KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...Ir. Najamudin, MT
Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukan suatu alat ukur. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ukur standar yang dipakai, standarnya juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi akurasinya. Dengan demikian setiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya sampai ke tingkat standar nasional atau standar internasional
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...Ir. Najamudin, MT
Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukan suatu alat ukur. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ukur standar yang dipakai, standarnya juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi akurasinya. Dengan demikian setiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya sampai ke tingkat standar nasional atau standar internasional
Materi Training tentang Kalibrasi Pressure menggunakan Metode Metrologi dibuat untuk Instrument Maintenance atau Praktisi yang berkecimpung di dunia Instrumentasi dan juga Kalibrasi.
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
Pengoprasian metering system
1. Fakultas Teknik
Jurusan teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Hendri/082331317678 Hendri anur #Hendri_anur
2. Metering System adalah alat ukur
costudy transfer (pengalihan hak)
dinamis yang mempunyai ketelitian
tinggi sebagaimana alat ukur klas 1.
Artinya alat ukur yang paling diawasi,
dilengkapi dengan alat penguji
permanen, traceable dan
dioperasikan mengikuti standard.
Meter harus diuji dengan prover,
prover harus dikalibarasi dengan
water draw test, dan water draw test
harus dikalibrasi begitu seterusnya
mengikuti hirarki kalibrasi, sehingga
metering system menghasilkan
angka costudy transfer yang akurat
dan valid.
PENGOPERASIAN
METERING SYSTEM
3. PENGOPERASIAN METERING
SYSTEM
DASAR :
Undang-undang No. 2 Th. 1981
Kep. Bersama MENTABEN & MENPERDAG
0233K/096/MDE/1988
No.
63A/Kpb/II/1988
SK Dirut No. Kpts 203/C0000/96-S0 Tgl. 25 Nop
1996
STANDARD :
API (American Petroleum Institute)
ISO (International Standard Organisation)
SEP (Standar Engineering Pertamina)
Pengelolaan Metering System
melibatkan 4 fungsi :
1. Fungsi Operasi
Dilaksanakan oleh Bagian Terminal
2. Fungsi Maintenance
Dilaksanakan oleh Bagian Pemeliharaan
3. Fungsi Verifikasi
Dilaksanakan oleh Bagian Akutansi Kilang
4. Fungsi Audit
Dilaksanakan oleh Bagian B&A (dulu) sekarang oleh
Bag. Fas. Eng.
4. Pengoperasian Metering System, keberhasilannya sangat
tergantung kejelasan langkah-langkah/perintah-perintah
yang ada pada SOP/TKO Pengoperasian Metering
System
Pertimbangan utama dalam pembuatan SOP/TKO
Pengoperasian Metering System :
System Peralatan
Komodity yang akan diukur
Peraturan
Standard
Kesepakatan dengan pembeli/costumer
Tiap-tiap unit metering system mempunyai SOP/TKO
yang berbeda
Pada dasarnya pengoperasian metering system
adalah menjalankan perintah/ketentuan yang ada
pada SOP/TKO sehingga penyusunan SOP/TKO
yang benar menjadi awal keberhasilan
pengoperasian metering system.
Di dalam SOP/TKO hendaknya dicantumkan
prosedur tambahan, misalnya bila terjadi
kegagalan peralatan, kegagalan system maupun
kegagalan power sehingga metering system tidak
menghasilkan angka custody transfer.
5. Pengoperasian Metering System
meliputi :
Persiapan
Start Batch
Proving
End Batch
Documentasi
Verifikasi
Persiapan :
Komunikasi dengan pembeli/penerima, untuk
meyakinkan jumlah, jenis komodity, kapan
akan dilaksanakan, apakah sesuai dengan
order.
Mempersiapkan system perpipaan, pompa &
metering system agar yakin terisi penuh.
Ambil sample kemudian kirim ke Lab.
bila line sample on spec, ukur level dan
temperatur secara manual dan buat tank ticket.
Key in data density, jenis minyak dan nomor
tanki
konfirmasi kembali kesiapan pembeli /
penerima
6. Start batch :
Pada batch Report start batch dimulai sejak adanya
aliran yang melewati metering system, saat itulah
dicatat sebagai jam dimulainya custody transfer atau
awal batch yang akan tertera pada batch report dan
proving report
Proving :
Sebelum proving dilaksanakan haruslah prover
dicek ulang untuk meyakinkan tidak adanya
kerangan drain, venting, ball hole yang terbuka.
Dalam melakukan proving patuhi anjuran yang
dipersyaratkan oleh SOP/TKO
Flow stabil dan berada pada range yang dianjurkan
temperatur dan tekanan stabil.
Proving dilakukan dalam 5 kali run dengan
rapitability max. 0,05% berurutan (API satandart),
atau 3 kali run dengan rapitability max. 0,02%
berurutan (Migas standart
7. Tujuan proving adalah untuk mendapatkan
meter factor.
Meter factor dihitung sebagai berikut :
Net. Vol. Prover x CTSP x CPSP x CTLP x CPLP
MF =
Pulsa rata2 selama proving
x CTLM x CPLM
K Factor
K. Factor yaitu sejumlah pulsa yang
dibangkitkan oleh suatu unit meter,
bila unit meter itu dialiri satu satuan
volume cairan.
Satuan K. Factor : pulsa / M3
pulsa / barrel
K. Factor ditentukan oleh pabrik
pembuat/ manufacturer meter
8. Net Volume Prover yaitu volume prover yang diukur
pada kondisi tekanan 0 kg/cm2 G dan temperatur
15°C diantara kedua switch detector.
Angka ini didapat dari hasil kalibrasi yang dilakukan
oleh dinas Metrologi, setiap 2 tahun sekali.
Keberhasilan proving ditandai dengan print out
proving report dengan meter factor change is
implemented.
End Batch :
Selesainya costudy transfer atau end batch ditandai
dengan terhentinya aliran yang melalui meter dan
ditekannya tombol End Batch pada system
computer, kemudian print out batch report akan
keluar.
Pada Batch Report akan tercantum antara lain :
Opening data
Closing data
Batch data
Temperature rata-rata selama transfer
Tekanan rata-rata selama transfer
Density
VCF rata-rata selama transfer
CPL rata-rata selama transfer
Selain batch report metering system juga
mengeluarkan angka-angka costudy transfer dalam
berbagai satuan yang dibutuhkan, dalam Form
Certificate of Quantity Delivered (CQD)
9. Documentasi
Distribusi dokumen sangat dipengaruhi
oleh kebutuhan yang di masing-masing unit
tidak sama. Pelayanan ke kapal tidak sama
dengan pelayanan untuk UPPDN.
Namun sebagai fungsi operasi harus
menyimpan dokumen masing-masing satu
lembar, yaitu :
• Batch Report
• Proving Report
• Certificate of quantity Delivered
Juga perlu adanya pencatatan kegiatan
proving dan meter factor yang dihasilkan,
guna keperluan operasi maupun
maintenance pada waktu-waktu yang akan
datang
Verifikasi :
Verifikasi sebenarnya dilakukan oleh fungsi akutansi
kilang, namun sebagai orang operasi harus mampu
memverifikasi secara cepat/kasar akan angka-
angka yang dihasilkan baik oleh batch report,
proving report maupun certificate of quantity
delivered.
• Angka CTLP
Angka ini tidak boleh lebih besar atau sama
dengan satu, alasannya volume standard minyak
diukur pada temperatur 15°C, sedang kondisi
operasi minyak pada suhu diatas 15°C
• Angka CPLP
Angka ini harus lebih besar 1, karena volume
standard diukur pada tekanan 0 kg/cm2 G
sedangkan kondisi operasi tekanan lebih besar
dari 0 kg/cm2 G
10. • Angka CTSP
Angka ini harus lebih besar dari 1, karena
kondisi prover saat operasi mengembang karena
temperatur steel berada diatas 15°C.
• Angka CPSP
Angka ini harus lebih besar dari 1, karena
kondisi prover saat beroperasi mengembang
karena adanya Internal Pressure.
• Angka CTLM
Angka ini harus lebih kecil dari 1, karena
minyak diukur pada temperatur lebih
besar dari 15°C
• Angka CPLM
Angka ini harus lebih besar dari 1,
karena saat diukur minyak dalam
keadaan termampatkan oleh
kungkungan meter yang mempunyai
internal presure positip
11. • Linier Factor
Angka ini sebagai kompensasi adanya prubahan
flow saat transfer berlangsung dan adanya factor
slippy (licin) pada bearing
• Meter Factor
Adalah perbandingan antara volume prover
dengan volume yang terukur oleh meter pada
kondisi standard, selama bola berjalan diantara
dua switch detector pada prover.
• Certificate of Quantity Delivered
(CQD)
Dalam sertifikat ini satuan standard volume
dirubah/ dikonversikan ke satuan lain yaitu
dalam barrel, M Ton dan L. Ton.
Difference : Closing - Opening
Ltr Obs.: Diff x MF X CPL
Linier Fac.
Ltr 15°C: Ltr. Obs. X VCF
BBL 60°F : Ltr 15°C x Tabel 52
M. Ton : Ltr 15°C x Tabel 56
L. Ton : Ltr 15°C x Tabel 57
• Temperatur rata-rata selama transfer akan
dihitung oleh Flow Computer sebagai VCF
atau CTLM.
• Tekanan rata-rata selama transfer akan
dihitung oleh Flow Computer sebagai
CPLM
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
pengoperasian Metering System
• Yakinkan valve by pass meter tertutup penuh dan disegel, sangat dianjurkan
untuk menggunakan double block and bleed
• Pada saat proving angka totalizer harus berada diantara angka opening dan
clossing pada proving report
• Setting batch preset harus lebih besar dari angka/jumlah komodity yang akan
ditransfer (bila ada)
• Pada saat costudy transfer berlangsung jangan menekan tombol End Batch
• Jangan mentransfer komodity dengan jumlah lebih kecil dari jumlah minimum
yang ditentukan (bila ada).
• Pada saat proving kecepatan linier jangan melebihi 3 meter/detik.
• Proving dilakukan setelah yakin prover berganti minyak yang baru.
• Pada saat transfer berlangsung kecepatan aliran tidak boleh keluar dari range
yang diijinkan.
13.
14.
15.
16.
17. Fakultas Teknik
Jurusan teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Hendri/082331317678 Hendri anur #Hendri_anur