Modul ini membahas tentang pendidikan anak tuna rungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Terdapat 3 poin utama yang dijelaskan yaitu: 1) Definisi, klasifikasi, penyebab, dan pencegahan tuna rungu dan gangguan komunikasi. 2) Dampak tuna rungu dan gangguan komunikasi bagi perkembangan anak. 3) Kebutuhan khusus dan profil pendidikan tuna rungu dan anak dengan gangguan komunikasi.
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
PDF MODUL 5 PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfArman Ahmad
Modul ini membahas pendidikan bagi anak tunarungu. Tujuannya adalah menjelaskan definisi, klasifikasi, penyebab, dan cara pencegahan tunarungu serta dampaknya terhadap perkembangan anak dan gangguan komunikasi. Anak tunarungu perlu mendapat layanan pendidikan khusus di sekolah khusus, sekolah reguler, atau pendidikan inklusi.
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
Berdasarkan dokumen tersebut, dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Dibahas mengenai definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, serta kebutuhan khusus anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Termasuk layanan pendidikan khusus apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak tersebut.
Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan otak, atau gangguan organ mulut. Diagnosa memerlukan pemeriksaan multidisipliner oleh dokter anak, THT, mata, dan psikiater anak. Deteksi dini dan terapi wicara diperlukan untuk mengurangi dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan anak.
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
PDF MODUL 5 PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfArman Ahmad
Modul ini membahas pendidikan bagi anak tunarungu. Tujuannya adalah menjelaskan definisi, klasifikasi, penyebab, dan cara pencegahan tunarungu serta dampaknya terhadap perkembangan anak dan gangguan komunikasi. Anak tunarungu perlu mendapat layanan pendidikan khusus di sekolah khusus, sekolah reguler, atau pendidikan inklusi.
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
Berdasarkan dokumen tersebut, dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Dibahas mengenai definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, serta kebutuhan khusus anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Termasuk layanan pendidikan khusus apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak tersebut.
Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan otak, atau gangguan organ mulut. Diagnosa memerlukan pemeriksaan multidisipliner oleh dokter anak, THT, mata, dan psikiater anak. Deteksi dini dan terapi wicara diperlukan untuk mengurangi dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep, prevalensi, dan faktor penyebab anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Konsep ABK mencakup anak dengan hambatan sementara maupun permanen, termasuk anak penyandang cacat. Prevalensi ABK di Indonesia terus meningkat dan dipengaruhi faktor lingkungan, gizi, dan genetik. Faktor penyebab ABK dibedakan menjadi pra-kelahiran, persalinan, dan pasca-kelahiran
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaAgus Candra
Dokumen tersebut membahas layanan kesehatan dan pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB). Dokumen tersebut menjelaskan karakteristik berbagai jenis cacat pada anak seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya serta peran UKS dan puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan dan rehabilitasi bagi anak-anak tersebut.
Dokumen ini membahas tentang masalah pendengaran pada anak-anak, termasuk definisi masalah pendengaran, jenis-jenis kehilangan pendengaran seperti konduktif, sensori-neural, dan campuran, serta punca masalah pendengaran seperti faktor genetik dan infeksi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan pengajaran dan pembelajaran bagi pelajar yang mengalami masalah pendengaran.
Dokumen tersebut membahas perbedaan individu dalam belajar, termasuk siswa berisiko, siswa berkebutuhan khusus, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman peserta didik. Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kegagalan belajar, sedangkan siswa berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran harus melibatkan berbag
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Teks tersebut membahas tentang komunikasi bagi orang pekak dan masalah yang dihadapi dalam mempelajari bahasa, khususnya anak-anak pekak. Anak-anak pekak mengalami kesulitan dalam pengembangan bahasa dan literasi karena masalah pendengaran, namun peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengajarkan bahasa kepada mereka secara kreatif dan menarik.
Dokumen tersebut membahas tentang labiokisis, yaitu keadaan dimana bibir tidak bisa menutup karena adanya celah. Dokumen menjelaskan definisi, jenis, penyebab, manifestasi, komplikasi, penatalaksanaan, dan peran perawat dalam merawat pasien labiokisis. Dokumen ini memberikan informasi mengenai kondisi medis labiokisis beserta tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk merawat pasien tersebut.
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptxZowtaaGarden
Modul ini membahas tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan menjelaskan definisi dan jenis kebutuhan khusus, penyebab dan dampak munculnya kebutuhan khusus, serta kebutuhan, hak dan kewajiban anak berkebutuhan khusus. Modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep, prevalensi, dan faktor penyebab anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Konsep ABK mencakup anak dengan hambatan sementara maupun permanen, termasuk anak penyandang cacat. Prevalensi ABK di Indonesia terus meningkat dan dipengaruhi faktor lingkungan, gizi, dan genetik. Faktor penyebab ABK dibedakan menjadi pra-kelahiran, persalinan, dan pasca-kelahiran
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaAgus Candra
Dokumen tersebut membahas layanan kesehatan dan pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB). Dokumen tersebut menjelaskan karakteristik berbagai jenis cacat pada anak seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya serta peran UKS dan puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan dan rehabilitasi bagi anak-anak tersebut.
Dokumen ini membahas tentang masalah pendengaran pada anak-anak, termasuk definisi masalah pendengaran, jenis-jenis kehilangan pendengaran seperti konduktif, sensori-neural, dan campuran, serta punca masalah pendengaran seperti faktor genetik dan infeksi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan pengajaran dan pembelajaran bagi pelajar yang mengalami masalah pendengaran.
Dokumen tersebut membahas perbedaan individu dalam belajar, termasuk siswa berisiko, siswa berkebutuhan khusus, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman peserta didik. Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kegagalan belajar, sedangkan siswa berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran harus melibatkan berbag
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Teks tersebut membahas tentang komunikasi bagi orang pekak dan masalah yang dihadapi dalam mempelajari bahasa, khususnya anak-anak pekak. Anak-anak pekak mengalami kesulitan dalam pengembangan bahasa dan literasi karena masalah pendengaran, namun peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengajarkan bahasa kepada mereka secara kreatif dan menarik.
Dokumen tersebut membahas tentang labiokisis, yaitu keadaan dimana bibir tidak bisa menutup karena adanya celah. Dokumen menjelaskan definisi, jenis, penyebab, manifestasi, komplikasi, penatalaksanaan, dan peran perawat dalam merawat pasien labiokisis. Dokumen ini memberikan informasi mengenai kondisi medis labiokisis beserta tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk merawat pasien tersebut.
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptxZowtaaGarden
Modul ini membahas tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus dengan menjelaskan definisi dan jenis kebutuhan khusus, penyebab dan dampak munculnya kebutuhan khusus, serta kebutuhan, hak dan kewajiban anak berkebutuhan khusus. Modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
3. INDEKS
KB 1 KB 2
KB 3
Definisi, klasifikasi, penyebab,
serta pencegahan tuna rungu
dan gangguan komunikasi
Dampak tuna rungu dan
gangguan komunikasi bagi
perkembangan anak
Kebutuhan khusus dan profiil
pendidikan tuna rungu dan anak
dengan gangguan komunikasi
5. A : DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNA RUNGU
Menurut Hallahan dan
Kaufman
Menurut Krisina
Menurut ahli :
1.
2.
Tuna rungu ringan (27 - 40 dB)
Tuna rungu sedang (41 - 55 dB)
Tuna rungu agak berat (56 - 70
dB)
Tuna rungu berat (71 - 90 dB)
Tuna tungu berat sekali (> 90 dB)
Klasifikasi tuna rungu berdasarkan
audiometer:
1.
2.
3.
4.
5.
6. ...
Tipe konduktif, terjadi kerusakan
pada telinga bagian luar dan tengah
yang berfungsi sebagai alat konduksi
menuju telinga bagian dalam
Tipe sensorineural, terjadi kerusakan
pada telinga dalam serta saraf
pendengaran
Tipe campuran, gabungan dari tipe
konduktif dan sensorineural
Klasifikasi tuna rungu secara anatomis:
1.
2.
3.
Ketunarunguan prabahasa, terjadi
sebelum kemampuan bicara dan
bahasa berkembang
Ketunarunguan pasca bahasa, terjadi
beberapa tahun setelah kemampuan
bicara dan bahasa berkembang
Klasifikasi tuna rungu berdasarkan saat
terjadinya:
1.
2.
7. ...
Endogen, disebabkan faktor genetik
Eksogen, disebabkan faktor non-genetik
Klasifikasi tuna rungu berdasarkan etiologi
(asal-usul) :
1.
2.
9. Tidak terbentuknya telinga bagian luar (bawaan lahir)
Terjadinya peradangan pada lubang teling luar
Ruda paksa karena jatuh tabrakan atau tertusuk
Peradangan infeksi telinga tengah
Otosclerosis terjadi pertumbuan tulang pada kaki tulang stapes, yang mengakibatkan
tulang tidak dapat bergetar pada oval window.
Tympanisclerosis, gangguan pada orang lanjut usia
Anomali consenital, tidak terbentuknya tulang pendengaran yang dibawa sejak lahir
tetapi tidak bersifat progresif.
Disfungsi tuba eustachii akibat alergi atau tumor.
a. Kerusakan pada telinga luar disebabkan :
1.
2.
b. Kerusakan pada telinga tengah disebabkan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TIPE KONDUKTIF
1
10. Rubella campak Jerman
Ketidakpastian antara darah ibu dan anak
Menginitis
Trauma akustik akibat adanya suara bisisng dalam waktu lama.
a. Faktor genetik, disebabkan oleh gangguan ketunarunguan yang menurun dari orang tua.
b. Faktor non-genetik antara lain :
1.
2.
3.
4.
TIPE SENSORINEURAL
1
12. UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN
Hindari pernikahan sedarah
Melakukan pemeriksaan darah
Melakukan konseling genetika
Memeriksa kehamilan secara teratur
Mengonsumsi gizi yang baik
Tidak meminum obat sembarangan
Melakukan imunisasi anti tetanus
Pranikah :
1.
2.
3.
Hamil :
1.
2.
3.
4.
Tidak menggunakan alat penyedot
Apabila ibu terkena virus, kelahiran harus
dilakukan melalui operasi caesar.
Melakukan imunisasi dasar dan rubela
Jika anak sakit influenza, segera obati
Menjaga teling dari kebisingan
Melahirkan :
1.
2.
Setelah lahir :
1.
2.
3.
14. A : DEFINISI DAN KLASIFIKASI GANGGUAN
KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi
adalah gangguan dalam
berkomunikasi dengan
orang lain sebagai
komunikator maupun
komunikan.
Gangguan bicara yang meliputi
artikulasi, kelancaran, dan
penyuaraan.
Gangguan bahasa, berkaitan dengan
pemahaman dan penggunaannya.
Klasifikasi gangguan komunikasi terbagi
dalam 2 kelompok :
1.
2.
15. PENYEBAB GANGGUAN KOMUNIKASI
Kehingan pendengaran
Kelainan organ bicara
Gangguan emosi
Keterlambatan perkembangan
Mental retardasi
Kerusakan otak
Lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
16. CARA PENCEGAHAN TERJADINYA
GANGGUAN KOMUNIKASI
Dapat dilakukan keluarga dengan memonitor tumbuh
kembang anak, melakukan intervensi dini terhadap
kelainan yang ditemukan, memberi dukungan dengan
banyak memberikan stimulasi bunyi-bunyi, bahasa, serta
menghindari penggunaan dwi bahasa pada awal masa
perkembagan bahasa.
18. DAMPAK TUNA RUNGU BAGI ANAK
Dampak tuna rungu terhadap perkembangan bicara dan bahasa erat
kaitannya dengan kemampuan mendengar yang diperoleh melalui
proses peniruan bunyi-bunyi bahasa.
Dampak tuna rungu terhadap kemampuan akademis mempunyai
intelegensi yang normal namun prestasi akademik mereka lebih
rendah dibandingkan dengan anak mendengar di usianya.
Dampak tuna rungu terhadap terhadap aspek sosial-emosional
memiliki kecenderungan bersikap dalam penyesuaian diri
1.
2.
3.
19. ...
Sikap-sikap yang dimaksud adalah :
a. Pergaulan yang terbatas pada sesama tuna rungu
b. Memiliki sifat egosentris melebihi anak normal
c. Memiliki perasaan takut terhadap lingkungan sekitar
d. Perhatian anak tuna rungu sukar dialihkan
e. Memiliki sifat polos
4. Dampak tuna rungu terhadap aspek fisik dan kesehatan.
20. DAMPAK GANGGUAN KOMUNIKASI
BAGI ANAK
Hambatan dalam berinteraksi sosial
Hambatan dalam pengembangan kemampuan akademik
1.
2.
23. Kebutuhan khusus anak tuna rungu. Untuk mengurangi
dampak dari tuna rungu, mereka membutuhkan alat dengar
serta layanan pengembangan kemampuan berbahasa verbal,
eksresif, maupun reseptif
Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi.
Untuk mengetahui kebutuhan khusus anak dengan gangguan
komunikasi, kita melakukan asesmen terlebih dahulu.
Dengan menganalisa hasil asesmen, kita dapat mengetahui
kebutuhan khusus mereka serta merencanakan
pembelajarannya.
1.
2.
24. PROFIL PENDIDIKAN
GANGGUAN
KOMUNIKASI
ANAK TUNA
RUNGU
Sistem pendidikan
Metode komunikasi
Prinsip-prinsip pembelajaran
Strategi dan media
pembelajaran
Sarana dan fasilitas pendukung
Penilaian pembelajaran
Terdapat beberapa hal yang
menjadi perhati, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendidikan untuk anak dengan
gangguan komunikasi seperti anak
autis, cerebral palsy, ADHD, dan
kesulitan belajar diberikan layanan
untuk mengintervensi gangguan
komunikasi. Selain terpadu, Smith
J.D mengemukakan upaya
membantu siswa, guru perlu
mengadakan kerja sama dengan ...
25. ...
Tenaga ahli, seperti ahli terapi bicara
Orang tua, dengan memberikan informasi mengenai kemampuan
awal siswa, program yang dilaksanakan, serta kemajuan yang
dicapai siswa.
Teman sebaya, dengan pemberian dukungan, pemahaman,
kepekaan, serta teladan yang positif dari teman-temannya.
1.
2.
3.
27. MELIPUTI
Asesmen, melalui pemeriksaan pengucapan fonem/huruf dalam
kata.
Analisis hasil asesmen, mengamati apakah ada fonem-fonem
yang ditukar, dihilangkan, ditambah, atau pengucapan yang
kacau.
Pembuatan program intervensi, meliputi penentuan tujuan
intervensi, latihan pendengaran, pengucapan, kinestetik,
percakapan spontan.
Penilaian dan tindak lanjut, melakukan penilaian ulang untuk
mengetahui merencanakan program lanjutan untuk
mengintervensi gangguan yang masih ada.
1.
2.
3.
4.