Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting
di Indonesia dalam mensejahterakan kehidupan penduduk Indonesia, karena
sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bertani. Salah satu komoditi
pangan pokok diIndonesia adalah padi yang mampu menstabilkan pembangunan
nasional di Indonesia.
Peran sektor pertanian dan Perkembangan Sektor Pertanian Indonesia sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kemiskinan. Data PBB menyatakan bahwa pada daerah pedesaan di negara berkembang terdapat sekitar 1 milyar penduduk dari 1,2 milyar penduduk hidup dalam kemiskinan absolut (absolute poverty).
Bank Dunia mengetahui bahwa populasi, pertanian dan environment adalah kunci untuk mengetahui masalah yang dihadapi di Sub-Sahara Afrika, yaitu daerah yang paling miskin di dunia. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat yang tidak diimbangi oleh teknik pertanian menyebabkan kekurangan. Hal ini juga menyebabkan degradasi tanah dan penurunan produksi dan konsumsi makanan per kapita.
Pentingnya pertanian di dalam pertumbuhan sebuah ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian, pertumbuhan pertanian akan meningkatkan laju pertumbuhan pendapatan daerah bruto (PDB). Peran sektor pertanian dan sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kemiskinan. Data PBB menyatakan bahwa pada daerah pedesaan di negara berkembang terdapat sekitar 1 milyar penduduk dari 1,2 milyar penduduk hidup dalam kemiskinan absolut (absolute poverty).
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Pentingnya pertanian di dalam pertumbuhan sebuah ekonomi
yang didominasi oleh sektor pertanian, pertumbuhan pertanian
akan meningkatkan laju pertumbuhan pendapatan daerah bruto
(PDB). Peran sektor pertanian dan Perkembangan Sektor
Pertanian Indonesia sangat diperlukan dalam upaya menurunkan
kemiskinan. Data PBB menyatakan bahwa pada daerah pedesaan
di negara berkembang terdapat sekitar 1 milyar penduduk dari 1,2
milyar penduduk hidup dalam kemiskinan absolut (absolute
poverty).
Selain membutuhkan sumber daya finansial, sektor pertanian juga
memerlukan teknologi maju dan infrastruktur. Diskriminasi
pemerintah terhadap sektor pertanian akan menghalangi
keseluruhan pembangunan.
Transformasi Pertanian mengemukakan bahwa keberhasilan
sektor pertanian bukan hanya alat bagi pembangunan, tetapi
keberhasilan di sektor pertanian juga menjadi tujuan dari
pembangunan. Pertanian dapat menjamin penyediaan kebutuhan
milyaran penduduk di masa depan.
3. Hal yang berhubungan dengan
transformasi sektor pertanian
1.Peningkatan produktivitas pertanian.
2. Penggunaan sumber daya yang dihasilkan untuk
pembangunan di luar sektor
pertanian.
3. Integrasi pertanian dengan ekonomi nasional melalui
infrastruktur dan pasar.
4. KONTRIBUSI PERTANIAN
DALAM PEMBANGUNAN
Kontribusi Pertanian pada Pembangunan Pertanian memiliki
kontribusi yang sangat besar kepada pembangunan.
Kontribusi pertanian tersebut adalah:
1. Meningkatkan persediaan makanan.
2. Pendapatan dari ekspor.
3. Pertukaran tenaga kerja ke sektor industri.
4. Pembentukan modal.
5. Kebutuhan akan barang-barang pabrikan.
5. Dalam analisis klasik dari Kuznets (1964), pertanian di LDCs dapat dilihat
sebagai suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk
kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pengembangan ekonomi
nasional, yaitu sebagai berikut:
Ekspansi sektor-sektor ekonomi lain sangat tergantung pada produk-
produk dari sector pertanian, bukan saja untuk suatu kelangsungan
pertumbuhan suplai makanan mengikuti pertumbuhan penduduk.
Karena bias agraris yang sangat kuat dari ekonomi selama tahp awal proses
pembangunan ekonomi.
Karena pentingnya pertanian secara relative menurun dengan pertumbuhan
dan pembanguna ekonomi.
Sektor pertanian mampu berperan sebagai sumber penting bagi surplus
neraca perdagangan atau neraca pembayaran.
6. 1. Kontribusi Produk
Kontribusi produk dari pertanian dapat dilihat dari relasi antara
pertumbuhan pangsa PDBdari sector tersebut dengan pangsa awalnya dan
laju pertumbuhan relatifdari produk-produk neto pertanian dan non
pertanian.
Didalam system ekonomi terbuka, besarnya kontribusi produk dari sector
pertanian, baik lewat pasar maupun lewat keterkaitan produksi dengan
sector-sektor nonpertanian, misalnya industri manufaktur, juga sangat
dipengaruhi oleh kesiapan sector itu sendiri dalam menghadapi persaingan
dari luar (tingkat daya saingnya).
2. Kontribusi Pasar
Negara agraris dengan proporsi populasi pertanian (petani dan
keluarganya) yang besar, seperti Indonesia, merupakan sumber yang sangat
penting bagi pertumbuhan pasar domestik bagi sektor-sektor nonpertanian,
khususnya industri manufaktur.
7. Namun, peranan sektor pertanian lewat kontribusi pasarnya
terhadap diversifikasi dan pertumbuhan output dari sektor-
sektor nonpertanian, sangat tergantung pada dua faktor
penting yang dapat dianggap sebagai prasyarat, yaitu :
1. Dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik
tidak hanya diisi oleh barang-barang buatan dalam negeri,
tetapi juga barang-barang impor.
2. Jenis teknologi yang digunakan disektor pertanian yang
menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisasi atau
modernisasi dari sektor tersebut.
8. 3. Kontribusi Faktor-faktor Produksi
Ada dua factor produksi yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke
sector-sektor nonpertanian, tanpa harus mengurangi volume produksi
(produktivitas) di sector pertanian, pertama adalah tenaga kerja dan kedua
adalah modal. Market Surplus di sector pertanian bias menjadi salah satu
sumber modal bagi investasi di sektor-sektor lain.untuk mendaptkan market
surplus, kinerja sektor pertanian itu sendiri harus baik, dalam arti bisa
menghasilkan surplus. Factor yang sangat ditentukan oleh kekuatan sisi
suplainya (teknologi, infrastruktur, dan sumber daya manusia) dan dari sisi
permintaan (pasar) oleh niali tukar antara produk pertanian dan produk
nonpertanian, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
4. Kontribusi Devisa
Kontribusi sector pertanian di suatu negara terhadap peningkatan devisa
terjadi melalui peningkatan ekspor dan atau pengurangan impor Negara
tersebut untuk komoditi-komoditi pertanian. Akan tetapi peranan sector
pertanian dalam peningkatan devisa bisa dikontradiksi dengan peranannya
dalam bentuk kontribusi produk. Dengan kata lain, usaha
Agroteknologi.web.id Sumber Informasi Pertanian Indonesia peningkatan
ekspor pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam
negeri, atau sebaliknya, usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
bisa menjadi suatu factor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian.
9. Perlu kita ketahui mengapa sektor pertanian ini perlu dikembangkan dan
dimajukan dinegara kita. Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1) Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam
Yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas
ribu pulau yang amat subur memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan
94°BT – 141°BT menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah
yang subur dan beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik
kaitannya dalam pengembangan sektor pertanian. Ini menandakan faktor
iklim yang sangat mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh suburnya
setiap tanaman. Iklim di Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun, mempengaruhi tumbuh suburnya setiap
tanaman dengan mudah. Potensi yang demikian membuat wilayah
Indonesia mendapat julukan sebagai “Kolam Susu” dimana setiap tangkai
maupun bibit yang ditanam diwilayah Indonesia selalu tumbuh subur dan
menghasilkan uang.
10. 2) Pangsa Pasar Terhadap
Pendapatan Nasional Cukup Besar
Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor pertanian
menaruh keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan banyak yang
beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor sampingan yang tidak perlu
terlalu diperhatikan. Meskipun hanya memberi 17,3% bagi PDB tiap tahunnya, sektor
ini menjadi barang komoditi yang paling dicari oleh masyarakat karena menjadi
kebutuhan primer dalam pemenuhan kebutuhan pangan yaitu menjadi kebutuhan
sehari-hari dan tidak boleh habis stoknya karena bisa berdampak fatal bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena bila terjadi suatu kesalahan yang tidak
terencana penyediaannya atau habis didalam negeri sendiri kita bisa kerepotan
untuk mengimpor dari negara luar. Oleh sebab itu sektor pertanian harus
diperhatikan lebih baik karena menjadi faktor primer dalam pemenuhan kebutuhan
dan seharusnya sebagai negara yang terletak diwilayah tropis kita harus bisa
memanfaatkan keadaan alam yang ada dengan meningkatkan hasil produksi dari
sektor pertanian ini karena selain bermanfaat sebagai pemenuh kebutuhan setiap
keluarga bisa menjadi sector yang amat menguntungkan apabila dibawa kepangsa
pasar dan dilihat pada pangsa pasar yang lebih luas.
11. 3) Peranan Petani Dalam Penyediaan
Pangan Masyarakat
Peranan petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
masyarakat. Mengapa demikian karena petani menjadi
pemasok setiap kebutuhan pangan dari setiap anggota
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya sehari-
hari. Tanpa adanya petani manusia tentu tidak dapat
memenuhi kebutuhannya bahkan harus mngimpor barang-
barang pangan dari luar. Namun dibeberapa negara besar
seperti arab yang sering mengimpor hasil tani kedalam
negaranya, kurang memanfaatkan peranan dari petaninya
bukan dikarenakan faktor ketidaksediaan modal melainkan
faktor ketidakmampuann dari segi tanah dan iklim mereka
untuk bercocoktanam, sehingga sektor pertanian kurang
berkembang dinegara timur tersebut.
12. 4) Menjadi Basis Pertumbuhan
Ekonomi
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang
mengisi pertumbuhan perekonomian disetiap negara . Di
negara arab sekalipun meskipun wilayahy lahanya tidak
memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam
namun sector perekonomian menjadi salah satu unsur
pengisi basis pertumbuhan perekonomian dinegaranya
misalnya dengan membudidayakan tanaman kurma yang
nilai komoditinya cukup besar dalam pengeksporan
keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut
mengimpor komoditi pertanaian dari Arab. Dengan kata lain
sektor pertanian meski hanya menyumbang tidak sampai
dari ¼ pendapatan negara tetapi menjadi penopang
terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di
Indonesia yang tiap tahunya mengekspor biji mete, beras,
dan berbagai bahan pokok lainya dalam pangan menjadi
pemasukan devisa negara tiap tahunya.
13. Menurut laporan BPS, sektor ekonomi yang menunjukkan
nilai tambah bruto terbesar dalam PDB berdasarkan harga
berlaku triwulan I-2010 adalah sektor industri pengolahan
sebesar Rp380,9 triliun, kemudian sektor pertanian Rp239,4
triliun, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar Rp208,0 triliun. Sementara sektor pertambangan dan
penggalian sebesar Rp168,1 triliun, sektor konstruksi sebesar
Rp150,4 triliun, sektor jasa-jasa sebesar Rp139,2 triliun,
sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar
Rp107,6 triliun dan sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar Rp93,4 triliun, serta terakhir sektor listrik, gas dan air
bersih sebesar Rp11,7 triliun.
14. 5) Kontribusi Terhadap Kesempatan Kerja
Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur,
pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang
menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini
sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang
terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin
tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan
dan pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan
sektor-sektor tersier di bidang ekonomi. Namun semakin besar peran tidak langsung dari
sektor pertanian, yakni sebagai pemasok bahan baku bagi sektor industri manufaktur dan
sektor-sektor ekonomi lainnya.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76
persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05
persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998
sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar
1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi
2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang
hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu
masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan
jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
15. 6) Kontribusi Pertanian Terhadap
Devisa
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa,
yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan
Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor
pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempah-
rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan perannya
dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sector pertanian terhadap
pasar dan industri domestic bisa tidak besar karena sebagian besar produk
pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri domestic
disuplai oleh produk-produk impor. Artinya peningkatan ekspor pertanian bisa
berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau sebaliknya usaha
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu factor penghambat
bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Untuk mengatasinya ada dua hal yang perlu
dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi dan meningkatkan daya saing
produknya. Namun bagi banyak Negara agraris, termasuk Indonesia melaksanakan
dua pekerjaan ini tidak mudah terutama karena keterbatasan teknologi, SDM, dan
modal.
16. KENDALA SEKTOR PERTANIAN YANG
SEDANG TERJADI Di INDONESIA
1. Kondisi Lahan Pertanian di Indonesia
Luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh petani di Indonesia rata-rata kecil
mengingat harga tanah yang semakin mahal sedangkan kemampuan para petani
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah minim ditambah harus
membeli lahan yang harganya semakin melonjak. Yang memungkinkan hanya bisa
menggarap lahan milik orang lain sehingga hasilnya pun harus dibagi dua.
Semakin sempitnya lahan untuk bertani karena penyebaran pembangunan
gedung-gedung industry yang bertambah jumlahnya disetiap lokasi. Hal ini
tentunya dapat mengurangi wilayah para petani untuk bercocok tanam.
Sedangkan kebutuhan manusia akan pangan semakin meningkat tidak diimbangi
oleh ketersediaan lahan dan pembangunan gedung-gedung industry yang tidak
terencana tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Sedangkan
pada daerah-daerah pedalaman masih banyaknya “Lahan Tidur” yang artinya lahan
tersebut belum tergarap maupun tersentuh oleh tangan-tangan manusia
sementara lahan disuatu wilayah strategis cenderung menjadi rebutan dengan
harga yang mahal. Ini mencerminkan bahwa penyebaran penduduk diwilayah
Indonesia yang belum merata.
17. 2. Masalah Dari Petani Sendiri dan Mentalitasnya
Pendidikan formal petani yang masih rendah menyebabkan pengetahuannya dalam
pengembangan sektor pertanian tidak berkembang dan cenderung monoton hanya
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian tanpa menciptakan inovasi-inovasi terbaru
demi peningkatan hasil pangan yang berlimpah. Hasil panen yang tidak seberapa menyebabkan
petani tidak memiliki modal dalam pengembangan usahanya ini menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan kehidupan para petani kurang sejahtera di wilayah Indonesia. Serta menyebabkan
tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia, sementara 50 juta penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani.
Kaum petani cenderung menggantungkan hidupnya pada pemerintah dan lebih bersikap pasrah
pada kondisi kehidupannya pada saat ini. Seharusnya mereka lebih meningkatkan jiwa
kewirausahaanya dalam pengembangan sector usaha diberbagai bidang dan jangan hanya
terpacu pada sector pertanian yang hasilnya diperoleh pada periode dan musim-musim tertentu.
3. Masalah Teknologi
Sistem pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam pengelolaan pangan, belum
mampu diterima secara luas oleh para petani yang lebih banyak menggunakan peralatan
tradisional seperti : cangkul, arit, dll. Yang pada kenyataannya lebih banyak memakan waktu dan
tenaga. Dibanding menggunakan peralatan dan teknologi modern yang telah diterapkan
dinegara-negara luar. Penerapan teknologi di negara kita terkadang kurang tepat pada sasaran
dimana disatu sisi peralatan teknologi tersebut mampu membantu dan meningkatkan kualitas
pangan tetapi disisi lain peralatan tersebut merusak ekosistem yang ada tanpa memperhatikan
kelestarian lingkungan.