slide ini telah saya presentasikan dalam seminar proposal tesis di pascasarjana UNSRI 8 november 2016 lalu di depan prof ratu ilma, prof zulkardi, dr somakim, dr yusuf hartono, dan dr darmawijoyo...
slide ini telah saya presentasikan dalam seminar proposal tesis di pascasarjana UNSRI 8 november 2016 lalu di depan prof ratu ilma, prof zulkardi, dr somakim, dr yusuf hartono, dan dr darmawijoyo...
Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di MAN 2 Palembang
Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui pendekatan kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di MAN 2 Palembang
Dalam Kajian “Kesedaran,Penilaian dan Penerimaan e-Pembelajaran Dalam Kalangan Ahli Akademik” (Rubiah Omar Jamilah Hj Ahmad, 2009 ) mendapati kesedaran responden terhadap lima konsep e-pembelajaran adalah tinggi, kefahaman e-pembelajaran dengan kesediaan pembelejaran arahan kendiri adalah memuaskan dan penerimaan responden terhadap penggunaan e-pembelajaran adalah tinggi. Kajian ini memantau e-pembelajaran secara spesifik dari aspek kesedaran terhadap konsep e-pembelajaran dalam sistem pengajaran dan pembelajaran, penilaian terhadap hubungan yang signifikan antara kefahaman terhadap e-pembelajaran dengan kesediaan pembelajaran arahan kendiri dalam kalangan ahli akademik dan penerimaan penggunaan e-pembelajaran dalam membantu proses pengajaran dan pembelajaran.
Dalam jurnal “ Penggunaan E-Learning. Dalam Kajian Penggunaan E-Pembelajaran di Kalangan Pelajar Jurusan Pendidikan Teknikal dan Vokasional di Institusi Pengajian TInggi” (Muhammad Sukri Saud, Mohd Anuar Abdul Rahman, Ting Kung Shiung, 2009). Hasil kajian menunjukkan tahap kecekapan diri siswazah kursus Pendidikan Teknikan dan Vokasional adalah tinggi. Terdapat 2 aspek kecekapan diri yang dinyatakan iaitu kecekapan diri terhadap internet dan kecekapan diri terhadap komputer. Kajian ini menggunakan kedua-dua aspek ini untuk menguji kecekapan diri terhadap e-pembelajaran.
Menurut Eastin & LaRose (2000), seseorang yang memiliki tahap kecekapan diri terhadap e-pembelajaran yang rendah akan kurang yakin terhadap kebolehan beliau mengakses e-pembelajaran dan tidak cekap dalam menggunakan kemahiran tersebut dalam kehidupan beliau. Hasil kajian menunjukkan siswazah mempunyai keyakinan yang tinggi tentang kebolehan mereka menggunakan e-pembelajaran.. Dapatan kajian menunjukkan pekali korelasi bagi pasangan pembolehubah halangan-halangan dalam penggunaan e-pembelajaran dan kecekapan diri terhadap e-pembelajaran adalah rendah. Nilai pekali korelasi yang negatif memberitahu pengguna bahawa perkaitan atau perhubungan yang wujud antara kedua pembolehubah tersebut merupakan satu hubungan yang negatif. Ini menunjukkan bahawa sekiranya kecekapan diri pengguna terhadap e-pembelajaran adalah tinggi maka halangan-halangan yang akan dihadapi dalam penggunaan e-pembelajaran adalah kurang.
Dalam Kajian Abdul Wahab Ismail Gani1 Kamaliah Hj. Siarap2 Hasrina Mustafa mengenai Penggunaan Komputer dalam Pengajaran Pembelajaran Dalam Kalangan Guru Sekolah Menengah, menunjukkan bahawa faktor pengetahuan, sikap, sifat-sifat inovasi, personaliti guru, dan sokongan organisasi amat mempengaruhi penerimaan dan penggunaan komputer dalam pengajaran dan pembelajaran dalam kalangan guru-guru. Di samping itu faktor demografi seperti jantina, umur dan mata pelajaran major yang diajar didapati tidak mempengaruhi penggunaan komputer dalam pengajaran dan pembelajaran.
Selain itu, dalam kajian Kesedian Penggunanan E-Learning Di Kalangan Pelajar Politeknik Kementerian Pengajian Tinggi (Faridah Binti Jamil dan Zain Binti
Diges Politeknik & Kolej Komuniti Zon Sarawak/Bil 1/ISSN 2180 - 1916 APRIL 2010Muhammad Nazri Abdul Halim
Jawatankuasa aktiviti penyelidikan dan pembangunan Politeknik & Kolej Komuniti Zon Sarawak telah menerbitkan sebuah wacana berkala yang berjudul Diges Politeknik & Kolej Komuniti Zon Sarawak.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2.
A. LATAR BELAKANG
Faktor
yang
mempengaruhi
prestasi
/
keterampilan
siswa,diantaranya: 1.Proses
Belajar
Mengajar, 2.Status
ekonomi
keluarga, 3.
Integligensi, 4. Minat. Yang dimaksud dengan
minat diatas adalah dorongan
yang timbul pada dirinya untuk lebih
mengetahui dan mempelajari ilmu pengetahuan di SMK terutama
pelaran teori dan praktek yang sangat
diharapkan bagi dirinya yaitu
untuk mendapatkan pekerjaan setelah
menamatkan pendidikan.
Oleh karena itu minat adalah satu hal yang penting
untuk
memasuki lembaga pendidikan SMK.
B. Indentifikasi Masalah
Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,
siswa
memiliki minat yang tinggi masuk SMK, minat masuk
sekolah kejuruan
dapat mempengaruhi prestasi belajar, minat masuk
sekolah kejuruan dapat
mempengaruhi prastasi belajar siswa SMK
Negeri 1 Karimun Bidang Keahlian
Teknik Listrik, Minat Masuk
Sekolah Kejuruan
dari siswa SMK Negeri 1
Karimun sudah
cendrung baik, Prestasi Belajar PDIL dari siswa SMK Negeri 1
Karimun sudah cendrung baik, Minat masuk sekolah kejuruan
mempunyai hubungan dengan prestasi belajar PDIL Kelas 1 Jurusan
Teknik Listrik SMK Negeri 1 Karimun
3. D.
Perumusan Masalah
1.Bagaimana tingkat kecendrungan Minat Masuk Sekolah Kejuruan Siswa Kelas 1
jurusan teknik Listrik SMK Negeri 1 Karimun ? 2.Bagaimana tingkat
kecendrungan Prestasi Belajar PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK
Negeri 1 Karimun ? 3.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Minat
Masuk Sekolah Kejuruan dengan Prestasi Belajar PDIL dari siswa kelas 1 jurusan
Teknik Listrik SMK Negeri 1 Karimun ?
E.Tujuan
Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kecendrungan minat masuk sekolah kejuruan
dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri1Karimun. 2. Untuk
mengetahui tingkat kecendrungan prestasi belajar pada mata pelajaran
PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri1 Karimun. 3.
Untuk mengetahui hubungan antara minat masuk sekolah kejuruan dengan
prestasi belajar PDIL dari siswa kelas 1 jurusan Teknik Listrik SMK Negeri
1 Karimun.
4. BAB
II BAHASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
Dalam kajian teoritis ini akan dibahas tentang minat masuk sekolah kejuruan dengan
prestasi belajar.
1. Hakekat Minat Masuk Sekolah Kejuruan
A. Minat
B. Sekolah Kejuruan
2. Hakekat Prestasi Belajar PDIL
B. Kerangka Konseptual
Hubungan Minat Masuk Sekolah Kejuruan dengan Prestasi Belajar
PDIL
C. Hipotesis
5. A. Jenis Penelitian
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Variabel Penelitian
D. Instrumentasi
1. Alat Pengumpulan Data
2. Penyusunan Instrumen
3. Skala Instrumen
E. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
2. Uji Reliabilitas
6.
7. Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan di
SMK Negeri 1 Karimun Kelas I Jurusan Teknik Listrik Tahun Ajaran
2007/2008 yang bersifat ex post facto dengan populasi seluruh siswa Kelas
I Jurusan Teknik Listrik sebanyak 64 orang. Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan ada dua variabel yakni : variabel Minat Masuk Sekolah
Kejuruan (X), variabel Prestasi Belajar PDIL (Y).
Untuk selanjutnya akan diuraikan secara berturut – turut tentang :
A. Deskripsi data penelitian
B. Indentifikasi kelas kecenderungan variabel penelitian
C. Uji persyaratan analisis
D. Pengujian hipotesis
E. Temuan penelitian dan pembahasannya
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Data Variabel Minat Masuk Sekolah Kejuruan (X)
Dari data minat masuk sekolah kejuruan (X) yang dikumpulkan
diperoleh skor terendah = 80 dan skor tertinggi = 135, rata-rata (M) =
113,77 dan simpangan baku (SD) = 13,48 perhitungan pada lampiran 4.
8. 2.Deskripsi Data Prestasi Belajar PDIL (Y)
Data variabel prestasi belajar PDIL (Y) dapat dilihat pada lampiran 7,
dimana diperoleh skor terendah = 60 dan skor tertinggi = 90. Dari
hasil
perhitungan diperoleh rata-rata (M) = 75,73 dan simpangan baku
(SD) = 6,91
hasil perhitungan selengkapnya pada lampiran 4.
B. Indentifikasi Kelas Kecenderungan Variabel Penelitian
1. Kelas kecenderungan Minat Masuk Sekolah Kejuruan (X)
Untuk mengidentifikasi kecenderungan dari Minat Masuk Sekolah Kejuruan
diacu pada rumus yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto.
terdapat 30 orang (47 %) yang memiliki kelas masuk sekolah kejuruan pada
kategori tinggi, 33 orang (52 %) pada kategori cukup dan 1 orang
(2 %) pada
kategori kurang. Melihat tabel kecenderungan Minat Masuk
Sekolah Kejuruan Siswa
Kelas I Jurusan Teknik Listrik SMK Negeri 1 Karimun Tahun Ajaran 2007/2008 adalah
cenderungan cukup.
Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 5.
2.Kelas Kecenderungan Prestasi Belajar PDIL (Y)
Untuk mengidentifikasi kecenderungan dari Prestasi Belajar PDIL diacu pada
ketentuan yang dipakai oleh sekolah.
terdapat 1 orang (2%) yang memiliki kelas prestasi belajar pada
kategori Lulus
Istimewa, 33 orang (52%) pada kategori lulus sangat baik dan 30
orang (47%) pada kategori lulus baik. Melihat tabel
kecenderungan prestasi belajar
Siswa Kelas I Jurusan Teknik
Listrik tahun ajaran 2007/2008 adalah cenderung
lulus
sangat baik.
Perhitungan selengkapnya pada lampiran 5.
9. C. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
distribusi data. Pengujian normalitas data adalah
berkaitan dengan teknis analisis
data yang digunakan. Untuk uji
normalitas ini digunakan rumus Chi- Kuadrat yaitu :
χ =∑
( fo − fh )2
fh
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier tidaknya variabel
Prestasi Belajar PDIL (Y) atas Variabel Minat Masuk Sekolah Kejuruan (X).
Dari hasil perhitungan dari lampiran 7 diperoleh persamaan regresi Y atas X
adalah :
Y = 42,27 + 0,259X
3. Uji Keberartian
Uji Keberartian Y atas X
Uji keberartian dilakukan untuk mengetahui berarti atau tidaknya garis regresi
Prestasi Belajar PDIL (Y) atas Minat Masuk Sekolah Kejuruan (X). Dengan
melihat tabel diatas menunjukkan bahwa Fhit > Ftab atau 21,2 > 3,996 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa garis regresi variabel Y atas X dinyatakan
“berarti”.
10. D.Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian yaitu hubungan antara
Minat
Masuk Sekolah Kejuruan (X) dengan Prestasi Belajar PDIL (Y) dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi product moment.
Korelasi Antara Variabel
Penelitian. Dari analisis korelasi jenjang nihil diperoleh koefesien korelasi antara
variabel minat masuk sekolah
kejuruan (X) dengan prestasi belajar PDIL sebesar
0.503, perhitungan
selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 8.
E. Temuan Penelitian dan Pembahasannya
Penelitian ini menemukan bahwa Minat Masuk Sekolah Kejuruan
Kelas I Jurusan Teknik Listrik SMK Negeri I Karimun Tahun Ajaran 2007/2008
adalah berhubungan positif dan linier dengan Prestasi Belajar PDIL, maka
gambaran ini menunjukkan perlu upaya peningkatan Minat masuk Sekolah
Kejuruan. Untuk itu perlu motivasi dari guna meningkatkan keinginan siswa
dalam mencapai hasil yang lebih baik.
11. A. KESIMPULAN
Siswa Kelas I Jurusan Teknik Listrik SMK Negeri I Karimun tahun ajaran
2007/2008 memiliki Minat Masuk Sekolah Kejuruan yang tergolong
dalam kategori cukup, yaitu dengan persentase kecenderungan yang
diperoleh sebesar 52 %.
Siswa Kelas I Jurusan Teknik Listrik SMK Negeri I Karimun tahun ajaran
2007/2008 memiliki Prestasi Belajar PDIL yang tergolong dalam kategori
cukup, yaitu dengan persentase kecenderungan yang diperoleh sebesar
52 %.
Ada hubungan yang positif dan linier antara Minat Masuk Sekolah
Kejuruan dengan Prestasi Belajar PDIL Kelas I Jurusan Teknik Listrik
SMK Negeri I Karimun tahun ajaran 2007/2008.
B. SARAN
Dalam rangka meningkatkan Minat Masuk Sekolah Kejuruan, hendaknya
pihak sekolah lebih memperhatikan siswa dengan memberikan motivasi.
Mengingat keterbatasan penelitian ini, maka disarankan kepada rekanrekan penelitian lainnya agar melakukan penelitian yang sejenis dengan
menambah variabel-variabel serta dengan metodologi yang lebih ampuh,
dan mengatasi kelemahan dalam penelitian ini.