Peraturan Desa ini mengatur tentang pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Banjarejo. BUMDes bernama AL IKLAS akan mengelola berbagai usaha seperti perdagangan, industri kecil, jasa, dan pertanian untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat serta desa. Pengurus BUMDes terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan kepala unit usaha yang dipilih melalui musyawar
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Peraturan Desa Perning mengatur pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dengan nama "BUMI PERNING SEJAHTERA" untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. BUMDesa akan dikelola oleh pengurus yang terdiri dari Penasihat, Pelaksana Operasional, dan Pengawas yang mewakili masyarakat. Modal awal BUMDesa berasal dari Anggaran Pend
BUM Desa "KRIDABO" didirikan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Seboro. BUM Desa ini memiliki berbagai unit usaha seperti jasa dan perdagangan serta desa wisata, dan dikelola secara transparan berdasarkan persetujuan masyarakat melalui musyawarah desa.
Dokumen tersebut berisi tentang Anggaran Rumah Tangga (ART) Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) "Kridabo" di Desa Seboro. Terdapat empat bab yang membahas tentang Pembina BUM Desa, Direksi BUM Desa, Badan Pengawas, dan Unit Usaha BUM Desa. Dokumen ini mengatur struktur organisasi dan tugas serta tanggung jawab masing-masing unsur dalam BUM Desa.
Peraturan Desa ini membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bernama "KRIDABO" untuk mengelola potensi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Seboro. BUMDes dibentuk melalui kesepakatan musyawarah dan dikelola secara partisipatif untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan warga.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pedoman umum pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat melalui berbagai jenis usaha sesuai potensi daerah."
Peraturan Pemerintah ini mengatur perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Beberapa pasal diubah untuk memperkuat kedudukan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum dan meningkatkan sinergi kebijakan mengenai desa. Perubahan mencakup pengaturan pembentukan desa, status desa, kewenangan desa, serta tata cara pemili
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Peraturan Desa Perning mengatur pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dengan nama "BUMI PERNING SEJAHTERA" untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. BUMDesa akan dikelola oleh pengurus yang terdiri dari Penasihat, Pelaksana Operasional, dan Pengawas yang mewakili masyarakat. Modal awal BUMDesa berasal dari Anggaran Pend
BUM Desa "KRIDABO" didirikan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Seboro. BUM Desa ini memiliki berbagai unit usaha seperti jasa dan perdagangan serta desa wisata, dan dikelola secara transparan berdasarkan persetujuan masyarakat melalui musyawarah desa.
Dokumen tersebut berisi tentang Anggaran Rumah Tangga (ART) Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) "Kridabo" di Desa Seboro. Terdapat empat bab yang membahas tentang Pembina BUM Desa, Direksi BUM Desa, Badan Pengawas, dan Unit Usaha BUM Desa. Dokumen ini mengatur struktur organisasi dan tugas serta tanggung jawab masing-masing unsur dalam BUM Desa.
Peraturan Desa ini membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bernama "KRIDABO" untuk mengelola potensi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Seboro. BUMDes dibentuk melalui kesepakatan musyawarah dan dikelola secara partisipatif untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan warga.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pedoman umum pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Kabupaten Majalengka untuk meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat melalui berbagai jenis usaha sesuai potensi daerah."
Peraturan Pemerintah ini mengatur perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Beberapa pasal diubah untuk memperkuat kedudukan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum dan meningkatkan sinergi kebijakan mengenai desa. Perubahan mencakup pengaturan pembentukan desa, status desa, kewenangan desa, serta tata cara pemili
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Peraturan Desa ini mengatur tentang organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Bhuana Jaya. Terdiri dari Kepala Desa dan perangkat desa yang terdiri dari sekretariat desa dan pelaksana teknis. Kepala Desa memimpin dan dibantu oleh sekretaris desa beserta urusan perencanaan, keuangan, dan umum. Pelaksana teknis terdiri dari seksi pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.
Rangkuman dokumen tersebut membahas tentang rancangan Anggaran Dasar Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Barambai. Dokumen ini menjelaskan tentang visi, misi, tujuan, kelembagaan, dan struktur organisasi BKAD serta hubungan antar lembaga yang dibentuk.
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanSuwondo Chan
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Kutai Kartanegara, mencakup ruang lingkup, tujuan, dan pembiayaan program TJSP. Peraturan ini bertujuan agar pelaksanaan TJSP sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dapat meminimalisir dampak negatif serta mengoptimalkan dampak positif keberadaan perusahaan.
Cikal bakal BUMDes desa Kedungjaran, digagas dengan segala kesederhanaan dengan hanya 1 tujuan, memajukan desa kedungjaran dengan menggali potensi desa.
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desaEko Doank
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Dokumen ini membahas ruang lingkup kewenangan berdasarkan hak asal usul desa dan desa adat serta kriteria dan bidang-bidang kewenangan lokal berskaka desa di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
BUMDes Bersama Sebagai Badan Hukum Penerima DAPMSupriadi Asia
Dokumen tersebut membahas tentang BUMDesma (Badan Usaha Milik Desa bersama) yang merupakan kerjasama antar desa dalam membentuk unit-unit usaha untuk mengelola aset dan layanan guna kesejahteraan masyarakat. BUMDesma dibentuk berdasarkan persetujuan antar desa dan diatur dalam peraturan kepala desa serta perjanjian bersama. BUMDesma membutuhkan badan hukum seperti PT untuk mengelola dana dan harta yang
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
Peraturan Desa ini mengatur kewenangan Desa Kedungjaran berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, pengelolaan tanah, dan pengembangan peran masyarakat. Kewenangan lokal berskala desa meliputi kegiatan pelayanan masyarakat, kebutuhan sehari-hari m
Peraturan Desa ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Balingasal untuk tahun 2017 dengan total pendapatan Rp1,6 miliar, total belanja Rp1,6 miliar dan surplus Rp35 juta.
Dokumen tersebut membahas tentang Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2014 yang mengatur besaran retribusi parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 2.000 dan kendaraan roda empat sebesar Rp. 3.000.
The document contains information about 19 government officials in Tanjungsari Village including their names, dates of birth, religion, rank, education level, appointment dates and positions. It lists Maman Surahman as the village head, appointed on February 2, 2016 based on decision number 141.1/Kpts.359-Huk/2016. It also lists Sarip Hidayat as the village secretary and includes basic information about other officials such as section chiefs, village committee members and the village consultative body. The document appears to be the village apparatus book for Tanjungsari Village in Sadananya District for the year 2016.
Petunjuk teknis ini memberikan panduan penyusunan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) bagi pemerintahan desa di Kabupaten Bekasi. Terdapat 3 tahapan penyusunan Raperdes yaitu inisiasi ide, penyusunan rancangan, dan pengesahan. Raperdes harus disusun secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan. Raperdes bertujuan mengatur berbagai aspek kepenting
Peraturan Desa ini mengatur tentang organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Bhuana Jaya. Terdiri dari Kepala Desa dan perangkat desa yang terdiri dari sekretariat desa dan pelaksana teknis. Kepala Desa memimpin dan dibantu oleh sekretaris desa beserta urusan perencanaan, keuangan, dan umum. Pelaksana teknis terdiri dari seksi pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.
Rangkuman dokumen tersebut membahas tentang rancangan Anggaran Dasar Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Barambai. Dokumen ini menjelaskan tentang visi, misi, tujuan, kelembagaan, dan struktur organisasi BKAD serta hubungan antar lembaga yang dibentuk.
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanSuwondo Chan
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kabupaten Kutai Kartanegara, mencakup ruang lingkup, tujuan, dan pembiayaan program TJSP. Peraturan ini bertujuan agar pelaksanaan TJSP sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dapat meminimalisir dampak negatif serta mengoptimalkan dampak positif keberadaan perusahaan.
Cikal bakal BUMDes desa Kedungjaran, digagas dengan segala kesederhanaan dengan hanya 1 tujuan, memajukan desa kedungjaran dengan menggali potensi desa.
Peraturan menteri desa no. 1 tahun_2015_ttg_kewenangan_desaEko Doank
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pedoman kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Dokumen ini membahas ruang lingkup kewenangan berdasarkan hak asal usul desa dan desa adat serta kriteria dan bidang-bidang kewenangan lokal berskaka desa di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
BUMDes Bersama Sebagai Badan Hukum Penerima DAPMSupriadi Asia
Dokumen tersebut membahas tentang BUMDesma (Badan Usaha Milik Desa bersama) yang merupakan kerjasama antar desa dalam membentuk unit-unit usaha untuk mengelola aset dan layanan guna kesejahteraan masyarakat. BUMDesma dibentuk berdasarkan persetujuan antar desa dan diatur dalam peraturan kepala desa serta perjanjian bersama. BUMDesma membutuhkan badan hukum seperti PT untuk mengelola dana dan harta yang
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
Peraturan Desa ini mengatur kewenangan Desa Kedungjaran berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi sistem organisasi perangkat desa, pembinaan kelembagaan masyarakat, pengelolaan tanah, dan pengembangan peran masyarakat. Kewenangan lokal berskala desa meliputi kegiatan pelayanan masyarakat, kebutuhan sehari-hari m
Peraturan Desa ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Balingasal untuk tahun 2017 dengan total pendapatan Rp1,6 miliar, total belanja Rp1,6 miliar dan surplus Rp35 juta.
Dokumen tersebut membahas tentang Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2014 yang mengatur besaran retribusi parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 2.000 dan kendaraan roda empat sebesar Rp. 3.000.
The document contains information about 19 government officials in Tanjungsari Village including their names, dates of birth, religion, rank, education level, appointment dates and positions. It lists Maman Surahman as the village head, appointed on February 2, 2016 based on decision number 141.1/Kpts.359-Huk/2016. It also lists Sarip Hidayat as the village secretary and includes basic information about other officials such as section chiefs, village committee members and the village consultative body. The document appears to be the village apparatus book for Tanjungsari Village in Sadananya District for the year 2016.
Resume perjalanan pegusulan hutan desa 2Sani Saragih
Dokumen tersebut merangkum perjalanan usulan penetapan Hutan Desa di Desa Segamai dan Serapung, Kabupaten Pelalawan, Riau. Mulai dari telaahan kelayakan areal, pengajuan surat usulan oleh desa dan dinas terkait, hingga diterbitkannya berbagai surat keputusan Menteri Kehutanan yang menetapkan areal Hutan Desa.
Dokumen tersebut merupakan peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa Salo Dua tahun 2016 dengan total pendapatan Rp 814.228.000 dan total belanja Rp 714.228.000. Belanja terbesar dialokasikan untuk bidang pembangunan desa sebesar Rp 490.739.000 untuk beberapa paket proyek dan pemberdayaan masyarakat sebesar Rp 27.200.000 untuk pelatihan.
Peraturan ini mengatur tentang pendirian, pengurusan, pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). BUM Desa didirikan untuk mengelola aset dan usaha ekonomi Desa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendirian BUM Desa memerlukan persetujuan musyawarah desa. Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari pemerintahan desa dan terdiri atas penasihat, pelaksana operasional
Permen no 4_2015 pendirian, pengurusan dan pengelolaan, dan pembubaran bumdPajeg Lempung
Peraturan ini mengatur tentang pendirian, pengurusan, pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). BUM Desa didirikan untuk mengelola aset dan usaha ekonomi Desa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendirian BUM Desa memerlukan persetujuan musyawarah desa. Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari pemerintahan desa dan terdiri atas penasihat, pelaksana operasional
Peraturan ini mengatur tentang pendirian, pengurusan, pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). BUM Desa didirikan berdasarkan keputusan Musyawarah Desa untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa. BUM Desa dikelola secara terpisah dari pemerintahan Desa oleh pengurus yang terdiri atas Penasihat, Pelaksana Operasional, dan Pengawas.
Permendesa no 4_2015 tentang pendirian, pengurusan dan pengelolaan, dan pembu...desa karangkemiri
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia no 4_2015 tentang pendirian, pengurusan dan pengelolaan, dan pembubaran badan usaha milik desa
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga perekonomian desa yang dibentuk oleh pemerintah desa dan dimiliki secara bersama oleh masyarakat desa. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum, prinsip, organisasi, pengelolaan, pendampingan, dan pengawasan BUMDes.
PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
Peraturan Desa ini membentuk beberapa lembaga kemasyarakatan di Desa Wonoyoso seperti LPMD, TP PKK Desa, RT, RW dan Karang Taruna untuk membantu pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adathasanadjo
Peraturan Daerah ini mengatur tentang susunan kelembagaan, pengisian jabatan, dan masa jabatan kepala desa adat di Provinsi Riau. Struktur kelembagaan desa adat terdiri atas pemerintah desa adat, badan permusyawaratan, lembaga adat, dan lembaga kemasyarakatan. Pengisian jabatan kepala desa adat harus memenuhi syarat seperti warga negara Indonesia, pendidikan minimal SMP, berusia minimal 25 tahun,
PokokPokok Substansi RUU BUMDes | KADES Iwan #01 TV Desa
RUU ini mengatur tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat desa. RUU ini mengatur tentang pendirian, modal, organisasi, kewenangan, dan pengelolaan BUM Desa. BUM Desa dapat didirikan berdasarkan inisiatif desa dan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan usaha.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Perdes 4
1. PERATURAN DESA BANJAREJO
KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA
KEPALA DESA BANJAREJO
Menimbang:a.bahwa untuk meningkatkan perekonmian dan pendapatan masyarakat desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa diperlukan suatu wadah yangmengelola perekonomian desa.
b. bahwa wadah yang mengelola perekonomian desa tersebutpada hurup a. Diatas berdasaran
ketentuan pasal 213 ayat (1) Undang-Undangnomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,
didesa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa.
Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencaaan Pembangunan Nasional,
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
5. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 No.126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 158 tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun No.10 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Kabupaten Madiun (Lembaran Daerah Kabupaten Madiun Tahun 2000 Nomor 10
Seri C)
8. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 14 Tahun 2007
T entang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa sa (Lembaran Daerah Kabupaten
Madiun Tahun 2007 Nomor 11/ E);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun No.33 Tahun 2007 tentang
2. Petunjuk Pelaksanaan pPreraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 14 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan danPengelolaan Badan Usaha Milik Desa.
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA BANJAREJO
dan
KEPALA DESA BANJAREJO
MEMUTUSKAN
Menetapkan: PERATURAN DESA BANJAREJO TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDes)
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa Ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintahan Desa adalah Pmeritahan Desa Banjarejo
2. Desa adalah Desa Banjarejo
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Banjarejo
4. Perangkat desa adalah Aparatur Desa yang bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksakan tugas sehari-hari.
5. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa Banjarejo.
6. Desa adalah kesatuan masarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal- usul dan
adat- istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Desa.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelengaraan purusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan
Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkam asal- usul dan adt-istiadat setempat yangdiakui dan dihormati dalam
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD. Adalah lembaga
yangmerukan perwujudan demokrasi dalam penyelengaraan pemerintahan desa sebagai
unsur penyelengara pemerintah desa.
10. Kewengan desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentigan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
daeah desa.
3. 11. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah angggota masyarakat yang menyertakan
permodalannya sesuai dengan AD/ART.
12. Pemegan saham adalah Pemerintahan Desa dan anggota Masyarakat yang menyertakan
modalnya sesuai dengan AD/ART.
BAB II
BENTUK DAN TUJUAN BUMDES
Pasal 2
Bentuk BUMDes adalah
1. Sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan disetiapDesa dapat dibentuk Badan Usaha Milik Desa;
2. BUMDes dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Desa.
3. Bentuk BUMDes adalah perusahaan Desa (Perusdes)
4. Nama BUMDes sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 adalah dengan Nama AL IKLAS
Pasal 3
Tujuan pembentukan BUMDes
1. Meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah
desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat.
2. Mengembangkan potensi Perekonomian di wilayah pedesaan untuk mewujudkan
kelembagaan yang tangguh dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan Masyarakat .
3. Menciptakan Lapangan kerja.
4. Mengoptimalkan pengembangan potensi Desa.
5. Mengentaskan Kemiskinan.
BAB III
JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA KEPENGURUSAN
Pasal 4
Jenis Usaha BUMDes meliputi:
1. Jenis Usaha disesuaikan dengan potensi yang ada di desa dan memunyai Prospek untuk
berkenmbang.
2. Menjalankan Perdagangan Umum terutama asil prodok-produk lokal meliputi hasil
pertanian dan perkebunaan.
3. Usaha Indrustri Kecil dan Kerajinan Rakyat.
4. Jasa Simpan Pinjam dan Perkreditan.
5. Perdagangaan Saprodi,Pupuk,da Obat-obatan Pertanian
6. Pengadaan dan Penyaluran Sembako masyarakat.
7. Usaha lainnya yang dibutuhkan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat..
4. Pasal 5
Pengembangan Usaha
1. Pemilihan Usaha BUMDes melalui musyawarah desa.
2. Pengembangan BUMDes dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
ada.
3. Untuk mencapai maksud dan tujuan ayat ( 2 ) Mak BUMDes “AL IKLAS “ berhak
menjalankansegala usaha sertatindakan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
asal dapat memperoleh keuntungan yang sah dan halal..
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa.
BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 6
1. BUMDes AL IKLAS berkedudukan dilingkungan Desa Banjaejo.
2. Jika diperlukan dapat membuka cabang ditempat lain.
BAB V
PERMODALAN
Pasal 7
1. Dana aset atau kekayaan Desa yang dipisahkan dari APBdes.
Unit-unit usaha yang sudah ada dan pengelolanya diserahkan ke masyarakat Desa dengan modal
dari;
a. Unit UED-SP Rp 47.000.000.
b. Unit UPK GERDU TASKIN Rp 2.500.000.
c. Unit P3EL Rp 25.000.000
d. Unit LPMD Rp 8.000.000
e. Unit usaha pertanian Rp 98.000.000
2. Bantuan dari Pemerintah Pusat,Propinsi, Daerah.
3. Pinjaman dari Lembaga Perbankan.
4. Penyerahan modal pihak ke tiga/swasta.
5. Permodalan dari masyarakat.
BAB VI
ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPENGURUSAN
Pasal 8
5. ORGANISASI
1. Organisasi BUMDes berada diluar struktur Organisasi Pemerintah Desa.
2. Organisasi Kepengurusan BUMDes dipilih berdasarkan musyawarah desa ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
3. Masa bakti Kepengurusan BUMDes selama 5 ( lima ) tahun sejak ditetapkan dan dapat
dipilih kembali.
Pasal 9
SUSUNAN PENGURUS
1. Penasehat/Pembina (Kepala Desa)
2. Badan Pengawas.
3. Pengurus terdiri dari Ketua,Seketaris,Bendahara, Kepala Unit Usaha.
4. Kepala Unit Usaha:
a. Unit UED-SP
b. Unit UPK GERDU TASKIN
c. Unit P3EL
d. Unit LPMD
e. Unit usaha pertanian
Pasal 10
PENASIHAT/PEMBINA
1. Memberikan saran,nasihat dan pendapat tentang pengelolaan BUMDes.
2. Mengawasi kegiatan Usaha.
3. Meminta penjelasantentang persoalan BUMDes.
4. Melindungi terhadap hal-hal yang merusak kelangsungan dan citra BUMDes.
Pasal 11
1. BadanPengawas ditunjuk dan ditetapkan Kepala Desa dari unsur BPD dan masyarakat
dengan persetujuan BPD secara kelembagaan.
2. Badan Pengawas Beranggotakan maksimal 3(tiga) orang terdiri dari ketua yang Berasal dari
unsur BPD dan anggota unsur masyarakat.
1. Mengikuti perkembangan BUMDes.
2. Memberikan pendapat,nasihat, dan saran kepada pengurus dan Pemerintahan Desa
terhadap pelaksanaan usaha.
3. Meminta penjelasan tentang persoalan Pengelolaan BUMDes.
4. Melindungi BUMDes dari sifat yang merusak.
Pasal 12
KEPENGURUSAN
1. Pengurus mempunyai tugas:
6. 1. Mengenbangkan dan membina Badan Usaha agar tetap melayani kebutuhan dan
berkembang menjadi lembaga yang menguntungkan dan dapat melayani kebutuhan
ekonomi masyarakat.
2. Mengusahakan agar tetap tercipta pelayanaan ekonomi desa yang adil dan merata.
3. Memupuk usaha kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian yang ada di
desa maupun dengan desa lainnya.
4. Mengali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah.
5. Membuat Rencana Kerja Tahunan meliputi:
1. Keebutuhan pendanaan.
2. Pengadaan barang.
3. Penyimpanan dan Pendristribusian
4. Inventaris dan Pemeliharaan .
5. Perubahan Status Hukum barang BUNDes setelah mendapatkan persetujuan dari
badan pengawas.
6. Lain-lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pasal 13
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS BUMDes
1. Penduduk Desa Banjarejo, mempunyai Jiwa wirausaha,berumur minimal 21 Tahun.
2. Bertempat tinggal dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
3. Berkepribadian Baik, jujur, cakap, berwibawa, penuh pengabdian dan memiliki kopetensi
terhadap perekonomian Desa.
4. Pendidikan minimal SLTA/sederajat dan dapat disesuaikan dengan situasi terhadap
perekonomian desa.
5. Sehat jasmani dan Rokani.
Pasal 14
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
1. Mendapat Tunjangan sesuai kemampuan dan keuntugan usaha
2. Mengelola keuangan dan harta benda BUMDes dengan sebaik-baiknya bagi pertumbuhan
BUMDes.
3. Kepala Unit Usaha Wajib membuat laporan setiap bulan kepada ketua.
4. Ketua melaporkan kegiatanusaha setiap 3 bulan Kepada Penasihat.
5. Pengurus Wajib menyampaikan seluruh kegiatan usaha dalam porum/musyawarah desa
yang dihadiri Kepala Desa,BPD, dan Tokoh masyarakat (laporan Tahunan )meliputi:
1. Latar belakang,maksud, dan tujuan kegiatan
2. Pelaksanaan Ketenagakerjaaan
3. Produksi dan Pemasaran
4. Keuntungan dan Kerugian
5. Hambatan
6. Paling lambat akhir tahun pada bulan maret tahun berikutnya penngurus
menyampaikanLaporan pertnggung-jawwaban keungan laba kepeda Kepala Desa.
7. Pasal 15
KEPENGURUSAN BUMDesDAPAT DIBERHENTIKAN
1. Selesai masa jabatannya.
2. Meninggal Dunia.
3. Mengundurkan Diri.
4. Tiidak dapat melaksanakan Tugas dengan Baik.
5. Tersangka Tindak pidana kejahatan.
BAB VII
BAGI HASIL USAHA
Pasal 16
1. Tahun Anggaran BUMDes adalah 1 Januari 2012
2. Pembagian keuntungan antara Unit Usaha danBUMDes akan diatur tersendiri dalam
AD/ART.
3. Hasil Keuntungan dialokasikan sebagai berikut:
a. Dana Cadangan 10%
b. Kas Desa 20%
c. Ketua 5%
d.Kepala Unit usaha &Pengurus 10%
e. Penasihat 5%
f. Badan Pengawas 5%
g. Pemegang Saham 40%
h. Dana pendidikan 5%
Pasal16
DANA CADANGAN PERUSAHAAN
1. Dana cadangan Perusahaanadalah kekyaan perusahaan yang di peroleh dari penyisihan laba
perusahaan dan tidak boleh dibagikan kepada Pemegang Saham.
2. Pengurus dapat mengunkan dana cadangan maksimal 75% dari seluruh dana cadangan untuk
perluasan perusahaan .
3. Dana cadangan harus disimpan di Bank dalam bentuk Rekening giro.
4. Dana Cadangan dapat dipergunakan apaabila Perusahaan mengalami kerugian.
BAB VIII
KERJA SAMA DENGAN PIHAK KE TIGA
Pasal 17
1. Dalam mengelola aset-aset BUMDes dapat bekerja sama dengan pihak ke tiga atas
persetujuan penasihat.
8. 2. Apabila meninbulkan beban hutang dengan jaminan dari harta BUMDes maka harus
mendapatkan persetujuan Penasihat dan badan Pengawas.
3. Bila tidak memerlukan jaminan dantidak mengakibatkan beban hutang cukup dilaporkan
kepada Penasihat.
BAB IX
MEKANISME PENGELOLAAN
Pasal 18
1. Pengelolaan Secara trasparan .
2. Pemegang saham terlibat secara aktip dalamperencanaan,pelaksanaan, pengawasandan
pengembangan usaha BUMDes.
3. Pengelolaan secara Akseptebel (Dukungan masyarakat)
4. Pengelolaan secara Akuntabel (kaidah akuntansi)
5. Pengelolaan secara berkelanjutan,memberi saran, dan bermanfaat bagi masyarakat.
BAB X
SANKSI-SANKSI
Pasal 19
1. Apabila Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga dan
peraturan yang berlaku di BUMDes dikenakan sanksi-sanksi berupa:
1. Peringatan Lisan.
1. Peringatan Tertulis.
2. Diberhentikan Dari jabatan di BUMDes.
3. Di ajukan ke Pengadilan
2. Apbila pengurus tidak tidak melaksanakan kewajiban meyelengarakan laporan / kegiatan
sesuai pasal 14 ayat 3,4,5 PERDES ini akan dikenai sanksi.
3. Ketentuan mengenai sanksi akan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 20
1. Dalam pelaksanaan administrasi surat menyurat BUMDes wajib mengunakan kop surat dan
Stempel resmi.
2. BukuadministrasiBUMDes terdiri dari:
1. Buku pengurus
2. Buku Notulen,Agenda surat Masuk Dan Keluar
3. Buku Kasdan Progam Kerja
4. Buku tamu dan lain-lain yang diperlukan
3. BUMDes harus memiliki papan nama yang ditempatkan di halaman kantor BUMDes
4. Pembinaan Teknis BUMDes dilakuakan oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Madiun
sesuai dengan tugas danfungsi.
5. BAPEMMAS kabupaten Madiun melakukan fasilitasi teknik manajemen melalui
pelatihan,pendampingan,dan pengawasan.
9. BAB XI
PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan desa ini, sepanjang pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut oleh KepalaDesa dan BPD.
Pasal 22
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di Banjarejo
Pada tanggal20 Desember 2011
KEPALA DESA BANJAREJO
Drs. H. MAHIDIN
Diundangkan di Banjarejo
pada tanggal 20 Desember 2011
( Drs. H. Mahidin Azhari)
LEMBARAN DESA BANJAREJO, KECAMATAN DAGANGAN, KABUPATEN MADIUN
TAHUN 2011 NOMOR 12
===============================================
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
( B P D )
DESA BANJAREJO
KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN
KEPUTUSAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BANJAREJO
NOMOR 3 TAHUN 2011
TENTANG
PERSETUJUAN ATAS PENETAPAN
RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG SUSUNAN BUMDes
“AL IKLAS”SEBAGAI BADAN USAHA MILIK DESA
10. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAREJO
Menimbang : a. Bahwa sesuai ketentuan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 14 Tahun 2000
Penetapan PeraturanDesaatas Persetujuan Badan Permusyawaratan Desa.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud papa huruf b. Rancangan peraturan Desa
Banjarejo tentang pendirian BUMDes “AL IKLAS” SEBAGAI Badan Usaha Milik Desa perlu
mendapatkan persetujuan BPD untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa dengan keputusan BPD
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
2. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 No.126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.76 Tahun 2000 tentang
Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa;
4. Perturan Daerah Kabupten Madiun No.3 Tahun 2007 tentang
Susunan Organisasi Pemerintah Desa;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 6 Tahun 2000
Pembentukan BPD
6. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 7 Tahun 2007
Tentang peraturan desa.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 14 Tahun 2007
Tentang Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes.
Memperhatikan :
1. Hasil Rapat Pleno Badan Permusyawaratan Desa tanggal 23
Maret sampai dengan tanggal 25 Maret 2008;
1. Hasil Rapat Panitia kerja Badan Permusyawaratan Desa pada
tanggal 23 Maret sampai dengan tanggal 25 Maret 2008;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAREJO TENTANG
PERSETUJUAN ATAS PENETAPAN PERATURAN DESA BANJAREJO TENTANG
PENDIRIAN BUMDes ’AL IKLAS’ SEBAGAI PERUSAHAAN DESA
Pasal 1
Menyetujui Rancangan Peraturan Desa Banjarejo Untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa
11. Banjarejo Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun
Pasal 2
Peraturan Desa sebagaimana di maksud dalam pasal 1 adalah Peraturan Desa pendirian BUMDes
”AL IKLAS’
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di Banjarejo
PadaTanggal:20Desember 2011
KETUA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BANJAREJO
MAHFUD S.Ag.
Tembusan :
Yth. 1. Bapak Kepala Desa Banjarejo
2. Bapak Camat Dagangan
3. Bapak Bupati Madiun
LAMPIRAN I : PERATURAN DESA BANJAREJO
NOMOR : 1 Tahun 2010
TANGGAL : 3 Januari 2010
SUSUNAN PENGURUS BUMDes
“AL IKLAS’
DESA BANJAREJO
KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN
NO N A M A J A B A T A N
1
2
3
Drs. H. Mahidin
–
–
Kepala Desa
Sekretaris
Kepala Dusun II (Banjarejo)