2. Latar
Belakang
• Meningkatnya pertumbuhan populasi serta aktivitas masyarakat
kecamatan Teluk Gelam mengakibatkan volume sampah yang
dihasilkan semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya
penumpukan sampah di daerah tertentu seperti di kali, pasar,
permukiman penduduk, perkantoran dan tempattempat lainnya. Laju
pertumbuhan sampah yang dihasilkan oleh industri, pasar dan rumah
tangga tidak sejalan lagi dengan kemampuan alam untuk
mereduksinya.
• Permasalahan sampah ini harus dilakukan secara menyeluruh mulai
dari penghasil sampah sampai ke pembuangan akhir sampah.
• sesuai amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 mengenai
Pengelolaan Persampahan sehingga tujuan pengelolaan
persampahan dapat tercapai, yaitu untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat, meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadikan
sampah sebagai sumber daya.
3. Maksud
&Tujuan
Tujuan pelaksanaan pekerjaan adalah menghasilkan gambaran teknis
desain detail pada TPA Teluk Gelam, untuk memperoleh ruang
pembuangan sampah akhir secara optimal, dengan rincian sebagai
berikut:
• Menghitung kapasitas timbulan sampah pada tahun akhir
perencanaan;
• Membuat skenario penggunaan lahan urug pada pembangunan TPA;
• Membuat desain fasilitas TPA Teluk Gelam dalam menangani
masalah bau, estetika, drainase, dan gas yang ditimbulkan dari zona
penimbunan;
• Menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun
zona baru untuk TPA Teluk Gelam.
4. Sasaran
Kegiatan
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan DED
optimalisasi TPA di Kecamatan Teluk Gelam adalah:
• Terintegrasinya system pengelolaan sampah dengan sektor lain
seperti, sektor air minum, air limbah dan drainase;
• Tersedianya Detailed Engineering Design (DED) TPA yang dapat
mengantisipasi pertumbuhan sampah;
• Tersedianya konsep intensifikasi kebersihan berupa konsep reduksi
sampah, daur ulang, maupun pengomposan;
• Meningkatnya kemampuan intansi pengelolaan sampah dalam
melaksanakan kegiatan operasional dan pemeliharaan.
5. Ruang lingkup
Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyusunan DED optimalisasi TPA di
Kecamatan Teluk Gelam adalah:
• Melakukan identifikasi (existing condition) dari pengelolaan sampah
dan juga penggunaan TPA di Kecamatan Teluk Gelam;
• Membuat desain site plan TPA (zonasi) disesuaikan dengan kondisi
lahan yang tersedia;
• Merancang desain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan
masuk dan jalan operasi, saluran drainase, pasilitas pengelola,
pagar);
• Merancang desain fasilitas perlindungan lingkungan (tanggul,
lapisan dasar kedap air, jaringan pengumpul dan pengolah lindi,
ventilasi gas, barrier, tanah penutup, sumur uji, dan lain-lain);
• Merancang desain fasilitas pendukung (air bersih, bengkel, jembatan
timbang alat berat dan lain- lain);
• Menyusun tahapan pembangunan TPA sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi lahan yang ada.
6. Gambaran Umum Lokasi
Kegiatan
LETAK GEOGRAFIS
Secara Geografis Terletak
pada 2°30' s/d 4°15'
Lintang Selatan dan
104°20' s/d 106°00' Bujur
Timur.
Luas wilayah : 169,29 Km2
Penduduk : 24 707 jiwa
BATAS WILAYAH
Secara Administrasi berbatasan dengan :
-Utara : Wilayah Kabupaten Ogan Ilir
-Selatan : Wilayah Kab Ogan Komering Ulu
Timur
-Timur : Wilayah Kecamatan Tanjung
Lubuk
-Barat : Wilayah Kec. Lempuing Jaya
Pedamaran
WILAYAH
ADMINISTRATIF
Terdiri atas :
14 Desa
7. Metodologi Perencanaan
Persiapan Penyusunan Proposal Perencanaan
Survei / Investigasi
Pengolahan Data Pengumpulan data sekunder :
Peta topografi
Peta tata guna lahan
Data curah hujan
Data volume sampah
Pengumpulan Data Primer :
Mengetahui volume leachate
dan gas yang ada di TPA
Piyungan dilihat dari
karakteristik sampah, sumber
sampah dan timbulan sampah
Desain Perencanaan
Penentuan lokasi tanah urug
sebagai tanah penutup landfill
Perencanaan Prasarana dan
Sarana TPA
Hasil Perencanaan
Site Plan Prasarana dan
Sarana TPA
Kesimpulan dan Saran
8. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Dasar Perencanaan:
• Laju Pertumbuhan dan Proyeksi
Penduduk;
• Laju / Proyeksi Timbulan Sampah;
• Rencana Daerah Pelayanan;
• Prakiraan Kebutuhan Lahan;
• Curah Hujan Rencana.
9. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Data Laju Pertumbuhan Penduduk:
NO Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun
(%)
1 Teluk Gelam 24 843 0,41
2 Tanjung Lubuk 35 521 0,35
3 Pedamaran 44 797 0,42
Sumber : Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, BPS 2021
10. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Data Timbulan Sampah di 3 (tiga) Kecamatan:
Sumber : Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, BPS 2021
Besaran Timbulan Sampah berdasarkan Klasifikasi
Kota:
No
Satuan
Volume
(Liter/orang/hari)
Berat
(kg/orang/hari)
Klasifikasi Kota
1 Kota Sedang 2,75 - 3,25 0,70 - 0,80
2 Kota Kecil 2,5 - 2,75 0,625 - 0,70
No Kecamatan
Jumlah Sampah Pertahun (Kg)
2017 2018 2019 2020 2021
1 Teluk Gelam 3.354,64 3.396,54 3.471,59 3.607,22 3.627,08
2 Pedamaran 6.657,16 6.759,36 6.677,89 6.504,01 6.540,36
3 Tanjung Lubuk 5.049,26 5.096,28 5.106,50 5.161,83 5.186,07
Sumber : SNI 19-3964-1994
11. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Rencana Daerah Pelayanan:
Gambar 7.1 Peta Rencana Daerah Pelayanan
Daerah Pelayanan :
1. Kec. Teluk Gelam
2. Kec. Tanjung Lubuk
3. Kec. Pedamaran
12. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Prakiraan Kebutuhan Lahan
Prakiraan kebutuhan lahan TPA Teluk Gelam dapat dihitung
dengan pendekatan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
- Ketinggian Sampah Maksimum 10 m (diizinkan 10 - 15 m)
- Asumsi Faktor Kompaksi (F) 0,75
- Asumsi faktor efektifitas lahan (f) = 0,7 - 0,8
PERHITUNGAN LUAS LAHAN
A =
365 x 10^-4 x Q x F x Td
x f
H
A
365
10^-4
Q
F
Td
H
f
=
=
=
=
=
=
=
=
Kebutuhan Lahan (ha)
Konversi tahun ke hari
Konversi 1 m2 menjadi ha
Rata-rata timbulan sampah yang dibuang (m3/hr)
Faktor Kompaksi
Periode Perencanaan (tahun)
Tinggi Lapisan Sampah (meter)
Faktor Efektivitas Lahan
A = 365 x 10^-4 x Q x F x Td
x f
H
A = 365 x 0.0001 x Q x 0.75 x
1 x 0.8
10
13. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Data Curah hujan Kecamatan Teluk Gelam
Sumber Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang
CURAH HUJAN KECAMATAN
Tahun Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agustus Sept 0kt Nov Des
2012 201.00 348.00 246.00 405.00 205.00 199.00 86.00 51.00 1.00 226.00 650.00 465.00
2013 309.00 333.00 613.00 368.00 119.00 150.00 86.00 154.00 282.00 191.00 281.00 494.00
2014 184.00 15.00 116.00 351.00 90.00 110.00 112.00 63.00 16.00 2.00 249.00 343.00
2015 222.00 132.00 391.00 376.00 178.00 170.00 21.00 21.00 5.00 - 193.00 323.00
2016 277.60 228.70 251.40 367.40 333.60 105.20 93.50 212.60 341.10 472.10 465.70 341.40
2017 254.10 214.10 406.50 307.00 207.10 186.50 82.20 55.90 90.10 280.90 268.20 331.80
2018 228.80 263.50 452.80 324.60 137.40 172.70 43.30 95.30 77.90 214.80 310.10 211.50
2019 109.10 307.40 484.60 349.50 166.90 119.80 96.00 0.50 14.90 75.90 67.70 242.20
2020 114.30 298.50 367.90 396.50 265.30 133.00 74.90 48.60 116.00 251.80 333.60 228.20
2021 235.70 181.40 251.90 127.60 144.80 60.00 124.70 116.10 229.00 118.10 421.40 587.50
14. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Perencanaan Teknis TPA:
• Rencana Umum
• Perencanaan Jalan Operasi;
• Perencanaan Sistem Drainase TPA;
• Penyiapan Rencana Tapak Landfill
• Analisis Sel TPA dan Timbulan Tanah
Penutup;
• Pembentukan Dasar Landfill;
• Perencanaan Instalasi Pengolah Lindi
(IPL).
15. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
1. Rencana Umum
Sesuai dengan kondisi lapangan berdasarkan hasil survey konsultan dan
masukan dari Dinas terkait di Daerah, maka secara garis besar rencana desain
DED TPA TELUK GELAM, adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan pembuatan Jalan Akses dan Jalan Operasi TPA
2. Pekerjaan pembuatan saluran drainase untuk mengendalikan aliran air
permukaan dari sekitar site lokasi maupun dari luar site.
3. Pekerjaan Penyiapan Rencana Tapak dan pembuatan base liner/bidang
kerja sebagai area penimbunan Sistem Sanitary Landfill
4. Pekerjaan pembuatan saluran pengumpul dan penyalur lindi untuk dialirkan ke
bangunan IPL.
5. Pekerjaan pembuatan bangunan lnstalasi Pengolah Lindi ( IPL )
6. Pekerjaan pembuatan fasilitas pengendalian gas metan.
7. Pekerjaan pembuatan zona penyangga/buffer zone.
8. Pekerjaan Bangunan Penunjang
18. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
2. Perencanaan Jalan Operasi;
Kriteria:
Tersedia area manuver
Dapat dilalui kendaraan truk sampah dari 2 arah
Lebar jalan 8 m dan 6 m, kemiringan pemukaan jalan 2 - 3 % ke arah saluran
drainase, tipe jalan kelas 3 dan mampu menahan beban perlintasan dengan
tekanan gandar 10 ton dan kecepatan kedaraan 30 km/jam (sesuai dengan
ketentuan Ditjen Bina Marga)
Dihitung berdasarkan kapasitas sampah yang diolah di TPA sampah
Jalan operasi mengelilingi TPA, jalan beton atau perkerasan jalan sesuai
dengan beban dan kondisi tanah.
22. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Kriteria:
Mampu menangani air limpasan (run off) dari kawasan terbuka
Berupa saluran terbuka dengan slope 1-2 %
Laju alir dihitung: Q = C.I.A dimana :
Q = laju alir (dalam m3/detik)
C = koefisien run off (0,4-0,6, tanpa satuan)
I = intensitas hujan (dalam m/detik, konversi dari mm/tahun)
A = luas wilayah terlayani (m2)
Rasional Method: Q = 0.278.C.I.A
dimana : Q = Debit aliran air hujan (m3/det)
C = Koefisien pengaliran/ limpasan
0.4 - 0.6 tergantung permukaan limpasan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah aliran (km)
I = R24/24 x (24 / tc)2/3
tc = (0.87L2 / 1000.S)2/3
dimana: R24 = Curah hujan maksimum harian (selama) 24 jam (mm)
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang saluran (km)
S = Kemiringan rata-rata saluran
3. Perencanaan Sistem Drainase TPA
24. Analisis & Perencanaan
Teknis TPA
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pereneanaan pembentukan dasar landfill antara
lain :
a. Lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga leaehate terhambat meresap kedalam
tanah dan tidak meneemari air tanah. Koefisien permeabilitas lapisan dasar TPA
harus lebih kecil dan 10 cm/det.
b. Pelapisan dasar kedap air akan dilakukan dengan cara melapisi dasar TPA dengan
geomembrane setebal 1,5 mm.
c. Dasar TPA dibuat miring ke arah saluran pipa pengumpul leaehate dan kemiringan
minimal 2% kearah saluran pengumpul maupun ke penampung leaehate.
d. Pembentukan dasar TPA akan dilakukan seeara bertahap sesuai dengan urutan
fase / blok dengan urutan pertama sedekat mungkin ke kolam pengolahan
leaehate.
Kriteria:
Mampu menahan air lindi agar tidak terlepas ke tanah dan air tanah sekitar
Mampu menahan berat sampah, tanah penutup, dan alat berat yang ditimbun serta
dioperasikan di atasnya
Pemasangan liner sintentis (geomembrane, geotextile, dan/atau geoeomposite)
wajib dilakukan oleh kontraktor tersertifikasi.
4. Pembentukan Dasar Landfill dan Pemasangan Base
Liner
27. Rencana Biaya Konstruksi
TPA
5. Perencanaan Pipa Penyalur Lindi
Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran pengumpul sekunder dan primer
1. Kriteria saluran pengumpul sekunder adalah sebagai berikut :
a. Dipasang memanjang ditengah blok/zona penimbunan;
b. Saluran pengumpul tersebut menerima aliran dan dasar lahan, dengan kemiringan
minimal 2%;
c. Saluran pengumpul terdiri dari rangkaian pipa PVC air limbah
2. Kriteria saluran pengumpul primer :
Menggunakan pipa PVC air limbah berlubang (untuk pipa ke bak pengumpul lindi
tidak berlubang). Saluran primer dapat dihubungkan dengan hilir saluran
sekunder oleh bak kontrol, yang berfungsi pula sebagal ventilasi yang
dikombinasikan dengan pengumpul gas vertikal.
3. Kriteria saluran pengumpul primer :
Gravitasi
Kecepatan pengaliran 0,6 - 3 m/det
Kedalaman air dalam saluran/pipa {d/0) maksimal 80 %, dimana d = tinggi air
dan D = diameter pipa
28. …………….. Lanjutan Perencanaan Pipa Penyalur Lindi
4. Perhitungan disain debit lindi adalah menggunakan model atau dengan
perhitungan yang didasarkan atas asumsi-asumsi :
Hujan terpusat pada 4 jam sebanyak 90% (Van Breen), sehingga faktor
puneak = 5,4
Maksimum hujan yang jatuh 20 - 30% diantaranya menjadi lindi. Dalam
1 bulan, maksimum terjadi 20 hari hujan
Data presipitasi diambil berdasarkan data harian atau tahunan
maksimum dalam 5 tahun terakhir
30. 6. Perencanaan lnstalasi Pengolah Lindi (IPL)
Gairan lindi yang biasa muneul di eelah-eelah sampah setelah turun hujan dikelola
dengan menyalurkannya ke bangunan pengolahan sebelum dapat dibuang ke
badan air penerima disekitarnya.
Jenis pengolahan yang direneanakan adalah pengolahan yang mudah dan murah
dalam pengoperasiaan serta efektif dalam proses punurunan zat polutannya. Jenis
pengolahan yang umum digunakan adalah kolam stabilsasi (waste stabilization
ponds). Penentuan disain kolam-kolam ini sebagian bersifat empiris dan sebagian lagi
rasional. Range kedalaman yang biasanya digunakan untuk kolam
pengolahan adalah sebagai berikut :
Kolam anaerobic : 3 - 4 m, Td 20 - 50 hari
Kolam fakultatif : 2 – 2,5 m, Td 5 - 30 hari
Kolam maturase : 1 – 1,5 m, Td 7 - 20 hari
31. ……………..Lanjuran Perencanaan
(IPL)
Kriteria :
Mampu mengolah air lindi, dengan beban biaya operasi-peliharaan dan
perarawatan yang minimal
Standar baku mutu menggunakan baku mutu dalam PerMen PU No.
03/PRT/M/2013
Parameter utama yang disisihkan adalah BOD, COD, TSS, bau, dan
warna
Konstruksi dengan menggunakan beton K.250
Beberapa jenis pengolahan lindi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut
Pengolahan fisik dan kimia, koagulasi ➔ flokulasi ➔ pengendapan
Pengolahan seeara aerobie, proses lumpur aktif, kolam stabilisasi atau kolam
aerasi
Pengolahan seeara anaerob, yaitu dengan kolam stabilisasi
Pemanfaatan sifat-sifat adsorpsi seperti pemanfaatan karbon aktif
32. ……………..Lanjuran Perencanaan
(IPL)
Sistem pengolahan ini sudah umum dilakukan di Indonesia mengingat mud ah,
murah dan efisiensi pengolahan eukup tinggi dan suhu di Indonesia sangat
mendukung dengan sistem tersebut.
Reneana bangunan Pengolahan terdiri dari :
1. Kolam Anaerobik
2. Kolam Fakultatif
3. Kolam Maturasi
4. Wetland
Dari Landfill
Kolam Anaerob/
Stablllsasl
Kolam
Fakultatif
Kolam
Maturasi
Badan Air
Area Filtrasi/ Lahan
Sanitasi
Gambar 6.1 Skema lnstalasi Pengolahan Lindi
33. ……………..Lanjuran Perencanaan
(IPL)
Dimensi IPL seperti terlihat pada tabel perhitungan berikut :
1. Kolam Anaerobik
Luas Kolam : 40 m2
Panjang : 5 m
Lebar : 8 m
Kedalaman : 3 m
Jumlah : 1 Unit
2. Kolam Fakultatif
Luas Kolam : 48 m2
Panjang : 8 m
Lebar : 6 m
Kedalaman : 2,5 m
Jumlah : 1 Unit
6.1 Dimensi IPL
34. ……………..Lanjuran Perencanaan
(IPL)
3. Kolam Maturasi
Luas Kolam : 20 m2
Panjang : 5 m
Lebar : 4 m
Kedalaman : 1,5 m
Jumlah : 1 Unit
4. Wetland
Luas Kolam : 6 m2
Panjang : 3 m
Lebar : 2 m
Kedalaman : 1 m
Jumlah : 1 Unit
37. 7. Perencanaan Ventilasi Gas
Ventilasi gas yang berfungsi untuk mengalirkan dan mengurangi akumulasi
tekanan gas. Reneana teknis pemasangan gas vent adalah sebagai berikut:
a) Pipa ventilasi gas dipasang dari dasar TPA seeara bertahap pada setiap lapisan
sampah dan dapat dihubungkan dengan pipa pengumpul leaehate
b) Pipa ventilasi gas berupa pipa PVG diameter f50 mm (0 lubang maksimum f,5 em)
dan berlubang yang dikelilingi oleh drum bekas berdiameter 600 mm dan diisi batu
peeah diameter 50-f00 mm
c) Ketinggian pipa ventilasi tergantung pada reneana tinggi timbunan (setiap lapisan
sampah ditambah 50 em).
d) Jarak antara pipa ventilasi gas adalah 20 - 40 m
38. 8. Zona Penyangga
Kriteria:
Bertujuan untuk mengurangi dampak bau, serta menunjang estetika -
arsitektur-lanskap TPA sampah
Umumnya kawasan sekitar TPA Teluk Gelam Kabupaten OKI adalah berupa kawasan
kebun karet dan Sawit milik warga sekitar, sehingga zona penyangga ini merupakan
zona penyangga alam yang sudah ada disekitar lokasi TPA.
Waiau demikian, zona penyangga baru perlu dibuat dan ditata sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan estetika dari TPA ini
39. 9. Perencanaan Pekerjaan Bangunan Penunjang
Bangunan Penunjang adalah sebagai berikut:
1. Hangar Komposing (12 x 6 ) m
2. Workshop, Garasi + Gudang (17 x 7 ) m
3. Rumah Genset ( 4 x 3 ) m
4. Tempat Cuci Kendaraan Operasional ( 10 x 7 ) m
5. Ruang Kontrol Timbangan ( 5 x 3 ) m
6. Pos Jaga ( 3 x 3 ) m
7. Mushallah ( 8,5 x 8 ) m2
8. Tower/Tandon Air, tinggi 4 m
9. Toilet ( 6 x 6 ) m
Sementara untuk Kantor Pengelola sudah dibangun (eksisting)
10. Perencanaan Penyediaan Alat Berat
Adapun penyediaan Alat Berat yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Jembatan Timbang ( 1 Unit )
2. Excavator ( 1 Unit )
3. Bulldozer ( 1 Unit )