SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
-2-

e.

Mengingat:

bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,
perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum;

1.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2.

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4924);

3.

Undang-Undang Nomor
Penyelenggara Pemilihan
Republik Indonesia Tahun
Lembaran Negara Republik

4.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5316);

5.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun
2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 01 Tahun 2010;

6.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 22 Tahun 2008;

15 Tahun 2011 tentang
Umum (Lembaran Negara
2011 Nomor 101, Tambahan
Indonesia Nomor 5246);

MEMUTUSKAN ...
-3-

MEMUTUSKAN :
Menetapkan:

PERATURAN
KOMISI
PEMILIHAN
UMUM
TENTANG
PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.

Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah
sarana
pelaksanaan
kedaulatan
rakyat
yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.

Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU,
adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional,
tetap,
dan
mandiri
yang
bertugas
melaksanakan Pemilu.

3.

Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen
Pemilihan Aceh, selanjutnya disingkat KPU Provinsi/KIP
Aceh, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas
melaksanakan Pemilu di provinsi.

4.

Komisi
Pemilihan
Umum
Kabupaten/Kota/Komisi
Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya
disingkat
KPU/KIP
Kabupaten/Kota,
adalah
Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan
Pemilu di kabupaten/kota.

5.

Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan perorangan
dan/atau kelompok dalam penyelenggaraan Pemilu.

6.

Informasi Pemilu adalah informasi mengenai sistem, tata
cara teknis, dan hasil penyelenggaraan Pemilu.

7.

Sosialisasi Pemilu adalah proses penyampaian informasi
tentang tahapan dan program penyelenggaraan Pemilu.

8.

Pendidikan
Politik
bagi
Pemilih
adalah proses
penyampaian
informasi
kepada
pemilih
untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran
pemilih tentang Pemilu.
9. Survei ...
-4-

9.

Survei
atau
jajak
pendapat
Pemilu
adalah
mengumpulkan informasi/pendapat masyarakat tentang
proses penyelenggaraan Pemilu, peserta Pemilu, perilaku
pemilih
atau
hal lain terkait Pemilu dengan
menggunakan metodologi tertentu.

10. Penghitungan cepat (quick count) hasil Pemilu adalah
kegiatan penghitungan suara secara cepat dengan
menggunakan Teknologi Informasi, atau berdasarkan
metodologi tertentu.
11. Dewan etik adalah kelompok kerja yang terdiri dari ahli
dan/atau pihak yang ditetapkan oleh KPU untuk
memeriksa dan memutuskan dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh satu lembaga survei atau jajak pendapat
dan penghitungan cepat.
12. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin.
13. Hari adalah hari kalender.
BAB II
PRINSIP DAN TUJUAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 2
Partisipasi Masyarakat
berdasarkan prinsip:
a.

akuntabel;

d.

kredibel;

e.

kepastian hukum;

f.

kepentingan umum;

g.

proporsionalitas;

h.

profesionalitas;

i.

anti kekerasan;

j.

efisien;

k.

tidak memihak; dan

l.

diselenggarakan

transparan;

c.

Pemilu

kesukarelaan;

b.

dalam

efektif.

Pasal 3 ...
-5-

Pasal 3
(1)

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu bertujuan untuk:
a.
b.

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya Pemilu dan
penggunaan hak politik rakyat dengan benar dalam
Pemilu; dan

c.
(2)

memberikan informasi kepemiluan;

meningkatkan
Pemilu.

keterlibatan

masyarakat

dalam

Informasi kepemiluan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mencakup:
a.

Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;

b.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan

c.

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota.
BAB III
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
KOMISI PEMILIHAN UMUM
Pasal 4

(1)

Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, KPU,
KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
mempunyai wewenang:
a.

b.

mengatur pihak
yang dapat berpartisipasi baik
orang, kelompok orang, badan hukum, dan/atau
masyarakat adat; dan

c.
(2)

mengatur
ruang lingkup pelibatan masyarakat
dalam pengambilan kebijakan publik dalam tahap
penyusunan kebijakan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi pemilu;

menolak atau menerima partisipasi masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi
KPU,
KPU
Provinsi/KIP
Aceh
dan
KPU/KIP
Kabupaten/Kota serta situasi dan kondisi masyarakat
setempat.
Pasal 5 ...
-6-

Pasal 5
(1)

Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, KPU,
KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
mempunyai tanggung jawab:
a.
b.

memberikan kesempatan yang setara kepada setiap
orang/pihak untuk berpartisipasi dalam Pemilu; dan

c.
(2)

memberikan informasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

mendorong Partisipasi Masyarakat.

Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai dengan lingkup tugas
dan fungsi masing-masing.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
Pasal 6

Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, masyarakat
berhak:

a.

memperoleh informasi publik terkait dengan Pemilu
sesuai peraturan perundang-undangan;

b.

menyampaikan dan menyebarluaskan informasi publik
terkait dengan Pemilu;

c.

berpendapat, menyampaikan pikiran baik lisan maupun
tulisan;

d.

ikut serta dalam proses penyusunan kebijakan atau
peraturan Pemilu;

e.

ikut serta dalam setiap tahapan Pemilu;

f.

ikut
serta
dalam
evaluasi
penyelenggaraan Pemilu;

g.

melakukan konfirmasi berdasarkan hasil pengawasan
atau pemantauan penyelenggaraan Pemilu; dan

h.

memberi usulan tindak lanjut atas hasil pengawasan
atau pemantauan penyelenggaraan Pemilu.

dan

pengawasan

Pasal 7 ...
-7-

Pasal 7
Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, masyarakat
wajib:

a.

menghormati hak orang lain;

b.

bertanggung jawab atas pendapat dan tindakannya
dalam berpartisipasi;

c.

menjaga prinsip-prinsip dalam partisipasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2; dan

d.

menjaga etika dan sopan santun berdasarkan budaya
masyarakat.
BAB IV
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 8

(1)

Partisipasi masyarakat pada Pemilu dapat dilakukan
dalam bentuk:
a.
b.

sosialisasi Pemilu;

c.

pendidikan politik bagi Pemilih;

d.

survei atau jajak pendapat;

e.

penghitungan cepat hasil Pemilu; dan

f.
(2)

keterlibatan
Pemilu;

masyarakat dalam penyelenggaraan

pemantauan Pemilu.

Partisipasi Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan oleh perseorangan maupun
organisasi/kelompok masyarakat pada setiap tahapan
Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
BAB V
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILU
Pasal 9

Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, terdiri
atas:

a. keterlibatan ...
-8-

a.

keterlibatan
peraturan;

dalam

Penyusunan

kebijakan

atau

b.

keterlibatan dalam Tahapan Pemilu; dan

c.

keterlibatan dalam Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu.
Pasal 10

Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan atau
peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a,
dapat berupa:
a.

melakukan identifikasi dan memberikan masukan
terhadap kebutuhan hukum yang sesuai dengan
kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang
akan dibentuk;

b.

mendorong pejabat yang berwenang membentuk
peraturan
perundang-undangan
untuk
segera
menetapkan/mengesahkan
peraturan
perundangundangan;

c.

penelitian terhadap perkembangan kebutuhan hukum
yang
sesuai
dengan kebijakan atau peraturan
perundang-undangan yang akan dibentuk;

d.

bantuan keahlian dalam penyusunan naskah akademik
dan/atau rancangan peraturan perundang-undangan;

e.

mengikuti
persidangan
pembahasan
penyusunan
kebijakan atau peraturan yang dinyatakan terbuka
untuk umum;

f.

menyebarluaskan kebijakan atau peraturan perundangundangan;

g.

mendukung penyediaan sumber daya pelaksanaan
kebijakan dan peraturan perundang-undangan;

h.

pendampingan hukum atau bantuan hukum;

i.

pengajuan keberatan terhadap pemberlakuan kebijakan atau
peraturan perundang-undangan.

j.

pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan
atau peraturan perundang-undangan;

Pasal 11
(1)

Keterlibatan
masyarakat
dalam
tahapan
Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, dapat
berupa mengikuti seluruh program yang terdapat dalam
tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Keterlibatan ...
-9-

(2)

Keterlibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), antara lain:
a.

menjadi petugas penyelenggara pemilu;

b.

memberi
masukan/tanggapan
pelaksanaan tahapan pemilu;

c.

menjadi pendukung kegiatan dari peserta pemilu;

terhadap

Pasal 12
Keterlibatan masyarakat dalam evaluasi penyelenggaraan
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dapat
berupa:
a.

ikut dalam pertemuan evaluasi penyelenggaraan sesuai
dengan lingkup tugas dan fungsi masing-masing dan
pihak lain yang terkait; dan

b.

memberikan masukan atau pendapat penyempurnaan
penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan hasil evaluasi.
BAB VI
SOSIALISASI PEMILU KEPADA PEMILIH
Pasal 13

(1)

KPU,
KPU
Provinsi/KIP
Aceh
dan
KPU
Kabupaten/Kota/KIP
Kabupaten/Kota
melakukan
sosialisasi
penyelenggaraan Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b kepada Pemilih.

(2)

Sosialisasi Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tujuan:
a.

penyebarluasan informasi
program Pemilu;

tahapan,

jadwal

b.

meningkatkan pengetahuan, pemahaman
kemampuan masyarakat tentang kepemiluan;

c.

dan

mendorong peningkatan partisipasi Pemilih.

dan

Pasal 14
(1)

Setiap warga negara dan/atau kelompok, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan
hukum, serta media massa elektronik/cetak dapat
melaksanakan sosialisasi Pemilu.

(2) KPU ...
-10-

(2)

KPU,
KPU
Provinsi/KIP
Aceh
dan
KPU/KIP
Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan kelompok
maupun
organisasi
kemasyarakatan,
komunitas
masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan
hukum, lembaga pendidikan dan media massa
elektronik/cetak dalam melaksanakan sosialisasi.
Pasal 15

Sosialisasi Pemilu dilakukan kepada masyarakat melalui
mobilisasi sosial, media massa (cetak dan elektronik),
pengadaan bahan sosialisasi, serta pemanfaatan budaya
lokal/tradisional, dan bentuk-bentuk lain sosialisasi yang
memudahkan
masyarakat dapat menerima informasi
kepemiluan dengan baik.

BAB VII
PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH
Pasal 16
(1)

KPU,
KPU
Provinsi/KIP
Aceh
dan
KPU/KIP
Kabupaten/Kota
melakukan
pendidikan
politik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c
bagi Pemilih.

(2)

Pendidikan politik bagi Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tujuan:
a.

membangun pengetahuan politik;

b.

menumbuhkan kesadaran politik; dan

c.

meningkatkan partisipasi politik.
Pasal 17

KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
dalam melakukan pendidikan politik dapat bekerja sama
dengan kelompok maupun organisasi kemasyarakatan,
komunitas masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan
hukum,
lembaga
pendidikan
dan
media
massa
elektronik/cetak.
Pasal 18
(1)

Setiap warga negara dan/atau kelompok, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan
hukum, serta media massa elektronik/cetak dapat
melaksanakan pendidikan politik.
(2) KPU ...
-11-

(2)

KPU,
KPU
Provinsi/KIP
Aceh
dan
KPU/KIP
Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan kelompok
maupun
organisasi
kemasyarakatan,
komunitas
masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan
hukum, lembaga pendidikan dan media massa
elektronik/cetak
dalam melaksanakan pendidikan
politik.
Pasal 19

Pendidikan politik dilakukan melalui mobilisasi sosial,
pemanfaatan
jejaring
sosial,
media lokal/tradisional,
pembentukan agen-agen/relawan demokrasi/kepemiluan
serta bentuk-bentuk lain yang menjadikan tujuan dari
pendidikan politik tercapai.
BAB VIII
SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT DAN PENGHITUNGAN
CEPAT HASIL PEMILIHAN UMUM
Pasal 20
(1)

Masyarakat dapat melakukan survei atau jajak pendapat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d
dan hitung cepat hasil Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf e.

(2)

Survei atau jajak pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a.

survei tentang perilaku Pemilih;

b.

survei tentang hasil Pemilu;

c.

survei
tentang
kelembagaan
Pemilu
penyelenggara
Pemilu,
partai
parlemen/legislatif, pemerintah;

d.

survei tentang calon anggota DPR, DPD dan DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, calon Presiden
dan Wakil Presiden, calon Gubernur dan Wakil
Gubernur, calon Bupati dan Wakil Bupati, serta
calon Walikota dan Wakil Walikota.

seperti
politik,

Pasal 21
(1)

Survei atau jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu
dilakukan oleh lembaga yang telah terdaftar di KPU.

(2) Pendaftaran ...
-12-

(2)

Pendaftaran lembaga survei atau jajak pendapat dan
hitung cepat hasil Pemilu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:
a.

survei atau jajak pendapat dan hitung cepat lintas
provinsi di KPU;

b.

survei atau jajak pendapat dan hitung cepat lintas
Kabupaten/Kota pada provinsi tertentu di KPU
Provinsi;

c.

survei atau jajak pendapat dan hitung cepat di
sebuah
kabupaten/Kota
tertentu
di
KPU
Kabupaten/Kota.
Pasal 22

Lembaga survei atau jajak pendapat dan hitung cepat
dinyatakan terdaftar apabila melakukan pendaftaran kepada
KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan
menyerahkan persyaratan:
a.

Akte Pendirian/Badan Hukum Lembaga;

b.

Susunan kepengurusan lembaga;

c.

Surat keterangan domisili dari kelurahan/pemerintahan
desa atau instansi pemerintahan setempat;

d.

Pas foto berwarna pimpinan lembaga 4 x 6 = 4 lembar;

e.

Surat pernyataan bahwa lembaga survei:
1.

tidak
melakukan
keberpihakan
yang
menguntungkan atau merugikan peserta pemilu;

2.

tidak menganggu proses penyelenggaraan tahapan
pemilu;

3.

bertujuan meningkatkan
secara luas;

4.

mendorong terwujudnya suasana kondusif bagi
penyelenggaraan pemilu yang aman, damai, tertib,
dan lancar;

5.

benar-benar
melakukan
wawancara
pelaksanaan survei atau jajak pendapat;

6.

tidak mengubah data lapangan maupun dalam
pemrosesan data;

7.

menggunakan metode penelitian ilmiah;

8.

melaporkan metodologi pencuplikan data (sampling),
sumber dana, jumlah responden, tanggal dan

partisipasi

masyarakat

dalam

tempat ...
-13-

tempat pelaksanaan survei atau jajak pendapat dan
hitung cepat.
Pasal 23
(1)

Pengumuman hasil survei atau jajak pendapat dan
hitung cepat dilakukan dengan memberitahukan sumber
dana, metodologi yang digunakan, jumlah responden,
tanggal pelaksanaan survei, cakupan pelaksanaan survei
dan pernyataan bahwa hasil tersebut bukan merupakan
hasil resmi penyelenggara Pemilu.

(2)

Pengumuman hasil survei atau jajak pendapat tidak
dilakukan pada masa tenang.

(3)

Pelaksanaan kegiatan penghitungan cepat hasil pemilu
wajib mendaftarkan diri kepada KPU paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum pemungutan suara.

(4)

Pengumuman hasil hitung cepat dilakukan paling cepat 2
(dua) jam setelah selesai pemungutan suara di wilayah
Indonesia bagian barat.
Pasal 24

Lembaga yang melakukan survei atau jajak pendapat dan
hitung cepat wajib menyampaikan laporan hasil kepada KPU
tempat lembaga survei atau jajak pendapat dan hitung cepat
terdaftar paling lambat 15 (lima belas) hari setelah
pengumuman hasil survei.
Pasal 25
(1)

Pengaduan masyarakat terhadap pelaksanaan survei
atau
jajak
pendapat
dan
penghitungan
cepat
disampaikan kepada KPU dengan menyertakan identitas
pelapor.

(2)

KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota
dapat membentuk Dewan Etik atau menyerahkan kepada
asosiasi lembaga survei atau jajak pendapat untuk
menilai kemungkinan pelanggaran etika yang dilakukan
oleh lembaga survei atau jajak pendapat dan
penghitungan cepat hasil Pemilu.

(3)

Penetapan Dewan Etik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan KPU.

(4)

Pelanggaran etika dalam pelaksanaan survei, jajak
pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu dapat berbentuk
peringatan atau larangan melakukan survei Pemilu.
(5) Pelanggaran ...
Partisipasi Masyarakat

More Related Content

What's hot

Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaWinarto Winartoap
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...Lesmana Putra
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu M Ungang
 
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)edi pribadi
 
Penyelenggaraan pemilu yang jurdil
Penyelenggaraan pemilu yang jurdilPenyelenggaraan pemilu yang jurdil
Penyelenggaraan pemilu yang jurdilElection Commision
 
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasLangkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasElection Commision
 
Perdes pencalonan
Perdes pencalonan Perdes pencalonan
Perdes pencalonan Jusa Erza
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007Aji Sahdi Sutisna
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013Deny Poerhadiyanto
 
Santiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaSantiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaYudhi Aldriand
 
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumen
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumenPetunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumen
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumenPemdes Seboro Sadang
 

What's hot (20)

Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
 
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)
Perda no.1 tahun 2015 ttg pilkades 2015 (26 2-2015)
 
Penyelenggaraan pemilu yang jurdil
Penyelenggaraan pemilu yang jurdilPenyelenggaraan pemilu yang jurdil
Penyelenggaraan pemilu yang jurdil
 
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitasLangkah strategi membangun demokrasi berkualitas
Langkah strategi membangun demokrasi berkualitas
 
21 rperbub pkd rev hkm 090415
21 rperbub pkd rev hkm 09041521 rperbub pkd rev hkm 090415
21 rperbub pkd rev hkm 090415
 
Perdes pencalonan
Perdes pencalonan Perdes pencalonan
Perdes pencalonan
 
Bpd
BpdBpd
Bpd
 
PKPU Nomor 16 Tahun 2017
PKPU Nomor 16 Tahun 2017PKPU Nomor 16 Tahun 2017
PKPU Nomor 16 Tahun 2017
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
PKPU 07 2012
PKPU 07 2012PKPU 07 2012
PKPU 07 2012
 
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007
Peraturan Bupati Ciamis No. 4 tahun 2007
 
Draft perbub bpd oki
Draft perbub bpd okiDraft perbub bpd oki
Draft perbub bpd oki
 
Perda 8 th_2015_ttg_pilkades
Perda 8 th_2015_ttg_pilkadesPerda 8 th_2015_ttg_pilkades
Perda 8 th_2015_ttg_pilkades
 
Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013Pkpu no. 17 th 2013
Pkpu no. 17 th 2013
 
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no  17 th 2013
peraturan terupdate laporn dana kampanye pemilu 2014 Pkpu no 17 th 2013
 
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
 
Santiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desaSantiaji pemilihan kepala desa
Santiaji pemilihan kepala desa
 
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumen
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumenPetunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumen
Petunjuk pilkades serentak tahun 2019 kabupaten kebumen
 

Similar to Partisipasi Masyarakat

Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPKKisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPKHelmi Irfansah
 
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdf
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdfPemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdf
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdfchasanahtravelindo
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdfaceazulgrana1
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluKNPI_bekasi
 
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemiluUu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemiluLegal Akses
 
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluLesmana Putra
 
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)Liza Dayani
 
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranPerbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranMTs DARUSSALAM
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Dede Muhidin
 
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Lesmana Putra
 
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]Pipit Apriani
 
Potensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkPotensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkMuhammad Yunus
 
Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Ahmad Sulton
 

Similar to Partisipasi Masyarakat (20)

PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
 
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPKKisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
 
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdf
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdfPemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdf
Pemantaulp3mi.pdf_20230913_075502_0000.pdf
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 
(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemiluUu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
 
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)
Hak Masyarakat dalam Pemilu (RTK)
 
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranPerbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
 
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
 
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]
Draft ruu pergantian_uu_no_22_tahun_2007_(8_september_2011)[1]
 
Pkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanyePkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanye
 
Potensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpkPotensi titik rawan dpk
Potensi titik rawan dpk
 
Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01
 
Wita ti
Wita tiWita ti
Wita ti
 
PKPU Nomor 11 Tahun 2017
PKPU Nomor 11 Tahun 2017PKPU Nomor 11 Tahun 2017
PKPU Nomor 11 Tahun 2017
 
Uu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 PjlsUu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 Pjls
 

More from KPU KOTA KENDARI (20)

pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
 
Pkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-okPkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-ok
 
Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
 
Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013
 
Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013
 
pkpu 29 2013
pkpu 29 2013pkpu 29 2013
pkpu 29 2013
 
Pkpu 26 2013_2114_2
Pkpu 26 2013_2114_2Pkpu 26 2013_2114_2
Pkpu 26 2013_2114_2
 
Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013
 
Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013Pkpu 24 2013
Pkpu 24 2013
 
Pkpu 16 th_2013
Pkpu 16 th_2013Pkpu 16 th_2013
Pkpu 16 th_2013
 
Pkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanyePkpu 15 2013_kampanye
Pkpu 15 2013_kampanye
 
TPS 13 Kambu
TPS 13 KambuTPS 13 Kambu
TPS 13 Kambu
 
TPS 11 Kambu
TPS 11 KambuTPS 11 Kambu
TPS 11 Kambu
 
TPS 10 Kambu
TPS 10 KambuTPS 10 Kambu
TPS 10 Kambu
 
TPS 9 Kambu
TPS 9 KambuTPS 9 Kambu
TPS 9 Kambu
 
TPS 8 Kambu
TPS 8 KambuTPS 8 Kambu
TPS 8 Kambu
 
TPS 7 Kambu
TPS 7 KambuTPS 7 Kambu
TPS 7 Kambu
 
TPS 6 Kambu
TPS 6 KambuTPS 6 Kambu
TPS 6 Kambu
 
TPS 5 Kambu
TPS 5 KambuTPS 5 Kambu
TPS 5 Kambu
 
TPS 3 kambu
TPS 3 kambuTPS 3 kambu
TPS 3 kambu
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Partisipasi Masyarakat

  • 1.
  • 2. -2- e. Mengingat: bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum; 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924); 3. Undang-Undang Nomor Penyelenggara Pemilihan Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); 5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010; 6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008; 15 Tahun 2011 tentang Umum (Lembaran Negara 2011 Nomor 101, Tambahan Indonesia Nomor 5246); MEMUTUSKAN ...
  • 3. -3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. 3. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh, selanjutnya disingkat KPU Provinsi/KIP Aceh, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di provinsi. 4. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU/KIP Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu di kabupaten/kota. 5. Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan perorangan dan/atau kelompok dalam penyelenggaraan Pemilu. 6. Informasi Pemilu adalah informasi mengenai sistem, tata cara teknis, dan hasil penyelenggaraan Pemilu. 7. Sosialisasi Pemilu adalah proses penyampaian informasi tentang tahapan dan program penyelenggaraan Pemilu. 8. Pendidikan Politik bagi Pemilih adalah proses penyampaian informasi kepada pemilih untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pemilih tentang Pemilu. 9. Survei ...
  • 4. -4- 9. Survei atau jajak pendapat Pemilu adalah mengumpulkan informasi/pendapat masyarakat tentang proses penyelenggaraan Pemilu, peserta Pemilu, perilaku pemilih atau hal lain terkait Pemilu dengan menggunakan metodologi tertentu. 10. Penghitungan cepat (quick count) hasil Pemilu adalah kegiatan penghitungan suara secara cepat dengan menggunakan Teknologi Informasi, atau berdasarkan metodologi tertentu. 11. Dewan etik adalah kelompok kerja yang terdiri dari ahli dan/atau pihak yang ditetapkan oleh KPU untuk memeriksa dan memutuskan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh satu lembaga survei atau jajak pendapat dan penghitungan cepat. 12. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. 13. Hari adalah hari kalender. BAB II PRINSIP DAN TUJUAN PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 2 Partisipasi Masyarakat berdasarkan prinsip: a. akuntabel; d. kredibel; e. kepastian hukum; f. kepentingan umum; g. proporsionalitas; h. profesionalitas; i. anti kekerasan; j. efisien; k. tidak memihak; dan l. diselenggarakan transparan; c. Pemilu kesukarelaan; b. dalam efektif. Pasal 3 ...
  • 5. -5- Pasal 3 (1) Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu bertujuan untuk: a. b. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya Pemilu dan penggunaan hak politik rakyat dengan benar dalam Pemilu; dan c. (2) memberikan informasi kepemiluan; meningkatkan Pemilu. keterlibatan masyarakat dalam Informasi kepemiluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; b. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan c. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota. BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB KOMISI PEMILIHAN UMUM Pasal 4 (1) Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota mempunyai wewenang: a. b. mengatur pihak yang dapat berpartisipasi baik orang, kelompok orang, badan hukum, dan/atau masyarakat adat; dan c. (2) mengatur ruang lingkup pelibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dalam tahap penyusunan kebijakan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pemilu; menolak atau menerima partisipasi masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan. Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota serta situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pasal 5 ...
  • 6. -6- Pasal 5 (1) Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota mempunyai tanggung jawab: a. b. memberikan kesempatan yang setara kepada setiap orang/pihak untuk berpartisipasi dalam Pemilu; dan c. (2) memberikan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mendorong Partisipasi Masyarakat. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi masing-masing. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT Pasal 6 Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, masyarakat berhak: a. memperoleh informasi publik terkait dengan Pemilu sesuai peraturan perundang-undangan; b. menyampaikan dan menyebarluaskan informasi publik terkait dengan Pemilu; c. berpendapat, menyampaikan pikiran baik lisan maupun tulisan; d. ikut serta dalam proses penyusunan kebijakan atau peraturan Pemilu; e. ikut serta dalam setiap tahapan Pemilu; f. ikut serta dalam evaluasi penyelenggaraan Pemilu; g. melakukan konfirmasi berdasarkan hasil pengawasan atau pemantauan penyelenggaraan Pemilu; dan h. memberi usulan tindak lanjut atas hasil pengawasan atau pemantauan penyelenggaraan Pemilu. dan pengawasan Pasal 7 ...
  • 7. -7- Pasal 7 Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, masyarakat wajib: a. menghormati hak orang lain; b. bertanggung jawab atas pendapat dan tindakannya dalam berpartisipasi; c. menjaga prinsip-prinsip dalam partisipasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; dan d. menjaga etika dan sopan santun berdasarkan budaya masyarakat. BAB IV BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 8 (1) Partisipasi masyarakat pada Pemilu dapat dilakukan dalam bentuk: a. b. sosialisasi Pemilu; c. pendidikan politik bagi Pemilih; d. survei atau jajak pendapat; e. penghitungan cepat hasil Pemilu; dan f. (2) keterlibatan Pemilu; masyarakat dalam penyelenggaraan pemantauan Pemilu. Partisipasi Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan maupun organisasi/kelompok masyarakat pada setiap tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB V KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU Pasal 9 Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, terdiri atas: a. keterlibatan ...
  • 8. -8- a. keterlibatan peraturan; dalam Penyusunan kebijakan atau b. keterlibatan dalam Tahapan Pemilu; dan c. keterlibatan dalam Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu. Pasal 10 Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan atau peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, dapat berupa: a. melakukan identifikasi dan memberikan masukan terhadap kebutuhan hukum yang sesuai dengan kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk; b. mendorong pejabat yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan untuk segera menetapkan/mengesahkan peraturan perundangundangan; c. penelitian terhadap perkembangan kebutuhan hukum yang sesuai dengan kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk; d. bantuan keahlian dalam penyusunan naskah akademik dan/atau rancangan peraturan perundang-undangan; e. mengikuti persidangan pembahasan penyusunan kebijakan atau peraturan yang dinyatakan terbuka untuk umum; f. menyebarluaskan kebijakan atau peraturan perundangundangan; g. mendukung penyediaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan; h. pendampingan hukum atau bantuan hukum; i. pengajuan keberatan terhadap pemberlakuan kebijakan atau peraturan perundang-undangan. j. pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan atau peraturan perundang-undangan; Pasal 11 (1) Keterlibatan masyarakat dalam tahapan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, dapat berupa mengikuti seluruh program yang terdapat dalam tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Keterlibatan ...
  • 9. -9- (2) Keterlibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain: a. menjadi petugas penyelenggara pemilu; b. memberi masukan/tanggapan pelaksanaan tahapan pemilu; c. menjadi pendukung kegiatan dari peserta pemilu; terhadap Pasal 12 Keterlibatan masyarakat dalam evaluasi penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dapat berupa: a. ikut dalam pertemuan evaluasi penyelenggaraan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi masing-masing dan pihak lain yang terkait; dan b. memberikan masukan atau pendapat penyempurnaan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan hasil evaluasi. BAB VI SOSIALISASI PEMILU KEPADA PEMILIH Pasal 13 (1) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b kepada Pemilih. (2) Sosialisasi Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tujuan: a. penyebarluasan informasi program Pemilu; tahapan, jadwal b. meningkatkan pengetahuan, pemahaman kemampuan masyarakat tentang kepemiluan; c. dan mendorong peningkatan partisipasi Pemilih. dan Pasal 14 (1) Setiap warga negara dan/atau kelompok, organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, serta media massa elektronik/cetak dapat melaksanakan sosialisasi Pemilu. (2) KPU ...
  • 10. -10- (2) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan kelompok maupun organisasi kemasyarakatan, komunitas masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, lembaga pendidikan dan media massa elektronik/cetak dalam melaksanakan sosialisasi. Pasal 15 Sosialisasi Pemilu dilakukan kepada masyarakat melalui mobilisasi sosial, media massa (cetak dan elektronik), pengadaan bahan sosialisasi, serta pemanfaatan budaya lokal/tradisional, dan bentuk-bentuk lain sosialisasi yang memudahkan masyarakat dapat menerima informasi kepemiluan dengan baik. BAB VII PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH Pasal 16 (1) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan pendidikan politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c bagi Pemilih. (2) Pendidikan politik bagi Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tujuan: a. membangun pengetahuan politik; b. menumbuhkan kesadaran politik; dan c. meningkatkan partisipasi politik. Pasal 17 KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam melakukan pendidikan politik dapat bekerja sama dengan kelompok maupun organisasi kemasyarakatan, komunitas masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, lembaga pendidikan dan media massa elektronik/cetak. Pasal 18 (1) Setiap warga negara dan/atau kelompok, organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, serta media massa elektronik/cetak dapat melaksanakan pendidikan politik. (2) KPU ...
  • 11. -11- (2) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan kelompok maupun organisasi kemasyarakatan, komunitas masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, lembaga pendidikan dan media massa elektronik/cetak dalam melaksanakan pendidikan politik. Pasal 19 Pendidikan politik dilakukan melalui mobilisasi sosial, pemanfaatan jejaring sosial, media lokal/tradisional, pembentukan agen-agen/relawan demokrasi/kepemiluan serta bentuk-bentuk lain yang menjadikan tujuan dari pendidikan politik tercapai. BAB VIII SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT DAN PENGHITUNGAN CEPAT HASIL PEMILIHAN UMUM Pasal 20 (1) Masyarakat dapat melakukan survei atau jajak pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d dan hitung cepat hasil Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf e. (2) Survei atau jajak pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. survei tentang perilaku Pemilih; b. survei tentang hasil Pemilu; c. survei tentang kelembagaan Pemilu penyelenggara Pemilu, partai parlemen/legislatif, pemerintah; d. survei tentang calon anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, calon Presiden dan Wakil Presiden, calon Gubernur dan Wakil Gubernur, calon Bupati dan Wakil Bupati, serta calon Walikota dan Wakil Walikota. seperti politik, Pasal 21 (1) Survei atau jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu dilakukan oleh lembaga yang telah terdaftar di KPU. (2) Pendaftaran ...
  • 12. -12- (2) Pendaftaran lembaga survei atau jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan: a. survei atau jajak pendapat dan hitung cepat lintas provinsi di KPU; b. survei atau jajak pendapat dan hitung cepat lintas Kabupaten/Kota pada provinsi tertentu di KPU Provinsi; c. survei atau jajak pendapat dan hitung cepat di sebuah kabupaten/Kota tertentu di KPU Kabupaten/Kota. Pasal 22 Lembaga survei atau jajak pendapat dan hitung cepat dinyatakan terdaftar apabila melakukan pendaftaran kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan menyerahkan persyaratan: a. Akte Pendirian/Badan Hukum Lembaga; b. Susunan kepengurusan lembaga; c. Surat keterangan domisili dari kelurahan/pemerintahan desa atau instansi pemerintahan setempat; d. Pas foto berwarna pimpinan lembaga 4 x 6 = 4 lembar; e. Surat pernyataan bahwa lembaga survei: 1. tidak melakukan keberpihakan yang menguntungkan atau merugikan peserta pemilu; 2. tidak menganggu proses penyelenggaraan tahapan pemilu; 3. bertujuan meningkatkan secara luas; 4. mendorong terwujudnya suasana kondusif bagi penyelenggaraan pemilu yang aman, damai, tertib, dan lancar; 5. benar-benar melakukan wawancara pelaksanaan survei atau jajak pendapat; 6. tidak mengubah data lapangan maupun dalam pemrosesan data; 7. menggunakan metode penelitian ilmiah; 8. melaporkan metodologi pencuplikan data (sampling), sumber dana, jumlah responden, tanggal dan partisipasi masyarakat dalam tempat ...
  • 13. -13- tempat pelaksanaan survei atau jajak pendapat dan hitung cepat. Pasal 23 (1) Pengumuman hasil survei atau jajak pendapat dan hitung cepat dilakukan dengan memberitahukan sumber dana, metodologi yang digunakan, jumlah responden, tanggal pelaksanaan survei, cakupan pelaksanaan survei dan pernyataan bahwa hasil tersebut bukan merupakan hasil resmi penyelenggara Pemilu. (2) Pengumuman hasil survei atau jajak pendapat tidak dilakukan pada masa tenang. (3) Pelaksanaan kegiatan penghitungan cepat hasil pemilu wajib mendaftarkan diri kepada KPU paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemungutan suara. (4) Pengumuman hasil hitung cepat dilakukan paling cepat 2 (dua) jam setelah selesai pemungutan suara di wilayah Indonesia bagian barat. Pasal 24 Lembaga yang melakukan survei atau jajak pendapat dan hitung cepat wajib menyampaikan laporan hasil kepada KPU tempat lembaga survei atau jajak pendapat dan hitung cepat terdaftar paling lambat 15 (lima belas) hari setelah pengumuman hasil survei. Pasal 25 (1) Pengaduan masyarakat terhadap pelaksanaan survei atau jajak pendapat dan penghitungan cepat disampaikan kepada KPU dengan menyertakan identitas pelapor. (2) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat membentuk Dewan Etik atau menyerahkan kepada asosiasi lembaga survei atau jajak pendapat untuk menilai kemungkinan pelanggaran etika yang dilakukan oleh lembaga survei atau jajak pendapat dan penghitungan cepat hasil Pemilu. (3) Penetapan Dewan Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Keputusan KPU. (4) Pelanggaran etika dalam pelaksanaan survei, jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu dapat berbentuk peringatan atau larangan melakukan survei Pemilu. (5) Pelanggaran ...