Masa pandemi yang belum juga berakhir memberikan dampak yang cukup dahsyat dalam dunia pendidikan dimana pembelajaran yang semula dilakukan secara luring kini harus dilakukan secara full daring. Beberapa masalah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring ini salah satunya adalah menurunnya ketrampilan siswa dalam menyampaikan pertanyaan. Dari hal tersebut penulis mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat menemukan solusi dalam mengatasi hal tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi pendidik yang lain.
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ย
peningkatan ketrampilan bertanya pada peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning
1. PENINGKATAN KETRAMPILAN BERTANYA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Lintar Sapto Putro
Program studi IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta
email : lintarsaputro@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dengan
penerapan model discovery learning pada peserta didik di kelas IXA SMP Al-Irsyad Surakarta.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan
model Kemmis dan MCTaggart yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek
pada penelitian ini adalah peserta didik kelas IX A SMP Al-Irsyad Surakarta yang berjumlah
23 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian ini yaitu terjadi peningkatan keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran
daring Materi listrik statis kelas IXA SMP Al-Irsyad Surakarta. Dibuktikan dengan hasil dari
siklus I yaitu 34% dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 31% menjadi 65%
dengan kategori baik.
Kata kunci: Keterampilan bertanya siswa, Discovery Learning, Pembelajaran IPA
Abstract
This study aims to improve students' questioning skills by applying discovery learning models
to students in class IXA SMP Al-Irsyad Surakarta. The type of research used is the Classroom
Action Research (CAR) method using the Kemmis and MCTaggart model which consists of
four stages, namely planning, implementing, observing and reflecting. This research was
conducted in two cycles. The subjects in this study were 23 students of class IX A SMP Al-
Irsyad Surakarta. Data collection techniques used were observation and documentation
sheets. Data analysis was carried out by descriptive qualitative and quantitative. The result
of this research is that there is an increase in students' questioning skills in online learning
material static electricity class IXA SMP Al-Irsyad Surakarta. Evidenced by the results of the
first cycle, namely 34% and an increase in the second cycle by 31% to 65% in the good
category.
Keywords: Students' questioning skills, Discovery Learning, Science Learning
2. PENDAHULUAN
Kondisi saat ini negara indonesia
sedang terdampak pandemi CoVid-19 yang
belum juga usai sehingga memaksa
kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung saat ini harus dilakukan
secara daring yang tentunya akan
memunculkan permasalahan baru bagi
peserta didik dalam mengikuti kegiatan
belajar saat ini. adapun beberapa masalah
baru yang muncul salah satunya adalah
menurunnya ketrampilan peserta didik
dalam bertanya baik menyampaikan
pertanyaan terkait stimulus yang diberikan
oleh guru ataupun pertanyaan terkait
tanggapan atas pernyataan / hasil
eksperimen yang dilakukan oleh rekan
sejawat, sehingga dari kasus ini akan
muncul kekhawatiran dibenak para
pendidik akan menurunnya kemampun
ketrampilan bertanya yang dimilki oleh
peserta didik. Fakta membuktikan selama
pembelajaran daring mulai bulan maret
2020 sampai bulan september 2020
keaktifan peserta didik menyampaikan
pertanyaan saat pembelajaran
berlangsung menurun secara drastis yang
semula pada kisaran 83 % atau 19 dari 23
peserta didik dikelas IXA aktif
menyampaikan pertanyaan dalam KBM
secara luring kini menurun hanya berkisar
22 % atau 5 dari 23 peserta didik dikelas
9A yang masih aktif dalam menyampaikan
pertanyaannya saat pembelajaran
berlangsung secara daring
Salah satu solusi untuk
meningkatkan keterampilan bertanya
peserta didik adalah dengan model
discovery. Model pembelajaran penemuan
atau discovery menggunakan pendekatan
induktif yang memungkinkan peserta didik
untuk membangun atau mengkonstruksi
pengetahuan. Tujuan dari penggunaan
metode pembelajaran penemuan adalah
untuk membuat peserta didik memiliki
pemahaman yang mendalam melalui
keterlibatan secara aktif dalam menempuh
proses belajar.
Berdasarkan beberapa hasil
penelitian tindakan kelas, model discovery
learning mampu meningkatkan
keterampilan saintifik, keterampilan
bertanya peserta didik, dan hasil belajar
peserta didik. Penelitian yang dilakukan
oleh Meiria Sylvi Astuti tahun 2015 dengan
judul โPeningkatan Keterampilan Bertanya
dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas 2 SDN
Slungkep 03 Menggunakan Model
Discovery Learningโ. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan keterampilan bertanya
peserta didik siklus I dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi diakhir siklus II
sebesar 19,22% dan ketuntasan hasil
belajar peserta didik mampu mencapai
3. kategori tinggi rata-rata sebesar 18,19%-
33,33%. Penelitian Bambang Supriyanto
tahun 2014 โPenerapan Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta didik Kelas IVB Mata Pelajaran
Matematika Pokok Bahasan Keliling dan
Luas Lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jemberโ.
Hal ini dapat dilihat dari siklus I aktivitas
peserta didik secara klasikal adalah
61,86%. Pada siklus II mencapai 74,99%.
Hasil belajar mengalami peningkatan
30,30%, yakni siklus I 60,60% dan pada
silus II 90,90%. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran terjadi peningkatan dengan
menggunakan penerapan Discovery
Learning.
penelitian ini bertujuan untuk
upaya meningkatkan ketrampilan peserta
didik bertanya baik secara tertulis maupun
secara lisan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA secara daring melalui
model discovery learning pada materi
listrik statis kelas IXA SMP Al-Irsyad
Surakarta tahun pelajaran 2020/2021
Metode
Metode yang digunakan pada
penilitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Diantara model PTK yang mudah
untuk dilakukan adalah PTK
model siklus. Model ini dikenalkan
oleh Kemmis dan McTaggart dari
Deakin, University, Australia. Model ini
terdiri atas empat komponen yaitu
Rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Penelitian dilaksanakan pada semester
gasal tahun ajaran 2020/2021 di SMP Al-
Irsyad Surakarta. Peran peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai guru IPA yang
mengajar peserta didik pada materi listrik
Statis. Guru dibantu 1 orang observer yang
mengobservasi aktivitas mengajar guru
dan aktivitas belajar peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan
model discovery learning dengan
pendekatan saintifik. Subjek penelitian
yaitu peserta didik kelas IX A SMP Al-Irsyad
Surakarta berjumlah 23 orang yang terdiri
dari seluruhnya siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi. Lembar observasi
aktivitas mengajar guru, lembar observasi
aktivitas belajar peserta didik dan lembar
observasi ketrampilan bertanya peserta
didik. Lembar observasi ketramapilan
bertanya peserta didik terdiri dari nama
peserta didik, pertanyaan yang diajukan
dan level pertanyaan yang diajukan
termasuk dalam level HOTS ataukah dalam
level LOTS Data hasil observasi aktivitas
mengajar guru,aktivitas belajar peserta
didik, dan lembar observasi ketrampilan
bertanya peserta didik dianalisis dengan
rumus:
4. ๐ =
๐๐ค๐จ๐ซ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐๐ข๐ฉ๐๐ซ๐จ๐ฅ๐๐ก ๐ฑ ๐๐๐%
๐๐ค๐จ๐ซ ๐ฆ๐๐ค๐ฌ๐ข๐ฆ๐ฎ๐ฆ
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi keterampilan
bertanya peserta didik pada siklus I
hanya mencapai 34% diantaranya 30 %
pada level HOTS dan 4 % pada level LOTS,
Pada siklus pertama ini belum mencapai
target yang diinginkan maka dari itu
lanjut memasuki siklus II. Pada siklus II
terjadi peningkatan. Pada siklus II
mencapai 65 % diantaranya 48 % pada
level HOTS dan 17 % pada level LOTS.
Maka dari itu, indikator keterampilan
bertanya peserta didik sudah meningkat
karena telah mencapai kategori
yang diinginkan yaitu mencapai 65 %.
Berikut diagram batang persentase
kenaikan kemampuan bertanya peserta
didik siklus I dan Siklus II
Gambar 1.persentase kenaikan kemampuan
bertanya pada peserta didik
Berikut diagram batang persentase
kenaikan ketrampilan bertanya peserta
didik siklus I dan Siklus II pada level HOTS
Gambar 2.persentase kenaikan ketrampilan
bertanya pada peserta didik
Hasil dari setiap observasi
dilakukan guru dan observasi aktivitas
belajar peserta didik dikatakan berhasil
apabila persentase mencapai 80 %
dalam setiap proses kegiatan belajar
mengajar. Hasil observasi keterampilan
bertanya peserta didik selama proses
kegiatan belajar mengajar pada siklus I
belum seluruhnya mencapai 65%
persentase ketercapaian hanya 30%
pada indikator keterampilan bertanya
peserta didik, sedangkan pada siklus II
sudah mencapai 69% pada indikator
keterampilan bertanya peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi
aktifitas guru pada siklus I belum
mendapatkan kategori baik, karena pada
siklus I terdapat 2 aspek berada pada
kategori yang belum terpenuhi
diantaranya yaitu pemberian instruksi hal
5. apa saja yang dilakukan terkait video
stimulasi yang akan ditayangkan dan pada
aspek mempersilahkan peserta didik untuk
melakukan refleksi terkait pembelajaran
hari ini. Peningkatan hasil observasi
aktivitas guru pada siklus II mendapat
kategori sangat baik karena aktivitas
yang dilakukan oleh guru selama
pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah model discovery learning.
Hasil observasi keterampilan
bertanya peserta didik pada siklus I
hanya mencapai 34% diantaranya 30 %
pada level HOTS dan 4 % pada level LOTS,
Pada siklus pertama ini belum mencapai
target yang diinginkan maka dari itu
lanjut memasuki siklus II. Pada siklus II
terjadi peningkatan. Pada siklus II
mencapai 65 % diantaranya 48 % pada
level HOTS dan 17 % pada level LOTS.
Maka dari itu, indikator keterampilan
bertanya peserta didik sudah meningkat
karena telah mencapai kategori
yang diinginkan yaitu mencapai 65 %.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data
terhadap penelitian yang dilakukan
peneliti dalam pembelajaran materi
listrik statis pada kelas IX A SMP Al-
Irsyad Surakarta, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model discovery learning
dapat meningkatkan keterampilan
bertanya peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut diperoleh
dengan proses pembelajaran yang
dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang terdiri
dari 2 kali pertemuan. Peningkatan dapat
dilihat dari persentase keterampilan
bertanya peserta didik pada kegiatan siklus
I dan siklus II. Pada kegiatan pembelajaran
siklus I keterampilan peserta didik
mencapai 34% diperoleh dari 23 peserta
didik yang hadir dengan rincian 30 %
pertanyaan pada level HOTS dan 4 %
pertanyaan pada level LOTS. Selanjutnya
pada kegiatan penyempurnaan
pembelajaran siklus II keterampilan
bertanya peserta didik meningkat dari 34%
menjadi 65% diperoleh dari 23 peserta
didik yang hadir dengan rincian 48 %
pertanyaan pada level HOTS dan 17 %
pertanyaan pada level LOTS. Dengan
demikian, perbaikan pembelajaran yang
dilakukan sudah mencapai indikator
penelitian yaitu meningkatkan
keterampilan bertanya peserta didik
dengan model discovery learning dalam
pembelajaran IPA secara daring.
6. Saran
Berdasarkan penelitian ini
beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran materi listrik statis dalam
menggunakan model discovery learning
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru sebagai peneliti, penelitian
dalam meningkatkan keterampilan
bertanya dengan menerapkan model
discovery learning masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti
lainnya lebih dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran yang cukup
matang, karena penerapan model
discovery learning membutuhkan
pengelolaan kelas yang baik terutama
pada saat berdiskusi.
2. Bagi peserta didik, lebih dibiasakan
dalam penggunaan model discovery
learning dalam pembelajaran agar peserta
didik dapat melakukan langkah
pembelajaran dengan baik.
3. Bagi guru sebagai pendidik, memberikan
penjelasan mengenai langkah- langkah
model discovery learning dalam
pembelajaran agar peserta didik paham
pada aktivitas kegiatan pembelajaran dan
harus memberikan bimbingan secara baik
dalam pelaksanaan model discovery
learning agar peserta didik tidak merasa
kesulitan ketika belajar.
4. Bagi para pembaca yang berminat untuk
meneliti agar dapat dilakukan penelitian
lanjutan, baik mengenai penerapan
model discovery learning, maupun
mengenai keterampilan bertanya peserta
didik. Sehingga turut memperkuat
pembuktian teori-teori mengenai variable
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://darussholahjember.blogspot.com/2
011/05/aplikasi-metode-discovery
learning.html (diunduh 09 Oktober
2020).
https://www.dosenpendidikan.co.id/disco
very-
learning/2020/05/30/discovery
learning-karakteristik-langkah dan
kekurangan (diunduh 09 Oktober
2020).
Rosinta. โMeningkatkan Keaktifan dan
Keterampilan Bertanya Peserta
didik Dengan Menggunakan
Strategi Kooperatif Tipe CO-OP CO-
OP Pada Mata Pelajaran IPS Kelas
V SDN Cilandak Barat 01 Pagiโ,
Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah FITK
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
2017
7. Yuliana, Lia. Keterampilan Bertanya
guru. Fondasia: No. 10, Vol. 10,
tahun 2010.
prilanita, yeni nur . peningkatan
keterampilan bertanya peserta
didik melalui faktor
pembentuknya.cakrawala
pendidikan : th. xxxvi, no. 2, tahun
2017
Ahmadi, H. Abu dan Nur Uhbiyati. (2007).
Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ahmadi, H. Abu dan Widodo
Supriyono. (2004). Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.