SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP
         PENCEGAHAN FRAUD PENGADAAN BARANG

                                            Hermiyetti
                                          STEKPI Jakarta
                                  e-mail: hermi_yetti@yahoo.com

                                               Abstract

   The aim of this study is to analyze the effect of internal control applying on procurement fraud
   prevention. Survey the sum of 23 respondent covering financial directors on the public and
   private hospital on Bandung city. Data have been collected by questionnaire. The tools of statistic
   analysis using path analysis. The result of this study indicates that there are effects of internal
   control applying on procurement fraud prevention. It means that procurement fraud prevention
   inclined by internal control applying and influenced residue by other factors which not integrated
   in this study model.

   Keywords: Internal control, procurement, fraud prevention

                                               Abstrak

   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengendalian internal dalam pencegahan
   kemungkinan penyimpangan dalam proses pelelangan. Penelitian survei ini menggunakan 23
   responden yang meliputi para direktur di beberapa rumah sakit umum dan swasta di Kota
   Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan Path
   Analysis. Hasil dari penelitian ini antara lain bahwa terdapat dampak dari pengendalian internal
   dalam pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan. Artinya bahwa risiko penyimpangan
   dalam proses pelelangan dapat ditekan dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik
   dan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak secara langsung terkait dengan model
   penelitian ini.

   Kata kunci: pengendalian internal, pelelangan, pencegahan terhadap penyimpangan

PENDAHULUAN                                           mahalnya sarana penunjang pelayanan medis
        Rumah sakit merupakan salah satu              yang diperlukan dalam operasional rumah
jaringan pelayanan kesehatan yang penting,            sakit. Hal ini disebabkan karena adanya krisis
sarat dengan tugas, beban, masalah dan harap-         global yang melanda sebagian negara di dunia
an yang digantungkan kepadanya. Per-                  ini, seperti: Amerika Serikat, China, Korea,
kembangan jumlah rumah sakit di Indonesia,            Thailand dan lainnya. Dampak krisis global
diikuti pula dengan perkembangan pola                 ini menyebabkan melemahnya kemampuan
penyakit, perkembangan teknologi kedokteran           ekonomi (daya beli) masyarakat sebagai
dan kesehatan serta perkembangan harapan              pengguna jasa pelayanan rumah sakit.
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit                     Terciptanya tata kelola yang baik di
dan tenaga ahli yang berkualitas dalam bidang         rumah sakit dan dimilikinya intrumen organi-
kesehatan.                                            sasi yang handal untuk menjadikan rumah
        Dilema yang dialami rumah sakit saat          sakit tetap survive sebagai pelayanan publik
ini, harus selalu dapat menyediakan obat-             merupakan tuntutan yang harus dipenuhi. Hal
obatan dan sarana pelayanan medis yang ter-           ini merupakan isu yang sangat sentral dan
jangkau oleh masyarakat tanpa harus mengu-            penting, karena rumah sakit merupakan pusat
rangi kualitas dan kuantitas pelayanannya.            pertanggungjawaban yang bertanggungjawab
Disisi lain tingginya harga obat-obatan dan           terhadap pelayanan kesehatan masyarakat,
2


sehingga pelayanan kesehatan yang diterima       oleh interaksi antara kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat dapat terjangkau dan berkualitas      kepribadian individu dan lingkungan ekster-
       Pengelolaan rumah sakit yang baik         nal. Kekuatan-kekuatan tersebut diklasifikasi
tentunya akan memberikan acuan ataupun           ke dalam tiga kategori utama: (1) tekanan
gambaran bagaimana rumah sakit terkelola         situasional, (2) kesempatan dan, (3) karakter-
secara transparan, adanya kemandirian,           istik (integritas) pribadi.
akuntabel, adanya pertanggungjawaban dan                  Kajian ICW tentang korupsi kesehatan
kewajaran sehingga kinerja keuangan pada         dari 51 kasus korupsi kesehatan yang diusut
rumah sakit dapat dicapai sesuai dengan visi     sampai tahun 2008 dan menimbulkan kerugian
dan misi rumah sakit yang telah ditentukan       negara mencapai 128 milyar hanya mampu
sebelumnya. Namun demikian harapan diatas        menyeret regulator ditingkat lokal Kadinkes
belum sepenuhnya dapat dirasakan. Hal ini        dan DPRD serta Direktur Rumah Sakit.
disebabkan karena belum memadainya               Sedangkan korupsi ditingkat middle upper nol.
instrumen organisasi untuk menciptakan           Selain itu, kasus korupsi yang terungkap
pengelolaan yang baik dan belum terbangun-       masih berputar dalam pengadaan barang dan
nya komitmen yang tinggi dari para pengelola     jasa dengan modus markup sebanyak 22 kasus
rumah sakit. Akibatnya muncul berbagai           dengan kerugian negara sebesar Rp.103
penyimpangan, penyelewengan, penyeludupan        Milyar. Hanya sebagian kecil korupsi dengan
dan korupsi. Fenomena fraud menjadi sesuatu      modus penyuapan terung-kap. Padahal modus
yang lumrah di rumah sakit.                      penyuapan merupakan modus paling banyak
       Intensitas pembicaraan mengenai fraud     dan potensial terjadi terutama korupsi diting-
di rumah sakit semakin tinggi, sama halnya       kat middle upper yang mungkin melibatkan
yang terjadi di sektor publik lainnya, utama-    pejabat Depkes, DPR, BPOM dan Badan
nya sektor pemerintah yang menangani             pengawas kesehatan lainnya.
masalah pelayanan umum pada masyarakat.                   Hasil kajian ICW lainnya menunjukkan
Sebenarnya, niat pemerintah mulai terlihat dan   bahwa kesempatan merupakan faktor dominan
memperhatikan program untuk mengeliminasi        dan pemicu korupsi kesehatan diantara dua
fraudyang dilakukan oleh aparat pemerintah-      faktor utama seperti rasionalisasi tindakan
an. Hal ini diindikasikan dengan peningkatan     korupsi dan tekanan diluar individu. Lebih
peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);        dalam lagi, faktor kesempatan menguat karena
kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan          besarnya diskresi atau kewenangan pejabat,
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Namun           rendahnya transparansi, dan akuntabilitas serta
sayangnya, hal ini sepertinya belum menjadi      penegakan hukum disektor kesehatan. Selain
semacam komitmen untuk dijalankan secara         itu, suara warga yang minim juga telah
bersama secara konsisten di semua lini.          meningkatkan kesempatan korupsi disektor
       Tingginya intensitas praktik kecurang-    kesehatan ini.
an, penipuan, dan penggelapan yang terjadi                Salah satu fraud yang sering terjadi di
pada suatu institusi publik maupun privat,       rumah sakit adalah berupa korupsi pengadaan
dengan segala modusnya, dari yang sederhana      barang berupa CT Scan seperti yang terjadi di
sampai yang sangat canggih dan rumit,            Rumah Sakit Margono Soekarjo, Purwekerto,
seharusnya menyadarkan semua pihak untuk         Banyumas dan korupsi pengadaan obat di
membangun komitmen terhadap penerapan            Dinas Kesehatan Banyumas senilai Rp. 300
tata kelola yang baik secara konsisten dan       juta telah merugikan uang negara. (Kompas,
meluas pada semua lapisan karena tanpa           27 Maret 2007). Korupsi pengadaan alat-alat
adanya kesadaran dan komitmen akan meng-         kesehatan juga terjadi di RS Kanujodso
akibatkan tidak tercapainya kinerja keuangan     Djatiwibowo, pimpinan proyeknya diduga
yang baik pada rumah sakit.                      terlibat korupsi kasus Magnetic Resonance
       Menurut Tuanakotta (2007), mereka         Imaging (MRI) senilai Rp. 13,7 milyar
yang terlibat dalam perbuatan curang didorong    (Tempo, 19 Oktober 2008).


                                                                                               2
Melihat kenyataan tersebut, diperlukan    timbulnya korupsi. Untuk melaksanakan
upaya     yang     lebih    sistematis    dalam   strategi tersebut, maka sistem pengendalian
menanggulangi korupsi dengan menggunakan          intern harus diterapkan secara efektif.
alur pikir memerangi korupsi yang jelas. Hal              Pengendalian internal yang baik
pertama yang harus diidentifikasikan adalah       memungkinkan manajemen siap menghadapi
penyebab utama kejadian korupsi sehingga          perubahan ekonomi yang cepat, persaingan,
bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk         pergeseran permintaan pelanggan dan fraud
menghilangkan atau paling tidak mengurangi        serta restrukturisasi untuk kemajuan yang
intensitas yang ditimbulkan dari penyebab         akan datang (Ruslan,2009). Jika pengendalian
tersebut. Dari berbagai seminar anti korupsi      internal suatu perusahaan lemah maka
yang pernah diselenggarakan BPKP, maka            kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud
secara garis besar penyebab kejadian korupsi      sangat besar. Sebaliknya, jika pengendalian
dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu       internal kuat, maka kemungkinan terjadinya
aspek institusi, aspek manusia dan aspek          kesalahan dan fraud dapat diperkecil.
sosial budaya.                                    Kalaupun kesalahan dan fraud masih terjadi,
        Untuk menangani fraudpengadaan            bisa diketahui dengan cepat dan dapat segera
barang pada rumah sakit, diperlukan upaya         diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini
yang sistematis dan terintegrasi dalam strategi   mungkin.
investigatif dan strategi preventif. Strategi             Pengendalian intern adalah represen-
investigatif memang akan terlihat berhasil        tasi dari keseluruhan kegiatan di dalam
dalam memberantas korupsi, namun dalam            organisasi yang harus dilaksanakan, dimana
jangka panjang strategi ini akan mendorong        proses yang dijalankan oleh dewan komisaris
kondisi yang kontra produktif dalam kegiatan      ditujukan untuk memberikan keyakinan yang
pembangunan. Hal ini perlu diatasi dengan         memadai tentang pencapaian tujuan pengen-
mengedepankan strategi preventif.                 dalian operasional yang efektif dan efisien,
        Strategi investigatif berkaitan dengan    keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan
cara mendeteksi, menginvestigasi, dan menin-      terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
daklanjuti hasil investigasi atas kasus penyim-   (COSO, 1992 dalam Hiro Tugiman, 2004).
pangan yang berindikasi Tindak Pidana                     Sebagai suatu entitas pelayanan
Korupsi (TPK). Strategi investigatif sebenar-     kesehatan terhadap masyarakat, diperlukan
nya merupakan langkah-langkah dalam upaya         suatu pemahaman mengenai pengendalian
penegakan hukum (low enforcement). Sering-        internalyang akan diterapkan oleh tenaga
kali perhatian terhadap tanda-tanda adanya        paramedis di rumah sakit, dimana jika hal ini
korupsi yang memungkinkan pendeteksian            diterapkan secara efektif maka dapat
dan diambilnya tindakan yang tepat, muncul        mencegah terjadinya fraud(kecurangan).Hal
ketika terdapat bukti bahwa korupsi sedang        ini juga dijelaskan oleh Cuomo (2007), bahwa
berlangsung, dan atau korupsi ditemukan           dengan diterapkannya pengendalian internal
secara kebetulan oleh Aparat Pengawasan           pada perusahaan profit ataupun non profit
Internal Pemerintah (APIP).                       dapat melindungi aset perusahaan dari fraud
        Paralel dengan strategi investigatif,     dan tentunya membantu manajemen dalam
strategi preventif secara spesifik direp-resen-   melaksanakan segala aktivitasnya.
tasikan sebagai serangkaian program yang                  Dengan dibangun dan diimplementasi-
dirancang untuk mencegah atau paling tidak        kannya pengendalian internal, diharapkan
mengendalikan korupsi. Strategi preventif         akan menimbulkan daya tangkal terhadap
berkaitan dengan cara me-ngendalikan faktor       penyelewengan yang dilakukan oleh para pe-
pendorong timbulnya korupsi melalui pencip-       layanan publik, khususnya dibidang kesehatan
taan kondisi yang memudahkan deteksi dan          seperti dokter dan tenaga paramedis lainnya.
mendorong dampak deterensi/daya tangkal                   Identifikasi masalah dalam penelitian
yang akomodatif terhadap upaya pencegahan         ini adalah: Apakah terdapat penga-ruh pada
4


penerapan lingkungan pengendalian, penilaian             Selanjutnya pengertian pengendalian
resiko, kegiatan pengen-dalian, informasi dan    internal mengalami perluasan, tahun 1958
komunikasi serta pemantauan terhadap             AICPA memperkenalkan perbedaan antara
pencegahan fraud pengadaan barang baik           accounting control dan administrativecontrol.
secara parsial maupun simultan pada rumah        Kemudian tahun 1972 dilakukan perubahan
sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung.     nama menjadi internal control system. Dengan
                                                 internal control system ini, bukan hanya
KAJIAN TEORI DAN                                 dihasilkan pengendalian akuntansi tetapi juga
PENGEMBANGAN HIPOTESIS                           pengendalian administrasi, yang dikembang-
Konsep Pengendalian Internal                     kan melalui penetapan struktur organisasi,
        Pengertian pengendalian internal telah   uraian tugas, pemberian wewenang, prosedur,
mengalami perubahan baik dalam konsep            seleksi sumber daya manusia, situasi kerja
maupun komponen-komponennya sesuai               yang sehat, dan pengawasan langsung.
dengan perkembangan dunia bisnis yang se-                Selanjutnya tahun 1988, AICPA
makin kompleks.Pada awal perkembangannya         dengan SAS No. 55 dengan judul
pengendalian internal diartikan sebagai inter-   "Considerations of the internal control struc-
nal cek.Internal cek dengan konsep kesamaan      ture in a financial statement audit" mengubah
hasil melalui pencocokan catatan dari dua        Sistem Pengendalian Internal menjadi Struktur
bagian atau lebih. Sebagaimana diungkapkan       Pengendalian Internal.
American Institute of Certifield Public                  Perkembangan selanjutnya tahun 1992
Accountant (AICPA) yang dikutip Moller &         Committee of Sponsoring Organi-zations
Witt (1999; 81) menjabarkan definisi pengen-     (COSO) dari Treadway Commission mener-
dalian internal sebagai berikut:                 bitkan suatu laporan yang berjudul Internal-
                                                 Control-Integrated Framework.Di dalam
   "Internal control comprises the plan of       COSO terdapat wakil-wakil dari AICPA,
   organization and all of the coordinate        American Accounting Association, Institute of
   methods and measures adopted within a         Internal Auditors, Institute ofManagement
   business to safeguard its assets, check the
                                                 Accountants, dan Financial Executive Insti-
   accuracy and reliability of its accounting
   data, promote operational effIciency, and
                                                 tute.Laporannya terdiri dari empat volume :
   encourage adherencp to prescribed             (1) Executive Summary; (2) Framework; (3)
   managerial policies"                          Evaluations Tools; and (4) Reporting to
                                                 Externals Parties.
       Pengendalian internal yang terdapat               Dari pengertian yang dikemukakan
dalam perusahaan tidak hanya mencakup            sebelumnya, dijelaskan bahwa pengendalian
kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi      internal merupakan suatu proses yang dijalan-
meliputi segala aspek kegiatan perusahaan.       kan oleh dewan komisaris yang ditujukan
Pengendalian internal dapat digunakan untuk:     untuk memberikan keyakinan yang memadai
1) Menjaga keamanan harta milik perusahaan;      tentang pencapaian tujuan pengendalian
2) Memberikan keyakinan bahwa laporan-           operasional yang efektif dan efisien, ke-
laporan yang disampaikan kepada pimpinan         andalan laporan keuangan, dan kepatuhan
adalah benar; 3) Meningkatkan efisiensi          terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
usaha; dan 4) Memastikan bahwa kebijakan-                Pengendalian internal mencakup lima
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan    komponen dasar kebijakan prosedur yang
telah dijalankan dengan baik. Dengan             dirancang manajemen untuk memberikan
pengendalian internal yang baik, terjadinya      keyakinan yang memadai bahwa tujuan
fraud dan pemborosan dapat dideteksi dan         tertentu perusahaan dapat dipenuhi. Arens
ditang-gulangi secara dini sehingga kerugian     (2004; 273) mengemukakan bahwa:
perusahaan dapat dihindari.



                                                                                             4
"Internal control includes five categories    Perbuatan tidak adil atau kerugian. Kebohong-
   of controls that management design and        an tersebut telah menyebab-kan ketidakadilan
   implements     to   provide    reasonable     atau kerugian bagi korban fraud.
   assurance that manage-ment's control                  Fraud terjadi pada dua tingkatan, yaitu
   objectives win be met. These are caned
                                                 fraud pegawai dan fraud manaje-men.
   component of internal control and are: (1)
   Control Environment; (2) Risk Assess-
                                                 Adalah penting untuk membedakan antara
   ment, (3) Information and Commu-              kedua jenis fraud ini karena tiap jenis
   nication; (4) Control Activities, (5)         memiliki tanggung jawab dan implikasi yang
   Monitoring.                                   berbeda bagi auditor. Pertama, Fraud pegawai
                                                 atau fraud oleh pegawai non-manajemen,
Konsep Pencegahan Fraud Pengadaan                biasanya      ditujukan     untuk     langsung
Barang                                           mengkonversi kas atau aktiva lainnya untuk
        Menurut Tuanakotta (2007:159) ada        keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya,
ungkapan yang secara mudah ingin                 pegawai tersebut mengakali perusahaan untuk
menjelaskan penyebab atau akar permasalahan      kepentingan pribadinya. Jika suatu perusahaan
dari fraud. Ungkapan itu adalah: fraud by        memiliki sistem pengen-dalian internal yang
need, by greed and by opportunity. Ungkapan      efektif, kebangkrutan atau penggelapan uang
tersebut diartikan jika kita ingin mencegah      dapat di-deteksi atau dihindari. Fraud pegawai
fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin      biasanya melibatkan tiga langkah: (1) mencuri
penyebabnya.                                     sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), (2)
        Banyak organisasi tidak memiliki         mengkonversi aktiva tersebut ke bentuk yang
upaya untuk menghadapi fraud dengan              dapat digunakan (kas), dan (3) menutupi
pendekatan proaktif.Ketika fraud terjadi         kejahatannya agar tidak diketahui. Langkah
dalam suatu organisasi harus meng-hadapi         ketiga sering kali merupakan hal yang paling
suatu dilema.Apabila terjadi dugaan fraud,       sulit. Langkah ini mungkin relatif mudah bagi
umumnya banyak organisasi menyelesai-            petugas administrasi gudang untuk mencuri
kannya secara internal tanpa mau dipublikasi-    persediaan dari gudang perusahaan, tetapi
kan.Selanjutnya kasus ditutup dan masalahnya     mengubah       catatan     persediaan     lebih
dianggap selesai.                                menantang.
        Menurut Hall (2001), fraud menunjuk              Kedua, Fraud manajemen lebih
pada penyajian fakta yang bersifat material      tersembunyi dan membahayakan daripada
secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke   fraud pegawai dan seringkali lolos dari deteksi
pihak lain dengan tujuan untuk membohongi        sampai organisasi tersebut menderita kerugian
dan mempengaruhi pihak lain untuk ber-           atau kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
gantung pada fakta tersebut, fakta yang akan     Treadway Commision tentang Pelaporan
merugikannya dan berdasarkan hukum yang          Kecurangan Keuangan mengamati bahwa
berlaku, suatu tindakan yang curang (fraudu-     pada tingkat makro, manajemen dapat terlibat
lent act) harus memenuhi lima kondisi ini: 1)    dalam kegiatan kecurangan untuk men-dapat-
Penyajian yang salah. Harus terdapat laporan     kan harga saham yang lebih tinggi atau
yang salah atau tidak diung-kapkan; 2) Fakta     penawaran utang atau hanya untuk memenuhi
yang sifatnya material. Suatu fakta harus        harapan para investor sedangkan pada tingkat
merupakan faktor yang substansial yang men-      mikro biasanya dapat melibatkan data keuang-
dorong seseorang untuk bertindak; 3) Tujuan.     an yang dilaporkan secara salah dan melapor-
Harus terdapat tujuan untuk menipu atau          kannya untuk mendapatkan kompensasi tam-
pengetahuan bahwa laporan tersebut salah; 4)     bahan, untuk mendapatkan promosi, atau
Ketergantungan yang dapat dijustifikasi.         untuk melarikan diri dari hukuman karena
Penyajian yang salah harus me-rupakan faktor     kinerja yang buruk. Fraud manajemen
yang substansial yang menyebabkan pihak          biasanya terdiri atas tiga karakter ini: (a)
lain merugi karena ketergantungannya; 5)         Fraud ini dilakukan pada tingkat manajemen
6


di atas tingkat manajemen di mana struktur       lukan sudah dilakukan dewan komisaris,
kontrol internal biasanya berkaitan; (b) Fraud   manajemen, dan personil lain dalam per-
ini biasanya melibatkan penggunaan laporan       usahaan untuk dapat memberikan keyakinan
keuangan untuk menciptakan ilusi bahwa           memadai dalam mencapai tujuan organisasi
entitas lebih sehat dan lebih makmur dari ke-    yaitu: Efektivitas dan efisiensi operasi, kean-
nyataannya; (c) Jika fraud tersebut melibatkan   dalan laporan keuangan, dan kepatuhan ter-
pernyataan aktiva secara salah, ia biasanya      hadap hukum dan peraturan yang berlaku
dikelilingi oleh transaksi bisnis yang           (COSO;1992:13).
kompleks, yang sering kali melibatkan pihak              Menurut      Tuanakotta      (2007:162)
ketiga.                                          pencegahan fraud dapat dilakukan dengan
       Karakteristik sebelumnya dari fraud       mengaktifkan        pengendalian        internal.
manajemen menunjukkan bahwa pihak mana-          Pengendalian internal yang aktif biasanya
jemen sering kali melakukan hal yang             merupakan bentuk pengendalian internal yang
melanggar peraturan dengan mengesamping-         paling banyak diterapkan. Ia seperti pagar-
kan sistem pengendalian internal yang efektif.   pagar yang menghalangi pencuri masuk ke
Ketika pihak manajemen menggunakan               halaman rumah orang. Seperti pagar,
laporan keuangan tersebut untuk menciptakan      bagaimanapun kokohnya tetap dapat ditembus
ilusi, data yang diinput biasanya dimanipulasi   oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai
dengan memasukkan transaksi yang salah atau      nyali untuk melakukannya.
dapat dipertanyaan atau penilaian yang dapat             Menurut Pope (2007), pencegahan
dipertanyakan berkaitan dengan alokasi biaya     fraud dalam hal pengadaan barag publik,
atau pengakuan pendapatan.                       antara lain: pertama, memperkuat kerangka
         Dengan memahami jenis-jenis fraud       hukum. Alat yang paling ampuh adalah
maka akan dilakukan teknik dan metode            menyingkapkannya kepada publik. Media
pencegahannya.Tujuan utama pencegahan            dapat memainkan peran penting untuk
fraud adalah untuk meng-hilangkan sebab-         menciptakan kesadaran publik mengenai
sebab munculnya fraud.Menurut Amrizal            masalah ini dan untuk membangun dukungan
(2004:3) fraud sering terjadi apabila: (a)       bagi langkah-langkah yang perlu diambil. Jika
pengendalian internal tidak ada atau lemah       masyarakat diberi informasi rinci mengenai
atau dilakukan dengan longgar atau tidak         keburukan dan pelang-garan hukum dalam
efektif; (b) pegawai diperkerjakan tanpa         korupsi - siapa yang terlibat, berapa suap yang
memikirkan kejujuran dan integritas mereka;      diterima, berapa kerugian yang timbul dan jika
(c) pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak   masyarakat terus mendapat informasi seperti
baik, disalahgunakan atau di-tempatkan           ini secara teratur, sulit dibayangkan
dengan tekanan yang besar untuk mencapai         masyarakat tidak akan menuntut diadakan
sasaran dan tujuan keuangan; (d) Model           pembaruan.
manajemen melakukan fraud, tidak efisien dan             Di Indonesia, ada suatu acuan tindakan
atau tidak efektif serta tidak taat pada hukum   disebut dengan tindak pidana korupsi adalah
dan peraturan yang berlaku; (e) pegawai yang     UU No. 31/1999 yang telah di ubah dengan
dipercaya memiliki masalah pribadi yang          UU No. 20/2001 tentang pemberantasan
harus dipecahkan, masalah keuangan, masalah      tindak pidana korupsi. Peraturan yang selama
kesehatan keluarga, gaya hidup yang              ini menjadi pedoman pelaksanaan pengadaan
berlebihan; (f) industri di mana perusahaan      barang dan jasa adalah Kepres No. 80 tahun
menjadi bagiannya memiliki sejarah atau          2003, perlu dikaitkan dengan UU No. 31/1999
tradisi terjadinya fraud.                        untuk dapat efektif menghalangi tindak pidana
         Pencegahan fraud pada umumnya           korupsi
adalah aktivitas yang dilaksanakan dalam hal             Persyaratan hukum berikutnya adalah
penetapan kebijakan, sistem dan prosedur         kerangka yang baik dan konsisten prinsip--
yang membantu bahwa tindakan yang diper-         prinsip dan praktik-praktik dasar pengadaan


                                                                                                6
barang publik. Kerangka ini bentuknya dapat              Beberapa pemerintah menolak mem-
bermacam-macam, tetapi ada kesadaran yang        buka dokumen tender di depan publik, dengan
makin tinggi mengenai manfaat memiliki           alasan hasil yang sama dapat diperoleh dengan
Peraturan Pengadaan Barang yang seragam,         membuka dokumen tender di depan komisi
yang menetapkan dengan jelas prinsip-prinsip     resmi pemerintah tanpa dihadiri para penawar.
dasar, dan dilengkapi dengan peraturan yang      Keputusan pemenang yang dihasilkan dengan
lebih rinci untuk setiap lembaga pelaksana.      cara ini jelas akan dicurigai masyarakat, ter-
        Kedua, prosedur transparan. Selain       utama karena sudah jadi rahasia umum bahwa
dari kerangka hukum, pertahanan berikutnya       pembeli ikut melakukan korupsi.
melawan fraud adalah prosedur dan praktik                Keempat, evaluasi penawaran. Evaluasi
yang terbuka dan transparan untuk melaksana-     penawaran adalah langkah yang paling sulit
kan proses pengadaan barang itu sendiri.         dalam proses pengadaan barang untuk dilak-
Belum ada orang yang menemukan cara yang         sanakan secara benar dan adil. Bersamaan
lebih baik untuk melawan fraud dalam             dengan itu langkah ini adalah salah satu
pengadaan barang daripada prosedur seleksi       langkah yang paling mudah dimanipulasi jika
pemasok      atau     kontraktor   berdasarkan   ada pejabat yang ingin mengarahkan
persaingan yang sehat.                           keputusan pemenang pada pemasok tertentu.
        Apakah sebuah prosedur rumit atau        Para penilai dapat menolak penawaran-
sederhana tergantung pada nilai dan              penawaran yang tidak diinginkan dengan
spesifikasi barang yang akan dibeli, tetapi      alasan yang dicari-cari, biasanya menyangkut
unsur-unsurnya sama bagi semua prosedur: (a)     pelanggaran prosedur – ada bekas dihapus,
menguraikan dengan jelas dan tanpa memihak       sebuah halaman tidak diparaf - atau dengan
apa yang akan dibeli; (b) mengumumkan            alasan penyimpangan dari spesifikasi, yang
kesempatan untuk menawarkan barang; (c)          menuntut mereka cukup besar. Setelah
menyusun kriteria untuk mengambilkan             penawaran diperiksa, jika tidak ada yang
keputusan pada waktu seleksi; (d) menerima       menghalangi, para penilai mungkin menetap-
penawaran dari pemasok yang bertanggung          kan syarat-syarat yang sama sekali baru yang
jawab; (e) membandingkan penawaran dan           harus diperhitungkan ketika memilih peme-
menentukan penawaran yang terbaik, menurut       nang atau kriteria evaluasi mungkin dibuat
peraturan yang telah ditetapkan lebih dahulu     demikian subjektif tanpa ukuran-ukuran
bagi seleksi; dan (f) memberikan kontrak pada    objektif sehingga penilaian dapat menelurkan
penawar yang menang seleksi tanpa                hasil yang diinginkan para penilai.
mengharuskannya menurunkan harga atau                    Kelima, melimpahkan wewenang.
mengadakan perubahan lainnya pada pena-          Prinsip peninjauan ulang dan audit independen
warannya yang menang itu.                        sudah diterima luas sebagai cara untuk
        Ketiga, membuka dokumen ten-             menyingkapkan kesalahan atau manipulasi
der.Satu kunci untuk mewujudkan trans-           dan memperbaikinya. Prinsip ini menduduki
paransi dan sikap tidak memihak adalah pem-      tempat yang penting dalam bidang pengadaan
beli membuka dokumen tender pada waktu           barang publik. Sayang, prinsip ini juga
dan di tempat yang telah ditetapkan, di          digunakan oleh beberapa orang untuk
hadapan semua pengikut tender atau wakil-        mencipta-kan celah untuk melakukan kompsi.
wakil mereka yang ingin hadir. Praktik mem-      Khususnya, pelimpahan wewenang untuk
buka dokumen tender di depan umum,               menyetujui kontrak merupakan bidang yang
sehingga setiap orang dapat melihat siapa        patut dibahas. Sepintas lalu, alasan untuk
yang mengajukan penawaran dan dengan             melimpahkan wewenang cukup meyakinkan:
harga berapa, dapat mengurangi risiko bahwa      pejabat lebih rendah berwenang menilai dan
tender yang bersifat rahasia itu dibocorkan      menyetujui pembelian kecil-kecil, sedangkan
kepada peserta lain, diabaikan, diubah atau      pejabat lebih tinggi berwenang meninjau-
dimanipulasi.                                    ulang penilaian oleh bawahan dan menyetujui
8


kontrak-kontrak besar. Semakin besar nilai       lingkungan pengendalian, Penilaian Risiko,
kontrak, semakin tinggi pangkat pejabat yang     Kegiatan Pengendalian, Informasi dan
berwenang mengambil keputusan untuk              Komunikasi serta Pemantauan sebagai
menyetujui-nya atau tidak. Pembelian sebuah      variabel X1, variabel X2, variabel X3, variabel
meja dapat diputuskan oleh pegawai bagian        X4 dan variabel X5; (b) Pencegahan Fraud
urusan     pembelian;    pembelian     sebuah    Pengadaan Barang variabel Y.
komputer harus mendapat persetujuan                       Variabel-variabel yang akan diukur
direktur; pembangunan sebuah jalan harus         dalam penelitian ini terkait dengan sikap,
disetujui oleh Menteri; dan pem-bangunan         pendapat dan persepsi maka tipe skala yang
sebuah bendungan mungkin harus disetujui         digunakan adalah skala Likert. Untuk setiap
oleh Presiden.                                   pertanyaan atau pernyataan dari setiap
        Keenam, pemeriksaan dan audit            variabel diberi nilai skor dari yang terendah
independen. Tinjauan-ulang dan audit inde-       hinggi tertinggi secara berturut-turut diberikan
penden memainkan peran yang sangat penting.      nilai 1, 2, 3, 4, 5
Namun di beberapa negara, tinjauan ulang dan              Unit analisis adalah satuan tertentu
tahap-tahap persetujuan demikian banyak          yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian
sehingga seluruh proses pengadaan barang         (Suharsimi Arikunto, 2002).Berdasarkan
publik boleh dikatakan lumpuh. Di beberapa       pengertian tersebut, maka unit analisis dalam
negara, dalam hal kontrak besar, diperlukan      penelitian ini rumah sakit pemerintah dan
waktu lebih dari dua tahun paling tidak, untuk   swasta di kota Bandung. Responden dalam
menentukan pemenang, dari sejak penawaran        penelitian ini adalah23 direktur keuangan pada
diajukan.                                        rumah sakit pemerintah dan swasta di kota
                                                 Bandung.
Pengembangan Hipotesis                                    Pada penelitian ini hipotesis pengaruh
        Berdasarkan identifikasi masalah dan     penerapan         lingkungan      pengendali-an,
kerangka pemikiran yang telah diuraikan          penilaian risiko, kegiatan pengendalian, in-
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian      formasi dan komunikasi, serta pe-mantauan
ini adalah terdapat pengaruh pada penerapan      terhadap pencegahan fraud pengadaan barang
lingkungan pengendalian, penilaian risiko,       diuji dengan mengguna-kan metode Analisis
kegiatan    pengendalian,    informasi   dan     Jalur (Path Analysis). Variabel lingkungan
komunikasi serta pemantauan baik secara          pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
parsial maupun simultan terhadap pencegahan      pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
fraud pengadaan barang.                          peman-tauan sebagai variabel bebas dan vari-
                                                 abel pencegahan fraud pengadaan barang se-
METODE PENELITIAN                                bagai variabel terikat.Hasil perhitungan
        Penelitian ini merupakan penelitian      koefisien jalur seperti terlihat pada persamaan
eksplanatory untuk mendapatkan kejelasan         struktural hasil Lisrel dan diagram struktur
fenomena yang terjadi secara empiris (real       jalur sebagai berikut:
word) dan berusaha untuk mendapatkan             Y = 0,253*X1 + 0,356*X2 + 0,379*X3,
jawaban (verificative) hubungan kausalitas                + 0,270*X4 + 0,303*X5
antar variabel melalui pengujian hipotesis       Errorvar.= 0,306 , R2 = 0,694
(Singarimbun dan Effendi, 1995), yakni
penelitian ini hanya berlaku pada rumah sakit            Hasil analisis jalur merupakan model
pemerintah dan swasta di Kota Bandung).          struktural yang tidak menggam-barkan nilai
Periode waktu yang digunakan adalah cross        prediksi perubahan variabel independen
section (Sekaran, 2003).                         terhadap variabel dependen dan dapat
        Variabel yang digunakan dalam            digambarkan dalam model struktural berikut:
penelitian ini adalah sebagai berikut: (a)



                                                                                               8
2



                                             X1
                                    rX1X2 = 0, 012      PYX 1 = 0,253
                   rX1X3=0 ,150
                                             X2                                          e
                                                        PYX2=	
  0,356	
  
          rX1 X4 = 0,238                                                             Pye = 0,306
                               rX2X3 = 0,017
        rX1X5 =	
  0,143                               PYX 3 = 0,379
                    rX2X4 = 0,116           X3                                           Y

            rX2X5 = 0 ,223     rX3X4 = 0,022           PYX 4 = 0,270
                                                                ,

                                            X4
                    r X3X5 = 0 ,033
                                                      PYX 5 = 0,303
                                 rX4X5 = 0 ,154

                                            X5

                                        Gambar 1: Path Diagram Variabel

        Diperoleh koefisien jalur dari ling-             resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
kungan pengendalian terhadap pencegahan                  komunikasi, serta peman-tauan adalah 69,4%
fraud pengadaan barang (PYX1) sebesar 0,253.             sedangkan besarnya faktor lain yang
Koefisien jalur daripenilaian resiko terhadap            mempengaruhi adalah 100% - 69,4% = 30,6%
pencegahan fraud pengadaan barang (PYX2)                 .
sebesar 0,356. Koefisien jalur darikegiatan
pengendalian terhadap pencegahan fraud                   HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadaan barang (PYX3) sebesar 0,379.                   Pengaruh       Lingkungan        Pengendalian,
Koefisien jalur dariinformasi dan komunikasi             Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang               Informasi dan Komunikasi serta Peman-
(PYX4) sebesar 0,270 dan koefisien jalur                 tauan terhadap Pencegahan Fraud Peng-
daripemantauan terhadap pencegahan fraud                 adaan Barang secara Simultan
pengadaan barang (PYX5) sebesar 0,303.                           Hipotesis yang menyatakan bahwa
         Setelah koefisien jalur diperoleh,              lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
maka besar pengaruh secara bersama-sama                  kegiatan pengendalian, informasi dan komu-
(koefisien determinasi) lingkungan pengen-               nikasi serta pemantauan secara bersama-sama
dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen-               berpengaruh terhadap pencegahan fraud
dalian, informasi dan komunikasi, serta                  pengadaan barang telah terbukti melalui peng-
pemantauan terhadap pencegahan fraud peng-               ujian hipotesis yang telah dilakukan.
adaan barang dapat ditentukan dari hasil per-                    Dengan kata lain dapat disimpulkan
kalian koefisien jalur terhadap matriks kore-            bahwa terdapat pengaruh dari lingkungan
lasi antara variabel sebab dengan variabel               pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
akibat. Besarnya pengaruh lingkungan                     pengendalian, informasi dan komunikasi serta
pengendalian, penilaian resiko, kegiatan                 pemantauan terhadap pencegahan fraud peng-
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta            adaan barang, sedangkan dari perhitungan
pemantauan terhadap pencegahan fraud                     koefisien determinasi (R Square)diperoleh
pengadaan barang ditunjukkan dengan nilai R-             nilai sebesar 0,694. Hasil ini berarti bahwa ada
square (R2) yang diperoleh sebesar 0,694.                kontribusi sebesar 69,4% dari variabel bebas
        Jadi    dapat    dikatakan   besarnya            (lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian              kegiatan pengendalian, informasi dan komu-


                                                                                                       2
2


nikasi, serta pemantauan) dalam menjelaskan       seluruh aspek penting yang ada di rumah sakit
pencegahan fraud pengadaan barang, sedang-        khususnya pegawai serta manajemen harus
kan sisanya 30,6 % (100% - 69,4 %) dijelas-       mempunyai kesadaran dan komitmen yang
kan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti     kuat untuk melaksanakan prosedur-prosedur
dalam penelitian ini, misalnya saja variabel      kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya
yang berkaitan dengan kualitas informasi          agar tercipta lingkungan kerja yang baik.
akuntansi, internal audit, intellectual capital        	
  
atau akuntansi keperilakuan.                      Pengaruh       Lingkungan       Pengendalian,
        Hasil penelitian ini sesuai dengan        Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
pendapat Tuanakotta (2006), bahwa upaya           Informasi       dan      Komunikasi       serta
mencegah fraud dimulai dari pengendalian          Pemantauan terhadap Pencegahan Fraud
intern. Demikian pula dengan Hurley (2007),       Pengadaan Barang secara Parsial
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya                 Pada pengujian hipotesis ini, hipotesis
kecurangan laporan keuangan pada per-             yang menyatakan bahwa lingkungan pengen-
usahaan dan meminimalkan auditor eksternal        dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen-
untuk melegalkan bukti-bukti yang palsu pada      dalian, informasi dan komunikasi serta
laporan keuangan, pengimplementasian dari         pemantauan secara parsial berpengaruh ter-
pengen-dalian intern setidaknya dapat mengu-      hadap pencegahan fraud pengadaan barang
rangi kolusi manajemen mengenai fraud.            telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang
        Temuan penelitian juga konsisten          telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh
dengan penelitian yang dilakukan oleh             penerapan pada lingkungan pengendalian ter-
Gusnardi (2008) bahwa variabel internal           hadap pencegahan fraud pengadaan barang
kontrol memiliki pengaruh positif ter-hadap       digunakan hasil koefisien jalur. Hasil per-
pencegahan fraud pada BUMN terbuka di             hitungan koefisien jalur dengan menggunakan
Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh      analisis jalur diperoleh nilai koefisien ρyx1
Singleton (2002) bahwa kebijakan bisnis dan       sebesar 0,253> 0 dan berarti H0 ditolak.
hukum yang berlaku pada perusahaan mem-           Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
butuhkan manajemen yang menekankan pada           lingkungan pengendalian berpengaruh ter-
keefektifan pengendalian internal dan             hadap pencegahan fraud pengadaan barang.
kekuatan pada lingkungan pengendalian untuk       Artinya semakin baik lingkungan pengen-
melin-dungi aset perusahaan sehingga dapat        dalian maka akan meningkatkan pencegahan
mencegah terjadinya fraud.                        fraud pengadaan barang, sedangkan hasil per-
        Dalam penelitian ini, variabel ling-      hitungan koefisien jalur yang dilakukan pada
kungan pengendalian, penilaian resiko,            variabel penilaian resiko, diperoleh nilai koe-
kegiatan pengendalian, informasi dan komu-        fisien ρyx2 sebesar 0,356> 0 dan berarti H0
nikasi serta pemantauan merupakan pengen-         ditolak. Dengan demikian bahwa, penilaian
dalian internal dalam rumah sakit yang mem-       resiko berpengaruh terhadap pencegahan fraud
punyai peranan sangat penting dalam hal           pengadaan barang. Artinya semakin baik
mencegah fraud pengadaan barang. Pengen-          penilaian resiko maka akan meningkatkan
dalian internal ini wajib dilaksanakan oleh       pencegahan fraud pengadaan barang.
seluruh manajemen dan pegawai, karena                     Hasil perhitungan koefisien jalur yang
pengendalian internal ini pada hakekatnya         dilakukan pada variabel kegiatan pengen-
adalah suatu proses yang dijalankan oleh          dalian, diperoleh nilai koefisien ρyx3 sebesar
dewan komisaris yang ditujukan untuk mem-         0,379> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan
berikan keyakinan yang memadai tentang            demikian, kegiatan pengendalian berpengaruh
pencapaian tujuan pengendalian operasional        terhadap pencegahan fraud pengadaan barang.
yang efektif dan efisien, keandalan laporan       Artinya semakin baik kegiatan pengendalian
keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan        maka akan meningkatkan pencegahan fraud
peraturan yang berlaku.Oleh karena itu,           pengadaan barang, begitu juga pada variabel


                                                                                               2
informasi dan komunikasi, diperoleh nilai nilai   SIMPULAN DAN SARAN
koefisien ρyx4 sebesar 0,270> 0 dan berarti H0            Dari hasil pengolahan data yang telah
ditolak. Dengan demikian, informasi dan           dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti
komunikasi berpengaruh terhadap pencegahan        dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik      pada penerapan lingkungan pengendalian,
informasi dan komunikasi maka akan mening-        penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
katkan pencegahan fraud pengadaan barang,         informasi dan komunikasi serta pemantauan
sedangkan untuk melihat pengaruh peman-           baik secara parsial maupun simultan terhadap
tauan terhadap pencegahan fraud pengadaan         pencegahan fraud pengadaan barang.
barang, diperoleh nilai koefisien ρyx5 sebesar            Berdasarkan pembahasan yang telah
0,303> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan           dipaparkan sebelumnya maka dalam penelitian
demikian, variabel pemantauan berpengaruh         ini ada beberapa saran yang dapat
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang.       dikemukakan, yakni: pertama, dalam variabel
Artinya semakin baik pemantauan maka akan         kegiatan pengendalian memiliki skor/nilai
meningkatkan pencegahan fraud pengadaan           yang rendah. Oleh karena itu disarankan
barang.                                           kepada rumah sakit pemerintah dan swasta
        Hal ini sesuai dengan penelitian          untuk memaksimalkan kegiatan pengendalian
Ramos (2004) yang menjelaskan salah satu          karena mempunyai peranan yang penting
variabel, yaitu lingkungan pengendalian           dalam mencegah fraud pengadaan barang.
adalah dasar/pondasi dari kelima elemen pada              Kedua, untuk variabel informasi dan
pengendalian internal. Lingkungan pengen-         komunikasi, memiliki skor/nilai yang rendah
dalian menjadi acuan dalam pelaksanaan            karena pemberdayaan SDM untuk melaksana-
internal control dimana eksternal audit juga      kan kegiatan informasi dan komunikasi belum
ikut bertanggungajawab untuk asersi audit         maksimal dilaksanakan dan juga adanya
manajemen dah mencari solusi agar pengen-         ketidaksesuaian jurusan/pendidikan pada
dalian internal dapat berjalan efektif. Begitu    jabatan yang dipegang. Oleh karena itu dis-
pula menurut Holtfreter (2004) yang men-          arankan kepada rumah sakit pemerintah dan
jelaskan bahwa untuk mengefektifkan per-          swasta agar pemberdayaan SDM dilakukan
lawanan terhadap fraud, harus adanya imple-       dengan baik dan tepat sasaran.
mentasi strategi pengawasan yaitu pengen-                 Ketiga, kepada seluruh komponen
dalian internal dan secara konsisten mengikuti    yang ada di rumah sakit dapat memahami
praktek/kebiasaan dalam menyelenggarakan          tugas dan wewenang masing-masing, sehingga
kebijakan organisasi dengan baik.                 tugas dan tanggungjawabnya dapat dijalankan
        Pada rumah sakit pemerintah yang          sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
mendapatkan dana dari APBN/APBD maka              berlaku, dan tidak ada pihak-pihak yang
harus sungguh-sungguh dalam menjalankan           merasa dirugikan, seperti merasa dimata-matai
tugas untuk mencegah fraud yang terjadi di        dalam melaksanakan tugas dan tanggung-
rumah sakit sehingga tanggung jawab               jawabnya.
terhadap pemerintah ataupun keuangan negara
dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula       REFERENSI
pada rumah sakit swasta yang dananya              Amrizal. (2004).Pencegahan dan Pendetek-
bersumber dari yayasan ataupun keuntungan               sian Kecurangan oleh Internal Au-
dari rumah sakit tersebut, harus secara                 ditor. Jakarta: Direktorat Investigasi
bersama-sama dan bertanggungjawab untuk                 BUMN dan BUMD Deputi Bidang
menciptakan suasana lingkungan kerja yang               Investigasi
positif sehingga pencegahan fraud dapat           Arens, A. A., Randal, J., EIder, Mark S. B.
ditingkatkan.                                            (2004). Auditing And Assurance
                                                         Service An Integrated Approach. New
                                                         Jersey: Prentice Hall International.
4


Cuomo, A. M. (2007). Internal	
   Controls	
   and	
         Moller, R dan Witt, H. (1999). Brink’s
     Financial	
   Accountability	
   for	
   Not-­‐for-­‐          Modern Internal Auditing. New York:
     Profit	
                                 Boards,	
             John Wlley and Sons.
     www.oag.state.ny.us/bureaus/charitie                    Pope,    J. (2003). Strategi Memberantas
     s/about.html	
                                                  Korupsi: Elemen Sistem Integritas
Committee of Sponsoring Organizations of                             Nasional. Jakarta:  Yayasan Obor
     Teadway     Commission     (COSO).                              Indonesia.
     (1992).   Ademdum      1994.Internal                    Ruslan. (2009). Internal Control Berbasis
     Control Integrated Framework. New                              COSO.          Diunduh        dari
     York: AICPA Publication                                        www.mediareformasi.com, 23 Mei
Holtfreter, K. (2004). “Fraud in US Organi-                         2010.
       sations: An Examination of Control                    Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1995).
       Mechanisms”. Journal of Financial                            Metode Penelitian Survey. Jakarta :
       Crime, (12)1, 88-101.                                        LP3ES.
Hurley, A. D. (2007). ”Sarbanex Oxley Act                    Singleton, T. (2002). “Stop fraud cold with
       Section 404: Effective Internal                              powerful internal controls”. The Jour-
       Controls or Overriding Internal                              nal of Corporate Accounting &
       Control?” Forensic Examiner Summer                           Finance, (13) 4, 29-39.
       Proquest Phychology Journals, (16)2,
       19-31.                                                Sekaran, U. (2003). Research Method for
                                                                    Business: A SkillBuilding Approach.
Hall, J. A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi.                     New York: John Wiley & Sons Inc.
         Jakarta: Salemba Empat.
                                                             Suharsimi, A. (1998). Manajemen Penelitian.
Kompas. (2007). Dugaan Korupsi RS                                   Jakarta : PT. Rineka Cipta
     Margono di Laporkan ke Kajari.
     Cyber Media, Jakarta.                                   Tuanakotta, T. M. (2007). Akuntansi Forensik
                                                                   dan Audit Investigatif. Jakarta: Lem-
                                                                   baga Penerbit Fakultas Ekonomi Uni-
                                                                   versitas Indonesia (LPFE UI).




                                                                                                        4

More Related Content

Similar to Jurnal akun keuangan indonesia

304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf
Monica565188
 
304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf
Monica565188
 
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdfAmelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
AmeliaWulandari33
 
Srierisjaya.pdf
Srierisjaya.pdfSrierisjaya.pdf
Srierisjaya.pdf
ESrierisjaya
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
riopongsarani88
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
riopongsarani88
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
riopongsarani88
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptxSISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
RatuPalar
 
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Muh Agus Priyetno
 
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdfPaper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
MUSAWAL MAJID
 
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
State Islamic University Alauddin Makassar
 
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
JEMMY ESROM SERANG
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Eliha Mahsuna
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Fathur Rohman
 
Complain Handling Rumah Sakit.pptx
Complain Handling Rumah Sakit.pptxComplain Handling Rumah Sakit.pptx
Complain Handling Rumah Sakit.pptx
Moch Adieb SUltan
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Asep Muhamad Ferdiana
 
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Muhammad Iqbal Dhanarto
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
ady suhardi
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docx
RADICOM1
 

Similar to Jurnal akun keuangan indonesia (20)

304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf
 
304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf304-548-1-SM.pdf
304-548-1-SM.pdf
 
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdfAmelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
Amelia Wulandari - Keuangan Negara.pdf
 
Srierisjaya.pdf
Srierisjaya.pdfSrierisjaya.pdf
Srierisjaya.pdf
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptxSISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pptx
 
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, corruption dan fraud, unive...
 
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdfPaper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
Paper Keuangan Negara_Musawal Majid Mustafa.pdf
 
Pembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasiPembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasi
 
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...Social Accounting; Tendensi  Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
Social Accounting; Tendensi Kemaslahatan Publik dibalik Kenaikan Tarif BPJS ...
 
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. tel...
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
 
Complain Handling Rumah Sakit.pptx
Complain Handling Rumah Sakit.pptxComplain Handling Rumah Sakit.pptx
Complain Handling Rumah Sakit.pptx
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
 
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
 
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatanMakalah sistim pembiayaan kesehatan
Makalah sistim pembiayaan kesehatan
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docx
 

Jurnal akun keuangan indonesia

  • 1. PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD PENGADAAN BARANG Hermiyetti STEKPI Jakarta e-mail: hermi_yetti@yahoo.com Abstract The aim of this study is to analyze the effect of internal control applying on procurement fraud prevention. Survey the sum of 23 respondent covering financial directors on the public and private hospital on Bandung city. Data have been collected by questionnaire. The tools of statistic analysis using path analysis. The result of this study indicates that there are effects of internal control applying on procurement fraud prevention. It means that procurement fraud prevention inclined by internal control applying and influenced residue by other factors which not integrated in this study model. Keywords: Internal control, procurement, fraud prevention Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengendalian internal dalam pencegahan kemungkinan penyimpangan dalam proses pelelangan. Penelitian survei ini menggunakan 23 responden yang meliputi para direktur di beberapa rumah sakit umum dan swasta di Kota Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan Path Analysis. Hasil dari penelitian ini antara lain bahwa terdapat dampak dari pengendalian internal dalam pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan. Artinya bahwa risiko penyimpangan dalam proses pelelangan dapat ditekan dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik dan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak secara langsung terkait dengan model penelitian ini. Kata kunci: pengendalian internal, pelelangan, pencegahan terhadap penyimpangan PENDAHULUAN mahalnya sarana penunjang pelayanan medis Rumah sakit merupakan salah satu yang diperlukan dalam operasional rumah jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sakit. Hal ini disebabkan karena adanya krisis sarat dengan tugas, beban, masalah dan harap- global yang melanda sebagian negara di dunia an yang digantungkan kepadanya. Per- ini, seperti: Amerika Serikat, China, Korea, kembangan jumlah rumah sakit di Indonesia, Thailand dan lainnya. Dampak krisis global diikuti pula dengan perkembangan pola ini menyebabkan melemahnya kemampuan penyakit, perkembangan teknologi kedokteran ekonomi (daya beli) masyarakat sebagai dan kesehatan serta perkembangan harapan pengguna jasa pelayanan rumah sakit. masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit Terciptanya tata kelola yang baik di dan tenaga ahli yang berkualitas dalam bidang rumah sakit dan dimilikinya intrumen organi- kesehatan. sasi yang handal untuk menjadikan rumah Dilema yang dialami rumah sakit saat sakit tetap survive sebagai pelayanan publik ini, harus selalu dapat menyediakan obat- merupakan tuntutan yang harus dipenuhi. Hal obatan dan sarana pelayanan medis yang ter- ini merupakan isu yang sangat sentral dan jangkau oleh masyarakat tanpa harus mengu- penting, karena rumah sakit merupakan pusat rangi kualitas dan kuantitas pelayanannya. pertanggungjawaban yang bertanggungjawab Disisi lain tingginya harga obat-obatan dan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat,
  • 2. 2 sehingga pelayanan kesehatan yang diterima oleh interaksi antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat dapat terjangkau dan berkualitas kepribadian individu dan lingkungan ekster- Pengelolaan rumah sakit yang baik nal. Kekuatan-kekuatan tersebut diklasifikasi tentunya akan memberikan acuan ataupun ke dalam tiga kategori utama: (1) tekanan gambaran bagaimana rumah sakit terkelola situasional, (2) kesempatan dan, (3) karakter- secara transparan, adanya kemandirian, istik (integritas) pribadi. akuntabel, adanya pertanggungjawaban dan Kajian ICW tentang korupsi kesehatan kewajaran sehingga kinerja keuangan pada dari 51 kasus korupsi kesehatan yang diusut rumah sakit dapat dicapai sesuai dengan visi sampai tahun 2008 dan menimbulkan kerugian dan misi rumah sakit yang telah ditentukan negara mencapai 128 milyar hanya mampu sebelumnya. Namun demikian harapan diatas menyeret regulator ditingkat lokal Kadinkes belum sepenuhnya dapat dirasakan. Hal ini dan DPRD serta Direktur Rumah Sakit. disebabkan karena belum memadainya Sedangkan korupsi ditingkat middle upper nol. instrumen organisasi untuk menciptakan Selain itu, kasus korupsi yang terungkap pengelolaan yang baik dan belum terbangun- masih berputar dalam pengadaan barang dan nya komitmen yang tinggi dari para pengelola jasa dengan modus markup sebanyak 22 kasus rumah sakit. Akibatnya muncul berbagai dengan kerugian negara sebesar Rp.103 penyimpangan, penyelewengan, penyeludupan Milyar. Hanya sebagian kecil korupsi dengan dan korupsi. Fenomena fraud menjadi sesuatu modus penyuapan terung-kap. Padahal modus yang lumrah di rumah sakit. penyuapan merupakan modus paling banyak Intensitas pembicaraan mengenai fraud dan potensial terjadi terutama korupsi diting- di rumah sakit semakin tinggi, sama halnya kat middle upper yang mungkin melibatkan yang terjadi di sektor publik lainnya, utama- pejabat Depkes, DPR, BPOM dan Badan nya sektor pemerintah yang menangani pengawas kesehatan lainnya. masalah pelayanan umum pada masyarakat. Hasil kajian ICW lainnya menunjukkan Sebenarnya, niat pemerintah mulai terlihat dan bahwa kesempatan merupakan faktor dominan memperhatikan program untuk mengeliminasi dan pemicu korupsi kesehatan diantara dua fraudyang dilakukan oleh aparat pemerintah- faktor utama seperti rasionalisasi tindakan an. Hal ini diindikasikan dengan peningkatan korupsi dan tekanan diluar individu. Lebih peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK); dalam lagi, faktor kesempatan menguat karena kejaksaaan, kepolisian, atau Pengadilan besarnya diskresi atau kewenangan pejabat, Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Namun rendahnya transparansi, dan akuntabilitas serta sayangnya, hal ini sepertinya belum menjadi penegakan hukum disektor kesehatan. Selain semacam komitmen untuk dijalankan secara itu, suara warga yang minim juga telah bersama secara konsisten di semua lini. meningkatkan kesempatan korupsi disektor Tingginya intensitas praktik kecurang- kesehatan ini. an, penipuan, dan penggelapan yang terjadi Salah satu fraud yang sering terjadi di pada suatu institusi publik maupun privat, rumah sakit adalah berupa korupsi pengadaan dengan segala modusnya, dari yang sederhana barang berupa CT Scan seperti yang terjadi di sampai yang sangat canggih dan rumit, Rumah Sakit Margono Soekarjo, Purwekerto, seharusnya menyadarkan semua pihak untuk Banyumas dan korupsi pengadaan obat di membangun komitmen terhadap penerapan Dinas Kesehatan Banyumas senilai Rp. 300 tata kelola yang baik secara konsisten dan juta telah merugikan uang negara. (Kompas, meluas pada semua lapisan karena tanpa 27 Maret 2007). Korupsi pengadaan alat-alat adanya kesadaran dan komitmen akan meng- kesehatan juga terjadi di RS Kanujodso akibatkan tidak tercapainya kinerja keuangan Djatiwibowo, pimpinan proyeknya diduga yang baik pada rumah sakit. terlibat korupsi kasus Magnetic Resonance Menurut Tuanakotta (2007), mereka Imaging (MRI) senilai Rp. 13,7 milyar yang terlibat dalam perbuatan curang didorong (Tempo, 19 Oktober 2008). 2
  • 3. Melihat kenyataan tersebut, diperlukan timbulnya korupsi. Untuk melaksanakan upaya yang lebih sistematis dalam strategi tersebut, maka sistem pengendalian menanggulangi korupsi dengan menggunakan intern harus diterapkan secara efektif. alur pikir memerangi korupsi yang jelas. Hal Pengendalian internal yang baik pertama yang harus diidentifikasikan adalah memungkinkan manajemen siap menghadapi penyebab utama kejadian korupsi sehingga perubahan ekonomi yang cepat, persaingan, bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk pergeseran permintaan pelanggan dan fraud menghilangkan atau paling tidak mengurangi serta restrukturisasi untuk kemajuan yang intensitas yang ditimbulkan dari penyebab akan datang (Ruslan,2009). Jika pengendalian tersebut. Dari berbagai seminar anti korupsi internal suatu perusahaan lemah maka yang pernah diselenggarakan BPKP, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud secara garis besar penyebab kejadian korupsi sangat besar. Sebaliknya, jika pengendalian dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu internal kuat, maka kemungkinan terjadinya aspek institusi, aspek manusia dan aspek kesalahan dan fraud dapat diperkecil. sosial budaya. Kalaupun kesalahan dan fraud masih terjadi, Untuk menangani fraudpengadaan bisa diketahui dengan cepat dan dapat segera barang pada rumah sakit, diperlukan upaya diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini yang sistematis dan terintegrasi dalam strategi mungkin. investigatif dan strategi preventif. Strategi Pengendalian intern adalah represen- investigatif memang akan terlihat berhasil tasi dari keseluruhan kegiatan di dalam dalam memberantas korupsi, namun dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana jangka panjang strategi ini akan mendorong proses yang dijalankan oleh dewan komisaris kondisi yang kontra produktif dalam kegiatan ditujukan untuk memberikan keyakinan yang pembangunan. Hal ini perlu diatasi dengan memadai tentang pencapaian tujuan pengen- mengedepankan strategi preventif. dalian operasional yang efektif dan efisien, Strategi investigatif berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan cara mendeteksi, menginvestigasi, dan menin- terhadap hukum dan peraturan yang berlaku daklanjuti hasil investigasi atas kasus penyim- (COSO, 1992 dalam Hiro Tugiman, 2004). pangan yang berindikasi Tindak Pidana Sebagai suatu entitas pelayanan Korupsi (TPK). Strategi investigatif sebenar- kesehatan terhadap masyarakat, diperlukan nya merupakan langkah-langkah dalam upaya suatu pemahaman mengenai pengendalian penegakan hukum (low enforcement). Sering- internalyang akan diterapkan oleh tenaga kali perhatian terhadap tanda-tanda adanya paramedis di rumah sakit, dimana jika hal ini korupsi yang memungkinkan pendeteksian diterapkan secara efektif maka dapat dan diambilnya tindakan yang tepat, muncul mencegah terjadinya fraud(kecurangan).Hal ketika terdapat bukti bahwa korupsi sedang ini juga dijelaskan oleh Cuomo (2007), bahwa berlangsung, dan atau korupsi ditemukan dengan diterapkannya pengendalian internal secara kebetulan oleh Aparat Pengawasan pada perusahaan profit ataupun non profit Internal Pemerintah (APIP). dapat melindungi aset perusahaan dari fraud Paralel dengan strategi investigatif, dan tentunya membantu manajemen dalam strategi preventif secara spesifik direp-resen- melaksanakan segala aktivitasnya. tasikan sebagai serangkaian program yang Dengan dibangun dan diimplementasi- dirancang untuk mencegah atau paling tidak kannya pengendalian internal, diharapkan mengendalikan korupsi. Strategi preventif akan menimbulkan daya tangkal terhadap berkaitan dengan cara me-ngendalikan faktor penyelewengan yang dilakukan oleh para pe- pendorong timbulnya korupsi melalui pencip- layanan publik, khususnya dibidang kesehatan taan kondisi yang memudahkan deteksi dan seperti dokter dan tenaga paramedis lainnya. mendorong dampak deterensi/daya tangkal Identifikasi masalah dalam penelitian yang akomodatif terhadap upaya pencegahan ini adalah: Apakah terdapat penga-ruh pada
  • 4. 4 penerapan lingkungan pengendalian, penilaian Selanjutnya pengertian pengendalian resiko, kegiatan pengen-dalian, informasi dan internal mengalami perluasan, tahun 1958 komunikasi serta pemantauan terhadap AICPA memperkenalkan perbedaan antara pencegahan fraud pengadaan barang baik accounting control dan administrativecontrol. secara parsial maupun simultan pada rumah Kemudian tahun 1972 dilakukan perubahan sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung. nama menjadi internal control system. Dengan internal control system ini, bukan hanya KAJIAN TEORI DAN dihasilkan pengendalian akuntansi tetapi juga PENGEMBANGAN HIPOTESIS pengendalian administrasi, yang dikembang- Konsep Pengendalian Internal kan melalui penetapan struktur organisasi, Pengertian pengendalian internal telah uraian tugas, pemberian wewenang, prosedur, mengalami perubahan baik dalam konsep seleksi sumber daya manusia, situasi kerja maupun komponen-komponennya sesuai yang sehat, dan pengawasan langsung. dengan perkembangan dunia bisnis yang se- Selanjutnya tahun 1988, AICPA makin kompleks.Pada awal perkembangannya dengan SAS No. 55 dengan judul pengendalian internal diartikan sebagai inter- "Considerations of the internal control struc- nal cek.Internal cek dengan konsep kesamaan ture in a financial statement audit" mengubah hasil melalui pencocokan catatan dari dua Sistem Pengendalian Internal menjadi Struktur bagian atau lebih. Sebagaimana diungkapkan Pengendalian Internal. American Institute of Certifield Public Perkembangan selanjutnya tahun 1992 Accountant (AICPA) yang dikutip Moller & Committee of Sponsoring Organi-zations Witt (1999; 81) menjabarkan definisi pengen- (COSO) dari Treadway Commission mener- dalian internal sebagai berikut: bitkan suatu laporan yang berjudul Internal- Control-Integrated Framework.Di dalam "Internal control comprises the plan of COSO terdapat wakil-wakil dari AICPA, organization and all of the coordinate American Accounting Association, Institute of methods and measures adopted within a Internal Auditors, Institute ofManagement business to safeguard its assets, check the Accountants, dan Financial Executive Insti- accuracy and reliability of its accounting data, promote operational effIciency, and tute.Laporannya terdiri dari empat volume : encourage adherencp to prescribed (1) Executive Summary; (2) Framework; (3) managerial policies" Evaluations Tools; and (4) Reporting to Externals Parties. Pengendalian internal yang terdapat Dari pengertian yang dikemukakan dalam perusahaan tidak hanya mencakup sebelumnya, dijelaskan bahwa pengendalian kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi internal merupakan suatu proses yang dijalan- meliputi segala aspek kegiatan perusahaan. kan oleh dewan komisaris yang ditujukan Pengendalian internal dapat digunakan untuk: untuk memberikan keyakinan yang memadai 1) Menjaga keamanan harta milik perusahaan; tentang pencapaian tujuan pengendalian 2) Memberikan keyakinan bahwa laporan- operasional yang efektif dan efisien, ke- laporan yang disampaikan kepada pimpinan andalan laporan keuangan, dan kepatuhan adalah benar; 3) Meningkatkan efisiensi terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. usaha; dan 4) Memastikan bahwa kebijakan- Pengendalian internal mencakup lima kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan komponen dasar kebijakan prosedur yang telah dijalankan dengan baik. Dengan dirancang manajemen untuk memberikan pengendalian internal yang baik, terjadinya keyakinan yang memadai bahwa tujuan fraud dan pemborosan dapat dideteksi dan tertentu perusahaan dapat dipenuhi. Arens ditang-gulangi secara dini sehingga kerugian (2004; 273) mengemukakan bahwa: perusahaan dapat dihindari. 4
  • 5. "Internal control includes five categories Perbuatan tidak adil atau kerugian. Kebohong- of controls that management design and an tersebut telah menyebab-kan ketidakadilan implements to provide reasonable atau kerugian bagi korban fraud. assurance that manage-ment's control Fraud terjadi pada dua tingkatan, yaitu objectives win be met. These are caned fraud pegawai dan fraud manaje-men. component of internal control and are: (1) Control Environment; (2) Risk Assess- Adalah penting untuk membedakan antara ment, (3) Information and Commu- kedua jenis fraud ini karena tiap jenis nication; (4) Control Activities, (5) memiliki tanggung jawab dan implikasi yang Monitoring. berbeda bagi auditor. Pertama, Fraud pegawai atau fraud oleh pegawai non-manajemen, Konsep Pencegahan Fraud Pengadaan biasanya ditujukan untuk langsung Barang mengkonversi kas atau aktiva lainnya untuk Menurut Tuanakotta (2007:159) ada keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya, ungkapan yang secara mudah ingin pegawai tersebut mengakali perusahaan untuk menjelaskan penyebab atau akar permasalahan kepentingan pribadinya. Jika suatu perusahaan dari fraud. Ungkapan itu adalah: fraud by memiliki sistem pengen-dalian internal yang need, by greed and by opportunity. Ungkapan efektif, kebangkrutan atau penggelapan uang tersebut diartikan jika kita ingin mencegah dapat di-deteksi atau dihindari. Fraud pegawai fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin biasanya melibatkan tiga langkah: (1) mencuri penyebabnya. sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), (2) Banyak organisasi tidak memiliki mengkonversi aktiva tersebut ke bentuk yang upaya untuk menghadapi fraud dengan dapat digunakan (kas), dan (3) menutupi pendekatan proaktif.Ketika fraud terjadi kejahatannya agar tidak diketahui. Langkah dalam suatu organisasi harus meng-hadapi ketiga sering kali merupakan hal yang paling suatu dilema.Apabila terjadi dugaan fraud, sulit. Langkah ini mungkin relatif mudah bagi umumnya banyak organisasi menyelesai- petugas administrasi gudang untuk mencuri kannya secara internal tanpa mau dipublikasi- persediaan dari gudang perusahaan, tetapi kan.Selanjutnya kasus ditutup dan masalahnya mengubah catatan persediaan lebih dianggap selesai. menantang. Menurut Hall (2001), fraud menunjuk Kedua, Fraud manajemen lebih pada penyajian fakta yang bersifat material tersembunyi dan membahayakan daripada secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke fraud pegawai dan seringkali lolos dari deteksi pihak lain dengan tujuan untuk membohongi sampai organisasi tersebut menderita kerugian dan mempengaruhi pihak lain untuk ber- atau kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. gantung pada fakta tersebut, fakta yang akan Treadway Commision tentang Pelaporan merugikannya dan berdasarkan hukum yang Kecurangan Keuangan mengamati bahwa berlaku, suatu tindakan yang curang (fraudu- pada tingkat makro, manajemen dapat terlibat lent act) harus memenuhi lima kondisi ini: 1) dalam kegiatan kecurangan untuk men-dapat- Penyajian yang salah. Harus terdapat laporan kan harga saham yang lebih tinggi atau yang salah atau tidak diung-kapkan; 2) Fakta penawaran utang atau hanya untuk memenuhi yang sifatnya material. Suatu fakta harus harapan para investor sedangkan pada tingkat merupakan faktor yang substansial yang men- mikro biasanya dapat melibatkan data keuang- dorong seseorang untuk bertindak; 3) Tujuan. an yang dilaporkan secara salah dan melapor- Harus terdapat tujuan untuk menipu atau kannya untuk mendapatkan kompensasi tam- pengetahuan bahwa laporan tersebut salah; 4) bahan, untuk mendapatkan promosi, atau Ketergantungan yang dapat dijustifikasi. untuk melarikan diri dari hukuman karena Penyajian yang salah harus me-rupakan faktor kinerja yang buruk. Fraud manajemen yang substansial yang menyebabkan pihak biasanya terdiri atas tiga karakter ini: (a) lain merugi karena ketergantungannya; 5) Fraud ini dilakukan pada tingkat manajemen
  • 6. 6 di atas tingkat manajemen di mana struktur lukan sudah dilakukan dewan komisaris, kontrol internal biasanya berkaitan; (b) Fraud manajemen, dan personil lain dalam per- ini biasanya melibatkan penggunaan laporan usahaan untuk dapat memberikan keyakinan keuangan untuk menciptakan ilusi bahwa memadai dalam mencapai tujuan organisasi entitas lebih sehat dan lebih makmur dari ke- yaitu: Efektivitas dan efisiensi operasi, kean- nyataannya; (c) Jika fraud tersebut melibatkan dalan laporan keuangan, dan kepatuhan ter- pernyataan aktiva secara salah, ia biasanya hadap hukum dan peraturan yang berlaku dikelilingi oleh transaksi bisnis yang (COSO;1992:13). kompleks, yang sering kali melibatkan pihak Menurut Tuanakotta (2007:162) ketiga. pencegahan fraud dapat dilakukan dengan Karakteristik sebelumnya dari fraud mengaktifkan pengendalian internal. manajemen menunjukkan bahwa pihak mana- Pengendalian internal yang aktif biasanya jemen sering kali melakukan hal yang merupakan bentuk pengendalian internal yang melanggar peraturan dengan mengesamping- paling banyak diterapkan. Ia seperti pagar- kan sistem pengendalian internal yang efektif. pagar yang menghalangi pencuri masuk ke Ketika pihak manajemen menggunakan halaman rumah orang. Seperti pagar, laporan keuangan tersebut untuk menciptakan bagaimanapun kokohnya tetap dapat ditembus ilusi, data yang diinput biasanya dimanipulasi oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai dengan memasukkan transaksi yang salah atau nyali untuk melakukannya. dapat dipertanyaan atau penilaian yang dapat Menurut Pope (2007), pencegahan dipertanyakan berkaitan dengan alokasi biaya fraud dalam hal pengadaan barag publik, atau pengakuan pendapatan. antara lain: pertama, memperkuat kerangka Dengan memahami jenis-jenis fraud hukum. Alat yang paling ampuh adalah maka akan dilakukan teknik dan metode menyingkapkannya kepada publik. Media pencegahannya.Tujuan utama pencegahan dapat memainkan peran penting untuk fraud adalah untuk meng-hilangkan sebab- menciptakan kesadaran publik mengenai sebab munculnya fraud.Menurut Amrizal masalah ini dan untuk membangun dukungan (2004:3) fraud sering terjadi apabila: (a) bagi langkah-langkah yang perlu diambil. Jika pengendalian internal tidak ada atau lemah masyarakat diberi informasi rinci mengenai atau dilakukan dengan longgar atau tidak keburukan dan pelang-garan hukum dalam efektif; (b) pegawai diperkerjakan tanpa korupsi - siapa yang terlibat, berapa suap yang memikirkan kejujuran dan integritas mereka; diterima, berapa kerugian yang timbul dan jika (c) pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak masyarakat terus mendapat informasi seperti baik, disalahgunakan atau di-tempatkan ini secara teratur, sulit dibayangkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai masyarakat tidak akan menuntut diadakan sasaran dan tujuan keuangan; (d) Model pembaruan. manajemen melakukan fraud, tidak efisien dan Di Indonesia, ada suatu acuan tindakan atau tidak efektif serta tidak taat pada hukum disebut dengan tindak pidana korupsi adalah dan peraturan yang berlaku; (e) pegawai yang UU No. 31/1999 yang telah di ubah dengan dipercaya memiliki masalah pribadi yang UU No. 20/2001 tentang pemberantasan harus dipecahkan, masalah keuangan, masalah tindak pidana korupsi. Peraturan yang selama kesehatan keluarga, gaya hidup yang ini menjadi pedoman pelaksanaan pengadaan berlebihan; (f) industri di mana perusahaan barang dan jasa adalah Kepres No. 80 tahun menjadi bagiannya memiliki sejarah atau 2003, perlu dikaitkan dengan UU No. 31/1999 tradisi terjadinya fraud. untuk dapat efektif menghalangi tindak pidana Pencegahan fraud pada umumnya korupsi adalah aktivitas yang dilaksanakan dalam hal Persyaratan hukum berikutnya adalah penetapan kebijakan, sistem dan prosedur kerangka yang baik dan konsisten prinsip-- yang membantu bahwa tindakan yang diper- prinsip dan praktik-praktik dasar pengadaan 6
  • 7. barang publik. Kerangka ini bentuknya dapat Beberapa pemerintah menolak mem- bermacam-macam, tetapi ada kesadaran yang buka dokumen tender di depan publik, dengan makin tinggi mengenai manfaat memiliki alasan hasil yang sama dapat diperoleh dengan Peraturan Pengadaan Barang yang seragam, membuka dokumen tender di depan komisi yang menetapkan dengan jelas prinsip-prinsip resmi pemerintah tanpa dihadiri para penawar. dasar, dan dilengkapi dengan peraturan yang Keputusan pemenang yang dihasilkan dengan lebih rinci untuk setiap lembaga pelaksana. cara ini jelas akan dicurigai masyarakat, ter- Kedua, prosedur transparan. Selain utama karena sudah jadi rahasia umum bahwa dari kerangka hukum, pertahanan berikutnya pembeli ikut melakukan korupsi. melawan fraud adalah prosedur dan praktik Keempat, evaluasi penawaran. Evaluasi yang terbuka dan transparan untuk melaksana- penawaran adalah langkah yang paling sulit kan proses pengadaan barang itu sendiri. dalam proses pengadaan barang untuk dilak- Belum ada orang yang menemukan cara yang sanakan secara benar dan adil. Bersamaan lebih baik untuk melawan fraud dalam dengan itu langkah ini adalah salah satu pengadaan barang daripada prosedur seleksi langkah yang paling mudah dimanipulasi jika pemasok atau kontraktor berdasarkan ada pejabat yang ingin mengarahkan persaingan yang sehat. keputusan pemenang pada pemasok tertentu. Apakah sebuah prosedur rumit atau Para penilai dapat menolak penawaran- sederhana tergantung pada nilai dan penawaran yang tidak diinginkan dengan spesifikasi barang yang akan dibeli, tetapi alasan yang dicari-cari, biasanya menyangkut unsur-unsurnya sama bagi semua prosedur: (a) pelanggaran prosedur – ada bekas dihapus, menguraikan dengan jelas dan tanpa memihak sebuah halaman tidak diparaf - atau dengan apa yang akan dibeli; (b) mengumumkan alasan penyimpangan dari spesifikasi, yang kesempatan untuk menawarkan barang; (c) menuntut mereka cukup besar. Setelah menyusun kriteria untuk mengambilkan penawaran diperiksa, jika tidak ada yang keputusan pada waktu seleksi; (d) menerima menghalangi, para penilai mungkin menetap- penawaran dari pemasok yang bertanggung kan syarat-syarat yang sama sekali baru yang jawab; (e) membandingkan penawaran dan harus diperhitungkan ketika memilih peme- menentukan penawaran yang terbaik, menurut nang atau kriteria evaluasi mungkin dibuat peraturan yang telah ditetapkan lebih dahulu demikian subjektif tanpa ukuran-ukuran bagi seleksi; dan (f) memberikan kontrak pada objektif sehingga penilaian dapat menelurkan penawar yang menang seleksi tanpa hasil yang diinginkan para penilai. mengharuskannya menurunkan harga atau Kelima, melimpahkan wewenang. mengadakan perubahan lainnya pada pena- Prinsip peninjauan ulang dan audit independen warannya yang menang itu. sudah diterima luas sebagai cara untuk Ketiga, membuka dokumen ten- menyingkapkan kesalahan atau manipulasi der.Satu kunci untuk mewujudkan trans- dan memperbaikinya. Prinsip ini menduduki paransi dan sikap tidak memihak adalah pem- tempat yang penting dalam bidang pengadaan beli membuka dokumen tender pada waktu barang publik. Sayang, prinsip ini juga dan di tempat yang telah ditetapkan, di digunakan oleh beberapa orang untuk hadapan semua pengikut tender atau wakil- mencipta-kan celah untuk melakukan kompsi. wakil mereka yang ingin hadir. Praktik mem- Khususnya, pelimpahan wewenang untuk buka dokumen tender di depan umum, menyetujui kontrak merupakan bidang yang sehingga setiap orang dapat melihat siapa patut dibahas. Sepintas lalu, alasan untuk yang mengajukan penawaran dan dengan melimpahkan wewenang cukup meyakinkan: harga berapa, dapat mengurangi risiko bahwa pejabat lebih rendah berwenang menilai dan tender yang bersifat rahasia itu dibocorkan menyetujui pembelian kecil-kecil, sedangkan kepada peserta lain, diabaikan, diubah atau pejabat lebih tinggi berwenang meninjau- dimanipulasi. ulang penilaian oleh bawahan dan menyetujui
  • 8. 8 kontrak-kontrak besar. Semakin besar nilai lingkungan pengendalian, Penilaian Risiko, kontrak, semakin tinggi pangkat pejabat yang Kegiatan Pengendalian, Informasi dan berwenang mengambil keputusan untuk Komunikasi serta Pemantauan sebagai menyetujui-nya atau tidak. Pembelian sebuah variabel X1, variabel X2, variabel X3, variabel meja dapat diputuskan oleh pegawai bagian X4 dan variabel X5; (b) Pencegahan Fraud urusan pembelian; pembelian sebuah Pengadaan Barang variabel Y. komputer harus mendapat persetujuan Variabel-variabel yang akan diukur direktur; pembangunan sebuah jalan harus dalam penelitian ini terkait dengan sikap, disetujui oleh Menteri; dan pem-bangunan pendapat dan persepsi maka tipe skala yang sebuah bendungan mungkin harus disetujui digunakan adalah skala Likert. Untuk setiap oleh Presiden. pertanyaan atau pernyataan dari setiap Keenam, pemeriksaan dan audit variabel diberi nilai skor dari yang terendah independen. Tinjauan-ulang dan audit inde- hinggi tertinggi secara berturut-turut diberikan penden memainkan peran yang sangat penting. nilai 1, 2, 3, 4, 5 Namun di beberapa negara, tinjauan ulang dan Unit analisis adalah satuan tertentu tahap-tahap persetujuan demikian banyak yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian sehingga seluruh proses pengadaan barang (Suharsimi Arikunto, 2002).Berdasarkan publik boleh dikatakan lumpuh. Di beberapa pengertian tersebut, maka unit analisis dalam negara, dalam hal kontrak besar, diperlukan penelitian ini rumah sakit pemerintah dan waktu lebih dari dua tahun paling tidak, untuk swasta di kota Bandung. Responden dalam menentukan pemenang, dari sejak penawaran penelitian ini adalah23 direktur keuangan pada diajukan. rumah sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung. Pengembangan Hipotesis Pada penelitian ini hipotesis pengaruh Berdasarkan identifikasi masalah dan penerapan lingkungan pengendali-an, kerangka pemikiran yang telah diuraikan penilaian risiko, kegiatan pengendalian, in- sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian formasi dan komunikasi, serta pe-mantauan ini adalah terdapat pengaruh pada penerapan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, diuji dengan mengguna-kan metode Analisis kegiatan pengendalian, informasi dan Jalur (Path Analysis). Variabel lingkungan komunikasi serta pemantauan baik secara pengendalian, penilaian risiko, kegiatan parsial maupun simultan terhadap pencegahan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta fraud pengadaan barang. peman-tauan sebagai variabel bebas dan vari- abel pencegahan fraud pengadaan barang se- METODE PENELITIAN bagai variabel terikat.Hasil perhitungan Penelitian ini merupakan penelitian koefisien jalur seperti terlihat pada persamaan eksplanatory untuk mendapatkan kejelasan struktural hasil Lisrel dan diagram struktur fenomena yang terjadi secara empiris (real jalur sebagai berikut: word) dan berusaha untuk mendapatkan Y = 0,253*X1 + 0,356*X2 + 0,379*X3, jawaban (verificative) hubungan kausalitas + 0,270*X4 + 0,303*X5 antar variabel melalui pengujian hipotesis Errorvar.= 0,306 , R2 = 0,694 (Singarimbun dan Effendi, 1995), yakni penelitian ini hanya berlaku pada rumah sakit Hasil analisis jalur merupakan model pemerintah dan swasta di Kota Bandung). struktural yang tidak menggam-barkan nilai Periode waktu yang digunakan adalah cross prediksi perubahan variabel independen section (Sekaran, 2003). terhadap variabel dependen dan dapat Variabel yang digunakan dalam digambarkan dalam model struktural berikut: penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) 8
  • 9. 2 X1 rX1X2 = 0, 012 PYX 1 = 0,253 rX1X3=0 ,150 X2 e PYX2=  0,356   rX1 X4 = 0,238 Pye = 0,306 rX2X3 = 0,017 rX1X5 =  0,143 PYX 3 = 0,379 rX2X4 = 0,116 X3 Y rX2X5 = 0 ,223 rX3X4 = 0,022 PYX 4 = 0,270 , X4 r X3X5 = 0 ,033 PYX 5 = 0,303 rX4X5 = 0 ,154 X5 Gambar 1: Path Diagram Variabel Diperoleh koefisien jalur dari ling- resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan kungan pengendalian terhadap pencegahan komunikasi, serta peman-tauan adalah 69,4% fraud pengadaan barang (PYX1) sebesar 0,253. sedangkan besarnya faktor lain yang Koefisien jalur daripenilaian resiko terhadap mempengaruhi adalah 100% - 69,4% = 30,6% pencegahan fraud pengadaan barang (PYX2) . sebesar 0,356. Koefisien jalur darikegiatan pengendalian terhadap pencegahan fraud HASIL DAN PEMBAHASAN pengadaan barang (PYX3) sebesar 0,379. Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Koefisien jalur dariinformasi dan komunikasi Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, terhadap pencegahan fraud pengadaan barang Informasi dan Komunikasi serta Peman- (PYX4) sebesar 0,270 dan koefisien jalur tauan terhadap Pencegahan Fraud Peng- daripemantauan terhadap pencegahan fraud adaan Barang secara Simultan pengadaan barang (PYX5) sebesar 0,303. Hipotesis yang menyatakan bahwa Setelah koefisien jalur diperoleh, lingkungan pengendalian, penilaian resiko, maka besar pengaruh secara bersama-sama kegiatan pengendalian, informasi dan komu- (koefisien determinasi) lingkungan pengen- nikasi serta pemantauan secara bersama-sama dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen- berpengaruh terhadap pencegahan fraud dalian, informasi dan komunikasi, serta pengadaan barang telah terbukti melalui peng- pemantauan terhadap pencegahan fraud peng- ujian hipotesis yang telah dilakukan. adaan barang dapat ditentukan dari hasil per- Dengan kata lain dapat disimpulkan kalian koefisien jalur terhadap matriks kore- bahwa terdapat pengaruh dari lingkungan lasi antara variabel sebab dengan variabel pengendalian, penilaian resiko, kegiatan akibat. Besarnya pengaruh lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pemantauan terhadap pencegahan fraud peng- pengendalian, informasi dan komunikasi, serta adaan barang, sedangkan dari perhitungan pemantauan terhadap pencegahan fraud koefisien determinasi (R Square)diperoleh pengadaan barang ditunjukkan dengan nilai R- nilai sebesar 0,694. Hasil ini berarti bahwa ada square (R2) yang diperoleh sebesar 0,694. kontribusi sebesar 69,4% dari variabel bebas Jadi dapat dikatakan besarnya (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian kegiatan pengendalian, informasi dan komu- 2
  • 10. 2 nikasi, serta pemantauan) dalam menjelaskan seluruh aspek penting yang ada di rumah sakit pencegahan fraud pengadaan barang, sedang- khususnya pegawai serta manajemen harus kan sisanya 30,6 % (100% - 69,4 %) dijelas- mempunyai kesadaran dan komitmen yang kan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti kuat untuk melaksanakan prosedur-prosedur dalam penelitian ini, misalnya saja variabel kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya yang berkaitan dengan kualitas informasi agar tercipta lingkungan kerja yang baik. akuntansi, internal audit, intellectual capital   atau akuntansi keperilakuan. Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Hasil penelitian ini sesuai dengan Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, pendapat Tuanakotta (2006), bahwa upaya Informasi dan Komunikasi serta mencegah fraud dimulai dari pengendalian Pemantauan terhadap Pencegahan Fraud intern. Demikian pula dengan Hurley (2007), Pengadaan Barang secara Parsial untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya Pada pengujian hipotesis ini, hipotesis kecurangan laporan keuangan pada per- yang menyatakan bahwa lingkungan pengen- usahaan dan meminimalkan auditor eksternal dalian, penilaian resiko, kegiatan pengen- untuk melegalkan bukti-bukti yang palsu pada dalian, informasi dan komunikasi serta laporan keuangan, pengimplementasian dari pemantauan secara parsial berpengaruh ter- pengen-dalian intern setidaknya dapat mengu- hadap pencegahan fraud pengadaan barang rangi kolusi manajemen mengenai fraud. telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang Temuan penelitian juga konsisten telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh dengan penelitian yang dilakukan oleh penerapan pada lingkungan pengendalian ter- Gusnardi (2008) bahwa variabel internal hadap pencegahan fraud pengadaan barang kontrol memiliki pengaruh positif ter-hadap digunakan hasil koefisien jalur. Hasil per- pencegahan fraud pada BUMN terbuka di hitungan koefisien jalur dengan menggunakan Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh analisis jalur diperoleh nilai koefisien ρyx1 Singleton (2002) bahwa kebijakan bisnis dan sebesar 0,253> 0 dan berarti H0 ditolak. hukum yang berlaku pada perusahaan mem- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, butuhkan manajemen yang menekankan pada lingkungan pengendalian berpengaruh ter- keefektifan pengendalian internal dan hadap pencegahan fraud pengadaan barang. kekuatan pada lingkungan pengendalian untuk Artinya semakin baik lingkungan pengen- melin-dungi aset perusahaan sehingga dapat dalian maka akan meningkatkan pencegahan mencegah terjadinya fraud. fraud pengadaan barang, sedangkan hasil per- Dalam penelitian ini, variabel ling- hitungan koefisien jalur yang dilakukan pada kungan pengendalian, penilaian resiko, variabel penilaian resiko, diperoleh nilai koe- kegiatan pengendalian, informasi dan komu- fisien ρyx2 sebesar 0,356> 0 dan berarti H0 nikasi serta pemantauan merupakan pengen- ditolak. Dengan demikian bahwa, penilaian dalian internal dalam rumah sakit yang mem- resiko berpengaruh terhadap pencegahan fraud punyai peranan sangat penting dalam hal pengadaan barang. Artinya semakin baik mencegah fraud pengadaan barang. Pengen- penilaian resiko maka akan meningkatkan dalian internal ini wajib dilaksanakan oleh pencegahan fraud pengadaan barang. seluruh manajemen dan pegawai, karena Hasil perhitungan koefisien jalur yang pengendalian internal ini pada hakekatnya dilakukan pada variabel kegiatan pengen- adalah suatu proses yang dijalankan oleh dalian, diperoleh nilai koefisien ρyx3 sebesar dewan komisaris yang ditujukan untuk mem- 0,379> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan berikan keyakinan yang memadai tentang demikian, kegiatan pengendalian berpengaruh pencapaian tujuan pengendalian operasional terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. yang efektif dan efisien, keandalan laporan Artinya semakin baik kegiatan pengendalian keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan maka akan meningkatkan pencegahan fraud peraturan yang berlaku.Oleh karena itu, pengadaan barang, begitu juga pada variabel 2
  • 11. informasi dan komunikasi, diperoleh nilai nilai SIMPULAN DAN SARAN koefisien ρyx4 sebesar 0,270> 0 dan berarti H0 Dari hasil pengolahan data yang telah ditolak. Dengan demikian, informasi dan dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti komunikasi berpengaruh terhadap pencegahan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik pada penerapan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi maka akan mening- penilaian resiko, kegiatan pengendalian, katkan pencegahan fraud pengadaan barang, informasi dan komunikasi serta pemantauan sedangkan untuk melihat pengaruh peman- baik secara parsial maupun simultan terhadap tauan terhadap pencegahan fraud pengadaan pencegahan fraud pengadaan barang. barang, diperoleh nilai koefisien ρyx5 sebesar Berdasarkan pembahasan yang telah 0,303> 0 dan berarti H0 ditolak. Dengan dipaparkan sebelumnya maka dalam penelitian demikian, variabel pemantauan berpengaruh ini ada beberapa saran yang dapat terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. dikemukakan, yakni: pertama, dalam variabel Artinya semakin baik pemantauan maka akan kegiatan pengendalian memiliki skor/nilai meningkatkan pencegahan fraud pengadaan yang rendah. Oleh karena itu disarankan barang. kepada rumah sakit pemerintah dan swasta Hal ini sesuai dengan penelitian untuk memaksimalkan kegiatan pengendalian Ramos (2004) yang menjelaskan salah satu karena mempunyai peranan yang penting variabel, yaitu lingkungan pengendalian dalam mencegah fraud pengadaan barang. adalah dasar/pondasi dari kelima elemen pada Kedua, untuk variabel informasi dan pengendalian internal. Lingkungan pengen- komunikasi, memiliki skor/nilai yang rendah dalian menjadi acuan dalam pelaksanaan karena pemberdayaan SDM untuk melaksana- internal control dimana eksternal audit juga kan kegiatan informasi dan komunikasi belum ikut bertanggungajawab untuk asersi audit maksimal dilaksanakan dan juga adanya manajemen dah mencari solusi agar pengen- ketidaksesuaian jurusan/pendidikan pada dalian internal dapat berjalan efektif. Begitu jabatan yang dipegang. Oleh karena itu dis- pula menurut Holtfreter (2004) yang men- arankan kepada rumah sakit pemerintah dan jelaskan bahwa untuk mengefektifkan per- swasta agar pemberdayaan SDM dilakukan lawanan terhadap fraud, harus adanya imple- dengan baik dan tepat sasaran. mentasi strategi pengawasan yaitu pengen- Ketiga, kepada seluruh komponen dalian internal dan secara konsisten mengikuti yang ada di rumah sakit dapat memahami praktek/kebiasaan dalam menyelenggarakan tugas dan wewenang masing-masing, sehingga kebijakan organisasi dengan baik. tugas dan tanggungjawabnya dapat dijalankan Pada rumah sakit pemerintah yang sesuai dengan aturan dan ketentuan yang mendapatkan dana dari APBN/APBD maka berlaku, dan tidak ada pihak-pihak yang harus sungguh-sungguh dalam menjalankan merasa dirugikan, seperti merasa dimata-matai tugas untuk mencegah fraud yang terjadi di dalam melaksanakan tugas dan tanggung- rumah sakit sehingga tanggung jawab jawabnya. terhadap pemerintah ataupun keuangan negara dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula REFERENSI pada rumah sakit swasta yang dananya Amrizal. (2004).Pencegahan dan Pendetek- bersumber dari yayasan ataupun keuntungan sian Kecurangan oleh Internal Au- dari rumah sakit tersebut, harus secara ditor. Jakarta: Direktorat Investigasi bersama-sama dan bertanggungjawab untuk BUMN dan BUMD Deputi Bidang menciptakan suasana lingkungan kerja yang Investigasi positif sehingga pencegahan fraud dapat Arens, A. A., Randal, J., EIder, Mark S. B. ditingkatkan. (2004). Auditing And Assurance Service An Integrated Approach. New Jersey: Prentice Hall International.
  • 12. 4 Cuomo, A. M. (2007). Internal   Controls   and   Moller, R dan Witt, H. (1999). Brink’s Financial   Accountability   for   Not-­‐for-­‐ Modern Internal Auditing. New York: Profit   Boards,   John Wlley and Sons. www.oag.state.ny.us/bureaus/charitie Pope, J. (2003). Strategi Memberantas s/about.html   Korupsi: Elemen Sistem Integritas Committee of Sponsoring Organizations of Nasional. Jakarta: Yayasan Obor Teadway Commission (COSO). Indonesia. (1992). Ademdum 1994.Internal Ruslan. (2009). Internal Control Berbasis Control Integrated Framework. New COSO. Diunduh dari York: AICPA Publication www.mediareformasi.com, 23 Mei Holtfreter, K. (2004). “Fraud in US Organi- 2010. sations: An Examination of Control Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1995). Mechanisms”. Journal of Financial Metode Penelitian Survey. Jakarta : Crime, (12)1, 88-101. LP3ES. Hurley, A. D. (2007). ”Sarbanex Oxley Act Singleton, T. (2002). “Stop fraud cold with Section 404: Effective Internal powerful internal controls”. The Jour- Controls or Overriding Internal nal of Corporate Accounting & Control?” Forensic Examiner Summer Finance, (13) 4, 29-39. Proquest Phychology Journals, (16)2, 19-31. Sekaran, U. (2003). Research Method for Business: A SkillBuilding Approach. Hall, J. A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. New York: John Wiley & Sons Inc. Jakarta: Salemba Empat. Suharsimi, A. (1998). Manajemen Penelitian. Kompas. (2007). Dugaan Korupsi RS Jakarta : PT. Rineka Cipta Margono di Laporkan ke Kajari. Cyber Media, Jakarta. Tuanakotta, T. M. (2007). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Lem- baga Penerbit Fakultas Ekonomi Uni- versitas Indonesia (LPFE UI). 4