APBN dan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah pusat dan daerah yang mencakup pendapatan, belanja, dan pembiayaan. APBN meliputi anggaran pemerintah pusat sedangkan APBD meliputi anggaran pemerintah daerah. Keduanya bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya kebutuhan pemerintah dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, dan pembagian kekuasaan keuangan negara. Terdapat penjelasan mengenai berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara seperti Presiden, Menteri Keuangan, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Bendahara Umum Negara.
APBN dan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah pusat dan daerah yang mencakup pendapatan, belanja, dan pembiayaan. APBN meliputi anggaran pemerintah pusat sedangkan APBD meliputi anggaran pemerintah daerah. Keduanya bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya kebutuhan pemerintah dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, dan pembagian kekuasaan keuangan negara. Terdapat penjelasan mengenai berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara seperti Presiden, Menteri Keuangan, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Bendahara Umum Negara.
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara pengadaan pinjaman dan hibah luar negeri serta penerusan pinjaman dan hibah, mencakup kewenangan pengadaan pinjaman, sumber dan jenis pinjaman serta hibah, perencanaan pengadaan, dan persyaratan pengajuan usulan kegiatan yang dibiayai melalui pinjaman atau hibah luar negeri.
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAMuhammad Rafi Kambara
Dokumen ini membahas tentang analisis Bursa Efek Indonesia dalam ruang lingkup keuangan negara. Bursa Efek Indonesia adalah lembaga swasta yang menghubungkan investor dan perusahaan yang membutuhkan modal, diawasi oleh OJK. Bursa Efek Indonesia tidak termasuk dalam lingkup keuangan negara karena merupakan lembaga yang mencari keuntungan dari biaya perdagangan surat berharga.
Permendagri mengatur pengelolaan keuangan daerah termasuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kebijakan penyusunan anggaran terkait pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah serta kuasa dan tanggung jawab pengelola keuangan daerah.
Dokumen tersebut merangkum peran dan tanggung jawab Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan dengan tujuan utama menjaga stabilitas nilai rupiah dan sistem keuangan.
"[Ringkuman] UU No. 17 Tahun 2003 Ttg Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 Ttg Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 Ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah, penyusunan dan pelaksanaan anggaran belanja negara/daerah, serta pengawasan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara."
Dokumen tersebut membahas tentang pelajaran yang dapat diambil dari kasus kebangkrutan Kota Detroit beserta penyebabnya. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain: (1) Detroit mengalami defisit fiskal berkelanjutan akibat penurunan pendapatan dan krisis keuangan, (2) tingginya beban legacy cost dan utang, dan (3) Detroit mengajukan permohonan kebangkrutan berdasarkan Chapter 9 untuk merestrukturisasi utangnya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ruang lingkup, dan asas-asas pengelolaan keuangan negara. Keuangan negara mencakup hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta barang milik negara. Ruang lingkupnya meliputi bidang pajak, moneter, dan kekayaan negara. Asas-asas pengelolaannya antara lain akuntabilitas, proporsionalitas, dan profesionalitas.
Dokumen tersebut membahas tiga undang-undang terkait pengelolaan keuangan negara dan daerah, yaitu UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga undang-undang tersebut mengatur penyusunan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara serta daerah, serta p
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan uang negara dan daerah. Menteri Keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Negara yang mengelola uang negara, sedangkan kepala dinas keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah yang mengelola uang daerah. Uang negara dan daerah disimpan di kas negara/daerah dan rekening bank, serta sumber dan penggunaannya diatur berdasarkan anggaran pendapatan dan belanja neg
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara pengadaan pinjaman dan hibah luar negeri serta penerusan pinjaman dan hibah, mencakup kewenangan pengadaan pinjaman, sumber dan jenis pinjaman serta hibah, perencanaan pengadaan, dan persyaratan pengajuan usulan kegiatan yang dibiayai melalui pinjaman atau hibah luar negeri.
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAMuhammad Rafi Kambara
Dokumen ini membahas tentang analisis Bursa Efek Indonesia dalam ruang lingkup keuangan negara. Bursa Efek Indonesia adalah lembaga swasta yang menghubungkan investor dan perusahaan yang membutuhkan modal, diawasi oleh OJK. Bursa Efek Indonesia tidak termasuk dalam lingkup keuangan negara karena merupakan lembaga yang mencari keuntungan dari biaya perdagangan surat berharga.
Permendagri mengatur pengelolaan keuangan daerah termasuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kebijakan penyusunan anggaran terkait pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah serta kuasa dan tanggung jawab pengelola keuangan daerah.
Dokumen tersebut merangkum peran dan tanggung jawab Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan dengan tujuan utama menjaga stabilitas nilai rupiah dan sistem keuangan.
"[Ringkuman] UU No. 17 Tahun 2003 Ttg Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 Ttg Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 Ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah, penyusunan dan pelaksanaan anggaran belanja negara/daerah, serta pengawasan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara."
Dokumen tersebut membahas tentang pelajaran yang dapat diambil dari kasus kebangkrutan Kota Detroit beserta penyebabnya. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain: (1) Detroit mengalami defisit fiskal berkelanjutan akibat penurunan pendapatan dan krisis keuangan, (2) tingginya beban legacy cost dan utang, dan (3) Detroit mengajukan permohonan kebangkrutan berdasarkan Chapter 9 untuk merestrukturisasi utangnya
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ruang lingkup, dan asas-asas pengelolaan keuangan negara. Keuangan negara mencakup hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta barang milik negara. Ruang lingkupnya meliputi bidang pajak, moneter, dan kekayaan negara. Asas-asas pengelolaannya antara lain akuntabilitas, proporsionalitas, dan profesionalitas.
Dokumen tersebut membahas tiga undang-undang terkait pengelolaan keuangan negara dan daerah, yaitu UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga undang-undang tersebut mengatur penyusunan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara serta daerah, serta p
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan uang negara dan daerah. Menteri Keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Negara yang mengelola uang negara, sedangkan kepala dinas keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah yang mengelola uang daerah. Uang negara dan daerah disimpan di kas negara/daerah dan rekening bank, serta sumber dan penggunaannya diatur berdasarkan anggaran pendapatan dan belanja neg
1. Dokumen tersebut membahas tentang tugas akuntansi pemerintahan oleh kelompok 1 yang berisi pengertian perbendaharaan negara, ruang lingkup dan asas-asas umum perbendaharaan negara, serta pengertian pejabat perbendaharaan.
Peraturan ini mengatur mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. Mencakup ketentuan umum terkait definisi istilah, pejabat pengguna anggaran, dan mekanisme pembayaran meliputi penggunaan uang persediaan, surat perintah pembayaran, dan tanggung jawab belanja negara.
Peraturan ini mengatur mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. Mencakup ketentuan umum, pejabat pengguna anggaran, pengelolaan anggaran, mekanisme pembayaran, dan ketentuan pelaksanaan lainnya.
Undang-undang dan peraturan terkait mengatur tentang sistem akuntansi pemerintahan yang meliputi tugas menteri keuangan dan kepala instansi dalam menyusun laporan keuangan, serta kerangka umum sistem akuntansi pemerintah pusat yang terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Ketiga undang-undang tersebut mengatur tentang pengelolaan keuangan negara di Indonesia dengan merujuk pada prinsip-prinsip good governance seperti transparansi, akuntabilitas, dan profesionalitas. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 mengatur tentang keuangan negara, Nomor 1 Tahun 2004 mengatur perbendaharaan negara, dan Nomor 15 Tahun 2004 mengatur pemeriksaan pengelolaan keuangan negara.
Undang-undang ini mengatur tentang perbendaharaan negara yang mencakup pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara berdasarkan APBN dan APBD. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian istilah, ruang lingkup, asas umum, pejabat perbendaharaan negara termasuk pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan keuangan negara di Indonesia. Topik utama yang dibahas meliputi definisi keuangan negara, asas-asas pengelolaan keuangan negara, kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara, penyusunan dan penetapan anggaran belanja negara dan daerah, serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara. Makalah ini bertujuan untuk memahami konsep dan praktik pengelolaan keuangan negara di
Makalah ini membahas tentang keuangan negara, termasuk definisi, asas-asas pengelolaannya, kekuasaan atas pengelolaan, proses penyusunan anggaran belanja negara/daerah, serta klasifikasi pengeluaran pemerintah. Tujuannya adalah mengetahui hal-hal terkait pengelolaan keuangan negara secara lebih mendalam.
Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah yang meliputi penerimaan, pengeluaran, pengelolaan kas, piutang, utang, barang milik negara/daerah, akuntansi, dan pertanggungjawaban keuangan negara dan daerah. Undang-undang ini juga mengatur tentang pejabat perbendaharaan negara seperti pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah, dan bendahara penerimaan dan pengeluaran
Dokumen tersebut merupakan peraturan Menteri Keuangan tentang pengelolaan dana alokasi khusus fisik yang mengatur tentang pejabat perbendaharaan negara yang mengelola dana alokasi khusus fisik dan tugas serta fungsinya.
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelimpahan kewenangan Menteri Pekerjaan Umum kepada gubernur dalam pemberian persetujuan substansi rancangan perda tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota. Pelimpahan kewenangan ini dilakukan setelah provinsi memenuhi kriteria seperti telah memiliki perda RTRW provinsi dan kabupaten/kota, memiliki unit organisasi penataan ruang, dan memiliki sumber daya manusia yang komp
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran XII - Sistematika Penyajian Album Peta
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut merangkum proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten/kota yang meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi, dan penyusunan naskah akademis serta peraturan daerah. Proses tersebut melibatkan berbagai pihak dan dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen ini menjelaskan sistematika penyajian laporan akhir Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ). Untuk RDTR terdiri dari 8 bab yang membahas tujuan penataan, rencana pola ruang, jaringan prasarana, prioritas penanganan, ketentuan pemanfaatan ruang, dan peraturan zonasi. Sedangkan untuk PZ terdiri dari 5 bab yang membahas ketentuan umum, text zonasi, peta zonasi, dan perubahan peratur
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas tentang keterkaitan substansi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang mencakup tujuan, struktur ruang, dan jaringan prasarana seperti transportasi, energi, telekomunikasi, air minum, dan sumber daya air."
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VIII - Rincian Perumusan Substansi RDTR dan Peraturan Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VII - Rincian Analisis dalam Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran VI - Contoh Perhitungan Untuk Menentukan Tata Bangunan
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung intensitas pemanfaatan ruang dengan menentukan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan tinggi bangunan. KDB dihitung berdasarkan luas bangunan dan luas lahan, sedangkan tinggi bangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jalur penerbangan, kebakaran, ekonomi, pencahayaan, dan gempa. Dokumen ini memberikan contoh perhitungan KDB dan menjelaskan berbagai pert
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut berisi contoh teks zonasi untuk zona perumahan dengan subzona kepadatan sangat tinggi. Teks zonasi ini mengatur ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, intensitas pemanfaatan ruang, tata bangunan, prasarana dan sarana minimum, pelaksanaan, perubahan peraturan zonasi, dan ketentuan khusus untuk wilayah rawan bencana gempa.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran IV-A - Contoh Matriks Penulisan Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Zonasi
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen ini menampilkan ilustrasi peta rencana jaringan prasarana di BWP yang terdiri dari 6 lampiran yang menunjukkan skema jaringan prasarana dasar wilayah perkotaan.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas kriteria pengklasifikasian zona dan subzona kawasan lindung serta kawasan budi daya. Terdapat empat kriteria utama pengklasifikasian yaitu definisi, tujuan penetapan, kriteria kinerja, dan kriteria perencanaan untuk masing-masing zona.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
Pedoman ini mengatur penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan perkotaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, fungsi, manfaat, tipologi, standar luas penyediaan, dan pengaturan material RTNH pada berbagai skala lingkungan perkotaan. Pedoman ini bertujuan menjamin ketersediaan dan keberlanjutan RTNH bagi kepentingan masyarakat perkotaan.
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Penataan Ruang
Peraturan ini mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) di Departemen Pekerjaan Umum. SMM bertujuan untuk menjamin kualitas pelaksanaan proyek infrastruktur dengan prinsip efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas berkelanjutan. Peraturan ini menjelaskan tentang ruang lingkup, pengelolaan, tugas dan tanggung jawab terkait penerapan SMM di seluruh unit kerja Departemen Pekerjaan Um
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
(1) Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman rekayasa sosial pembangunan bendungan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan mengurangi permasalahan sosial selama proses pembangunan bendungan.
(2) Pedoman ini memberikan panduan bagi pelaksana untuk memahami dan menangani masalah sosial yang muncul selama prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi bendungan.
(3) Peraturan ini mulai berlaku se
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Penataan Ruang
Pedoman ini mengatur tata cara pembangunan pos duga air tipe konsol di sungai atau saluran terbuka dengan menetapkan ketentuan lokasi, persyaratan teknis, dan tahapan pembangunan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data muka air yang berkualitas guna perencanaan sumber daya air.
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah
1. PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2007
TENTANG
PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH
I. UMUM
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara diperlukan suatu sistem pengelolaan Kas Negara
yang mengacu kepada prinsip pengelolaan kas yang baik. Prinsip tersebut
mencakup adanya perencanaan kas yang baik serta pemanfaatan
semaksimal mungkin dana kas yang belum digunakan (idle cash). Selama
ini pengelolaan Uang Negara/Daerah yang dilaksanakan belum memenuhi
prinsip pengelolaan uang sebagaimana mestinya.
Perencanaan kas merupakan faktor utama yang mendukung
keberhasilan pengelolaan Kas Negara/Daerah yang baik. Sebagaimana
diketahui bahwa unit-unit yang terkait dengan penerimaan dan
pengeluaran negara di pemerintah pusat tersebar di seluruh departemen
dan lembaga. Keberhasilan pembuatan perencanaan kas yang baik sangat
bergantung kepada koordinasi dan dukungan dari seluruh
departemen/lembaga serta kecermatan mereka dalam pembuatan
perencanaan penerimaan dan pengeluaran masing-masing kementerian
negara/lembaga. Sehubungan dengan hal tersebut perlu ada ketentuan
yang mewajibkan peranserta semua kementerian negara/lembaga dalam
pembuatan perencanaan Kas Negara.
Selama ini masih banyak Uang Negara yang dikelola di luar kontrol
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Di seluruh
kementerian negara/lembaga terdapat rekening-rekening pemerintah yang
menyimpan Uang Negara, baik yang berasal dari penerimaan negara
maupun dari alokasi dana APBN yang akan dipergunakan untuk
membiayai kegiatan operasional kementerian negara/lembaga. Rekening-
rekening tersebut dikelola sendiri dan tidak terjangkau pengawasan
Menteri Keuangan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, seluruh keuangan negara berada
dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara.
Berdasarkan …
2. - 2 -
Berdasarkan pertimbangan perlunya suatu pengaturan mengenai
pengelolaan Uang Negara/Daerah yang baik sebagai pedoman pengelolaan
Kas Negara/Daerah serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah.
Lingkup Peraturan Pemerintah ini pada dasarnya mencakup berbagai
aspek pengaturan mengenai kewenangan Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara dan kewenangan Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah, dengan maksud agar
pengelolaan kas dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip pengelolaan
keuangan yang baik. Aspek pengaturan tersebut antara lain mengenai:
perencanaan kas melalui peramalan kas, arus kas masuk, arus kas keluar,
pengelolaan kas kurang dan kas lebih, pelaksanaan rekening tunggal
perbendaharaan (Treasury Single Account) dan pelaporan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kementerian negara/lembaga termasuk
unit organisasi yang mengelola dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
Ayat (2)
Kewajiban daerah yang dapat diperhitungkan dengan dana
perimbangan adalah kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku, kewajiban pembayaran iuran/potongan
untuk asuransi kesehatan dan dana pensiun.
Ayat (3) …
Ayat (3)
3. - 3 -
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan wewenang
Bendahara Umum Daerah dalam pengelolaan Uang Daerah,
sedangkan wewenang Bendahara Umum Daerah selaku Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah secara lebih luas diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran kementerian negara/lembaga termasuk bendahara
pada satuan kerja perangkat daerah yang melakukan kegiatan
dekonsentrasi atau tugas pembantuan.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kas Daerah termasuk kas dana cadangan yang masih dalam
pengelolaan Bendahara Umum Daerah.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Rekening Kas Umum Negara adalah merupakan perwujudan
penerapan Rekening Tunggal Perbendaharaan (Treasury Single
Account).
Ayat (2) …
Ayat (2)
Cukup jelas.
4. - 4 -
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Pemilihan Bank Umum untuk memberikan pelayanan di bidang
penerimaan negara harus mempertimbangkan kemudahan
akses kepada penyetor pajak dan penerimaan negara lainnya
untuk dapat menyetor dimana saja.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Untuk melayani pengeluaran pemerintah, mekanisme
pengeluaran/penyaluran dana yang dilaksanakan melalui Bank
Umum dengan menggunakan penyediaan dana dari Rekening
Kas Umum Negara.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8) …
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
5. - 5 -
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Penunjukan Bank Umum sebagai pengelola Kas Umum Daerah
harus dilakukan secara transparan dan berdasarkan asas
kesatuan kas, kesatuan perbendaharaan dan optimalisasi
pengelolaan kas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan badan lain adalah badan hukum diluar
lembaga keuangan yang memiliki kompetensi dan reputasi yang
baik untuk melaksanakan fungsi penerimaan dan pengeluaran.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 22 …
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
6. - 6 -
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Yang dimaksud dengan berlaku umum adalah tingkat suku bunga,
jasa giro/bagi hasil yang ditetapkan oleh Bank Umum atau badan
lain yang bersangkutan bagi nasabah.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35 …
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
7. - 7 -
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4738