Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengenalan dan operasional mesin pengering padi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa pengeringan digunakan untuk menurunkan kadar air hasil pertanian seperti padi agar dapat disimpan lebih lama. Ada beberapa metode pengeringan seperti penjemuran alami maupun pengeringan mekanis menggunakan mesin. Mesin pengeringan tipe bak datar dan sirkulasi dijelaskan secar
Presentasi mengenai operasi pengeringan atau drying untuk mata kuliah perpindahan panas. Presentasi ini mencakup pengertian, contoh pada industri, alat-alat pengeringan, dan contoh kasus yang berkaitan.
Assalamualaikum
Kali ini saya akan share tugas kuliah saya di media Slide Share ini yaitu Resume tentang operasi humidifikasi ini merupakan tugas dari mata kuliah Satuan Operasi.Jika teman-teman ingin menShare artikel ini silahkan. semoga apa yang dishare dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.
terima kasih :)
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
2. Pendahuluan (1)
Hasil pertanian temasuk padi dan bijian lainnya jagung,
kedelai dan kacang tanah merupakan bahan hayati
sampai dipanenpun masih sebagai benda hayati atau
sebagai benda “hidup”.
Sebagai benda hayati (tanaman), hasil pertanian
tersebut saat dipanen masih melakukan kegiatan
kehidupannya yang membutuhkan energi untuk
kagiatannya.
Hasil pertanian tersebut sebagai benda hidup masih
melakukan respirasi (pernapasan) yang membutuhkan
energi dan oksigen (tenaga dan udara).
3. Pendahuluan (2)
Hasil pertanian saat dipanen umumnya masih
mengandung air cukup tinggi ( >30%).
Dengan kandungan air yang tinggi memungkinkan
kehidupan lain (serangga dan jamur) pada hasil
pertanian.
Hasil pertanian mengadung bahan makanan yang juga
dibutuhkan oleh kehidupan lain yi serangga, mikrobia,
jamur, dll. yang dapat memperpendek “umur simpan”.
Untuk memperpanjang umur simpan perlu perlakuan
untuk menurunkan kandungan air dan mencegah
pertumbuhan kehidupan serangga dan jamur pada hasil
pertanian.
4. Pendahuluan (3)
Kegiatan pascapanen dikerjakan dengan tujuan agar
hasil pertanian dapat disimpan lama atau
memperpanjang “umur simpan” sampai siap untuk
dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
Pascapanen sering disebut sebagai tindakan konservasi
atau preservasi yaitu upaya untuk mencegah kerusakan
setelah lewat panen atau pascapanen.
Kegiatan pascapanen tersebut meliputi pembersihan,
perontogan, pengeringan, pembijian, pengirisan/
pemotongan, pengecilan ukuran pembersihan,
pemilahan biji, pengemasan dan penyimpanan.
5. Pengeringan (1)
Pengeringan merupakan usaha untuk mengurangi
kandungan atau kadar air sehingga produk aman
untuk disimpan atau dapat disimpan untuk waktu lama.
Pengurangan kandungan air dilakukan dengan cara
perpindahan air dari dalam produk ke udara bebas
atau penguapan.
Terjadinya perpindahan uap air atau penguapan
karena adanya perbedaan tekanan uap air dalam
bahan dengan udara sekitarnya dan disertai
pemberian panas untuk penguapan.
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan
massa uap air dari dalam produk ke media pengering
disertai dengan pemberian panas untuk penguapan.
6. Pengurangan kandungan air
atau Pengeringan (2)
Produk dan hasil pertanian mengandung air atau
kadar air tinggi saat dipanen.
Kadar air tinggi untuk konsumsi segar memang
sebagai satu ukurun kesegaran.
Untuk penggunaan beberapa waktu setelah panen
kadar air tinggi dapat menyebabkan kerusakan.
Dengan kadar air tinggi kegiatan fisiologi dan
enzimatik tinggi, mudah menyebab tumbuh jamur
dan bertunas/berkecambah.
Padi basah disimpan bisa jadi menguning dan
tumbuh jamur maka untuk mencegahnya perlu
pengurangan kandungan air.
7. Pengeringan (3)
Produk pertanian
dengan kandungan air
tinggi
Panas masuk
ke produk
Air menguap
keluar
Media pemanas dan
pembawa uap air,
biasanya udara
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari media pemanas (udara)
kedalam produk disertai dengan proses perpindahan uap air keluar dari produk. Media
pemanas sekaligus berfungsi pembawa uap air pergi meninggalkan produk. Media
pembawa panas biasanya berupa udara yang dipanasi, tetapi dapat juga partikel padat
(pasir).
8. Pengertian Dasar (1)
Kandungan air atau kadar air:
• Kadar air merupakan ungkapan untuk menyatakan
jumlah massa air yang terdapat dalam produk atau
hasil pertanian.
• Kadar air, KA (moisture content, M) dikemukakan
dengan dua cara:
• KA (basis kering, bk) = berat air/berat massa kering
x 100%
• KA (basis basah, bb) = berat air/(berat massa
kering +berat air) x 100%
9. Kadar air atau Kandungan air
Masa Air
(Wa)
Masa
Padatan
Kering
(Wk)
KA (bk)
Kadar air basis kering:
Kadar air basis basah:
KA (bb)
11. Pengertian Dasar (2)
Kelembaban Udara (Humidity)
Udara bebas selalu mengandung uap air di
dalamnya.
Udara tanpa uap air disebut udara kering dan
dengan uap air disebut udara lembab.
Ungkapan untuk menyatakan jumlah kandungan
uap air di udara disebut kelembaban (humidity,
H).
Kelembaban = berat uap air/berat udara kering
(kg/kg)
Kelembaban ini juga disebut sebagai kelembaban
mutlak (absolute humidity, ah).
12. Pengertian Dasar (3)
Kandungan uap air dalam udara ada batas
maksimalnya atau disebut kelembaban jenuh
(saturated humidity). Bila terjadi embun artinya udara
sudah jenuh.
Nisbah kelembaban udara terhadap kelembaban
jenuhnya pada suhu sama disebut kelembaban nisbi
(relatif humidity, RH)
RH = massa uap air dalam udara/massa uas air jenuh
pada suhu sama x 100%
Kisaran RH 0% s/d 100%, 0% berarti kering mutlak,
100% berarti jenuh. Udara sumuk itu mendekati jenuh.
RH dapat digunakan untuk menyatakan berapa
ketersediaan udara untuk menerima uap air.
13. Cara pengeringan (1)
Pengeringan secara alami atau penjemuran yaitu pengeringan
dengan memanfaatkan panas matahari. Bahan dibentangkan
untuk menerima sinar matahari.
Penjemuran langsung dengan panas matahari, sarana
pengeringan yang paling sederhana, berupa lantai
jemur, jalan beraspal, tikar atau terpal.
Penjemuran murah sumber energinya.
Tergantung alam pada iklim. Banyak produk saat panen
raya justru pada musim hujan.
Permukaan lebih banyak menerima sinar sehingga suhu
tidak terkendali dan sering menurunkan kualitas (mudah
pecah).
Perlu pembalikan untuk meratakan panas dan suhu.
15. Pengeringan Padi secara mekanis
• Mesin pengering tipe bak datar (Flat Bed Dryer)
• Mesin pengering tipe vertikal :
- Mesin pengering sirkulasi (Circulation dryer)
- Mesin pengering kontinyu (Continuous dryer)
Proses pengeringan padi dilakukan dengan cara
menggunakan bantuan alat atau mesin pengering buatan
Jenis Alsin pengering padi
16. Klasifikasi Mesin Pengering
Tipe Bak Datar
Berdasarkan sumber daya penggerak:
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
bakar (motor bensin atau motor diesel)
- Mesin pengering gabah bersumber daya motor
listrik
Berdasarkan cara pemberian panasnya:
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan
langsung (direct heating)
- Mesin pengering gabah dengan pemanasan tidak
langsung (indirect heating)
17. Bagian-Bagian Utama Mesin
Pengering Tipe Bak Datar
1. Kotak pengering
2. Blower
3. Motor penggerak
4. Kompor pemanas (Burner)
atau Tungku Pemanas
5. Ruang plenum
6. Saluran udara
7. Tangki bahan bakar
19. 1
2
3 4
5
Keterangan:
1. Blower (kipas)
2. Burner
3. Saluran udara
4. Ruang plenum
5. Lapisan tumpukan gabah
Prinsip Pengeringan dengan Flat Bed Dryer
20. Fungsi dan Keunggulan :
1. Mengeringkan atau menurunkan kadar air
bibi-bijian (padi, jagung, kedelai, dll).
2. Waktu pengeringan lebih singkat dan tidak
tergantung cuaca
3. Biaya kerja pengeringan lebih murah
4. Kerusakan biji sangat rendah
Spesifikasi :
• Tipe : Hybrid (tongkol, batu bara)
• Kapasitas : 3-5 ton/proses
• Waktu pengeringan : 8 – 10 jam
• Suhu pengering : Manual/Diatur dari BB
• Penggerak : Diesel 8,5 HP/ 2200 rpm
(SNI)
• Dimensi : P(9 m) x L(2 m) x T(3 m)
23. Mesin Pengering BBS
• Kapasitas : 3 ton/proses
• Bahan bakar : biomass (sekam)
• Laju Pengeringan : 0,8 – 1,2 %/jam
• Sistem pemanasan : tidak langsung
• Konsumsi sekam : 25 kg/jam
24. • Masukkan gabah ke dalam kotak pengering sesuai dengan
kapasitas muatnya (ketebalan tumpukan gabah maksimum 40
cm)
• Kapasitas muat kotak pengering dapat dihitung berdasarkan
ukuran volume kotak pengering dan bulk density gabah.
Prosedur Pengoperasian Mesin
Pengering Tipe Kotak (Bed Dryer)
)(
)/(
)(
)(
)(
)(
3
kgpengeringkotakKapasitasm
mkggabahdensitybulkV
mgabahtumpukanTebalT
mpengeringkotakLebarL
mpengeringkotakPanjangP
VxTxLxPm
kp
kp
kpkp
25. • Siapkan bahan bakar yang cukup sesuai dengan jenis
tungku pemanas yang ada. Jika tungkunya berupa
kompor pemanas (burner ) maka isi tangki bahan bakar
sesuai dengan bahan bakar yang digunakan (minyak
tanah, solar, atau gas)
• Hidupkan blower dengan menghidupkan motor
penggeraknya, dan cek aliran udara di atas tumpukan
gabah (kec. udara: 6-8 m/menit).
• Setelah blower dihidupkan selama kurang lebih 30 menit,
tungku atau burner (kompor pemanas) dihidupkan.
• Atur suhu udara pengering di ruang plenum melalui
penyetelan suhu pada thermostat antara 45-50 oC atau
pengaturan nyala api pada tungku. Suhu gabah dijaga
jangan sampai lebih dari 42 oC.
26. • Untuk tungku berbahan bakar biomasa, suhu pengering
dilakukan melalui pengaturan besar kecilnya nyala api
pada tungku atau bukaan udara yang masuk ke dalam
tungku.
• Setelah pengering berlangsung 4 jam, perlu dilakukan
pembalikan gabah agar kadar air bahan bisa seragam.
• Apabila kadar air gabah sdh mencapai 12-14 %,
pengeringan dihentikan. Terlebih dahulu matikan burner
dan biarkan blower tetap hidup selama kurang lebih 1
jam dan setelah itu baru dimatikan.
• Gabah siap diproses untuk pengolahan lebih lanjut
(pembersihan, pengemasan, penggilingan, dll).
27. Sistem Kontrol Suhu Pengeringan
Apabila suhu gabah
lebih dari 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu diturunkan.
Sebaliknya apabila
suhu gabah masih
rendah belum
mencapai 42 C, maka
suhu pada thermostat
perlu dinaikkan.
28. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
Pada Pengeringan Dengan Bed Dryer
Apabila aliran udara diatas tumpukan gabah rendah, kurang
dari 6 m/menit, maka perlu dicek apakah tumpukan bahan
terlalu tebal atau aliran udara yang dihasilkan blower kurang,
atau terjadi kebocoran pada sistem saluran udara.
Tumpukan bahan makin tebal berarti jumlah bahan makin
banyak shg hambatan yang dialami oleh aliran udara pengering
menjadi lebih besar, akibatnya terjadi penurunan tekanan
(pressure drop), sehingga udara tidak mampu menembus
tumpukan bahan.
Apabila aliran udara tidak mampu menembus tumpukan bahan
maka akan terjadi penurunan kadar air yang tidak merata
antara lapisan bawah dan lapisan atas.
29. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
Kapasitas hembusan udara dari blower. Perlu dicek apakah
kapasitas hembusan udara yang dihasilkan blower cukup
untuk melakukan proses pengeringan.
Untuk menghitung kapasitas blower dapat menggunakan
persamaan berikut.
)/(
)(
)/(
2
3
mntmpengeringudaralaju
mpengeringkotakpermukaanluasA
mntmblowerkapasitasV
xAV
b
bl
bbl
30. Hal Yang Harus Diperhatikan Pada
Pengeringan Dengan Bed Dryer
Perlu dilakukan pembalikan gabah agar kadar
air bahan antara lapisan bawah dan atas bisa
lebih seragam.
Pembalikan gabah dilakukan setelah 4-6 jam
proses pengeringan berlangsung, dengan
menggunakan tenaga manusia.
31. Kondisi Aliran Udara di atas
Tumpukan Bahan Pada
Pengeringan dengan Bed Dryer
Aliran udara di atas
tumpukan bahan rendah
Aliran udara di atas
tumpukan bahan cukup
32. Pengeringan Padi dengan
Continuous Flow Dryer
• Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering
dimana bahan yang dikeringkan mengalir secara
bertahap dari atas ke bawah, dengan bagian komponen
mesin yeng terdiri dari kolom pengering, komponen
pemanas seperti kompor, kipas (blower), motor
penggerak, dan discharge device.
• Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi
yang akan dikeringkan atau di bagian samping kolom
pengering, tergantung pada tipe mesin pengering.
33. Bagian-bagian Utama Mesin Pengering
Kontinyu1
8
6
2
3
4
5
7
Keterangan:
1. Hopper pemasukan
2. Penampung gabah
3. Bagian ruang pengering
4. Ruang plenum (saluran
udara)
5. Kompor pemanas (burner)
6. Blower
7. Bagian pendingin
8. Hopper pengeluaran
34. Prinsip Kerja Mesin Pengering
Tipe Kontinyu
1. Padi yang akan dikeringkan
dimasukkan pada bagian atas kotak
pengering. Udara pemanas
dihembuskan pada salah satu sisi
kotak pengering dan keluar lewat sisi
yang lain.
2. Pada saat pengeringan padi terus
turun ke bawah dan dikeluarkan pada
bagian bawah melalui hoper
pengeluaran dan peralatan
pengeluaran bahan (discharge device)
yang terletak pada bagian bawah
kotak pengering. Besarnya kecepatan
keluarnya gabah dapat diatur.
36. Mesin Pengering Biji-bijian Tipe
Continuous-Flow
1
2
3
4
5
udara
panas
keluar
Udara
panas
masuk
Keterangan :
1 Ruang pengering
2 Ruang plenum
3 Rol pengatur pengeluaran biji
4 Skrew pembawa (auger)
5 Kawat saringan
37. Blower Hisap (1 Hp)
Sistem transmisi screw
pembawa dan
pengatur keluaran di
ruang pengeringan
Bucket Konveyor
Panel control
(Blower, konveyor,
screw)
Panel control
(Kompor pemanas)
Kompor pemanas
Ulir (Screw) pembawa
bahan dari bucket ke
bak pengering
Motor penggerak bucket
dan screw atas (2 Hp)
Motor penggerak screw
bawah dan pengatur
bukaan (1 Hp)
Pengeluaran
Gabah kering
Ruang Penampung Gabah
Mesin Pengering Tipe Sirkulasi
38. Mesin Pengering Padi Tipe Sirkulasi
Spesifikasi:
Dimensi:
Panjang : 2400 mm
Lebar : 1200 mm
Tinggi : 4100 mm
Kapasitas : 2 - 3 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Suhu pengeringan : 40 - 42 C (Kontrol otomatis)
Lama pengeringan : 15-18 jam
Laju pengeringan : 0,8 – 1 %/jam
Sistem pemanasan : Langsung
Sistem pemanas : Automatic Gas Burner
Waktu loading/unloading : 3 - 4 jam
Penggerak bucket elevator : Motor listrik 2 HP
Penggerak screw conveyor : Motor listrik 1 HP
Penggerak Blower : Motor listrik 1 HP
Fungsi: Untuk mengeringkan padi dengan cara
menyirkulasikan atau mengalirkan bahan yang
dikeringkan melalui zone pengeringan secara kontinyu
sampai diperoleh kadar air yang diinginkan. Hanya
digunakan untuk satu varietas padi.
39. Mesin Pengering Sirkulasi
Kapasitas : 2 ton/proses
Bahan bakar : Gas LPG
Lama pengeringan : 10-12 jam
Laju pengeringan : 1%/jam
Sistem pemanasan : Langsung
40. Perhitungan Penurunan Berat
Gabah Setelah Pengeringan
Gabah kering panen sebanyak 4 ton dikeringkan dari
kadar air awal 25% menjadi 14%. Berapakah lengas yang
diuapkan? Berapakah berat gabah setelah dikeringkan?
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
ma1
mp1
ma2
mp2
mu
CONTOH SOAL :
41. Gabah sebanyak 4 ton dg kadar air awal 25% berarti :
Kandungan air (ma1) = 0,25 x 4 ton = 1 ton
Berat padat kering (mp1) = 4 ton – 1 ton = 3 ton
Pada kadar air 14% berarti :
3
14,0
2
2
a
a
m
m
22 )3(14,0 aa mm
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
ma2
3 t
mu
42. Lengas yang diuapkan (mu) = ma1 – ma2
= (1 – 0,49) ton
= 0,51 ton = 510 kg
49,0
86,0/42,0
42,086,0
14,042,0
42,014,0
)3(14,0
2
2
2
22
22
22
a
a
a
aa
aa
aa
m
m
m
mm
mm
mm
Berat gabah stlh dikeringkan = mp1 + ma2
= 3 + 0,49 = 3,49 ton
K.A.=25% K.A.=14%
Dikeringkan
1 t
3 t
0,49
3 t
mu = 0,51 t