SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
ASSET
KELOMPOK 5
YUNITA TRI ANDRA YANI (13061)
REZYA FRISKA AMANDA (98615)
AGUS RIANTO (13025)
VALENTINO GRAVANDI (98648)
Subpokok
Bahasan:
Investasi pada entitas asosiasi (IAS 28/ PSAK)
Properti investasi (IAS 40/ PSAK 13)
Aset tidak berwujud (IAS 38/ PSAK 19)

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi
yang dihentikan (IFRS 5/ PSAK 58)
1. Investasi Pada Entitas Asosiasi
• Asosiasi entitas dimana investor yang mempunyai
pengaruh yang signifikan, akan tetapi tidak
mempunyai kendali atau kendali bersama. Hal ini
meliputi entitas yang tidak terkait dengan mana
investor mempunyai suatu pengaruh yang
signifikan, tetapi bukanlah ventura entitas anak atau
entitas ventura bersama
Investasi pada Ekuitas
Tidak ada pengaruh
signifikan

Pengaruh signifikan

Pengendalian Bersama

Pengendalian

<20%

20<50%

≤50%

>50%

Instrumen
keuangan

Perusahaan
Asosiasi

Ventura
Bersama

Anak
Perusahaan

Nilai wajar
FVPL / AFS

Metode Ekuitas

Metode Ekuitas /
Konsolidasi
proporsional

Konsolidasi

5
Ruang Lingkup
• PSAK 15 diterapkan untuk Investasi pada
entitas asosiasi tetapi tidak diterapkan untuk
investasi yang dimiliki:
– Organisasi modal ventura
– Reksa dana, unit perwalian, dana asuransi  nilai
wajar melalui laporan laba rugi

6
Definisi Entitas Asosiasi
• Entitas asosiasi (associate) adalah suatu
entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh
signifikan dan bukan merupakan entitas anak
ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama
• Entitas anak (subsidiary) adalah suatu
entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain
(yang dikenal sebagai entitas induk)
• Ventura bersama (joint venture) adalah perjanjian
kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan
aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian
bersama
7
Pengaruh signifikan
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan
keuangan dan operasional suatu aktivitas
ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan
tersebut

8
Indikasi
• Indikasi kuantitatif
– Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya
– Hak suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya

• Indikasi kualitatif
– Keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris atau
organ setara
– Partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk
dividen dan distribusi lain
– Transaksi material investor dengan investee
– Pertukaran personel manajerial
– Penyediaan informasi teknis pokok
9
Hak Suara Potensial
• Mempertimbangkan hak suara potensial
(waran, convertible bonds)
– Menambah hak suara investor atau menurunkan
hak suara pihak lain
– Hak suara potensial yang dimiliki pihak lain
– Tanpa mempertimbangkan maksud manjemen dan
kemampuan keuangan

10
Metode Ekuitas
• Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana
investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan.
– Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau
rugi investee setelah tanggal perolehan.
– Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui
sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi
pada pembukuan investor
– Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.

• Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian
laba investor.
11
Metode Pencatatan
• Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali
– Diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesui dengan PSAK 58.

• Jika tidak lagi memenuhi untuk dicatat sesuai
PSAK 58, kembali dicatat dengan metode
ekuitas sejak tanggal diklasifikasi sebagai
dimiliki untuk dijual.
12
Metode Pencatatan
• Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali
– Diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58  mana yang lebih rendah antara nilai
tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan.

• Jika tidak lagi memenuhi untuk dicatat sesuai PSAK
58, kembali dicatat dengan metode ekuitas sejak
tanggal diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual. LK
sejak periode klasifikasi disesuaikan

13
Awal penerapan metode ekuitas
• Investasi dicatat dengan dengan metode ekuitas sejak
tanggal memenuhi definisi entitas asosiasi (pengaruh
signifikan)
• Selisih (positif atau negatif) antara biaya perolehan
dengan bagian investor atas nilai wajar aset neto pada
tanggal akuisisi:
– Goodwill disajikan sebagai bagian dari nilai tercatat
investasi, tidak boleh diamortisasi
– Selisih lebih nilai wajar netto aset dan liablilitas dengan
biaya perolehan dimasukkan sebagai penghasilan pada saat
investasi diperoleh.

• Penyesuaian dilakukan atas penyusutan aset
berdasarkan nilai wajar dan penurunan goodwill yang
diakui entitas asosiasi

14
Akhir penerapan metode ekuitas
• Investor kehilangan pengaruh signifikan dan mencatat
sisa investasi dengan PSAK 55  Investor tidak
menjadi venturer atau entitas induk
• Nilai wajar investasi tersisa dan hasil lepasan –
Jumlah tercatat investasi pada tanggal kehilangan
pengaruh  Laba Rugi
• Nilai wajar investasi tersisa sebagai pengakuan awal
aset keuangan sesuai PSAK 55

15
Penerapan metode ekuitas
• Pendapatan komprehensif dalam pencatatan investor
 dihapus atau disesuikan
– jika aset terkait pendapatan komprehensif tersebut
dilepaskan
– Investor kehilangan pengaruh signifikan.
– Terdapat perubahan kepemilikan.

• Penerapan metode konsolidasi digunakan dalam
metode ekuitas untuk transaksi antar investor dan
investee
– Laba rugi rugi transaksi hulu (penjualan dari investor) atau
hilir hanya diakui sebesar bagian dari investor lain dalam
entitas asosiasi.
– Laba rugi entitas asosiasi dari transaksi tersebut dieliminasi
16
Kepemilikan kelompok usaha
• Kepemilikan pada entitas asosiasi oleh entitas induk
dan entitas anak
• Kepemilikan pada entitas asosiasi oleh entitas asosiasi
lain dan ventura bersama tidak diperhitungkan
• Misalnya:
– Entitas Induk A memiliki 90% Entitas Anak B. Entitas Anak B
memiliki 30% Entitas Asosiasi Z.
– Entitas Induk A memiliki 30% Entitas Asosiasi C dan 50%
Ventura Bersama D. Entitas Asosiasi C dan Ventura Bersama
D masing-masing 10% Entitas Asosiasi Z.
– Laporan keuangan konsolidasian: Entitas Induk A mencatat
investasi pada Entitas Asosiasi Z 30%

17
Laporan keuangan investee
• Laporan keuangan perusahaan asosiasi terkini digunakan
untuk menerapkan metode ekuitas.
• Jika berbeda maka dibuat LK dengan periode yang
sama, kecuali tidak praktis
• Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka penyesuaian
dilakukan terhadap transaksi dan peristiwa yang signifikan
yang terjadi antara lap investee dan investor. Perbedaan tidak
boleh lebih 3 bulan. Panjang periode pelaporan adalah sama.
• Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa
dalam keadaan serupa.
18
Saham Preferen Kumulatif
• Saham preferen kumulatif entitas asosiasi yang
dimiliki pihak lain (selain investor) dan
diklasifikasikan sebagai ekuitas
• Investor menghitung bagiannya atas laba
entitas asosiasi setelah penyesuaian dividen
saham preferen kumulatif (telah atau belum
diumumkan)

19
Investee merugi
• Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama
atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi
dilaporkan nihil

• Kerugian dicadangkan dan kewajiban diakui apabila investor
memiliki kewajiban konstruktif atau hukum untuk melakukan
pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya
• Jika entitas asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui
penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai
bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui

20
Rugi Penurunan Nilai
• Indikasi penurunan nilai menggunakan ketentuan
dalam instrumen keuangan (PSAK 55)
• Penurunan nilai investasi (termasuk didalamnya
goowill) diuji berdasarkan PSAK 48, sebagai aset
tunggal.
– Rugi penurunan adalah selisih nilai tercatat dan nilai yang
dapat dipulihkan.
– Nilai dipulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai).

21
Deemed disposals
• Kepemilikan menurun bukan akibat pelepasan
aktual
• Penyebab:
– Investor tidak mengambil alokasi penuh hak
memesan saham baru
– Pihak lain mengeksekusi waran
– Entitas asosiasi menjual saham baru kepada pihak
lain
22
Penyajian
• Neraca
– Investasi pada entitas asosiasi disajikan dalam aset
tidak lancar

• Laporan laba rugi
...

...

Laba operasi

xxx

Bagian laba entitas asosiasi

xxx

Laba sebelum pajak
...

xxx

xxx

Pajak

xxx

Bagian laba entitas asosiasi

...

Laba sebelum pajak dan
bagian laba entitas anak

xxx

Laba dari operasi yang
dilanjutkan

xxx

...

23
Pengungkapan
• Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi (jika tersedia
kuotasi harga pasar)
• Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi
• Alasan punya kurang 20% punya pengaruh signifikan
• Alasan punya lebih 20% tidak punya pengaruh signifikan
• Akhir periode pelaporan entitas asosiasi (jika berbeda)
• Sifat dan tingkatan pembatasan signifikan
• Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui
• Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi yang tidak
menggunakan metode ekuitas
• Bagian liabilitas kontijensi entitas asosiasi (jika ada)
24
Tidak Diatur
• Akuisisi bertahap dalam kombinasi bisnis (PSAK 22/IFRS 3)
– Pengukuran kembali investasi pada entitas asosiasi yang
sekarang menjadi entitas anak
– Selisih hasil pengukuran kembali diakui dalam laporan laba rugi
– Perubahan sifat dan kondisi ekonomi (pengaruh signifikan
menjadi pengendalian)

• Perubahan sifat dan kondisi
• Perubahan dari instrumen keuangan menjadi entitas
asosiasi:
– Retrospektif
– Prospektif catch-up
– Prospektif
25
PSAK 15 vs PSAK 15 lama
PSAK 15

PSAK 15 Lama

Ruang lingkup

Pengecualian untuk investasi
pada entitas asosiasi yang
dicatat dg PSAK 55 (fair value
option)

Tidak ada pengecualian tsb

Pengaruh
signifikan

• Indikator kuantitatif dan
kualitatif
• Hilangnya secara absolut dan
relatif (hak suara potensial)

• Indikator kuantitatif

Metode ekuitas

Metode ekuitas dan metode
biaya (pembatasan jangka
panjang dan tujuan dijual dalam
jangka pendek)

Metode
akuntansi

• Hilangnya secara absolut

26
Lanjutan...
PSAK 15

Tidak diterapkan jika
pembatasan jangka panjang dan
tujuan dijual jangka pendek

Goodwill diamortisasi

Pengaruh signifikan hilang, sisa
investasi diukur pada FV dan
dicatat dg PSAK 55
Penurunan nilai

Tidak diterapkan jika
diklasifikasikan sebagai asset for
sale (cost or FV - cost to sale)

Goodwill tidak diamortisasi

Penerapan
metode ekuitas

PSAK 15 Lama

Tidak ada penjelasan

Indikasi mengacu ke PSAK 55,
pengukuran ke PSAK 48

Tidak ada penjelasan

27
PSAK 15 vs IAS 28
PSAK 15

IAS 28

Pengecualian
dari metode
ekuitas

Tidak diadopsi karena
terkait dengan laporan
keuangan tersendiri

• Investor adalah entitas induk yg tidak
menyusun laporan keuangan
konsolidasian
• Memenuhi syarat tertentu (bukan
sebagai atau proses sebagai
perusahaan publik, seluruh investor
setuju, dan ultimate/intermediate
parent yg menyusun lapkeu
konsolidasian)

Laporan
keuangan
tersendiri

Investor (entitas induk)
dapat menyusun laporan
keuangan tersendiri

Investor (entitas induk atau bukan entitas
induk) dapat menyusun laporan
keuangan tersendiri

28
2. Properti Investasi
• IAS 40 menunjukkan isu akuntansi untuk properti real
estate (bangunan, tanah, atau keduanya) yang dimiliki
untuk tujuan apresiasi modal atau pendapatan sewa, atau
keduanya, dan bukan untuk tujuan digunakan secara
internal dalam produksi barang atau jasa (umumnya
disebut aset pabrik) atau untuk dijual dalam rangkaian
bisnis yang normal sebagai bagian dari persediaan. Properti
semacam ini harus diberikan nama sebagai properti
investasi dalam laporan posisi keuangan. Dasar penilaian
aset
semacam
ini
dapat
berdasarkan
biaya
perolehannya, biaya perolehan dikurangi depresiasi atau
atas dasar nilai wajar. Properti yang menghasilkan sewyang
tergantung pada standar ini dapat dimiliki secara langsung
atau disewakan oleh lessee sebagai suatu sewa
pembiayaan.
Ruang lingkup
• IAS 40 mencakup properti yang diklasifikasikan sebagai properti
investasi. Contoh properti investasi menurut IAS 40 adalah :
a. Tanah yang dimiliki untuk apresiasi modal jangka panjang dari
pada untuk dijual dalam jangka pendek dalam kegiatan usaha
sehari-hari.
b. Tanah yang dimiliki saat ini yang penggunaannya dimasa depan
untuk dijual.
c. Suatu bangunan yang dimiliki oleh entitas dan disewakan melalui
satu atau lebih sewa operasi.
d. Suatu bangunan yang kosong / belum terpakai, tetapi dimiliki
untuk disewakan melalui satu atau lebih sewa operasi
e. Properti yang dibangun atau dikembangkan untuk penggunaan
masa depan sebagai properti investasi.
Pos yang bukan merupakan properti investasi dan oleh
karena itu, berada diluar ruang lingkup dari standar ini.
a.
b.
c.

d.

Properti yang dimaksudkan untuk dijual dibagian kegiatan bisnis
sehari-hari atau dalam proses pembangunan/konstruksi atau
pengembangan untuk dijual.
Properti yang dibangun atau dikembangkan atas nama pihak
ketiga.
Pemilik yang menggunakan properti termasuk properti yang
dimiliki untuk digunakan dimasa depan sebagai properti yang
ditempati sendiri oleh pemiliknya, properti yang dimiliki untuk
pengembangan dan penggunaan berikutnya sebagai pemilik
properti yang ditempati, properti yang ditempati oleh
karyawan, dan properti yang ditempati sendiri oleh pemiliknya
yang menunggu untuk dijual.
Properti yang disewakan kepada entitas lain menurut suatu sewa
pembiayaan.
Pengukuran Properti Investasi
• Pengukuran awal atas dasar harga perolehan yang
memperkirakan nilai wajar ketika akuisisi. Harga
perolehan meliputi harga beli dan biaya yang
diperlukan untuk menyiapkan aset ynag dimaksud
untuk digunakan termasuk, tetapi tidak terbatas
kepada, biaya legal dan pajak real estate. Setelah itu
entitas menilai properti investasi menurut harga
perolehannya dikurang akumulasi depresiasi dan
penurunan nilai atau atas dasar nilai wajar. Nilai wajar
harus diukur pada setiap periode pelaporan yang
kenaikan atau penurunannya harus dibukukan dalam
laporan laba rugi.
Transfer ke dan dari properti investasi
• IAS 40 mnegizinkan transfer dari properti investasi dari dan
kejenis aset lainnya, seperti persediaan atau pabrik
bilamana dan hanya bilamana ada bukti bahwa terdapat
perubahan penggunaan aset tersebut. Transfer mungkin
termasuk salah satu dari situasi berikut :
a. Dari properti investasi ke persediaan bilamana maksud
dan tujuan berubah menjadi untuk dijual aset tersebut
b. Dari persediaan ke properti investasi bilamana aset
disewakan menurut perjanjian sewa operasi.
c. Dari properti investasi ke properti yang ditempati sendiri
oleh pemilik bilamana perusahaan menempati properti
tersebut.
Penghentian / Pelepasan
• Properti investasi mungkin untuk dihentikan
(dijual atau disewakan) atau tidak diakui
(dilepaskan). Jika hl itu terjadi, perusahaan
dihararuskan untuk membukukan keuntungan
atu kerugian atas penghentian atau pelepasan
dalam laporan laba rugi. Jika aset dijual, maka
selisih antara harga jual dan jumlah yang
tercatat dari properti akan memperoleh
keuntungan atau kerugian dan harus diakui
segera di dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan
• IAS 40 mengharapkan pengungkapan ekstensif
dalam kaitannya dengan properti investasi.
Entitas harus mengungkapkan apakah
menggunakan metode harga perolehan atau
metode nila4i wajar. Suatu pengungkapan
juga harus untuk menyatakan jumlah
pendapatan sewa yang dibukukan dalam
laporan laba rugi., beban operasi langsung
dan perubahan kumulatif dalam nilai wajar.
Model Nilai Wajar Dan Harga Perolehan
Suatu entitas harus mengungkapkan :
 Apakah entitas menerapkan model harga perolehan atau model
nilai wajar.
 Seandainya model nilai wajar yang diterapkan, apakah dan menurut
kondisi apa suatu kepentingan properti dikuasai/dimiliki menurut
sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investsi.
 Bila klasifikasi sulit dilakukan, maka kriteria yang digunakan dalam
menentukan properti investasi, permilik properti yang ditempati
dan properti yang dimiliki untuk dilepaskan dalam kegiatan bisnis
normal.
 Metode yang digunakan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam
menentukan nila wajar yang meliputi suatu laporan apakah
penentuan nilai wajar didukung dengan bukti pasar atau lebih
cenderung kefaktor lainnya karena sifat properti dan kurangnya
data pasar yang dapat diperbandingkan.
 Sebatas kepada mana nilai wajar didasarkan pada penilaian oleh
seorang penilai independen dan berkualifikasi. Apabila tidak ada
penilaian yang semacam itu, fakta tersebut harus dinyatakan.
 Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi bagi:
a. Pendapatan sewa dari properti investasi
b. Beban operasi langsung yang menghasilkan pendapatan
sewa
c. Beban operasi langsung yang tidak menghasilkan
pendapatan sewa
d. Kumulatif perubahan dalam nilai wajar yang diakui
dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi
dari sekelompok aset dimana model harga perolehan
digunakan untuk suatu kelompok dimana model nilai
wajar digunakan.
 Eksistensi dan jumlah pembatasan atau realisasi properti
investasi atau untuk pengiriman pendapatan dan hasil dari
aset yang dilepaskan.
 Lianilitas kontraktual untuk membeli, membangun, atau
mengembangkan properti investasi atau untuk
perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
Model Nilai Wajar
Apabila suatu entitas merupakan model nilai wajar, maka juga harus
mengungkapkan suatu rekonsiliasi nilai tercatat awal dan akhir dari
properti investasi, yang memperlihatkan
 Tambahan, yang memperlihatkan akuisisi yang
terpisah, pengeluaran berikut dan tambahan melalui penggabungan
badan usaha.
 Aset yang diklasifikasi sebagai yang dikuasai/dimiliki untuk dijual
menurut IFRS 5
 Keuntungan atau kerugian bersih dari penyesuaian nilai wajar
 Selisih kurs neto yang timbul dari transaksi laporan keungan di
dalam suatu mata uang pelaporan yang berbeda.
 Transfer kepada dan dari persediaan dan pemilik properti yang
ditempati
 Perubahan lain-lain
Bilamana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, dan aset
yang dinyatakan sesuai dengan IAS, maka aset semacam ini harus
diungkapkan secara terpisah dari yang berbasi nilai wajar. Sebagai
tambahan kepada perubahan yang terperinci, pengungkapan harus
dilakukan atas
 Keterangan properti yang dinyatakan sesuai dengan IAS 16
 Penjelasan mengenai mengapa nilai wajar tidak dapat diukur secara
andal
 Batasan estimasi, jika ada, didalam mana nilai wajar sangat
mungkin turun.
 Pengehentian properti investasi tidak dicatat atas dasar nilai wajar.
a. Fakta bahwa entitas menghentikan properti investasi tidak
dicatat atas nilai wajar
b. Jumlah yang tercatat mengenai properti investasi ketika dijual
c. Jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui.
Model Harga Perolehan
Untuk properti investasi yang diukur menurut model harga perolehan, maka
suatu entitas harus mengungkapkan
Metode depresiasi yang digunakan
 Masa manfaat atau tingkat depresiasi yang digunakan.
 Suatu rekonsiliasi jumlah kotor yang tercatat awal dan akhir dan akumulasi
penyusutan dan kerugian karena penurunan nilai yang memperlihatkan
 Tambahan,yang memperlihatkan secara terpisah dari akuisisi, pengeluaran
berikut, dan tambahan melalui penggabungan badan usaha
 Aset yang diklasifikasi sebagai yang dimiliki untuk dijual menurut IFRS 5
 Depresiasi
 Rugi karena penurunan nilai yang diakui dan dijurnal balik
 Selisih kurs neto
 Transfer ke dan dari persediaan dan pemilik properti yang ditempati
 Perubahan nilai-nilai
 Nilai wajar properti investasi dan juka nilai wajar tidak dapat diukur secara
andal, maka suatu penjelasan yang menyatakan mengapa nilai wajar secara
andal tidak dapat diukur
a. Batasan estimasi, jika ada, didalam mana nilai wajr sangat mungkni turun
b. Penghentian properti investasi tidak dicatat atas dasar nilai wajar.
3. Aset Tak Berwujud
Definisi:
adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud
fisik.] Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang
menguntungkan guna menghasilkan pendapatan.
Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak
cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek
dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini
mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak
lancar) dan dapat diamortisasi selama periode
pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40
tahun.
Menurut IAS 38 dan PSAK 19 (revisi 2009), suatu sel
dikatakan dapat diidentifikasi jika:
a. Dapat dipisahkan, yaitu dipisahkan atau dibedakan dari
entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau
ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama
dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi,
terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal
tersebut; atau
b. Timbul dari kontrak atau hal legal lainnya, terlepas dari
apakah tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas
atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Pengakuan Dan Pengukuran
Aset tidak berwujud harus diakui jika dan hanya
jika:
a. Kemungkinan besar entitas akan
memperoleh manfaat ekonomis masa depan
dari aset tersebut; dan
b. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal.
4. Aset Tisak Lancar Dimiliki Untuk Dijual Dan
Operasi Dihentikan
• MENURUT IFRS 5
• IFRS 5 mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk
melakukan
reklasifikasi
aset
tidak
lancarnya
dalamlaporan posisi keuangan menjadi dimiliki untuk
dijual, atau pelepasan kelompok aset perusahaan
bilamana manajemen memutuskan untuk menjual aset
tersebut dalam satu tahun. IFRS 5 mensyaratkan bahwa
semua aset tersebut dibukukan atas dasar yang terendah
antara nilai yang tercatat atau estimasi harga jual
dikurang dengan biaya untuk menjual. Sekali aset
tersebut direklasifikasi sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual atau kelompok pelepasan aset, maka aset tersebut
tidak lagi merupakan subjek untuk penyusutan.
• Aset yang dimiliki untuk dijual adalah aset tidak lancar yang
akan dipulihkan kembali melalui penjualan aset dari pada
digunakan. Pelepasan kelompok aset yaitu sekelompok aset
dan kemungkinan beberapa liabilitas, bahwa suatu entitas
bermaksud untuk melepaskannya atau menjualnya dalam
suatu transaksi tunggal. Sedangikan operasi yang di hentikan
adalah suatu komponen dari suatu entitas dimana merupakan
mayoritas lini bisnisnya yang terpisah atau operasi secara area
geografis dan telah dilepaskan, atau diklasifikasikan sebagai
yang dimiliki untuk dijual, sebagai bagian dari rencana tunggal
yang telah dikoordinasikan untuk dilepaskan atau dijual.
Ruang Lingkup
IFRS 5 menangani aset tidak lancar yang terbanyak.
Namun, standar ini tidak dimasukkan aset tertentu dari ruang
lingkupnya. Aset yang tidak dimasukkan, diklasifikasikan menjadi
dua kategori utama :
a. Aset tidak lancar yang telah dinilai pada nilai wajar dengan
perubahan nilai wajar yang dibukukan dalam laba atau
rugi, seperti aset keuangan.
b. Aset untuk mana terdapat kendala dalam menentukan nilai
wajarnya, seperti aset pajak yang ditangguhkan, aset yang
timbul dari imbalan karyawan dan hak kontraktual menurut
kontrak asuransi
Bilamana Dilakukan Reklasifikasi
Bilamana kondisi berikut dipenuhi, maka IFRS mengaruskan
perusahaan untuk melakukan reklasifikasi asetnya sebagai aset yang
dimiliki untuk dijual atau sebagai kelompok aset yang dilepaskan :
 Suatu aset tidak lancar atau kelompok aset yang dilepaskan harus
tersedia untuk penjualan segera dan penjualan harus mempunyai
kemungkinan tinggi untuk direalisasikan harga pasar harus masuk akal
dibandingkan dengan nilai wajar berjalan dari aset tidak lancar tersebut
atau kelompok aset yang dilepaskan.
 Untuk aset yang sudah tersedia untuk dijual segera, maka tindakan
yang diperlukan utuk menyelesaikan penjualan tersebut, harus
dilakukan atau mustahil untuk dibatalkan.
 Penjualan harus terjadi dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal
dimulainya pengklasifikasian
 Apabila penjualan tidak diselesaikan dalam kurun waktu satu
tahun, maka set tersebut harus di klasifikasikan sebagai yang dimiliki
untuk dijual jika persyaratan berikut dipenuhi :
a. Entitas berkomitmen untuk menjual aset tidak lancar tetapi
kondisi dipaksakan oleh pihak lain yang menyebabkan
penjualan tidak selesai hingga suatu komitmen pembelian
perusahaan dilakukan dan komitmen ini sangat mungkin
terjadi dalam kurun waktu satu tahun
b. Suatu komitmen pembelian perusahaan dilakukan, tetapi
kondisi yang tidak diharapkan, dipaksakan oleh pembeli aset
tidak lancar tersebut.
c. Aset tidak dijual karena keadaan yang tidak memungkinkan
muncul. Aset tidak lancar harus dipasarkan pada harga yang
masuk akal dan harus memenuhi kriteria, untuk terus
diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual.
Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual
Bilamana suatu perusahaan memutuskan untuk
menjual suatu aset tidak lancar dalam kurun
waktu setahun atau kurang, maka IFRS 5
mengharuskan perusahaan untuk melakukan
reklasifikasi aset sebagai dimiliki untuk dijual.
Peristiwa utama yang memicu reklasifikasi
yaitu bilamana perusahan memutuskan untuk
menjual aset dari pada terus
menggunakannya.
Kelompok Aset Yang Dilepaskan (Dijual)
IFRS 5 mendefenisikan sekelompok aset yang
dilepaskan sebagai aset yang harus dilepaskan
(dijual) bersama-sama sebagai suatu
kelompok dalam suatu transaksi tunggal.
Suatu kelompok aset yang dilepaskan biasa
merupakan suatu komponen dari suatu
entitas. Misalnya suatu komponen dari suatu
entitas dapat menjadi segmen bisnis, suatu
unit penghasil kas, atau suatu anak
perusahaan.
Operasi Yang Dihentikan (Discounted Operation)
• Beberapa kelompok aset yang dilepaskan
harus diklasifikasikan sebagai operasi yang
dihentikan apabila memenuhi kriteria tertentu
dan operasi perusahaan mengalami kerugian
berulang-ulang serta perusahaan berniat
untuk keluar bersamaan dari lini bisnis atau
lokasi geografis utama.
Pengukuran Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk
Dijual Atau Kelompok Aset Yang Dilepaskan
 Suatu aset harus diukur sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional yang berlaku sebelum klasifikasi sebagai yang dimiliki
untuk dijual.
 Aset tidak lancar diklasifikasikan sebjagai kelompok aset yang
dilepaskan atau dimiliki untuk dijual yang diukur atas dasar mana yang
lebih rendah antara jumlah yang tercatat dengan nilai wajar dikurang
dengan biaya untuk menjual.
 Biaya untuk menjual diukur pada nilai sekarang bilamana penjualan
diharapkan terjadi setelah satu tahun. Kenaikan dalam nilai sekarang
dicerminkan sebagai biaya keuangan dalam laba atau rugi
 Kerugian karena penurunan nilai dicerminkan sebagai laba atau rugi
atas penurunan awal atau berikut dari pada aset atau kelompok aset
yang dilepaskan terhadap nilai wajar dikurang dengan biaya untuk
menjual
 Kenaikan berikutnya di dalam nilai wajar dikurang dengan biaya untuk
menjual suatu aset diakui dalam laba atau rugi hingga sebatas tidak
melebihi kerugian karena penurunan nilai kumulatif
 Aset tidak lancar atau kelompok aset yang dilepaskan sebagai dimiliki
untuk dijual tidak boleh disusutkan.
Perubahan Dalam Klasifikasi Dari
Yang Dimiliki Untuk Dijual
Manajemen dapat memutuskan untuk mengubah
klasifikasi suatu aset yang dimiliki untuk dijual karena
kondisi yang membuat manajemen merubah
rencananya untuk menjual aset yang bersangkutan.
Perubahan klasifikasi dari yang dimiliki untuk dijual
terhadap aset tetap pabrik akan mengharuskan aset
tersebut dibukukan pada yang lebih rendah antara
jumlah yang dari aset sebelumnya klasifikasinya
kepada yang dimiliki untuk dijual dengan jumlah
neto yang dapat direalisasikan daripada aset ketika
manajemen memutuskan untuk tidak menjualnya
Pengungkapan
IFRS 5 mengharuskan pengungkapan berikut :
 Aset tidak lancar dan kelompok aset dan liabilitas yang dilepaskan
harus diungkapkan secara terpisah pada laporan posisi keuangan
 Pengungkapan juga harus meliputi keterangan aset tidak lancar dari
suatu kelompok aset yang dilepaskan, keterangan mengenai fakta
dan kondisi penjualan, dan harapan cara dan waktu pelepasan
tersebut.
 Setiap keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari pengukuran
kembali aset yang dimiliki untuk dijual atau sekelompok aset yang
dilepaskan harus dilaporkan dalam laporan pendapatan
komprehensif dalam laba atau rugi dari operasi yang berkelanjutan.
 Setiap keuntungan atau kerugian atas operasi yang dihentikan harus
dilaporkan sebagai pos tunggal, bersih dari pajak, pada halaman
muka laporan pendapatan komprehensif sebagi pos lini yang
terpisah, selain itu catatan atas pengungkapan pendapatan dan
beban yang timbul dari operasi yang dihentikan.

More Related Content

What's hot

IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureIAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureFuturum2
 
Ppt kelompok 11 teori akun
Ppt kelompok 11 teori akunPpt kelompok 11 teori akun
Ppt kelompok 11 teori akunRaturosari
 
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)Futurum2
 
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingImbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingFuturum2
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan perusahaan asosiasi
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan   perusahaan asosiasiPsak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan   perusahaan asosiasi
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan perusahaan asosiasiMelissa Oktaviani
 
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar BisnisManajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasiilhamka4
 
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujudAkuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujudJohn Narith
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortPsak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortSri Apriyanti Husain
 

What's hot (17)

IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureIAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
 
Ppt kelompok 11 teori akun
Ppt kelompok 11 teori akunPpt kelompok 11 teori akun
Ppt kelompok 11 teori akun
 
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)
Q&A psak 40 (akuntansi perubahan ekuitas anak perusahaan entitas asosiasi)
 
PERLUASAN BISNIS
PERLUASAN BISNISPERLUASAN BISNIS
PERLUASAN BISNIS
 
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingImbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan perusahaan asosiasi
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan   perusahaan asosiasiPsak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan   perusahaan asosiasi
Psak 40 perubahan ekuitas anak perusahaan perusahaan asosiasi
 
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar BisnisManajemen keuangan - Pengantar Bisnis
Manajemen keuangan - Pengantar Bisnis
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
 
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujudAkuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
Akuntansi Keuangan menengah - Aktiva tak berwujud
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
SFAC no. 6
SFAC no. 6SFAC no. 6
SFAC no. 6
 
Psak15
Psak15Psak15
Psak15
 
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-shortPsak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
Psak 22-kombinasi-bisnis-ifrs-3-240712-short
 

Similar to Asset 3

Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712Sri Apriyanti Husain
 
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptx
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptxPelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptx
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptxFitrieUtari
 
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)Sri Apriyanti Husain
 
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptx
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptxPengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptx
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptxssuser0a62b5
 
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxPertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxArnoldBell2
 
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptx
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptxSTAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptx
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptxNiaAfriza
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptx
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptxPELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptx
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptxAZZANABILARAHMA
 
Alk bab 5 analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaan
Alk bab 5   analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaanAlk bab 5   analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaan
Alk bab 5 analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaanilhamka4
 
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdf
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdfP10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdf
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdfBudiOktavianusYusan
 
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxPSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxfebdianikusmara
 
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxPertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxJuniartyTefa
 
AKM2 ENENG SAGITA.pptx
AKM2 ENENG SAGITA.pptxAKM2 ENENG SAGITA.pptx
AKM2 ENENG SAGITA.pptxMaftuhiRamlee
 
AKB (51-54).pptx
AKB (51-54).pptxAKB (51-54).pptx
AKB (51-54).pptxlaura420579
 
Powerpoint AKM II Markus Laowo
Powerpoint AKM II Markus LaowoPowerpoint AKM II Markus Laowo
Powerpoint AKM II Markus Laowomarkuslaowo
 

Similar to Asset 3 (20)

Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-rev-2013-12092014
 
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712
Psak 15-investasi-pada-entitas-asosiasi-ias-28-240712
 
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptx
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptxPelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptx
Pelakor PSAK 15 & 66 - Kel 3.pptx
 
Advance.pptx
Advance.pptxAdvance.pptx
Advance.pptx
 
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)
Psak 4-laporan-keungan-konsolidasian-ia-27-consolidated-fs-240712 (1)
 
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptx
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptxPengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptx
Pengaturan-Bersama-12032018-DJP.pptx
 
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxPertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
 
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptx
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptxSTAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptx
STAN-7-Investasi-pada-Perusahaan-lain-30102019.pptx
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptx
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptxPELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptx
PELAKOR KEL 4 INVESTASI PADA ENTITAS LAIN.pptx
 
Alk bab 5 analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaan
Alk bab 5   analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaanAlk bab 5   analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaan
Alk bab 5 analisis aktivitas investasi-investasi antarperusahaan
 
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdf
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdfP10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdf
P10 Analisis-Rasio Keuangan1.pdf
 
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxPSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
 
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptxPertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas-PA-2.pptx
 
AKM2 ENENG SAGITA.pptx
AKM2 ENENG SAGITA.pptxAKM2 ENENG SAGITA.pptx
AKM2 ENENG SAGITA.pptx
 
laporan-arus-kas
laporan-arus-kaslaporan-arus-kas
laporan-arus-kas
 
AKB (51-54).pptx
AKB (51-54).pptxAKB (51-54).pptx
AKB (51-54).pptx
 
Pr akun cassy
Pr akun cassyPr akun cassy
Pr akun cassy
 
Powerpoint AKM II Markus Laowo
Powerpoint AKM II Markus LaowoPowerpoint AKM II Markus Laowo
Powerpoint AKM II Markus Laowo
 
Psak2ok (1)
Psak2ok (1)Psak2ok (1)
Psak2ok (1)
 

More from Yunita Tri Andra Yani

Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja Manajemen
Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja ManajemenTugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja Manajemen
Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
 
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi Keuangan
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi KeuanganPt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi Keuangan
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi KeuanganYunita Tri Andra Yani
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
 
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja ManajemenAudit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
 
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja Manajemen
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja ManajemenAudit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja Manajemen
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
 
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,Yunita Tri Andra Yani
 
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemen
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemenKomunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemen
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemenYunita Tri Andra Yani
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Yunita Tri Andra Yani
 
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASIDASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASIYunita Tri Andra Yani
 
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...Yunita Tri Andra Yani
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...Yunita Tri Andra Yani
 

More from Yunita Tri Andra Yani (15)

Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja Manajemen
Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja ManajemenTugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja Manajemen
Tugas akhir (laporan audit), Audit Kinerja Manajemen
 
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi Keuangan
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi KeuanganPt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi Keuangan
Pt arga karya prima industri tbk, Analisis Informasi Keuangan
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
 
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja ManajemenAudit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
 
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja Manajemen
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja ManajemenAudit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja Manajemen
Audit pemasaran (bab 6), Audit Kinerja Manajemen
 
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,
Komunikasi dan teknologi infomasi, pengantar manajemen,
 
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemen
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemenKomunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemen
Komunikasi dan teknologi informasi, pengantar manajemen
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
 
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASIDASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI
DASAR-DASAR INTELEGENSI BISNIS : BASIS DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI
 
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
 
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANT...
 
Penyajian laporan keuangan
Penyajian laporan keuanganPenyajian laporan keuangan
Penyajian laporan keuangan
 
ANALISIS SIA CV DAFAKO MOTOR
ANALISIS SIA  CV DAFAKO MOTORANALISIS SIA  CV DAFAKO MOTOR
ANALISIS SIA CV DAFAKO MOTOR
 
Biaya
BiayaBiaya
Biaya
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 

Asset 3

  • 2. KELOMPOK 5 YUNITA TRI ANDRA YANI (13061) REZYA FRISKA AMANDA (98615) AGUS RIANTO (13025) VALENTINO GRAVANDI (98648)
  • 3. Subpokok Bahasan: Investasi pada entitas asosiasi (IAS 28/ PSAK) Properti investasi (IAS 40/ PSAK 13) Aset tidak berwujud (IAS 38/ PSAK 19) Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan (IFRS 5/ PSAK 58)
  • 4. 1. Investasi Pada Entitas Asosiasi • Asosiasi entitas dimana investor yang mempunyai pengaruh yang signifikan, akan tetapi tidak mempunyai kendali atau kendali bersama. Hal ini meliputi entitas yang tidak terkait dengan mana investor mempunyai suatu pengaruh yang signifikan, tetapi bukanlah ventura entitas anak atau entitas ventura bersama
  • 5. Investasi pada Ekuitas Tidak ada pengaruh signifikan Pengaruh signifikan Pengendalian Bersama Pengendalian <20% 20<50% ≤50% >50% Instrumen keuangan Perusahaan Asosiasi Ventura Bersama Anak Perusahaan Nilai wajar FVPL / AFS Metode Ekuitas Metode Ekuitas / Konsolidasi proporsional Konsolidasi 5
  • 6. Ruang Lingkup • PSAK 15 diterapkan untuk Investasi pada entitas asosiasi tetapi tidak diterapkan untuk investasi yang dimiliki: – Organisasi modal ventura – Reksa dana, unit perwalian, dana asuransi  nilai wajar melalui laporan laba rugi 6
  • 7. Definisi Entitas Asosiasi • Entitas asosiasi (associate) adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama • Entitas anak (subsidiary) adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk) • Ventura bersama (joint venture) adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama 7
  • 8. Pengaruh signifikan Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut 8
  • 9. Indikasi • Indikasi kuantitatif – Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya – Hak suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya • Indikasi kualitatif – Keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris atau organ setara – Partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk dividen dan distribusi lain – Transaksi material investor dengan investee – Pertukaran personel manajerial – Penyediaan informasi teknis pokok 9
  • 10. Hak Suara Potensial • Mempertimbangkan hak suara potensial (waran, convertible bonds) – Menambah hak suara investor atau menurunkan hak suara pihak lain – Hak suara potensial yang dimiliki pihak lain – Tanpa mempertimbangkan maksud manjemen dan kemampuan keuangan 10
  • 11. Metode Ekuitas • Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. – Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. – Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada pembukuan investor – Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. • Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian laba investor. 11
  • 12. Metode Pencatatan • Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali – Diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesui dengan PSAK 58. • Jika tidak lagi memenuhi untuk dicatat sesuai PSAK 58, kembali dicatat dengan metode ekuitas sejak tanggal diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual. 12
  • 13. Metode Pencatatan • Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali – Diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58  mana yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan. • Jika tidak lagi memenuhi untuk dicatat sesuai PSAK 58, kembali dicatat dengan metode ekuitas sejak tanggal diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual. LK sejak periode klasifikasi disesuaikan 13
  • 14. Awal penerapan metode ekuitas • Investasi dicatat dengan dengan metode ekuitas sejak tanggal memenuhi definisi entitas asosiasi (pengaruh signifikan) • Selisih (positif atau negatif) antara biaya perolehan dengan bagian investor atas nilai wajar aset neto pada tanggal akuisisi: – Goodwill disajikan sebagai bagian dari nilai tercatat investasi, tidak boleh diamortisasi – Selisih lebih nilai wajar netto aset dan liablilitas dengan biaya perolehan dimasukkan sebagai penghasilan pada saat investasi diperoleh. • Penyesuaian dilakukan atas penyusutan aset berdasarkan nilai wajar dan penurunan goodwill yang diakui entitas asosiasi 14
  • 15. Akhir penerapan metode ekuitas • Investor kehilangan pengaruh signifikan dan mencatat sisa investasi dengan PSAK 55  Investor tidak menjadi venturer atau entitas induk • Nilai wajar investasi tersisa dan hasil lepasan – Jumlah tercatat investasi pada tanggal kehilangan pengaruh  Laba Rugi • Nilai wajar investasi tersisa sebagai pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55 15
  • 16. Penerapan metode ekuitas • Pendapatan komprehensif dalam pencatatan investor  dihapus atau disesuikan – jika aset terkait pendapatan komprehensif tersebut dilepaskan – Investor kehilangan pengaruh signifikan. – Terdapat perubahan kepemilikan. • Penerapan metode konsolidasi digunakan dalam metode ekuitas untuk transaksi antar investor dan investee – Laba rugi rugi transaksi hulu (penjualan dari investor) atau hilir hanya diakui sebesar bagian dari investor lain dalam entitas asosiasi. – Laba rugi entitas asosiasi dari transaksi tersebut dieliminasi 16
  • 17. Kepemilikan kelompok usaha • Kepemilikan pada entitas asosiasi oleh entitas induk dan entitas anak • Kepemilikan pada entitas asosiasi oleh entitas asosiasi lain dan ventura bersama tidak diperhitungkan • Misalnya: – Entitas Induk A memiliki 90% Entitas Anak B. Entitas Anak B memiliki 30% Entitas Asosiasi Z. – Entitas Induk A memiliki 30% Entitas Asosiasi C dan 50% Ventura Bersama D. Entitas Asosiasi C dan Ventura Bersama D masing-masing 10% Entitas Asosiasi Z. – Laporan keuangan konsolidasian: Entitas Induk A mencatat investasi pada Entitas Asosiasi Z 30% 17
  • 18. Laporan keuangan investee • Laporan keuangan perusahaan asosiasi terkini digunakan untuk menerapkan metode ekuitas. • Jika berbeda maka dibuat LK dengan periode yang sama, kecuali tidak praktis • Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka penyesuaian dilakukan terhadap transaksi dan peristiwa yang signifikan yang terjadi antara lap investee dan investor. Perbedaan tidak boleh lebih 3 bulan. Panjang periode pelaporan adalah sama. • Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa. 18
  • 19. Saham Preferen Kumulatif • Saham preferen kumulatif entitas asosiasi yang dimiliki pihak lain (selain investor) dan diklasifikasikan sebagai ekuitas • Investor menghitung bagiannya atas laba entitas asosiasi setelah penyesuaian dividen saham preferen kumulatif (telah atau belum diumumkan) 19
  • 20. Investee merugi • Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil • Kerugian dicadangkan dan kewajiban diakui apabila investor memiliki kewajiban konstruktif atau hukum untuk melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya • Jika entitas asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui 20
  • 21. Rugi Penurunan Nilai • Indikasi penurunan nilai menggunakan ketentuan dalam instrumen keuangan (PSAK 55) • Penurunan nilai investasi (termasuk didalamnya goowill) diuji berdasarkan PSAK 48, sebagai aset tunggal. – Rugi penurunan adalah selisih nilai tercatat dan nilai yang dapat dipulihkan. – Nilai dipulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai). 21
  • 22. Deemed disposals • Kepemilikan menurun bukan akibat pelepasan aktual • Penyebab: – Investor tidak mengambil alokasi penuh hak memesan saham baru – Pihak lain mengeksekusi waran – Entitas asosiasi menjual saham baru kepada pihak lain 22
  • 23. Penyajian • Neraca – Investasi pada entitas asosiasi disajikan dalam aset tidak lancar • Laporan laba rugi ... ... Laba operasi xxx Bagian laba entitas asosiasi xxx Laba sebelum pajak ... xxx xxx Pajak xxx Bagian laba entitas asosiasi ... Laba sebelum pajak dan bagian laba entitas anak xxx Laba dari operasi yang dilanjutkan xxx ... 23
  • 24. Pengungkapan • Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi (jika tersedia kuotasi harga pasar) • Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi • Alasan punya kurang 20% punya pengaruh signifikan • Alasan punya lebih 20% tidak punya pengaruh signifikan • Akhir periode pelaporan entitas asosiasi (jika berbeda) • Sifat dan tingkatan pembatasan signifikan • Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui • Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi yang tidak menggunakan metode ekuitas • Bagian liabilitas kontijensi entitas asosiasi (jika ada) 24
  • 25. Tidak Diatur • Akuisisi bertahap dalam kombinasi bisnis (PSAK 22/IFRS 3) – Pengukuran kembali investasi pada entitas asosiasi yang sekarang menjadi entitas anak – Selisih hasil pengukuran kembali diakui dalam laporan laba rugi – Perubahan sifat dan kondisi ekonomi (pengaruh signifikan menjadi pengendalian) • Perubahan sifat dan kondisi • Perubahan dari instrumen keuangan menjadi entitas asosiasi: – Retrospektif – Prospektif catch-up – Prospektif 25
  • 26. PSAK 15 vs PSAK 15 lama PSAK 15 PSAK 15 Lama Ruang lingkup Pengecualian untuk investasi pada entitas asosiasi yang dicatat dg PSAK 55 (fair value option) Tidak ada pengecualian tsb Pengaruh signifikan • Indikator kuantitatif dan kualitatif • Hilangnya secara absolut dan relatif (hak suara potensial) • Indikator kuantitatif Metode ekuitas Metode ekuitas dan metode biaya (pembatasan jangka panjang dan tujuan dijual dalam jangka pendek) Metode akuntansi • Hilangnya secara absolut 26
  • 27. Lanjutan... PSAK 15 Tidak diterapkan jika pembatasan jangka panjang dan tujuan dijual jangka pendek Goodwill diamortisasi Pengaruh signifikan hilang, sisa investasi diukur pada FV dan dicatat dg PSAK 55 Penurunan nilai Tidak diterapkan jika diklasifikasikan sebagai asset for sale (cost or FV - cost to sale) Goodwill tidak diamortisasi Penerapan metode ekuitas PSAK 15 Lama Tidak ada penjelasan Indikasi mengacu ke PSAK 55, pengukuran ke PSAK 48 Tidak ada penjelasan 27
  • 28. PSAK 15 vs IAS 28 PSAK 15 IAS 28 Pengecualian dari metode ekuitas Tidak diadopsi karena terkait dengan laporan keuangan tersendiri • Investor adalah entitas induk yg tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian • Memenuhi syarat tertentu (bukan sebagai atau proses sebagai perusahaan publik, seluruh investor setuju, dan ultimate/intermediate parent yg menyusun lapkeu konsolidasian) Laporan keuangan tersendiri Investor (entitas induk) dapat menyusun laporan keuangan tersendiri Investor (entitas induk atau bukan entitas induk) dapat menyusun laporan keuangan tersendiri 28
  • 29. 2. Properti Investasi • IAS 40 menunjukkan isu akuntansi untuk properti real estate (bangunan, tanah, atau keduanya) yang dimiliki untuk tujuan apresiasi modal atau pendapatan sewa, atau keduanya, dan bukan untuk tujuan digunakan secara internal dalam produksi barang atau jasa (umumnya disebut aset pabrik) atau untuk dijual dalam rangkaian bisnis yang normal sebagai bagian dari persediaan. Properti semacam ini harus diberikan nama sebagai properti investasi dalam laporan posisi keuangan. Dasar penilaian aset semacam ini dapat berdasarkan biaya perolehannya, biaya perolehan dikurangi depresiasi atau atas dasar nilai wajar. Properti yang menghasilkan sewyang tergantung pada standar ini dapat dimiliki secara langsung atau disewakan oleh lessee sebagai suatu sewa pembiayaan.
  • 30. Ruang lingkup • IAS 40 mencakup properti yang diklasifikasikan sebagai properti investasi. Contoh properti investasi menurut IAS 40 adalah : a. Tanah yang dimiliki untuk apresiasi modal jangka panjang dari pada untuk dijual dalam jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari. b. Tanah yang dimiliki saat ini yang penggunaannya dimasa depan untuk dijual. c. Suatu bangunan yang dimiliki oleh entitas dan disewakan melalui satu atau lebih sewa operasi. d. Suatu bangunan yang kosong / belum terpakai, tetapi dimiliki untuk disewakan melalui satu atau lebih sewa operasi e. Properti yang dibangun atau dikembangkan untuk penggunaan masa depan sebagai properti investasi.
  • 31. Pos yang bukan merupakan properti investasi dan oleh karena itu, berada diluar ruang lingkup dari standar ini. a. b. c. d. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dibagian kegiatan bisnis sehari-hari atau dalam proses pembangunan/konstruksi atau pengembangan untuk dijual. Properti yang dibangun atau dikembangkan atas nama pihak ketiga. Pemilik yang menggunakan properti termasuk properti yang dimiliki untuk digunakan dimasa depan sebagai properti yang ditempati sendiri oleh pemiliknya, properti yang dimiliki untuk pengembangan dan penggunaan berikutnya sebagai pemilik properti yang ditempati, properti yang ditempati oleh karyawan, dan properti yang ditempati sendiri oleh pemiliknya yang menunggu untuk dijual. Properti yang disewakan kepada entitas lain menurut suatu sewa pembiayaan.
  • 32. Pengukuran Properti Investasi • Pengukuran awal atas dasar harga perolehan yang memperkirakan nilai wajar ketika akuisisi. Harga perolehan meliputi harga beli dan biaya yang diperlukan untuk menyiapkan aset ynag dimaksud untuk digunakan termasuk, tetapi tidak terbatas kepada, biaya legal dan pajak real estate. Setelah itu entitas menilai properti investasi menurut harga perolehannya dikurang akumulasi depresiasi dan penurunan nilai atau atas dasar nilai wajar. Nilai wajar harus diukur pada setiap periode pelaporan yang kenaikan atau penurunannya harus dibukukan dalam laporan laba rugi.
  • 33. Transfer ke dan dari properti investasi • IAS 40 mnegizinkan transfer dari properti investasi dari dan kejenis aset lainnya, seperti persediaan atau pabrik bilamana dan hanya bilamana ada bukti bahwa terdapat perubahan penggunaan aset tersebut. Transfer mungkin termasuk salah satu dari situasi berikut : a. Dari properti investasi ke persediaan bilamana maksud dan tujuan berubah menjadi untuk dijual aset tersebut b. Dari persediaan ke properti investasi bilamana aset disewakan menurut perjanjian sewa operasi. c. Dari properti investasi ke properti yang ditempati sendiri oleh pemilik bilamana perusahaan menempati properti tersebut.
  • 34. Penghentian / Pelepasan • Properti investasi mungkin untuk dihentikan (dijual atau disewakan) atau tidak diakui (dilepaskan). Jika hl itu terjadi, perusahaan dihararuskan untuk membukukan keuntungan atu kerugian atas penghentian atau pelepasan dalam laporan laba rugi. Jika aset dijual, maka selisih antara harga jual dan jumlah yang tercatat dari properti akan memperoleh keuntungan atau kerugian dan harus diakui segera di dalam laporan laba rugi.
  • 35. Pengungkapan • IAS 40 mengharapkan pengungkapan ekstensif dalam kaitannya dengan properti investasi. Entitas harus mengungkapkan apakah menggunakan metode harga perolehan atau metode nila4i wajar. Suatu pengungkapan juga harus untuk menyatakan jumlah pendapatan sewa yang dibukukan dalam laporan laba rugi., beban operasi langsung dan perubahan kumulatif dalam nilai wajar.
  • 36. Model Nilai Wajar Dan Harga Perolehan Suatu entitas harus mengungkapkan :  Apakah entitas menerapkan model harga perolehan atau model nilai wajar.  Seandainya model nilai wajar yang diterapkan, apakah dan menurut kondisi apa suatu kepentingan properti dikuasai/dimiliki menurut sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investsi.  Bila klasifikasi sulit dilakukan, maka kriteria yang digunakan dalam menentukan properti investasi, permilik properti yang ditempati dan properti yang dimiliki untuk dilepaskan dalam kegiatan bisnis normal.  Metode yang digunakan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam menentukan nila wajar yang meliputi suatu laporan apakah penentuan nilai wajar didukung dengan bukti pasar atau lebih cenderung kefaktor lainnya karena sifat properti dan kurangnya data pasar yang dapat diperbandingkan.  Sebatas kepada mana nilai wajar didasarkan pada penilaian oleh seorang penilai independen dan berkualifikasi. Apabila tidak ada penilaian yang semacam itu, fakta tersebut harus dinyatakan.
  • 37.  Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi bagi: a. Pendapatan sewa dari properti investasi b. Beban operasi langsung yang menghasilkan pendapatan sewa c. Beban operasi langsung yang tidak menghasilkan pendapatan sewa d. Kumulatif perubahan dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset dimana model harga perolehan digunakan untuk suatu kelompok dimana model nilai wajar digunakan.  Eksistensi dan jumlah pembatasan atau realisasi properti investasi atau untuk pengiriman pendapatan dan hasil dari aset yang dilepaskan.  Lianilitas kontraktual untuk membeli, membangun, atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
  • 38. Model Nilai Wajar Apabila suatu entitas merupakan model nilai wajar, maka juga harus mengungkapkan suatu rekonsiliasi nilai tercatat awal dan akhir dari properti investasi, yang memperlihatkan  Tambahan, yang memperlihatkan akuisisi yang terpisah, pengeluaran berikut dan tambahan melalui penggabungan badan usaha.  Aset yang diklasifikasi sebagai yang dikuasai/dimiliki untuk dijual menurut IFRS 5  Keuntungan atau kerugian bersih dari penyesuaian nilai wajar  Selisih kurs neto yang timbul dari transaksi laporan keungan di dalam suatu mata uang pelaporan yang berbeda.  Transfer kepada dan dari persediaan dan pemilik properti yang ditempati  Perubahan lain-lain
  • 39. Bilamana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, dan aset yang dinyatakan sesuai dengan IAS, maka aset semacam ini harus diungkapkan secara terpisah dari yang berbasi nilai wajar. Sebagai tambahan kepada perubahan yang terperinci, pengungkapan harus dilakukan atas  Keterangan properti yang dinyatakan sesuai dengan IAS 16  Penjelasan mengenai mengapa nilai wajar tidak dapat diukur secara andal  Batasan estimasi, jika ada, didalam mana nilai wajar sangat mungkin turun.  Pengehentian properti investasi tidak dicatat atas dasar nilai wajar. a. Fakta bahwa entitas menghentikan properti investasi tidak dicatat atas nilai wajar b. Jumlah yang tercatat mengenai properti investasi ketika dijual c. Jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui.
  • 40. Model Harga Perolehan Untuk properti investasi yang diukur menurut model harga perolehan, maka suatu entitas harus mengungkapkan Metode depresiasi yang digunakan  Masa manfaat atau tingkat depresiasi yang digunakan.  Suatu rekonsiliasi jumlah kotor yang tercatat awal dan akhir dan akumulasi penyusutan dan kerugian karena penurunan nilai yang memperlihatkan  Tambahan,yang memperlihatkan secara terpisah dari akuisisi, pengeluaran berikut, dan tambahan melalui penggabungan badan usaha  Aset yang diklasifikasi sebagai yang dimiliki untuk dijual menurut IFRS 5  Depresiasi  Rugi karena penurunan nilai yang diakui dan dijurnal balik  Selisih kurs neto  Transfer ke dan dari persediaan dan pemilik properti yang ditempati  Perubahan nilai-nilai  Nilai wajar properti investasi dan juka nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, maka suatu penjelasan yang menyatakan mengapa nilai wajar secara andal tidak dapat diukur a. Batasan estimasi, jika ada, didalam mana nilai wajr sangat mungkni turun b. Penghentian properti investasi tidak dicatat atas dasar nilai wajar.
  • 41. 3. Aset Tak Berwujud Definisi: adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.] Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.
  • 42. Menurut IAS 38 dan PSAK 19 (revisi 2009), suatu sel dikatakan dapat diidentifikasi jika: a. Dapat dipisahkan, yaitu dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau b. Timbul dari kontrak atau hal legal lainnya, terlepas dari apakah tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.
  • 43. Pengakuan Dan Pengukuran Aset tidak berwujud harus diakui jika dan hanya jika: a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan b. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
  • 44. 4. Aset Tisak Lancar Dimiliki Untuk Dijual Dan Operasi Dihentikan • MENURUT IFRS 5 • IFRS 5 mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk melakukan reklasifikasi aset tidak lancarnya dalamlaporan posisi keuangan menjadi dimiliki untuk dijual, atau pelepasan kelompok aset perusahaan bilamana manajemen memutuskan untuk menjual aset tersebut dalam satu tahun. IFRS 5 mensyaratkan bahwa semua aset tersebut dibukukan atas dasar yang terendah antara nilai yang tercatat atau estimasi harga jual dikurang dengan biaya untuk menjual. Sekali aset tersebut direklasifikasi sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau kelompok pelepasan aset, maka aset tersebut tidak lagi merupakan subjek untuk penyusutan.
  • 45. • Aset yang dimiliki untuk dijual adalah aset tidak lancar yang akan dipulihkan kembali melalui penjualan aset dari pada digunakan. Pelepasan kelompok aset yaitu sekelompok aset dan kemungkinan beberapa liabilitas, bahwa suatu entitas bermaksud untuk melepaskannya atau menjualnya dalam suatu transaksi tunggal. Sedangikan operasi yang di hentikan adalah suatu komponen dari suatu entitas dimana merupakan mayoritas lini bisnisnya yang terpisah atau operasi secara area geografis dan telah dilepaskan, atau diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual, sebagai bagian dari rencana tunggal yang telah dikoordinasikan untuk dilepaskan atau dijual.
  • 46. Ruang Lingkup IFRS 5 menangani aset tidak lancar yang terbanyak. Namun, standar ini tidak dimasukkan aset tertentu dari ruang lingkupnya. Aset yang tidak dimasukkan, diklasifikasikan menjadi dua kategori utama : a. Aset tidak lancar yang telah dinilai pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang dibukukan dalam laba atau rugi, seperti aset keuangan. b. Aset untuk mana terdapat kendala dalam menentukan nilai wajarnya, seperti aset pajak yang ditangguhkan, aset yang timbul dari imbalan karyawan dan hak kontraktual menurut kontrak asuransi
  • 47. Bilamana Dilakukan Reklasifikasi Bilamana kondisi berikut dipenuhi, maka IFRS mengaruskan perusahaan untuk melakukan reklasifikasi asetnya sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau sebagai kelompok aset yang dilepaskan :  Suatu aset tidak lancar atau kelompok aset yang dilepaskan harus tersedia untuk penjualan segera dan penjualan harus mempunyai kemungkinan tinggi untuk direalisasikan harga pasar harus masuk akal dibandingkan dengan nilai wajar berjalan dari aset tidak lancar tersebut atau kelompok aset yang dilepaskan.  Untuk aset yang sudah tersedia untuk dijual segera, maka tindakan yang diperlukan utuk menyelesaikan penjualan tersebut, harus dilakukan atau mustahil untuk dibatalkan.  Penjualan harus terjadi dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal dimulainya pengklasifikasian  Apabila penjualan tidak diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun, maka set tersebut harus di klasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual jika persyaratan berikut dipenuhi :
  • 48. a. Entitas berkomitmen untuk menjual aset tidak lancar tetapi kondisi dipaksakan oleh pihak lain yang menyebabkan penjualan tidak selesai hingga suatu komitmen pembelian perusahaan dilakukan dan komitmen ini sangat mungkin terjadi dalam kurun waktu satu tahun b. Suatu komitmen pembelian perusahaan dilakukan, tetapi kondisi yang tidak diharapkan, dipaksakan oleh pembeli aset tidak lancar tersebut. c. Aset tidak dijual karena keadaan yang tidak memungkinkan muncul. Aset tidak lancar harus dipasarkan pada harga yang masuk akal dan harus memenuhi kriteria, untuk terus diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual.
  • 49. Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual Bilamana suatu perusahaan memutuskan untuk menjual suatu aset tidak lancar dalam kurun waktu setahun atau kurang, maka IFRS 5 mengharuskan perusahaan untuk melakukan reklasifikasi aset sebagai dimiliki untuk dijual. Peristiwa utama yang memicu reklasifikasi yaitu bilamana perusahan memutuskan untuk menjual aset dari pada terus menggunakannya.
  • 50. Kelompok Aset Yang Dilepaskan (Dijual) IFRS 5 mendefenisikan sekelompok aset yang dilepaskan sebagai aset yang harus dilepaskan (dijual) bersama-sama sebagai suatu kelompok dalam suatu transaksi tunggal. Suatu kelompok aset yang dilepaskan biasa merupakan suatu komponen dari suatu entitas. Misalnya suatu komponen dari suatu entitas dapat menjadi segmen bisnis, suatu unit penghasil kas, atau suatu anak perusahaan.
  • 51. Operasi Yang Dihentikan (Discounted Operation) • Beberapa kelompok aset yang dilepaskan harus diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan apabila memenuhi kriteria tertentu dan operasi perusahaan mengalami kerugian berulang-ulang serta perusahaan berniat untuk keluar bersamaan dari lini bisnis atau lokasi geografis utama.
  • 52. Pengukuran Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual Atau Kelompok Aset Yang Dilepaskan  Suatu aset harus diukur sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang berlaku sebelum klasifikasi sebagai yang dimiliki untuk dijual.  Aset tidak lancar diklasifikasikan sebjagai kelompok aset yang dilepaskan atau dimiliki untuk dijual yang diukur atas dasar mana yang lebih rendah antara jumlah yang tercatat dengan nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual.  Biaya untuk menjual diukur pada nilai sekarang bilamana penjualan diharapkan terjadi setelah satu tahun. Kenaikan dalam nilai sekarang dicerminkan sebagai biaya keuangan dalam laba atau rugi  Kerugian karena penurunan nilai dicerminkan sebagai laba atau rugi atas penurunan awal atau berikut dari pada aset atau kelompok aset yang dilepaskan terhadap nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual  Kenaikan berikutnya di dalam nilai wajar dikurang dengan biaya untuk menjual suatu aset diakui dalam laba atau rugi hingga sebatas tidak melebihi kerugian karena penurunan nilai kumulatif  Aset tidak lancar atau kelompok aset yang dilepaskan sebagai dimiliki untuk dijual tidak boleh disusutkan.
  • 53. Perubahan Dalam Klasifikasi Dari Yang Dimiliki Untuk Dijual Manajemen dapat memutuskan untuk mengubah klasifikasi suatu aset yang dimiliki untuk dijual karena kondisi yang membuat manajemen merubah rencananya untuk menjual aset yang bersangkutan. Perubahan klasifikasi dari yang dimiliki untuk dijual terhadap aset tetap pabrik akan mengharuskan aset tersebut dibukukan pada yang lebih rendah antara jumlah yang dari aset sebelumnya klasifikasinya kepada yang dimiliki untuk dijual dengan jumlah neto yang dapat direalisasikan daripada aset ketika manajemen memutuskan untuk tidak menjualnya
  • 54. Pengungkapan IFRS 5 mengharuskan pengungkapan berikut :  Aset tidak lancar dan kelompok aset dan liabilitas yang dilepaskan harus diungkapkan secara terpisah pada laporan posisi keuangan  Pengungkapan juga harus meliputi keterangan aset tidak lancar dari suatu kelompok aset yang dilepaskan, keterangan mengenai fakta dan kondisi penjualan, dan harapan cara dan waktu pelepasan tersebut.  Setiap keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari pengukuran kembali aset yang dimiliki untuk dijual atau sekelompok aset yang dilepaskan harus dilaporkan dalam laporan pendapatan komprehensif dalam laba atau rugi dari operasi yang berkelanjutan.  Setiap keuntungan atau kerugian atas operasi yang dihentikan harus dilaporkan sebagai pos tunggal, bersih dari pajak, pada halaman muka laporan pendapatan komprehensif sebagi pos lini yang terpisah, selain itu catatan atas pengungkapan pendapatan dan beban yang timbul dari operasi yang dihentikan.