2. • Siti Rochmatul Jannah
• Shofi Maulana Ardiansyah
• Fira Firnanda
• M. Alri Islah Al Farizi
3. Kedua konsep tersebut saling bertautan, para
pimpinan menggunakan kekuasaan sebagai
sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok.
Sehingga kekuasaan adalah sarana untuk
memudahkan usaha mereka mancapai tujuan.
4. • Kekuasaan Formal
1. Kekukanan Koersif
2. Kekuasaan Imbalan
3. Kekuasaan Legitimasi
• Kekuasaan Kepribadian
1. Kekuasaan Karena Keahlian
2. Kekuasaan Karena Rujukan
5. Taktik kekuasaan (power tactics). Dengan kata lain, pilihan-pilihan apa daya yang
dimiliki seseorang untuk memengaruhi atasan, rekan kerja, atau karyawan
mereka. Serta apalah pilihan-pilihan tersebut yang lebih efektif dibandingkan
dengan yang lain. Ada 9 mengidentidifikasi macam taktik pengaruh :
6. • A. Legitimasi. Mengamdalkan posisi kewenagan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan
kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
• b. Persuasi rasional. Menyajikan arguman-argumen yang logis dan berbagai bukti factual untuk memperlihatkan bahwa sebuah
permintaan itu masuk akal.
• c. Seruan Inspirasional. Mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan
aspirasi subuah sasaran.
• d. Konsultasi. Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam
memutuskan bagaimana rencara atau perubahan akan dijalankan.
• e. Tukar pendapat. Memberi imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau
menaati suatu permintaan.
• f. Seruan pribadi. Meminta kepatuhan berdasarkan persahatan atau kesetiaan.
• g. Menyenangkan orang lain. Menggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
• h. Tekanan. Menggunakan peringatan, tuntunan tegas, dan ancaman
• i. Koalisi. Meminta bantuna orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju.
7. • Factor individu. Para peneliti telah mengidentifikasi
sifat-sifat keperibadian tertentu, kebutuhan, dan
beberapa factor lain yang dapat dikaitkan dengan
perilaku politik seseorang.
• Factor Organisasi. Kegiatan politik kiranya lebih
merupakan fungsi karakteristik organisasi ketimbang
fungsi variable perbedaan individu.
8. Tidak ada cara pasti untuk membedakan antara politik Etis dan tidak Etis. Terkadang
secara tidak sadar kita terlibat dalam perilaku politik karena alasan kebil yang baik.
Kebohongan yang terang-terangan bisa menjadi contoh yang ekstrem dari pengaturan
kesan, tetapi banyak di antara kita telah mendistorsi informasi menjadi sebuah kesan
yang menyenangkan.