SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
- 1 -
[[[
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 14 TAHUN 2012
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Usaha
Milik Daerah agar mampu memberikan kontribusi dalam
perekonomian daerah dan meningkatkan pelayanan pada
masyarakat perlu dikelola dan dilakukan pengawasan
secara optimal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Badan Usaha Milik Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan
Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara
Tahun 1950);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2387);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang
- 2 -
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4756);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984
tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan
Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah;
13. Peraturan
- 3 -
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1990
tentang Tata Cara Kerjasama antar Perusahaan Daerah
dengan Pihak Ketiga;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998
tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999
tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
dan
GUBERNUR JAWA TIMUR
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN USAHA MILIK
DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Provinsi Jawa Timur.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Dewan
- 4 -
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Jawa Timur.
5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, dapat
berbentuk Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas.
6. Badan Usaha Milik Daerah yang berbentuk Perusahaan
Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD PD adalah
perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang
tentang Perusahaan Daerah yang modalnya untuk
seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang
dipisahkan.
7. Badan Usaha Milik Daerah yang berbentuk Perseroan
Terbatas selanjutnya disingkat BUMD PT adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas serta
peraturan pelaksanaannya.
8. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat
RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang mempunyai
wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Timur.
10. Rencana Jangka Panjang yang selanjutnya disingkat RJP
adalah rencana kerja dalam jangka waktu tiga tahun.
11. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang selanjutnya
disingkat RKAP adalah suatu rencana kerja dan anggaran
wajib yang dibuat untuk mencapai rencana/tujuan suatu
perusahaan untuk masa mendatang.
12. Penggabungan adalah perbuatan hukum dilakukan oleh
satu BUMD atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
BUMD lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan
pasiva dari BUMD yang menggabungkan diri beralih
karena hukum kepada BUMD yang menerima
penggabungan dan selanjutnya status badan hukum
BUMD yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
13. Peleburan
- 5 -
13. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
dua BUMD atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu BUMD baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari BUMD yang
meleburkan diri dan status badan hukum BUMD yang
meleburkan diri berakhir karena hukum.
14. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih saham BUMD yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas BUMD tersebut.
15. Pembubaran adalah penghentian kegiatan usaha yang
tidak mengakibatkan status badan hukumnya hilang,
Perseroan yang dibubarkan baru kehilangan status
hukum sampai selesainya likuidasi dan
pertanggungjawaban likuidator serta proses akhir
likuidasi diterima oleh RUPS, Pengadilan Negeri atau
Hakim Pengawas.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN BUMD
Pasal 2
Pendirian BUMD dimaksudkan untuk:
a. memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya dan penerimaan Daerah pada
khususnya;
b. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum
dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi
melalui mekanisme korporasi; dan
c. turut memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat melalui program kemitraan.
Pasal 3
Pendirian BUMD bertujuan untuk memberikan kemanfaatan
umum pada masyarakat dan untuk mendapatkan
keuntungan guna menambah sumber pendapatan asli daerah
di luar pajak dan retribusi daerah.
BAB III
- 6 -
BAB III
PENDIRIAN, PENAMAAN DAN PERUBAHAN BENTUK HUKUM
Bagian Kesatu
Pendirian
Pasal 4
(1) Pemerintah Daerah Provinsi dapat mendirikan BUMD
dengan cara memisahkan sebagian harta kekayaannya
sebagai penyertaan modal.
(2) BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
dengan Peraturan Daerah.
(3) Berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) Pemerintah Daerah Provinsi menindaklanjuti
sesuai ketentuan dalam Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas bagi BUMD PT dan Undang-Undang
tentang Perusahaan Daerah bagi BUMD PD.
Bagian Kedua
Penamaan
Pasal 5
(1) Pada setiap BUMD dicantumkan sebutan Jatim atau Jawa
Timur.
(2) Penyebutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibubuhkan pada awal, tengah, atau akhir nama BUMD.
Bagian Ketiga
Perubahan Bentuk Hukum
Pasal 6
(1) BUMD PD dapat diubah bentuk hukumnya menjadi
BUMD PT.
(2) Perubahan bentuk hukum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(3) Dalam hal terjadi perubahan bentuk hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), segenap aktiva dan pasiva BUMD
yang diubah beralih karena hukum kepada bentuk BUMD
hasil perubahan.
(4) Tata
- 7 -
(4) Tata cara perubahan bentuk hukum BUMD PD menjadi
BUMD PT diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.
BAB IV
BIDANG USAHA
Pasal 7
(1) Bidang usaha BUMD PD diprioritaskan pada usaha yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
(2) BUMD PT dapat melakukan kegiatan usaha di bidang
usaha yang terbuka bagi Perseroan Terbatas dalam arti
seluas-luasnya.
(3) Dalam melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), BUMD PT dapat membentuk anak
perusahaan.
(4) Pembentukan anak perusahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), wajib dituangkan dalam RJP dan/atau
RKAP melalui RUPS.
BAB V
RJP DAN RKAP
Pasal 8
(1) RJP dan/atau RKAP BUMD disusun oleh Direksi BUMD
dan ditetapkan setelah dikonsultasikan dengan SKPD
pembina BUMD dan dikoordinasikan dengan Alat
Kelengkapan DPRD yang membidangi BUMD terkait
dengan rencana kerja strategis perusahaan sebelum
ditetapkan RUPS.
(2) Rencana kerja strategis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain memuat kerjasama dengan pihak
ketiga, pembentukan anak perusahaan dan
pengembangan usaha yang membutuhkan investasi besar
serta lain-lain kegiatan yang berisiko tinggi.
(3) Prosedur dan tata cara penetapan RJP dan/atau RKAP
diatur dalam Peraturan Gubernur.
BAB VI
- 8 -
BAB VI
ORGAN BUMD
Pasal 9
(1) Organ BUMD PD terdiri atas:
a. Direksi; dan
b. Badan Pengawas.
(2) Organ BUMD PT terdiri atas:
a. Direksi;
b. Dewan Komisaris; dan
c. RUPS.
Bagian Kesatu
Direksi
Pasal 10
(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi
dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip
profesionalisme dan tatakelola perusahaan yang baik.
(2) Untuk pertama kali pengangkatan Direksi BUMD PT
dilakukan oleh Gubernur selaku pemegang saham.
(3) Pengangkatan Direksi BUMD PT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dalam Keputusan Gubernur,
dan disampaikan dalam RUPS.
Pasal 11
Pengangkatan Direksi BUMD PD dilakukan oleh Gubernur
selaku pemilik perusahaan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 12
Untuk dapat diangkat sebagai anggota direksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11, calon direksi wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
b. tidak
- 9 -
b. tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil,
pengurus partai politik, anggota TNI, dan anggota POLRI;
c. usia pada saat pengangkatan untuk pertama kali tidak
melebihi 55 (lima puluh lima) tahun; dan
d. lulus uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).
Pasal 13
(1) Dalam rangka pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d,
Gubernur membentuk Tim Seleksi.
(2) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal
dari unsur Pemerintah Daerah Provinsi, unsur perguruan
tinggi, dan pelaku usaha yang kompeten.
(3) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bekerja
sampai dengan terpilihnya calon direksi.
Pasal 14
(1) Penjaringan calon direksi dilakukan oleh SKPD pembina
BUMD.
(2) Daftar bakal calon direksi hasil penjaringan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Tim untuk
dilakukan seleksi melalui uji kepatutan dan kelayakan.
(3) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Gubernur.
Pasal 15
(1) Masa jabatan direksi paling lama 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat lagi untuk masa jabatan berikutnya
setelah memenuhi persyaratan.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Kedua
Badan Pengawas
Pasal 16
(1) Pengangkatan Badan Pengawas BUMD PD dilakukan oleh
Gubernur selaku pemilik perusahaan dengan Keputusan
Gubernur.
(2) Untuk
- 10 -
(2) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengawas,
calon anggota Badan Pengawas wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah; atau
b. tidak berkedudukan sebagai pengurus partai politik,
anggota TNI, dan anggota POLRI.
Bagian Ketiga
Dewan Komisaris
Pasal 17
(1) Untuk pertama kali pengangkatan komisaris BUMD PT
dilakukan oleh Gubernur selaku pemegang saham.
(2) Pengangkatan komisaris BUMD PT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan
Gubernur, dan disampaikan dalam RUPS.
(3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota dewan komisaris
BUMD PT, calon anggota dewan komisaris wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah; atau
b. tidak berkedudukan sebagai pengurus partai politik,
anggota TNI, dan anggota POLRI.
Pasal 18
(1) Komisaris BUMD dilarang merangkap jabatan sebagai
komisaris BUMD yang lain.
(2) Pelaksana pelayanan publik dilarang merangkap sebagai
komisaris BUMD PT sesuai dengan ruang lingkup
pelayanan publik.
Pasal 19
(1) Masa jabatan komisaris paling lama 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat lagi untuk 1 (satu) kali masa jabatan
berikutnya setelah memenuhi persyaratan.
(2) Persyaratan
- 11 -
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 20
Terhadap kepengurusan BUMD yang bergerak dalam bidang
usaha perbankan juga mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan.
BAB VII
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN ATAU
PEMBUBARAN BUMD
Pasal 21
(1) Gubernur atau DPRD dapat mengusulkan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan atau pembubaran BUMD.
(2) DPRD dan/atau Gubernur dapat menyetujui atau
menolak usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal DPRD atau Gubernur menolak usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib
menyampaikan alasan penolakan.
(4) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau
pembubaran BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 22
(1) Pemerintah Daerah Provinsi wajib mempertahankan posisi
kepemilikan saham paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen).
(2) Saham Pemerintah Daerah Provinsi pada BUMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan
dengan cara apapun yang mengakibatkan kepemilikan
saham menjadi kurang dari 51% (lima puluh satu persen)
dari modal dasar.
(3) Pengalihan saham yang mengakibatkan kepemilikan
Pemerintah Daerah Provinsi menjadi kurang dari 51%
(lima puluh satu persen) sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) batal demi hukum.
BAB IX
- 12 -
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah ini
ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.
Pasal 24
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
menempatkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 29 Desember 2012
GUBERNUR JAWA TIMUR,
ttd
Dr. H. SOEKARWO
PENJELASAN
- 13 -
Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 6 Pebruari 2013
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
ttd
Dr. H. RASIYO, MSi
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI D
Sesuai dengan aslinya
an. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA TIMUR
Kepala Biro Hukum
ttd
SUPRIANTO, SH.,MH
Pembina Utama Muda
NIP. 19590501 198003 1 010
- 14 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 14 TAHUN 2012
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DAERAH
I. UMUM
Pembangunan daerah wajib terus dikembangkan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan pandapatan asli daerah (PAD) guna menopang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber-sumber PAD antara lain dapat
digali dari keuntungan yang diperoleh BUMD yang didirikan dengan cara
memisahkan sebagian harta kekayaan daerah untuk dimasukkan sebagai
modal ke dalam BUMD.
Agar BUMD mampu memberikan tambahan pendapatan bagi APBD,
maka BUMD harus dikelola secara proporsional dan profesional. Dalam
rangka proporsionalitas pengelolaan BUMD, maka perlu dibatasi jumlah
maksimal harta kekayaan daerah yang dipisahkan ke dalam BUMD,
termasuk penyertaan modal ke dalam Perseroan Terbatas swasta.
Profesionalitas BUMD diwujudkan dengan menjalankan Good Governance
atau Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) dan tata kelola
perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
AUPB dan GCG hanya dapat tercapai apabila yang menjadi Direksi
sebagai pengelola BUMD benar-benar merupakan figur yang berkualitas.
Untuk memperoleh figur yang berkualitas dimaksud perlu dilakukan uji
kelayakan dan kepatutan kepada seluruh calon anggota direksi oleh
sebuah Tim yang dapat memberikan penilai secara obyektif. Guna
menjamin obyektifitas penilaian Gubernur membentuk Tim Uji
kelayakan dan kepatutan yang diwakili dari Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur, perguruan tinggi, dan pelaku usaha.
Selain masalah pengelolaan yang harus dilakukan secara
profesional, Peraturan Daerah ini mengatur kemungkinan untuk
dilakukannya penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pembubaran
BUMD, berkaitan dengan kinerja keuangan BUMD yang bersangkutan.
Dengan adanya rambu-rambu tersebut diharapkan bahwa BUMD akan
dapat berkembang dan layak disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan
swasta maupun BUMN.
II. PASAL
- 15 -
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Penyertaan modal pada BUMD PT diperhitungkan dalam bentuk
lembar saham.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Sebutan Jatim merupakan singkatan dari Jawa Timur, sehingga
dalam penamaan BUMD digunakan salah satu dari kedua sebutan
tersebut untuk memberikan ciri khas bahwa BUMD tersebut
sahamnya sebagian besar atau seluruhnya milik Pemerintah
Provinsi Jawa Timur.
Ayat (2)
Penyebutan pada awal nama BUMD, contohnya : PD Jatim Agro
Wisata, PT Jatim Investasi Pratama.
Penyebutan pada nama tengah BUMD, contohnya : PD Asri Jatim
Propertindo, PT Bangun Jatim Perkasa.
Penyebutan pada nama akhir BUMD, contohnya : PD Air Bersih
Jawa Timur, PT Bank Jatim.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
- 2 -
- 16 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
RUPS terdiri dari:
a. RUPS tahunan, yaitu RUPS yang diadakan dalam jangka waktu
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir.
b. RUPS Luar Biasa, yaitu RUPS yang dilaksanakan sewaktu-waktu
atas permintaan dari Direksi ataupun pemegang saham dengan
hak suara minimal 10% (sepuluh persen).
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
- 3 -
- 17 -
Ayat (2)
Yang dimaksud “Pelaksana pelayanan publik” adalah petugas
pelayanan masyarakat pada Unit Pelaksana Teknis dari SKPD
penyelenggara pelayanan publik dan Rumah Sakit milik Pemerintah
Provinsi.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan dalam konteks ini
adalah Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan antar
BUMD dengan tujuan untuk penyehatan perusahaan, kondisi
kesehatan BUMD yang digabung, diambilalih atau dilebur harus
dibuktikan berdasarkan hasil penilaian Auditor Independen.
Khusus untuk pengambilalihan, BUMD pengambilalih harus
dalam keadaan lebih sehat daripada BUMD yang diambil alih.
Sedangkan pembubaran dilakukan apabila kinerja BUMD benar-
benar sudah tidak sehat dan tidak mungkin untuk diperbaiki lagi,
sehingga langkah terbaik adalah dengan melakukan pembubaran.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mempertahankan posisi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku pemegang saham
pengendali.
Contoh:
PT Abece Jatim (BUMD) didirikan dengan struktur modal
sebagai berikut:
Modal dasar Rp 100.000.000,00 atau 100 saham masing-masing
dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00. Dari modal dasar
tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus menempatkan
dan menyetor modal sekurang-kurangnya sebasar Rp
51.000.000,00 atau sebesar 51 saham ekuivalen dengan 51%
dari modal dasar.
Ayat (2)
- 4 -
- 18 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
- 5 -
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 21

More Related Content

What's hot

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...iniPurwokerto
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Ade Suerani
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jatengPA_Klaten
 
Kab bengkulu tengah_3_2012
Kab bengkulu tengah_3_2012Kab bengkulu tengah_3_2012
Kab bengkulu tengah_3_2012Hema Tama
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Joy Irman
 
Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012gatothp
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaAde Suerani
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana PerimbanganPeraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana PerimbanganPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPenataan Ruang
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahmas_kus
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaAde Suerani
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguanPA_Klaten
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...iniPurwokerto
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahYgrex Thebygdanns
 
2012 Perda parpol
2012 Perda parpol2012 Perda parpol
2012 Perda parpolPA_Klaten
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 hersu12345
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202Arif Efendi
 

What's hot (20)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMB...
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng
 
Kab bengkulu tengah_3_2012
Kab bengkulu tengah_3_2012Kab bengkulu tengah_3_2012
Kab bengkulu tengah_3_2012
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
 
Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana PerimbanganPeraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan
 
Uu 15 2000
Uu 15 2000Uu 15 2000
Uu 15 2000
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PE...
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
2012 Perda parpol
2012 Perda parpol2012 Perda parpol
2012 Perda parpol
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 35/PMK.07/202
 

Similar to BUMD-Jatim

No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)
No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)
No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)ppbkab
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Putroe Phang
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_id_tribudi
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006hersu12345
 
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014iceu novida adinata
 
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsiPA_Klaten
 
Permendagri 13 Tahun 2006
Permendagri 13 Tahun 2006Permendagri 13 Tahun 2006
Permendagri 13 Tahun 2006Sigih Setiono
 
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAJukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAPenyalur Alat Kesehatan
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Ismed Nur
 
Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011hersu12345
 
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupPerda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupArifuddin Ali.
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerahNandang Sukmara
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerahNandang Sukmara
 
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modalPA_Klaten
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPA_Klaten
 

Similar to BUMD-Jatim (20)

No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)
No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)
No. 7 ttg pendirian perusahaan daerah pakpak agro lestari (pd.pal)
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006
 
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
PERDA NOMOR 4 PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
 
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi
2010 Perubahan penyertaan modal penetapan provinsi
 
Permendagri 13 Tahun 2006
Permendagri 13 Tahun 2006Permendagri 13 Tahun 2006
Permendagri 13 Tahun 2006
 
Permendagri 13 2006
Permendagri 13 2006Permendagri 13 2006
Permendagri 13 2006
 
Perda no.9 tahun 2010
Perda no.9 tahun 2010Perda no.9 tahun 2010
Perda no.9 tahun 2010
 
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAJukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
 
Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011
 
Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007Permendagri 59 2007
Permendagri 59 2007
 
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siupPerda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
Perda Kab nunukan no 8 tahun 2008 siup
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
 
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerahPermendagri no. 13 thn 2006   pedoman pengelolaan keuangan daerah
Permendagri no. 13 thn 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah
 
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
 
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+prov
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
 

Recently uploaded

Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 

Recently uploaded (10)

Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 

BUMD-Jatim

  • 1. - 1 - [[[ PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah agar mampu memberikan kontribusi dalam perekonomian daerah dan meningkatkan pelayanan pada masyarakat perlu dikelola dan dilakukan pengawasan secara optimal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Usaha Milik Daerah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang
  • 2. - 2 - 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah; 13. Peraturan
  • 3. - 3 - 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1990 tentang Tata Cara Kerjasama antar Perusahaan Daerah dengan Pihak Ketiga; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR dan GUBERNUR JAWA TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Jawa Timur. 2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 4. Dewan
  • 4. - 4 - 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur. 5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, dapat berbentuk Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas. 6. Badan Usaha Milik Daerah yang berbentuk Perusahaan Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD PD adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan. 7. Badan Usaha Milik Daerah yang berbentuk Perseroan Terbatas selanjutnya disingkat BUMD PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas serta peraturan pelaksanaannya. 8. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. 10. Rencana Jangka Panjang yang selanjutnya disingkat RJP adalah rencana kerja dalam jangka waktu tiga tahun. 11. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang selanjutnya disingkat RKAP adalah suatu rencana kerja dan anggaran wajib yang dibuat untuk mencapai rencana/tujuan suatu perusahaan untuk masa mendatang. 12. Penggabungan adalah perbuatan hukum dilakukan oleh satu BUMD atau lebih untuk menggabungkan diri dengan BUMD lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari BUMD yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada BUMD yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum BUMD yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. 13. Peleburan
  • 5. - 5 - 13. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua BUMD atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu BUMD baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari BUMD yang meleburkan diri dan status badan hukum BUMD yang meleburkan diri berakhir karena hukum. 14. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham BUMD yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas BUMD tersebut. 15. Pembubaran adalah penghentian kegiatan usaha yang tidak mengakibatkan status badan hukumnya hilang, Perseroan yang dibubarkan baru kehilangan status hukum sampai selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator serta proses akhir likuidasi diterima oleh RUPS, Pengadilan Negeri atau Hakim Pengawas. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN BUMD Pasal 2 Pendirian BUMD dimaksudkan untuk: a. memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya dan penerimaan Daerah pada khususnya; b. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi melalui mekanisme korporasi; dan c. turut memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat melalui program kemitraan. Pasal 3 Pendirian BUMD bertujuan untuk memberikan kemanfaatan umum pada masyarakat dan untuk mendapatkan keuntungan guna menambah sumber pendapatan asli daerah di luar pajak dan retribusi daerah. BAB III
  • 6. - 6 - BAB III PENDIRIAN, PENAMAAN DAN PERUBAHAN BENTUK HUKUM Bagian Kesatu Pendirian Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah Provinsi dapat mendirikan BUMD dengan cara memisahkan sebagian harta kekayaannya sebagai penyertaan modal. (2) BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan Peraturan Daerah. (3) Berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemerintah Daerah Provinsi menindaklanjuti sesuai ketentuan dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas bagi BUMD PT dan Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah bagi BUMD PD. Bagian Kedua Penamaan Pasal 5 (1) Pada setiap BUMD dicantumkan sebutan Jatim atau Jawa Timur. (2) Penyebutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibubuhkan pada awal, tengah, atau akhir nama BUMD. Bagian Ketiga Perubahan Bentuk Hukum Pasal 6 (1) BUMD PD dapat diubah bentuk hukumnya menjadi BUMD PT. (2) Perubahan bentuk hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (3) Dalam hal terjadi perubahan bentuk hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), segenap aktiva dan pasiva BUMD yang diubah beralih karena hukum kepada bentuk BUMD hasil perubahan. (4) Tata
  • 7. - 7 - (4) Tata cara perubahan bentuk hukum BUMD PD menjadi BUMD PT diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur. BAB IV BIDANG USAHA Pasal 7 (1) Bidang usaha BUMD PD diprioritaskan pada usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. (2) BUMD PT dapat melakukan kegiatan usaha di bidang usaha yang terbuka bagi Perseroan Terbatas dalam arti seluas-luasnya. (3) Dalam melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BUMD PT dapat membentuk anak perusahaan. (4) Pembentukan anak perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib dituangkan dalam RJP dan/atau RKAP melalui RUPS. BAB V RJP DAN RKAP Pasal 8 (1) RJP dan/atau RKAP BUMD disusun oleh Direksi BUMD dan ditetapkan setelah dikonsultasikan dengan SKPD pembina BUMD dan dikoordinasikan dengan Alat Kelengkapan DPRD yang membidangi BUMD terkait dengan rencana kerja strategis perusahaan sebelum ditetapkan RUPS. (2) Rencana kerja strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat kerjasama dengan pihak ketiga, pembentukan anak perusahaan dan pengembangan usaha yang membutuhkan investasi besar serta lain-lain kegiatan yang berisiko tinggi. (3) Prosedur dan tata cara penetapan RJP dan/atau RKAP diatur dalam Peraturan Gubernur. BAB VI
  • 8. - 8 - BAB VI ORGAN BUMD Pasal 9 (1) Organ BUMD PD terdiri atas: a. Direksi; dan b. Badan Pengawas. (2) Organ BUMD PT terdiri atas: a. Direksi; b. Dewan Komisaris; dan c. RUPS. Bagian Kesatu Direksi Pasal 10 (1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme dan tatakelola perusahaan yang baik. (2) Untuk pertama kali pengangkatan Direksi BUMD PT dilakukan oleh Gubernur selaku pemegang saham. (3) Pengangkatan Direksi BUMD PT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Keputusan Gubernur, dan disampaikan dalam RUPS. Pasal 11 Pengangkatan Direksi BUMD PD dilakukan oleh Gubernur selaku pemilik perusahaan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 12 Untuk dapat diangkat sebagai anggota direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11, calon direksi wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; b. tidak
  • 9. - 9 - b. tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, pengurus partai politik, anggota TNI, dan anggota POLRI; c. usia pada saat pengangkatan untuk pertama kali tidak melebihi 55 (lima puluh lima) tahun; dan d. lulus uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test). Pasal 13 (1) Dalam rangka pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d, Gubernur membentuk Tim Seleksi. (2) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari unsur Pemerintah Daerah Provinsi, unsur perguruan tinggi, dan pelaku usaha yang kompeten. (3) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bekerja sampai dengan terpilihnya calon direksi. Pasal 14 (1) Penjaringan calon direksi dilakukan oleh SKPD pembina BUMD. (2) Daftar bakal calon direksi hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Tim untuk dilakukan seleksi melalui uji kepatutan dan kelayakan. (3) Hasil uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Gubernur. Pasal 15 (1) Masa jabatan direksi paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat lagi untuk masa jabatan berikutnya setelah memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Bagian Kedua Badan Pengawas Pasal 16 (1) Pengangkatan Badan Pengawas BUMD PD dilakukan oleh Gubernur selaku pemilik perusahaan dengan Keputusan Gubernur. (2) Untuk
  • 10. - 10 - (2) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengawas, calon anggota Badan Pengawas wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; atau b. tidak berkedudukan sebagai pengurus partai politik, anggota TNI, dan anggota POLRI. Bagian Ketiga Dewan Komisaris Pasal 17 (1) Untuk pertama kali pengangkatan komisaris BUMD PT dilakukan oleh Gubernur selaku pemegang saham. (2) Pengangkatan komisaris BUMD PT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Gubernur, dan disampaikan dalam RUPS. (3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota dewan komisaris BUMD PT, calon anggota dewan komisaris wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; atau b. tidak berkedudukan sebagai pengurus partai politik, anggota TNI, dan anggota POLRI. Pasal 18 (1) Komisaris BUMD dilarang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMD yang lain. (2) Pelaksana pelayanan publik dilarang merangkap sebagai komisaris BUMD PT sesuai dengan ruang lingkup pelayanan publik. Pasal 19 (1) Masa jabatan komisaris paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat lagi untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya setelah memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan
  • 11. - 11 - (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Pasal 20 Terhadap kepengurusan BUMD yang bergerak dalam bidang usaha perbankan juga mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. BAB VII PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN ATAU PEMBUBARAN BUMD Pasal 21 (1) Gubernur atau DPRD dapat mengusulkan penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pembubaran BUMD. (2) DPRD dan/atau Gubernur dapat menyetujui atau menolak usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Dalam hal DPRD atau Gubernur menolak usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan alasan penolakan. (4) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pembubaran BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 (1) Pemerintah Daerah Provinsi wajib mempertahankan posisi kepemilikan saham paling sedikit 51% (lima puluh satu persen). (2) Saham Pemerintah Daerah Provinsi pada BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan dengan cara apapun yang mengakibatkan kepemilikan saham menjadi kurang dari 51% (lima puluh satu persen) dari modal dasar. (3) Pengalihan saham yang mengakibatkan kepemilikan Pemerintah Daerah Provinsi menjadi kurang dari 51% (lima puluh satu persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) batal demi hukum. BAB IX
  • 12. - 12 - BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 29 Desember 2012 GUBERNUR JAWA TIMUR, ttd Dr. H. SOEKARWO PENJELASAN
  • 13. - 13 - Diundangkan di Surabaya Pada tanggal 6 Pebruari 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR ttd Dr. H. RASIYO, MSi LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI D Sesuai dengan aslinya an. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Biro Hukum ttd SUPRIANTO, SH.,MH Pembina Utama Muda NIP. 19590501 198003 1 010
  • 14. - 14 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH I. UMUM Pembangunan daerah wajib terus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pandapatan asli daerah (PAD) guna menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber-sumber PAD antara lain dapat digali dari keuntungan yang diperoleh BUMD yang didirikan dengan cara memisahkan sebagian harta kekayaan daerah untuk dimasukkan sebagai modal ke dalam BUMD. Agar BUMD mampu memberikan tambahan pendapatan bagi APBD, maka BUMD harus dikelola secara proporsional dan profesional. Dalam rangka proporsionalitas pengelolaan BUMD, maka perlu dibatasi jumlah maksimal harta kekayaan daerah yang dipisahkan ke dalam BUMD, termasuk penyertaan modal ke dalam Perseroan Terbatas swasta. Profesionalitas BUMD diwujudkan dengan menjalankan Good Governance atau Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) dan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). AUPB dan GCG hanya dapat tercapai apabila yang menjadi Direksi sebagai pengelola BUMD benar-benar merupakan figur yang berkualitas. Untuk memperoleh figur yang berkualitas dimaksud perlu dilakukan uji kelayakan dan kepatutan kepada seluruh calon anggota direksi oleh sebuah Tim yang dapat memberikan penilai secara obyektif. Guna menjamin obyektifitas penilaian Gubernur membentuk Tim Uji kelayakan dan kepatutan yang diwakili dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, perguruan tinggi, dan pelaku usaha. Selain masalah pengelolaan yang harus dilakukan secara profesional, Peraturan Daerah ini mengatur kemungkinan untuk dilakukannya penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pembubaran BUMD, berkaitan dengan kinerja keuangan BUMD yang bersangkutan. Dengan adanya rambu-rambu tersebut diharapkan bahwa BUMD akan dapat berkembang dan layak disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMN. II. PASAL
  • 15. - 15 - II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Ayat (1) Penyertaan modal pada BUMD PT diperhitungkan dalam bentuk lembar saham. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Sebutan Jatim merupakan singkatan dari Jawa Timur, sehingga dalam penamaan BUMD digunakan salah satu dari kedua sebutan tersebut untuk memberikan ciri khas bahwa BUMD tersebut sahamnya sebagian besar atau seluruhnya milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ayat (2) Penyebutan pada awal nama BUMD, contohnya : PD Jatim Agro Wisata, PT Jatim Investasi Pratama. Penyebutan pada nama tengah BUMD, contohnya : PD Asri Jatim Propertindo, PT Bangun Jatim Perkasa. Penyebutan pada nama akhir BUMD, contohnya : PD Air Bersih Jawa Timur, PT Bank Jatim. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) - 2 -
  • 16. - 16 - Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) RUPS terdiri dari: a. RUPS tahunan, yaitu RUPS yang diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir. b. RUPS Luar Biasa, yaitu RUPS yang dilaksanakan sewaktu-waktu atas permintaan dari Direksi ataupun pemegang saham dengan hak suara minimal 10% (sepuluh persen). Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) - 3 -
  • 17. - 17 - Ayat (2) Yang dimaksud “Pelaksana pelayanan publik” adalah petugas pelayanan masyarakat pada Unit Pelaksana Teknis dari SKPD penyelenggara pelayanan publik dan Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Ayat (1) Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan dalam konteks ini adalah Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan antar BUMD dengan tujuan untuk penyehatan perusahaan, kondisi kesehatan BUMD yang digabung, diambilalih atau dilebur harus dibuktikan berdasarkan hasil penilaian Auditor Independen. Khusus untuk pengambilalihan, BUMD pengambilalih harus dalam keadaan lebih sehat daripada BUMD yang diambil alih. Sedangkan pembubaran dilakukan apabila kinerja BUMD benar- benar sudah tidak sehat dan tidak mungkin untuk diperbaiki lagi, sehingga langkah terbaik adalah dengan melakukan pembubaran. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 22 Ayat (1) Ketentuan ini dimaksudkan untuk mempertahankan posisi Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku pemegang saham pengendali. Contoh: PT Abece Jatim (BUMD) didirikan dengan struktur modal sebagai berikut: Modal dasar Rp 100.000.000,00 atau 100 saham masing-masing dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00. Dari modal dasar tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus menempatkan dan menyetor modal sekurang-kurangnya sebasar Rp 51.000.000,00 atau sebesar 51 saham ekuivalen dengan 51% dari modal dasar. Ayat (2) - 4 -
  • 18. - 18 - Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. - 5 - TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 21