ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
pengertian pengolahan citra, tujuan. operasi-operasi pada pengolahan citra yang diterapkan, definisi MRI, pengolahan citra digital pada MRI, software pengolahan citra,
Materi ini membahas tentang konsep dasar sequence diagram. Dengan adanya materi ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang simbol dan pembuatan sequence diagram, serta mampu menyusun sequence diagram
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
pengertian pengolahan citra, tujuan. operasi-operasi pada pengolahan citra yang diterapkan, definisi MRI, pengolahan citra digital pada MRI, software pengolahan citra,
Materi ini membahas tentang konsep dasar sequence diagram. Dengan adanya materi ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang simbol dan pembuatan sequence diagram, serta mampu menyusun sequence diagram
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanNona Zesifa
pengertian CT-scan, Pengertian pengolahan citra digital, pengolahan citra pada ct-scan, pengolahan citra yg sering dilakukan, aplikasi yang digunakan untuk pengolahan citra
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi)
atau trimatra (tiga dimensi)
Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan
menganalisis citra dengan bantuan komputer.
PENERAPAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DIGUNAKAN UNTUK :
o Meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi
yang terkandung di dalam citra.
o Elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokkan, atau diukur
o Penggabung dengan bagian citra yang lain.
3. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAPAT
DIKELOMPOKKAN DALAM DUA JENIS KEGIATAN :
a) Memperbaiki kualitas suatu gambar, aga
mudah diinterpretasi oleh mata manusia.
b) Mengolah informasi yang terdapat pada
gambar untuk keperluan pengenalan objek
secara otomatis.
DALAM BIDANG KOMPUTER, TIGA BIDANG STUDI
YANG BERKAITAN DENGAN CITRA DIGITAL :
a) Grafika Komputer (computer graphics).
b) Pengolahan Citra (image processing).
c) Pengenalan Pola (pattern recognition/image
interpretation).
4. Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media seperti kamera analog, kamera digital,
handycamp, scanner, optical reader dan sebagainya. Citra
yang dihasilkan belum tentu data digital, sehingga perlu
didigitalisasi.
PENINGKATAN KUALITAS CITRA
Pada tahap ini dikenal dengan pre-processing dimana
dalam meningkatkan kualitas citra dapat meningkatkan
kemungkinan dalam keberhasilan pada tahap pengolahan
citra digital berikutnya.
SEGMENTASI CITRA
Segmentasi bertujuan untuk memilih dan mengisolasikan
(memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra.
Segmentasi terdiri dari downsampling, penapisan dan
deteksi tepian. Tahap downsampling merupakan proses
untuk menurunkan jumlah piksel dan menghilangkan
sebagian informasi dari citra.
5. Terdapat 2 macam citra yaitu citra kontinu dan
citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari
sistem optik yang menerima sinyal analog,
misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra
diskrit dihasilkan melalui proses digitalisasi
terhadap citra kontinu. Beberapa sistem optik
dilengkapi dengan fungsi digitalisasi sehingga ia
mampu menghasilkan citra diskrit, misalnya kamera
digital dan scanner. Citra diskrit disebut juga
citra digital.
Agar dapat diolah dengan dengan komputer digital, maka suatu citra harus
direpresentasikan secara numerik dengan nilai-nilai diskrit. Representasi citra dari
fungsi kontinu menjadi nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi. Citra yang
dihasilkan inilah yang disebut citra digital (digital image).
6. ELEMEN PEMROSESAN CITRA DIBAGI MENJADI
EMPAT KOMPONEN:
a. Digitizer
b. Komputer digital
c. Piranti tampilan.
d. Piranti penyimpanan
Digitizer (atau digital image acquisition
system) merupakan sistem penangkap citra
digital yang melakukan penjelajahan citra
dan mengkonversinya ke representasi numerik
sebagai masukan bagi komputer digital.
Hasil dari digitizer adalah matriks yang
elemen menyatakan nilai intensitas cahaya
pada suatu titik. Digitizer terdiri dari
tiga komponen dasar: sensor citra yang
bekerja sebagai pengukur intensitas cahaya,
perangkat penjelajah yang berfungsi merekam
hasil pengukuran intensitas pada seluruh
bagian citra, dan pengubah analog-ke-
digital yang berfungsi melakukan penerokan
dan kuantisasi.
7. APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Bidang Biomedis (Boimedical) Pengolahan citra digital mengalami kemajuan penting
dalam bidang kedokteran ketika ditemukannya Tomografi terkomputerisasi (Computer
Terized Tomography/CT).
Penginderaan Jauh, Informasi penting dari sumber-sumber alam seperti pertanian,
perairan, kelautan, mineral dan geologi
Tekhnologi Pengaman, pengolahan citra pada bidang biometrika. Sebagai contoh
pemanfaatan sidik jari, iris, wajah, dan biometrika yang lainnya
Bidang Fotografi, kemajuan dibidang fotografi memberi dampak pada bidang-bidang
astronomi, photogrametry, dan fisika partikel.
Bidang Visual, dunia arsitektur dapat membuat desain visual suatu bangunan
sebelum malakukan pembangunan yang sesungguhnya.
Identifikasi Objek, Pengolahan citra digital mampu mengidentifikasi jenis atau
banyak-nya objek-objek pada suatu citra. Contoh aplikasinya adalah menghitung
jumlah sel darah merah yang rusak
8. SECARA UMUM TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DIBAGI MENJADI 3 TINGKAT PENGOLAHAN :
Low-Level Processing (pengolahan tingkat rendah), pengolahan ini merupakan operasi
dasar dalam pengolahan citra, seperti pengurangan noise, perbaikan citra dan
restorasi citra.
Mid-Level Processing (pengolahan tingkat menengah), meliputi segmentasi pada
citra, deskripsi objek, dan klasifikasi objek secara terpisah.
High-Level Processing (pengolahan tingkat tinggi), meliputi analisis citra.
9. Image Enhacement, berupa proses perbaikan citra dengan meningkatkan kualitas citra
baik kontras maupun kecerahan.
Image Restoration, proses memperbaiki model citra, biasanya bergubungan dengan
bentuk citra yang sesuai.
Color Image Processing, suatu proses yang melibatkan citra berwarna, baik berupa
image enhacement, image restoration, atau yang lainnya.
Wavelet dan Multiresolution Processing, merupakan suatu proses yang menyatakan
citra dalam bentuk beberapa resolusi.
Image Compression, merupakan proses yang digunakan untuk mengubah ukuran data pada
citra.
Morphological Processing, merupakan proses untuk memperoleh informasi yang
menyatakan deskripsi dari suatu bentuk pada citra.
Segmentation, merupakan proses untuk membedakan atau memisahkan objek-objek yang
ada dalam suatu citra, seperti memisahkan objek dari latar belakangnya menggunakan
operasi binerisasi otomatis.
Object Recognition, merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengenali objek-
objek apa saja yang ada dalam suatu citra.