FOLLOW THE MONEY
Follow the money secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus uang atau arus dana. Jejak-jejak ini akan membawa penyidik dan akuntan forensik ke arah pelaku fraud. Follow the money dilandasi gagasan yang sederhana namun teknik audit investigasi ini sangat ampuh. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur seputar follow the money mengingatkan kita bahwa bukan kejahatan utamanya saja seperti korupsi, penyuapan, penyelundupan barang dan manusia, pencurian, prostitusi, terorisme, dan lain-lain yang merupakan tindak pidana, tetapi juga pencucian uangnya sendiri adalah tindak pidana.
Uang sangat likuid dan mudah mengalir. Hal tersebut menyebabkan follow the money mempunyai banyak peluang untuk digunakan dalam investigasi. Namun mata uang kejahatan atau currency crime bukanlah uang semata. Mengetahui currency crime akan membuka peluang baru untuk menerapkan teknik follow the money.
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
Ada ungkapan yang secara mudah menjelasan penyebab atau akar permasalahan dari fraud, yaitu; fraud by need, fraud by greed and fraud by opportunity. Untuk mencegah fraud, kita memerlukan pengendalian internal perusahaan yang baik.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
FOLLOW THE MONEY
Follow the money secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam suatu arus uang atau arus dana. Jejak-jejak ini akan membawa penyidik dan akuntan forensik ke arah pelaku fraud. Follow the money dilandasi gagasan yang sederhana namun teknik audit investigasi ini sangat ampuh. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur seputar follow the money mengingatkan kita bahwa bukan kejahatan utamanya saja seperti korupsi, penyuapan, penyelundupan barang dan manusia, pencurian, prostitusi, terorisme, dan lain-lain yang merupakan tindak pidana, tetapi juga pencucian uangnya sendiri adalah tindak pidana.
Uang sangat likuid dan mudah mengalir. Hal tersebut menyebabkan follow the money mempunyai banyak peluang untuk digunakan dalam investigasi. Namun mata uang kejahatan atau currency crime bukanlah uang semata. Mengetahui currency crime akan membuka peluang baru untuk menerapkan teknik follow the money.
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
Ada ungkapan yang secara mudah menjelasan penyebab atau akar permasalahan dari fraud, yaitu; fraud by need, fraud by greed and fraud by opportunity. Untuk mencegah fraud, kita memerlukan pengendalian internal perusahaan yang baik.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Davia et al. mengelompokan fraud dalam ketiga kelompok sebagai berikut:
a. Fraud yang sudah ada tuntunan hukum (prosecution), tanpa memperhatikan bagamana keputusan pengadian.
b. Fraud yang ditemukan, tapi belum ada tuntunan hukum.
c. Fraud yang belum ditemukan.
Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)Abdillah Mt
Papaparan BAPPENAS saat sosialisasi PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) JANGKA PANJANG 2012-2025 DAN JANGKA MENENGAH 2012-2014
his research aims to reveal goal congruence for the financial statement fraud- based behavioral audit.
financial statement fraud. The agency relationship theory is a contract between the auditor (agent) and the principal (principal). Agency relationships arise when one or more principals employ another person
(agent) to provide a service and then delegate authority to decision making to the agent. This study was
conducted at KAP Benny and colleagues using qualitative research using phenomenology approach using
secondary data and primary data analyzed using interview and interview method using tools in the form
of recorder and manuscript aid and tested its validity. The result of this research is shown by case from
from 2015 to 2017. In 2015 there was 86.3% of cases, in 2016 there was 86.7% and down in 2017 by
3.68%. Auditors' perception of goal congruence can help in achieving the goal of information that is not synchronized with other information. For that in building a good goal congruence then we need to build the ethics of an auditor
Peranan audit internal dalam pencegahan kecurangan (fraud)
1. PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM
PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) PADA
SIKLUS PENDAPATAN PT.CENTRAL BEARINDO
INTERNATIONAL
Oleh : Neni Anggraini (1012110250)
5. UNTUK MENGETAHUI PERANAN AUDIT INTERNAL
APAKAH SUDAH BERJALAN DENGAN BAIK, EFEKTIF
DAN EFISIEN SERTA MENGETAHUI HAMBATAN
YANG AKAN MUNCUL
TUJUAN PENELITIAN
11. KECURANGAN (FRAUD)
FRAUD TREE
1. PENYIMPANGA
N ATAS ASET
2. PERNYATAAN
PALSU ATAU
SALAH
PERNYATAAN
3. KORUPSI
FRAUD TRIANGLE
TEKANAN
KESEMPATAN PEMBENARAN
14. PENELITIAN RELEVAN
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Peranan Audit Internal
Terhadap pencegahan
Kecurangan Pada Bank
Indonesia Jakarta Pusat
(Adimas Luhur,2008)
Terdapat peranan yang cukup
signifikan dari audit internal
dalam pencegahan kecurangan
yang dapat dilihat dari hasil
perhitungan kuesioner yang
menunjukan bahwa pencegahan
kecurangan Bank Indonesia,
jakarta pusat sangat tinggi
Membahas peranan
Audit Internal
Terhadap pencegahan
Kecurangan
Penelitian terdahulu
membahas peranan
audit internal terhadap
pencegahan kecurangan
secara keseluruhan
sedangkan penelitian ini
hanya membahas
peranan audit internal
terhadap pencegahan
kecurangan
2 Peranan Audit Internal Dalam
Pencegahan kecurangan
(fraud) studi kasus pada PT
PLN Persero distribusi jawa
barat dan banten (Meta
Wardhini,2009)
Adanya peranan Audit internal
sangat memadai dan tingginya
tindakan yang di lakukan dalam
pencegahan kecurangan (fraud)
Membahas peranan
audit internal terhadap
pencegahan kecurangan
Penelitian terdahulu
membahas peranan
audit internal terhadap
pencegahan kecurangan
secara keseluruhan
sedangkan penelitian ini
hanya membahas
peranan audit internal
terhadap pencegahan
kecurangan pada siklus
pendapatan
17. SUMBER DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
SUMBER DATA
DATA PRIMER
• DIAMBIL DARI PROSES
WAWANCARADAN
KUISIONER
DATA SEKUNDER
• OBJEK YANG DI TELITI,
SEJARAH DAN
STRUKTUR
ORGANISASI
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
1. PENGAMATAN
2. WAWANCARA
3. DOKUMENTASI
4. KUISIONER
18. POPULASI, SAMPLE DAN
SAMPLING
POPULASI
• AUDIT
INTERNAL
• KARYAWAN
PERUSAHAAN
SAMPEL
• SAMPEL JENUH
• DIMANA SEMUA
POPULASI
DIPAKAI
SEBAGAI
SAMPEL
SAMPLING
• PURPOSIVE
SAMPLING
19. VARIABLE DAN DEFINISI
OPERASIONAL
Variable Definisi Operasional Indikator
Audit Internal
“Audit Internal dituntut untuk waspada terhadap hal
yang menunjukan adanya kemungkinan terjadinya
Fraud yang mencakup identifikasi titik-titik krisis
terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan,
penilaian terhadap sistem pengendalian yang ada di
mulai sejak lingkungan pengendalian sampai pada
pemantauan terhadap penerapan sistem
pengendalian. (BPKP 2008)
a. Titik-titik krisis
b. Sistem pengendalian
c. Pelaksanaan sistem pengendalian
Kecurangan (fraud)
“kecurangan adalah istilah umum, dan mencakup
semua cara dimana kecerdasan manusia dipaksakan
dilakukan oleh suatu individu untuk dapat
menciptakan cara untuk mendapatkan suatu manfaat
dari orang lain dari respresentasi yang salah. Tidak
ada kepastian invariable aturan dapat ditetapkan
sebagai proporsi yang umum dalam mendefinisikan
penipuan, karena mencakup kejutan, tipu daya,
cara-cara licik dan tidak adil yang lain adalah
curang. Hanya batas-batas yang mendefinisikan itu
adalah orang-orang yang membatasi kejujuran
manusia” (albrecth 2012)
Ruang lingkup fraud
Pendekatan audit
Syarat penemuan fraud
Pengendalian Intern
“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan
direksi, manajemen dan staf untuk
membuat reasonable assurance mengenai
efektifitas dan efisisen operasional,
reabilitas pelaporan laporan keuangan,
kepatuhan hukum dan peraturan yang
berlaku (COSO 2004)
Lingkungan pengendalian
Penilaian resiko
Aktivitas pengendalian
Informasi komunikasi
Pemantauan