BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah anak berkebutuhan khusus oleh sebagian orang dianggap sebagai padanan kata dari istilah anak berkelaianan atau anak penyandang cacat. Anggapan seperti ini tentu saja tidak tepat, sebab pengertian anak berkebutuhan khusus mengandung makna yang lebih luas, yaitu anak-anak yang memiliki hambatan perkembangan dan hambatan belajar termasuk di dalamnya anak-anak penyandang cacat. Mereka memerlukan layanan yang bersifat khusus dalam pendidikan, agar hambatan belajarnya dapat dihilangkan sehingga kebutuhannya dapat dipenuhi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
2. Mengetahui Prevalensi Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia
3. Mengetahui Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep Anak Berkebutuhan Khusus ?
2. Bagaimanakah prevalensi Anak Berkebutuan Khusus di Indonesia ?
3. Apakah faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara fisik, psikis, emosi, dan perilaku, sehingga dalam mengembangkan potensinya memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus.
Istilah anak berkebutuhan khusus bukan merupakan terjemahan atau kata lain dari anak penyandang cacat, tetapi anak berkebutuhan khusus mencakup spektrum yang luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus temporer dan anak berkebutuhan khusus permanen (penyandang cacat). Oleh karena itu apabila menyebut anak berkebutuhan khusus selalu harus diikuti ungkapan termasuk anak penyandang cacat. Jadi anak penyandang cacat merupakan bagian atau anggota dari anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu konsekuensi logisnya adalah lingkup garapan pendidikan kebutuhan khusus menjadi sangat luas, berbeda dengan lingkup garapan pendidikan khusus yang hanya menyangkut anak penyandang cacat.
Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) dan anak berkebutuhan khusus yang besifat menetap (permanent).
1. Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer)
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, misalnya trauma akibat bencana alam atau kerusuhan, anak yang mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar, atau anak yang tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar. Pengalaman traumatis dapat menjadi hambatan dalam belajar karena mengganggu emosional siswa. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat bisa jadi akan menjadi permanent. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi a
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah anak berkebutuhan khusus oleh sebagian orang dianggap sebagai padanan kata dari istilah anak berkelaianan atau anak penyandang cacat. Anggapan seperti ini tentu saja tidak tepat, sebab pengertian anak berkebutuhan khusus mengandung makna yang lebih luas, yaitu anak-anak yang memiliki hambatan perkembangan dan hambatan belajar termasuk di dalamnya anak-anak penyandang cacat. Mereka memerlukan layanan yang bersifat khusus dalam pendidikan, agar hambatan belajarnya dapat dihilangkan sehingga kebutuhannya dapat dipenuhi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
2. Mengetahui Prevalensi Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia
3. Mengetahui Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep Anak Berkebutuhan Khusus ?
2. Bagaimanakah prevalensi Anak Berkebutuan Khusus di Indonesia ?
3. Apakah faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara fisik, psikis, emosi, dan perilaku, sehingga dalam mengembangkan potensinya memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus.
Istilah anak berkebutuhan khusus bukan merupakan terjemahan atau kata lain dari anak penyandang cacat, tetapi anak berkebutuhan khusus mencakup spektrum yang luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus temporer dan anak berkebutuhan khusus permanen (penyandang cacat). Oleh karena itu apabila menyebut anak berkebutuhan khusus selalu harus diikuti ungkapan termasuk anak penyandang cacat. Jadi anak penyandang cacat merupakan bagian atau anggota dari anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu konsekuensi logisnya adalah lingkup garapan pendidikan kebutuhan khusus menjadi sangat luas, berbeda dengan lingkup garapan pendidikan khusus yang hanya menyangkut anak penyandang cacat.
Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) dan anak berkebutuhan khusus yang besifat menetap (permanent).
1. Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer)
Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, misalnya trauma akibat bencana alam atau kerusuhan, anak yang mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar, atau anak yang tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar. Pengalaman traumatis dapat menjadi hambatan dalam belajar karena mengganggu emosional siswa. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat bisa jadi akan menjadi permanent. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi a
1. PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
M0DUL 1. HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS
0LEH :
1. 0KSA WIHADI
2. N0VELLAANGGRAINI
3. DEDI HERIAWAN
4. FATIMATUZ ZAHR0
2. KEGIATAN BELAJAR 1. DEFINISI DAN JENIS
KEBUTUHAN KHUSUS
1. PENGERTIAN
Dalam Bahasa Inggris Anak Kebutuhan Khusus Disebut Sebagai Special
Need Children Atau Special Need Studens Yang Kebutuhan Khusus Itu Terkait
Dengan Kesulitan Yang Dihadapi Peserta Didik Kerena Adanya Kelainan Pada Diri
Anak Tersebut.
2. JENIS KEBUTUHAN KHUSUS
Tunanetra Berarti Kurang Penglihatan
Tunarungu Yaitu Berkaitan Dengan Kurangnya Pendengaran Baik Berat Maupun
Ringan
3. Gangguan K0munikasi Yaitu Gangguan Terhadap Cara
Berinteraksi Dengan Lingkungan Baik Gangguan Kebahasaan
Maupun Gangguan Bicara
Tunagrahita Yaitu Dikenal Dengan Cacat Mental Yang Berkaitan
Dengan Iq Yang Menjadi Lak Ukurnya
Tunadaksa Yaitu Cacat Fisik Sehingga Fungsi Fisik Menjadi
Tidak Sempurna
Tunalaras Yaitu Anak Yang Mengalami Gangguan Em0si Seperti
Suka Menyakiti Diri Sendiri Dan 0rang Lain.
Anak Kesulitan Belajar
Tunaganda Yaitu Anak Yang Menyandang Lebih Dari Satu
Kelainan
4. KEGIATAN BELAJAR 2. PENYEBAB DAN
DAMPAK MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS
A. PENYEBAB MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS
1. Prenatal, Yaitu Penyebab Yang Beraksi Sebelum Kelahiran Misalkan Adanya
Virus, Salah 0bat Yang Dik0nsumsi Ibu Ketika Masih Mengandung
2. Perinatal, Yaitu Penyebab Yang Muncul Saat Pr0ses Kelahiran Misalkan Adanya
Benturan Dan Lain-lain
3. P0stnatal, Yaitu Penyebab Yang Uncul Setelah Kelahiran Misalkan Kecelakaan
Dll.
5. B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS
1. DAMPAK BAGI ANAK
secara garis besar jika kelainan tersebut mengarah pada kelebihan dari
anak yang lain maka anak tersebut akan bangga dengan kelainan yang dia miliki
sebaliknya jika kelainan tersebut mengarah kepada kekurangan yang ia miliki
dibandingkan dengan anak sebayanya maka bisa menyebabkan anak tersebut
frustasi
2. DAMPAK KELAINAN BAGI KELUARGA
sebagian keluarga bangga jika memiliki anak yang memiliki kelainan
karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan teman sebayanya namun tidak
sedikit keluarga merasa kesulitan dan bersikap pasrah dan ini semua dipengaruhi
leh fakt0r ek0n0mi dll.
6. 3. DAMPAK KELAINAN BAGI MASYARAKAT
sikap masyarakat sangat beragam ada yang acuh dan tidak jarang banyak
masyarakat yang peduli dengan ABK. ini dibuktikan dengan banyak berdirinya slb
yang di prakarsai leh warga masyarakat.
7. KEGIATAN BELAJAR 3. KEBUTUHAN SERTA HAK DAN
KEWAJIBAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. KEBUTUHAN ANAK BERKELAINAN
1. KEBUTUHAN FISIK/ KESEHATAN DENGAN PHYSICAL THERAPY
2. KEBUTUHAN S0SIAL-EM0SI0NAL
3. KEBUTUHAN PENDIDIKAN
B. HAK ANAK BERKELAINAN
HAK ANAK BERKELAINAN SAMA DENGAN WARGA NEGARA PADA
UMUMNYA. HAL INI JIJABARKAN PADA UUD 1945 PASAL 6 AYAT 1, 2, 4, DAN 5.
8. C. KEWAJIBAN PENYANDANG KELAINAN
UU N0. 20/2003 TENTANG SISDIKNAS, BAB IV PASAL 6 MENYEBUTKAN
BAHWA WARGA NEGARA BERUSIA 7-15 TAHUN WAJIB BELAJAR DAN
BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKAN.