2. Penggabungan usaha
• Adalah penyatuan entitas usaha yang sebelumnya
terpisah yang disebut dengan akuisisi.
• Jenis akuisisi :
– Integrasi horisontal : dalam lini atau pasar yang sama.
– Integritas vertikal : operasi , tahapan produksi atau
distribusi berbeda.
– Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan dgn
produk atau jasa yang tidak saling berhubungan dan
bermacam-macam.
3. Alasan penggabungan usaha
• Manfaat biaya.
• Resiko lebih rendah
• Memperkecil penundaan operasi.
• Mencegah pengambil alihan
• Akuisisi harta tidak berwujud.
4. Bentuk penggabungan usaha
• Merjer : sebuah perusahaan mengambil alih
entitas usaha lain, dan entitas tersebut
dibubarkan.
• Konsolidasi : sebuah perusahaan mengambil
alih entitas usaha lain, dan entitas tersebut
tidak dibubarkan.
6. Metode Pembelian
• Pengukuran : sejumlah kas yang dikeluarkan
atau nilai wajar aktiva atau surat berharga
yang diterbitkan termasuk biaya perolehan
yang meliputi biaya langsung (biaya akuntan,
legal, konsultan dan biaya –biaya pendiri) dan
biaya tidak langsung yang meliputi : biaya
manajemen, penyusutan, biaya menutup
fasilitas duplikasi yang dibebankan pada saat
terjadinya akuisisi.
7. Menentukan nilai wajar aktiva atau
kewajiban yang diakuisisi
• Marketable securities : nilai realisasi bersih.
• Barang jadi dan barang dagangan : nilai realisasi
bersih ( estimasi harga jual dikurangi perkiraan
biaya penyelesaian dan biaya pelepasan yang
wajar) dikurangi taksiran keuntungan yang wajar.
• Bahan baku : current replacement cost.
• Piutang : nilai sekarang yang ditentukan pd
tingkat bunga sekarang dikurangi biaya
penyisihan piutang ragu-ragu.
8. Menentukan nilai wajar aktiva atau
kewajiban yang diakuisisi
• Pabrik dan peralatan : biaya pengganti sekarang
utk kapasitas yang sama jika digunakan dan nilai
realisasi bersih jika akan dijual.
• Aktiva lainnya yang tidak dapat diperjualbelikan :
nilai taksiran.
• Aktiva tidak berwujud yang dapat diidentifikasi :
nilai wajar yang diestimasi.
• Kewajiban : nilai sekarang dgn menggunakan
tingkat bunga yang sesuai.
9. Pengakuan dan pengukuran aktiva
tidak berwujud selain goodwill
• Diakui hanya jika memenuhi syarat :
– Keterpisahan yaitu dapat dipisahkan atau dibagi
dari entitas yang dibeli dan dijual, dialihkan,
dipatenkan, disewakan, atau ditukar.
– Kontraktual hukum terlepas apakah hak itu dapat
dialihkan atau terpisah dari entitas yang dibeli
atau dari hak dan kewajiban lain.
10. Pembayaran kontinjen
• Mencakup distribusi kas atau aset atau penerbitan surat
berharga utang atau ekuitas.
• Pembayaran kontinjen dapat ditentukan pada tanggal
akuisisi dicatat sebagai bagian dari biaya penggabungan
usaha.
• Pembayaran kontinjen yang tidak dapat ditentukan pada
tanggal akuisisi diakui pada saat kontinjen diselesaikan dan
pembayar diterbitkan atau dapat diterbitkan.
• Biaya kontinjen tergantung pada tingkat penghasilan masa
depan, nilai pasar wajar dari pembayaran yg didistribusikan
diakui sebagai tambahan biaya (goodwill) dari perusahaan
yang dibeli. Biaya tambahan tersebut diamortisasi
sepanjang sisa umur dari aktiva tersebut.
11. Pembayaran kontinjen
• Kontijensi didasarkan pada harga surat berharga
(security price), biaya yang tercatat tidak berubah,
sebaliknya jika kontijensi diselesaikan, pembayaran
tambahan yg didistribusikan dicatat pada nilai pasar yg
wajar. Surat berharga yang diterbitkan, dan dicatat
pada tanggal akuisisi diturunkan secara proporsional.
• Modal saham diterbitkan penurunan biasanya pada
modal disetor lainnya. Penurunan nilai surat berharga
utang dicatat sebagai disagio pada utang. Disagio harus
diamortisasi sejak tanggal penyelesaian kontijensi.
12. Perbandingan Biaya dan Nilai Wajar
• Biaya investasi melebihi nilai wajar bersih : kelebihan
tersebut dialokasikan pada aktiva bersih yang dapat
diidentifikasi berdasarkan nilai wajar dan sisanya
dialokasikan sebagai goodwill.
• Kelebihan nilai aktiva bersih terhadap biaya perolehan,
dialokasikan untuk menurunkan nilai aktiva bersih tidak
lancar secara proporsional, kecuali :
– Aktiva keuangan selain investasi yg dicatat dgn metode ekuitas.
– Aktiva yang dilepas melalui penjualan.
– Aktiva pajak ditangguhkan
– Aktiva prabayar yg berhubungan dgn pensiun
– Aktiva lancar lainnya.
13. Ilustrasi
Nila i Buku Nilai wajar
Aktiva :
Kas 50.000 50.000
Piutang bersih 150.000 140.000
Persediaan 200.000 250.000
Tanah 50.000 100.000
Bangunan-bersih 300.000 500.000
Peralatan -bersih 250.000 350.000
Hak paten - 50.000
Total aktiva 1.000.000 1.440.000
Kewajiban :
Utang usaha 60.000 60.000
Wesel bayar 150.000 135.000
Kewajiban lain-lain 40.000 45.000
14. Metode Penyatuan Kepemilikan
• Didasarkan pada asumsi bahwa kepemilikan
perusahaan yang bergabung merupakan suatu
kesatuan dan secara relatif tidak berubah
menjadi entitas akuntansi yang baru karena
tidak ada pembelian, tidak ada harga beli
sehingga tidak ada dasar baru untuk
pencatatan.
• Aktiva dan kewajiban dicatat sebesar nilai
buku pada pada entitas gabungan.
15. Metode Penyatuan Kepemilikan
• Masing-masing perusahaan penggabungan
dapat menggunakan metode akuntansi yang
berbeda dan dapat disatukan bila diperlukan.
• Perubahan metode akuntansi harus berlaku
surut dan laporan keuangan disajikan
restated.
16. Ekuitas pemegang saham yang
bergabung dalam suatu penyatuan
• Modal saham perusahaan yang tetap
beroperasi sama dengan nilai nominal atau
nilai tercatat saham yang beredar (setelah
penerbitan saham baru).
• Jika total modal disetor dari perusahaan yang
digabungkan melebihi nilai tercatat saham
yang beredar dari entitas yang beroperasi,
jumlah kelebihan tersebut menjadi tambahan
modal disetor entitas yang tetap beroperasi.
17. Contoh Kasus 1
Jake co Kate co
Modal saham @10 100.000 50.000
Tambahan modal disetor 10.000 20.000
Total modal disetor 110.000 70.000
Saldo laba 50.000 30.000
Aktiva bersih dan ekuitas 160.000 100.000
18. Contoh Kasus 2
Tom. co Mini co
Aktiva lain-lain 750.000 290.000
Beban-beban 150.000 60.000
Total debit 900.000 350.000
Modal saham @10 500.000 200.000
Saldo laba 200.000 50.000
Pendapatan 200.000 100.000
Total kredit 900.000 350.000