah
kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan secara teratur setiap bulan.
Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak, maka dalam waktu
secepat cepatnya memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada DinKes Kabupaten/Kota,
DinKes Propinsi, di lingkungan daerah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Departemen
Kesehatan.
Mendorong kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB serta pelaksanaan upaya-upaya
pencegahan KLB melalui perbaikan kondisi rentan KLB di daerah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
Kesiapsiagaan terhadap KLB, terutama penyiapan tim, penyelidikan dan penanggulangan KLB,
penyiapan cadangan obat dan sarana penunjang penyelidikan dan penanggulangan KLB,
penyiapan media komunikasi dan konsultasi, penyiapan jejaring SKD-KLB.
Menjalin kemitraan lintas sektor terkait di daerah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam upaya
pencegahan KLB melalui perbaikan kondisi rentan KLB.
16. 4. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penyakit berpotensi KLB dan
kondisi rentan KLB di daerah Kabupaten/Kota dengan bekerjasama dengan Unit Pelayanan
kesehatan di kabupaten/kota.
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap perkembangan
berpotensi KLB dan faktor-faktor risiko nya, sehingga dapat mengidentifikasi adanya ancaman KLB
di daerah kabupaten/kota atau pada beberapa wilayah Puskesmas tertentu.
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB, kualitas penyelenggaraan
penanggulangan KLB, serta kualitas kerjasama dalam jejaring SKD-KLB.
b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Menyebarluaskan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB
kepada program terkait di lingkungan DinKes propinsi, DinKes Kabupaten/Kota, dan sektor terkait
di Kabupaten/kota secara teratur setiap bulan.
Apabila terindentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak, maka dalam
waktu secepat-cepatnya memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada program terkait
di lingkungan DinKes Kabupaten/Kota, Unit Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/kota, DinKes
Propinsi, DinKes Kabupaten/Kota berbatasan dan masyarakat.
Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB dalam
jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB secara teratur setiap tahun.
17. c. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB,
terutama pelaksanaan pemantauan wilayah setempat kondisi rentan KLB di Kabupaten/Kota.
Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB dengan penyelenggaraan
pemantauan wilayah setempat berpotensi KLB di Kabupaten/kota.
Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB untuk mendorong upaya-upaya
penyelidikan dan penanggulangan KLB yang lebih cepat dan tepat.
Mendorong kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan upaya-upaya pencegahan KLB di Unit
Pelayanan Kesehatan dan masyarakat.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB, terutama penyiapan tim penyelidikan dan penanggulangan
KLB kabupaten/kota, penyiapan cadangan obat dan sarana penunjang upaya penyelidikan
dan penanggulangan KLB, penyiapan media komunikasi dan konsultasi, dan penyusunan
pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB serta tata cara pelaporannya di
kabupaten/kota.
Menjalin kemitraan lintas sektor terkait di kabupaten/kota dalam upaya pencegahan KLB
melalui perbaikan kondisi rentan KLB.
18. d. Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan SKD-KLB
Mengupayakan dukungan politik dan anggaran penyelenggaran SKD-KLB di
kabupaten/kota.
Melaksanakan pembinaan dan asistensi teknis penyelenggaraan SKD-KLB di
Unit Pelayanan Kesehatan.
Menyusun peraturan dan pedoman SKD-KLB dan penanggulangan KLB di
Kabupaten/Kota.
e. Pengembangan SKD-KLB
5. Peran Puskesmas
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penyakit berpotensi KLB dan
kondisi rentan KLB di daerah Puskesmas.
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap perkembangan
penyakit berpotensi KLB dan faktor-faktor risikonya, sehingga dapat mengidentifikasi adanya
ancaman KLB di daerah Puskesmas.
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB.
19. b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak, maka dalam
waktu secepat cepatnya, Puskesmas memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada
Program terkait di lingkungan Puskesmas, dan sektor terkait wilayah Puskesmas, termasuk
Puskesmas, Klinik dan masyarakat, serta melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
c. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans dan penyelidikan lebih luas terhadap kondisi rentan KLB dan
mendorong upaya-upaya pencegaham KLB. Kegiatan surveilans dimaksud adalah
pelaksanaan pemantauan wilayah setempat kondisi rentan KLB di wilayah Puskesmas.
Peningkatan kegiatan surveilans utuk deteksi dini KLB dengan penyelenggaraan pemantauan
wilayah setempat penyakit berpotensi KLB di Puskesmas dan Puskesmas pembantu.
Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB.
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di Puskesmas pembantu,
Rumah Sakit, Klinik dan masyarakat.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB, terutama penyiapan tim penyelidikan KLB di Puskesmas
yang merupakan bagian dari tim penyelidikan dan penanggulangan KLB DinKes
kabupaten/Kota.
20. 6. Peran Rumah Sakit
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data kesakitan dan kematian
penyakit berpotensi KLB di Rumah Sakit.
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap
perkembangan penyakit berpotensi KLB yang ada di rumah sakit, sehingga dapat
mengidentifikasi adanya ancaman KLB di daerah kabupaten/kota tertentu.
Melakukan kajian kemampuan rumah sakit dalam melaksanakan SKD-KLB dan
penanggulangan KLB.
21. b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
c. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB di Rumah Sakit
dengan melaksanaan pemantauan wilayah setempat penyakit berpotensi
KLB di rumah Sakit.
Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB di lingkungan Rumah
Sakit.
Melaksanakan penyuluhan kepada petugas dan pengunjung rumah sakit
serta mendorong kewaspadaan KLB di rumah sakit.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB, terutama penyiapan tim penyelidikan KLB
di rumah sakit yang merupakan bagian dari tim penyelidikan dan
penanggulangan KLB DinKes kabupaten/Kota.
22. 7. Peran Laboratorium
a. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data hasil pemeriksaan
laboratorium penyakit berpotensi KLB.
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara sistematis terhadap
perkembangan penyakit berpotensi KLB berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium sehingga dapat mengidentifikasi adanya ancaman KLB di daerah
Kabupaten/Kota tertentu.
b. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
c. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB
Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB di laboratorium dengan
melaksanakan wilayah setempat penyakit berpotensi KLB berdasarkan
pemeriksaan laboratorium.
Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB di lingkungan laboratorium.
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong mendorong kewaspadaan KLB di
laboratorium.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB terutama penyiapan tim penyelidikan KLB
23. 8. Peran Klinik
Peningkatan kegiatan pemantauan perkembangan penyakit berpotensi KLB dari
penderita yang berobat, sebagai salah satu cara deteksi dini KLB di klinik adanya
dan melaporkan adanya dugaan KLB kepada DinKes Kabupaten/Kota atau
Puskesmas setempat sebagai laporan kewaspadaan KLB.
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di klinik dan
masyarakat.
Kesiapsiagaan menghadapi KLB terutama penyiapan tenaga, obat-obatan,
laboratorium dan tempat perawatan.
9. Peran Masyarakat
Peningkatan kegiatan pemantauan perubahan kondisi rentan KLB
Peningkatan kegiatan pemantauan perkembangan penyakit berpotensi KLB yang
ada di tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu cara deteksi dini KLB oleh
masyarakat dan melaporkan adanya dugaan KLB kepada DinKes Kabupaten/Kota
atau Puskesmas setempat sebagai laporan kewaspadaan KLB
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di tengah-tengah
24. SOAL
1. Apa saja yang menjadi sasaran SKD-KLB menurut PMK No 949 tahun 2004
a. Penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB
b. Peringatan kewaspadaan dini
c. Deteksi dini kondisi rentan KLB
d. Penyelidikan dugaan KLB
2. Dalam Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Terhadap KLB Puskesmas melakukan kegiatan di
bawah ini,kecuali..
a. Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB
b. Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di Puskesmas Pembantu,Rumah
Sakit,Klinik dan masyarakat
c. Menjalin kemitraan lintas sektor terkait di kabupaten /kota dalam upaya pencegahan KLB melalui
perbaikan kondisi rentan KLB
d. Peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB
25. 3. Peran Klinik dalam Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan KLB adalah...
a. Peningkatan kegiatan pemantauan perubahan kondisi rentan KLB
b. Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan
KLB,terutama penyiapantenaga,obat-obatan,laboratorium dan
tempat peraawatan
c. Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di
tengah-tengah masyarakat
d. Kesiapsiagaan menghadapi KLB, terutama identifikasi
penderita,pengenalan tata laksana kasus dan rujukan,serta upaya
pencegahan dan atau perbaikan kondisi rentan