SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PERAWATAN
JENAZAH DARI SEGI
KESEHATAN
SUSANA SITARESMI KW
PENDAHULUAN
Kematian: berhentinya semua fungsi vital tubuh
meliputi detak jantung, kegiatan otak dan pernafasan.
Penyebab: penyakit, usia, kurang gizi, kelaparan,
kecelakaan, dll
Tanda-tanda orang sudah meninggal:
1. Tidak bernafas
2. Tidak ada denyut nadi dan tidak ada denyut jantung
3. Tidak ada reaksi pada biji mata terhadap sinar
PROSES PEMBUSUKAN JENAZAH
4 menit sesudah meninggal: saat aliran darah dan
pernafasan berhenti, tubuh tidak memiliki saluran
untuk mendapatkan oksigen dan membuang
karbondioksida, sehingga karbondioksida
menciptakan lingkungan asam yang membuat
selaput dalam sel-sel tubuh pecah.
Selaput itu kemudian melepaskan enzim yang
mulai memakan sel dari dalam ke luar.
 Proses alamiah terurainya seluruh sel oleh enzim yang
keluar diikuti bakteri yang hidup dalam jenazah
memulai tugas merusak jaringan dan organ untuk
melepaskan makanan yang tersimpan (karbohidrat,
protein dan lemak)
3-6 jam: suhu jenazah mulai turun dan tanpa
oksigen dan aliran darah maka otot menjadi kaku
karena proses kematian mengunci tendon dan otot-otot
pada tempatnya dan memuncak pada 12 jam sesudah
meninggal.
Bakteri-bakteri aerobik dalam jenazah memanfaatkan
oksigen yang ada dan menciptakan lingkungan ideal
bagi pengembangbiakannya dan gas yang dihasilkan
oleh bakteri akan bertambah banyak, sehingga
memungkinkan cairan dan bau keluar dari jenazah
24 jam: organ dalam mulai membusuk
PERHATIAN !!!
 Masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan penularan
penyakit melalui jenazah karena berkembangnya
penyakit menular yang berujung kematian.
 Penyakit menular yang bisa ditularkan melalui jenazah
saat meninggal seperti Hepatitis (Hepatitis B atau
Hepatitis C), HIV/AIDS, Tuberculosis, Flu Burung,
Infeksi Saluran Cerna (diare Rotavirus, Salmonellosis, E.
coli, Demam Tifoid, Hepatitis A, Shigellosis dan Kolera)
dan juga Covid-19.
 Jenazah kecelakaan digolongkan infeksius.
 Beberapa jenis penyakit menular yang berujung kematian
menjadi kendala di masyarakat dalam pemulasaraan
jenasah karena cara memandikan jenazah pengidap
penyakit menular tidak bisa dilakukan sembarangan.
 Maka dalam perawatan jenazah perlu perlakuan khusus
yaitu saat memandikan jenazah.
 Perlu informasi dan bertindak sesuai ketentuan agar
penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan
penyakit menular.
 Kekhawatiran masih adanya virus atau bakteri yang
melekat pada jenazah, dimana pada dasarnya sama untuk
semua penyakit infeksi menular lainnya, ternyata bisa
diantisipasi.
 Salah satunya dengan memahami mengenai tata cara
perawatan jenazah yang meninggal karena penyakit infeksi.
 Tindakan dalam mengantisipasi terjadinya penularan
penyakit infeksi disebut kewaspadaan standar. Termasuk di
dalamnya adalah wajib tersedianya alat pelindung dan
penatalaksanaan peralatan serta lingkungan.
 Selalu menerapkan Kewaspadaan Universal
(memperlakukan setiap cairan tubuh, darah dan jaringan
tubuh manusia sebagai bahan yang infeksius) untuk
mencegah penularan penyakit menular.
 Salah satu standar operasi prosedur pemulasaran jenazah
adalah menggunakan universal precaution ( UP ) atau
alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah
dan cairan tubuh
TUJUAN
KEWASPADAAN UNIVERSAL PETUGAS
1. Agar prosedur pemulasaraan jenazah dengan
infeksi berjalan dengan baik dan teratur
2. Menghilangkan resiko penularan infeksi dari
jenazah ke petugas
3. Memberikan rasa aman pada petugas
4. Memberikan rasa aman pada lingkungan tempat
dirawatnya jenazah
ALAT PELINDUNG DIRI
Meliputi:
1. Celemek plastik
2. Sarung tangan karet sampai siku
3. Penutup kepala
4. Masker
5. Kaca mata
6. Sepatu boot.
KETENTUAN UMUM PENANGANAN
JENAZAH INFEKSIUS
Semua petugas/ keluarga/ masyarakat yang
menangani jenazah sebaiknya telah mendapatkan
vaksinasi sebelum melaksanakan pemulasaraan
jenazah ( contoh: efektivitas vaksinasi Hepatitis-B
selama 5 tahun).
Hindari kontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh lainnya
 Luka dan bekas suntikan pada jenazah diberikan
desinfektan;
 Semua lubang-lubang tubuh, ditutup dengan kasa absorben
dan diplester kedap air;
 Badan jenazah harus bersih dan kering;
 Jenazah (HIV/AIDS) yang sudah dibungkus tidak boleh di
buka lagi;
 Jenazah (HIV/AIDS) tidak boleh dibalsem atau disuntik
untuk pengawetan atau autopsi, kecuali oleh petugas
khusus (yang sudah dilatih).
Tata cara memandikan jenazah:
1. Siapkan tempat untuk memandikan jenazah.
• Pencahayaan yang terang.
• Sirkulasi udara yang baik.
• Sebaiknya berlantai semen (jangan dari tanah).
• Air bersih yang mengalir.
• Dipan beserta alas kepala. Jenazah dimandikan di atas meja dari
stainless steel (jangan yang terbuat dari kayu).
• Sabun mandi dan handuk kering.
• SPAL yang jauh dari sumber air. Bisa juga dialirkan ke septic tank.
2. Siapkan larutan klorin 0,5% (mencampurkan bayclin dengan air
dengan perbandingan 1:9 ). Larutan klorin 0,5% dipergunakan untuk
mematikan bibit penyakit.
3. Kenakan pakaian yang memenuhi standar kewaspadaan
universal.
 Apabila ada luka harus ditutup dengan plester kedap air
• Kenakan sepatu dari boot dari karet
• Kenakan celemek plastik
• Kenakan masker pelindung mulut dan hidung
• Kenakan kacamata pelindung
• Kenakan sarung tangan karet
• Kenakan penutup kepala
4. Pindahkan jenazah ke dipan/ tempat memandikan.
5. Lepaskan semua baju yang dikenakan jenazah.
6. Siram jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan
biarkan selama 10 menit
7. Sabuni jenazah.
8. Siram dengan air mengalir.
9. Keringkan jenazah dengan handuk.
10. Sumbat lubang-lubang tubuh dengan kapas.
11. Bungkus dengan plastik kantong jenazah. Hal ini dilakukan supaya
darah dan cairan tubuh tidak kemana-mana.
12. Pindahkan jenazah langsung ke keranda/peti mati sedemikian
hingga tidak perlu mengangkat lagi jika akan diberangkatkan ke
pemakaman.
13. Bersihkan bekas tempat memandikan dengan larutan klorin
0,5%.
• Siram dipan dengan larutan klorin 0,5%
• Siram lantai
• Biarkan selama 10 menit
• Bilas dengan air bersih yang mengalir
14.Lepaskan perlengkapan kewaspadaan universal.
• Rendam tangan yang masih mengenakan sarung tangan dalam
larutan klorin 0,5%, lalu bilas dengan sabun dan air mengalir
• Lepas kacamata pelindung, rendam dalam larutan klorin 0,5%
• Lepas masker pelindung, dan buang dalam tempat sampah
infeksius
• Lepas celemek plastik, rendam dalam larutan klorin 0,5%
• Celupkan bagian luar sepatu pada larutan klorin 0,5%, bilas
dengan air bersih lalu lepaskan sepatu dan letakkan di tempat
semula
• Terakhir lepaskan sarung tangan.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
 Limbah cair dari jenazah adalah cairan tubuh jenazah dan
bekas air mandi jenazah.
 Limbah harus tersalur ke tempat pembuangan yang aman
dan jangan sampai mencemari sumber air minum seperti
sumur serta halaman yang sering menjadi tempat bermain
anak-anak.
 Pastikan air bekas memandikan jenazah bisa langsung
mengalir ke saluran pembuangan dan jangan sampai
tergenang karena memungkinkan terjadinya penularan virus
dan penyebaran penyakit.
 Agar limbah cair ini aman tidak mencemari lingkungan
sekitar maka limbah diberi larutan klorin kemudian
dialirkan ke saluran air/selokan/septik tank.
 Apabila cairan jenazah pengidap infeksi menular seperti
kolera, disentri dan tifoid, maka tempat pemandian jenazah
harus diberi disinfektan seperti kaporit.
 Dekontaminasi bekas lantai pemandian jenazah ini dapat
juga dengan menaburkan kapur gohor (gamping)
Memandikan jenazah harus dilakukan
dengan hati-hati, tertib, dan tidak
ceroboh.
Air bekas memandikan jenazah jangan
sampai terpercik dan berserakan di lantai
atau tempat pemandian.
Setelah selesai memandikan jenazah,
petugas segera mandi bersih
menggunakan sabun dan apabila ada
luka lecet pada kulit, maka pergunakan
antiseptik seperti alkohol 70%,
khlorhexidin atau povidone iodine.
Beberapa bagian tubuh yang terkontaminasi oleh
cairan atau kotoran yang berasal dari jenazah
 Terutama jika cara kerja tidak berhati-hati dan tidak
memakai alat pelindung diri yang sesuai.
1. Bila yang terkontaminasi tangan, kaki atau kulit lain
yang utuh, maka cukup dicuci bersih dengan memakai
sabun.
2. Bila ada kulit yang tidak utuh seperti luka lecet maka
prosedur mencuci ini harus menggunakan antiseptik.
3. Bila yang terkontaminasi mata maka segeralah
mencuci mata dengan air bersih.
4. Bila yang terkontaminasi hidung maka segera keluarkan
dengan melakukan bersin dan bilas dengan air bersih.
5. Bila yang terkontaminasi bagian tubuh yang luas
maka segeralah mandi bersih menggunakan sabun dan
cuci rambut menggunakan shampo.
DESINFEKTAN YANG DIGUNAKAN
 Klorin atau hipoklorit adalah disinfektan yang bekerja
cepat untuk membunuh kuman dengan harga yang cukup
murah.
 Sediaannya ada yang berbentuk cair (seperti natrium
hipoklorit) dan ada yang padat (seperti kalsium
hipoklorit).
 Natrium hipoklorit banyak dipakai untuk pemutih
pakaian dalam konsentrasi 5,8%. Untuk keperluan
pembersihan lantai atau perabot rumah tangga cukup
dengan konsentrasi 0,5% yang dibuat dengan
mencampur larutan klorin dengan air dalam
perbandingan 1:9.
Fenol atau karbol adalah cairan
disinfektan yang sering dipakai dan
banyak dipasarkan dengan merek
seperti Lysol.
Larutan ini kurang aman untuk kulit
dan mukosa (selaput lendir).
PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS
 Sampah yang bersifat infeksius dari jenazah biasanya
berupa perban, kasa, dan plaster yang berasal dari
perawatan rumah sakit.Sampah tersebut dimasukkan ke
dalam satu wadah agar tidak berceceran.
 Wadah dapat berupa kardus atau kantong plastik untuk
kemudian dibakar pada tempat yang aman.Cara
membakarnya harus secara sempurna hingga semua
menjadi abu.
Apabila di lokasi setempat terdapat fasilitas
pengelolaan limbah infeksius (insenerator)
maka dapat dikirimkan ke tempat tersebut
melalui dinas kesehatan atau puskesmas
setempat.
CARA DEKONTAMINASI
PERALATAN BEKAS PAKAI
 Dekontaminasi peralatan bekas pakai bertujuan untuk
mencegah penyebaran infeksi melalui alat/media seperti:
1. Bak/meja pemandian.
2. Perabot rumah tangga (ember, gayung, dll).
3. Lantai.
4. Linen.
Peralatan tersebut di atas termasuk perabot rumah tangga
yang sangat mudah terkontaminasi oleh cairan jenazah
terutama jenazah dengan riwayat kecelakaan
PERHATIAN !!!!
 Bila tumpahan cairan atau darah banyak maka serap terlebih
dahulu dengan kertas koran atau tisu kemudian dikelola
lebih lanjut sebagai bahan infeksius di tempat tertentu.
 Bekas tumpahan diberi cairan deterjen kemudian
didekontaminasi dengan cairan disinfektan kemudian serap
lagi dengan kertas atau tisu.
 Bilas dengan air bersih kemudian lap dengan kertas atau tisu.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to PERAWATAN JENAZAH DARI SEGI KESEHATAN PAROKI HKY.pptx

5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxHygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxKeslingTegalrejo
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomialCahya
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPPIRSUSyifaMedina
 
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptx
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptxPanduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptx
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptxKhoirulFahmi9
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxMulyantiUnisaBandung
 
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptx
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptxMenggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptx
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptxHotzScenez
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksimateri-x2
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptFKMAP13
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sWarnet Raha
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) pjj_kemenkes
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 

Similar to PERAWATAN JENAZAH DARI SEGI KESEHATAN PAROKI HKY.pptx (20)

5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxHygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
 
Penyakit Kencing Tikus
Penyakit Kencing TikusPenyakit Kencing Tikus
Penyakit Kencing Tikus
 
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptx
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptxPanduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptx
Panduan Pemulasaran Jenazah Infeksius.pptx
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptx
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptxMenggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptx
Menggunakan_Jamban_yang_Bersih_dan_Sehat - Copy.pptx
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksi
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

PERAWATAN JENAZAH DARI SEGI KESEHATAN PAROKI HKY.pptx

  • 2. PENDAHULUAN Kematian: berhentinya semua fungsi vital tubuh meliputi detak jantung, kegiatan otak dan pernafasan. Penyebab: penyakit, usia, kurang gizi, kelaparan, kecelakaan, dll Tanda-tanda orang sudah meninggal: 1. Tidak bernafas 2. Tidak ada denyut nadi dan tidak ada denyut jantung 3. Tidak ada reaksi pada biji mata terhadap sinar
  • 3. PROSES PEMBUSUKAN JENAZAH 4 menit sesudah meninggal: saat aliran darah dan pernafasan berhenti, tubuh tidak memiliki saluran untuk mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida, sehingga karbondioksida menciptakan lingkungan asam yang membuat selaput dalam sel-sel tubuh pecah. Selaput itu kemudian melepaskan enzim yang mulai memakan sel dari dalam ke luar.
  • 4.  Proses alamiah terurainya seluruh sel oleh enzim yang keluar diikuti bakteri yang hidup dalam jenazah memulai tugas merusak jaringan dan organ untuk melepaskan makanan yang tersimpan (karbohidrat, protein dan lemak) 3-6 jam: suhu jenazah mulai turun dan tanpa oksigen dan aliran darah maka otot menjadi kaku karena proses kematian mengunci tendon dan otot-otot pada tempatnya dan memuncak pada 12 jam sesudah meninggal.
  • 5. Bakteri-bakteri aerobik dalam jenazah memanfaatkan oksigen yang ada dan menciptakan lingkungan ideal bagi pengembangbiakannya dan gas yang dihasilkan oleh bakteri akan bertambah banyak, sehingga memungkinkan cairan dan bau keluar dari jenazah 24 jam: organ dalam mulai membusuk
  • 6. PERHATIAN !!!  Masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan penularan penyakit melalui jenazah karena berkembangnya penyakit menular yang berujung kematian.  Penyakit menular yang bisa ditularkan melalui jenazah saat meninggal seperti Hepatitis (Hepatitis B atau Hepatitis C), HIV/AIDS, Tuberculosis, Flu Burung, Infeksi Saluran Cerna (diare Rotavirus, Salmonellosis, E. coli, Demam Tifoid, Hepatitis A, Shigellosis dan Kolera) dan juga Covid-19.  Jenazah kecelakaan digolongkan infeksius.
  • 7.  Beberapa jenis penyakit menular yang berujung kematian menjadi kendala di masyarakat dalam pemulasaraan jenasah karena cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular tidak bisa dilakukan sembarangan.  Maka dalam perawatan jenazah perlu perlakuan khusus yaitu saat memandikan jenazah.  Perlu informasi dan bertindak sesuai ketentuan agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit menular.
  • 8.  Kekhawatiran masih adanya virus atau bakteri yang melekat pada jenazah, dimana pada dasarnya sama untuk semua penyakit infeksi menular lainnya, ternyata bisa diantisipasi.  Salah satunya dengan memahami mengenai tata cara perawatan jenazah yang meninggal karena penyakit infeksi.  Tindakan dalam mengantisipasi terjadinya penularan penyakit infeksi disebut kewaspadaan standar. Termasuk di dalamnya adalah wajib tersedianya alat pelindung dan penatalaksanaan peralatan serta lingkungan.
  • 9.  Selalu menerapkan Kewaspadaan Universal (memperlakukan setiap cairan tubuh, darah dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan yang infeksius) untuk mencegah penularan penyakit menular.  Salah satu standar operasi prosedur pemulasaran jenazah adalah menggunakan universal precaution ( UP ) atau alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh
  • 10. TUJUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL PETUGAS 1. Agar prosedur pemulasaraan jenazah dengan infeksi berjalan dengan baik dan teratur 2. Menghilangkan resiko penularan infeksi dari jenazah ke petugas 3. Memberikan rasa aman pada petugas 4. Memberikan rasa aman pada lingkungan tempat dirawatnya jenazah
  • 11. ALAT PELINDUNG DIRI Meliputi: 1. Celemek plastik 2. Sarung tangan karet sampai siku 3. Penutup kepala 4. Masker 5. Kaca mata 6. Sepatu boot.
  • 12. KETENTUAN UMUM PENANGANAN JENAZAH INFEKSIUS Semua petugas/ keluarga/ masyarakat yang menangani jenazah sebaiknya telah mendapatkan vaksinasi sebelum melaksanakan pemulasaraan jenazah ( contoh: efektivitas vaksinasi Hepatitis-B selama 5 tahun). Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya
  • 13.  Luka dan bekas suntikan pada jenazah diberikan desinfektan;  Semua lubang-lubang tubuh, ditutup dengan kasa absorben dan diplester kedap air;  Badan jenazah harus bersih dan kering;  Jenazah (HIV/AIDS) yang sudah dibungkus tidak boleh di buka lagi;  Jenazah (HIV/AIDS) tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan atau autopsi, kecuali oleh petugas khusus (yang sudah dilatih).
  • 14. Tata cara memandikan jenazah: 1. Siapkan tempat untuk memandikan jenazah. • Pencahayaan yang terang. • Sirkulasi udara yang baik. • Sebaiknya berlantai semen (jangan dari tanah). • Air bersih yang mengalir. • Dipan beserta alas kepala. Jenazah dimandikan di atas meja dari stainless steel (jangan yang terbuat dari kayu). • Sabun mandi dan handuk kering. • SPAL yang jauh dari sumber air. Bisa juga dialirkan ke septic tank. 2. Siapkan larutan klorin 0,5% (mencampurkan bayclin dengan air dengan perbandingan 1:9 ). Larutan klorin 0,5% dipergunakan untuk mematikan bibit penyakit.
  • 15. 3. Kenakan pakaian yang memenuhi standar kewaspadaan universal.  Apabila ada luka harus ditutup dengan plester kedap air • Kenakan sepatu dari boot dari karet • Kenakan celemek plastik • Kenakan masker pelindung mulut dan hidung • Kenakan kacamata pelindung • Kenakan sarung tangan karet • Kenakan penutup kepala
  • 16. 4. Pindahkan jenazah ke dipan/ tempat memandikan. 5. Lepaskan semua baju yang dikenakan jenazah. 6. Siram jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan biarkan selama 10 menit 7. Sabuni jenazah. 8. Siram dengan air mengalir. 9. Keringkan jenazah dengan handuk.
  • 17. 10. Sumbat lubang-lubang tubuh dengan kapas. 11. Bungkus dengan plastik kantong jenazah. Hal ini dilakukan supaya darah dan cairan tubuh tidak kemana-mana. 12. Pindahkan jenazah langsung ke keranda/peti mati sedemikian hingga tidak perlu mengangkat lagi jika akan diberangkatkan ke pemakaman. 13. Bersihkan bekas tempat memandikan dengan larutan klorin 0,5%. • Siram dipan dengan larutan klorin 0,5% • Siram lantai • Biarkan selama 10 menit • Bilas dengan air bersih yang mengalir
  • 18. 14.Lepaskan perlengkapan kewaspadaan universal. • Rendam tangan yang masih mengenakan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lalu bilas dengan sabun dan air mengalir • Lepas kacamata pelindung, rendam dalam larutan klorin 0,5% • Lepas masker pelindung, dan buang dalam tempat sampah infeksius • Lepas celemek plastik, rendam dalam larutan klorin 0,5% • Celupkan bagian luar sepatu pada larutan klorin 0,5%, bilas dengan air bersih lalu lepaskan sepatu dan letakkan di tempat semula • Terakhir lepaskan sarung tangan.
  • 19. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  Limbah cair dari jenazah adalah cairan tubuh jenazah dan bekas air mandi jenazah.  Limbah harus tersalur ke tempat pembuangan yang aman dan jangan sampai mencemari sumber air minum seperti sumur serta halaman yang sering menjadi tempat bermain anak-anak.  Pastikan air bekas memandikan jenazah bisa langsung mengalir ke saluran pembuangan dan jangan sampai tergenang karena memungkinkan terjadinya penularan virus dan penyebaran penyakit.
  • 20.  Agar limbah cair ini aman tidak mencemari lingkungan sekitar maka limbah diberi larutan klorin kemudian dialirkan ke saluran air/selokan/septik tank.  Apabila cairan jenazah pengidap infeksi menular seperti kolera, disentri dan tifoid, maka tempat pemandian jenazah harus diberi disinfektan seperti kaporit.  Dekontaminasi bekas lantai pemandian jenazah ini dapat juga dengan menaburkan kapur gohor (gamping)
  • 21. Memandikan jenazah harus dilakukan dengan hati-hati, tertib, dan tidak ceroboh. Air bekas memandikan jenazah jangan sampai terpercik dan berserakan di lantai atau tempat pemandian. Setelah selesai memandikan jenazah, petugas segera mandi bersih menggunakan sabun dan apabila ada luka lecet pada kulit, maka pergunakan antiseptik seperti alkohol 70%, khlorhexidin atau povidone iodine.
  • 22. Beberapa bagian tubuh yang terkontaminasi oleh cairan atau kotoran yang berasal dari jenazah  Terutama jika cara kerja tidak berhati-hati dan tidak memakai alat pelindung diri yang sesuai. 1. Bila yang terkontaminasi tangan, kaki atau kulit lain yang utuh, maka cukup dicuci bersih dengan memakai sabun. 2. Bila ada kulit yang tidak utuh seperti luka lecet maka prosedur mencuci ini harus menggunakan antiseptik. 3. Bila yang terkontaminasi mata maka segeralah mencuci mata dengan air bersih.
  • 23. 4. Bila yang terkontaminasi hidung maka segera keluarkan dengan melakukan bersin dan bilas dengan air bersih. 5. Bila yang terkontaminasi bagian tubuh yang luas maka segeralah mandi bersih menggunakan sabun dan cuci rambut menggunakan shampo.
  • 24. DESINFEKTAN YANG DIGUNAKAN  Klorin atau hipoklorit adalah disinfektan yang bekerja cepat untuk membunuh kuman dengan harga yang cukup murah.  Sediaannya ada yang berbentuk cair (seperti natrium hipoklorit) dan ada yang padat (seperti kalsium hipoklorit).  Natrium hipoklorit banyak dipakai untuk pemutih pakaian dalam konsentrasi 5,8%. Untuk keperluan pembersihan lantai atau perabot rumah tangga cukup dengan konsentrasi 0,5% yang dibuat dengan mencampur larutan klorin dengan air dalam perbandingan 1:9.
  • 25. Fenol atau karbol adalah cairan disinfektan yang sering dipakai dan banyak dipasarkan dengan merek seperti Lysol. Larutan ini kurang aman untuk kulit dan mukosa (selaput lendir).
  • 26. PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS  Sampah yang bersifat infeksius dari jenazah biasanya berupa perban, kasa, dan plaster yang berasal dari perawatan rumah sakit.Sampah tersebut dimasukkan ke dalam satu wadah agar tidak berceceran.  Wadah dapat berupa kardus atau kantong plastik untuk kemudian dibakar pada tempat yang aman.Cara membakarnya harus secara sempurna hingga semua menjadi abu.
  • 27. Apabila di lokasi setempat terdapat fasilitas pengelolaan limbah infeksius (insenerator) maka dapat dikirimkan ke tempat tersebut melalui dinas kesehatan atau puskesmas setempat.
  • 28. CARA DEKONTAMINASI PERALATAN BEKAS PAKAI  Dekontaminasi peralatan bekas pakai bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat/media seperti: 1. Bak/meja pemandian. 2. Perabot rumah tangga (ember, gayung, dll). 3. Lantai. 4. Linen. Peralatan tersebut di atas termasuk perabot rumah tangga yang sangat mudah terkontaminasi oleh cairan jenazah terutama jenazah dengan riwayat kecelakaan
  • 29. PERHATIAN !!!!  Bila tumpahan cairan atau darah banyak maka serap terlebih dahulu dengan kertas koran atau tisu kemudian dikelola lebih lanjut sebagai bahan infeksius di tempat tertentu.  Bekas tumpahan diberi cairan deterjen kemudian didekontaminasi dengan cairan disinfektan kemudian serap lagi dengan kertas atau tisu.  Bilas dengan air bersih kemudian lap dengan kertas atau tisu.