2. 2
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamat]
- Questioning [menanya]
- Experimenting [mencoba]
- Associating [menalar]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
2
Pembelajaran berbasis
kecerdasan tidak akan
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
3. Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity:
what can we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian,
• memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan
spontan/ekspresif
3
4. Pembentukan Kompetensi Melalui
Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
Keteram-
pilan
Sikap
Pembelajaran K-S-A
Pemanfaatan A-S-K
Belajar
Mengap
a
Belajar Apa
Belajar
Bagaimana
4
5. Perubahan Pola Pikir Pembelajaran SMP/MTs
No Rumusan Kurikulum Baru
1 Penguatan pengetahuan prosedural. Semua mata pelajaran menekankan
pentingnya prosedur: detil, logis, sistematis algoritmis. Kebenaran prosedur
lebih penting dari kebenaran hasil
2 Transisi dari konkret ke abstrak. Semua mata pelajaran berangkat dari
pengamatan terhadap benda/kejadian/kegiatan konkret kemudian dibahas
melalui abstraksinya
3 Semua mapel meminta siswa mempraktekkan pengetahuan yang telah
dipelajarinya
4 IPS dan IPA tidak mengenal bidang ilmu turunannya, diajarkan sebagai satu
kesatuan dengan pembahasan yang kontekstual:
-IPS melalui pemilihan tema modal pembangunan: SDL-I, SDA, SDM, SDS-B...
-IPA melalui pemilihan tema objek IPA: klasifikasi, transformasi, interaksi,
5
6. Perubahan Pola Pikir
No Pola Pikir
1 Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar
2 Kelas bukan satu-satunya tempat belajar
3 Belajar dapat dari lingkungan sekitar
4 Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu
5 Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya
6 Menekankan pentingnya kolaborasi Guru dan siswa adalah rekan belajar
7 Proses nomer satu, hasil nomer dua
8 Teaching Tutoring
9 Siswa memiliki kekhasan masing-masing
6
7. Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa
2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi
diajarkan)
Perilaku Khas Memberdayakan
Kaidah Keterikatan
8
Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)
9
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
Menuju
7
8. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11 Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dgn
ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13 Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)
14 Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara
guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
Menuju
8