SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KRISIS
KESEHATAN DAN PASCA KRISIS
KESEHATAN KABUPATEN KUBU RAYA
Kubu Raya, 24 Agustus 2022
Disampaikan oleh :
Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian
Penyakit (P2P)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya
ABANG DARMAWANSYAH, SKM, M. Kes
2
 Kementerian Kesehatan saat ini sedang
melakukan upaya inovasi yang dikenal dengan
“Transformasi Kesehatan”.
 Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan (Health
Security) merupakan salah satu bagian dari
program transformasi kesehatan.
 Untuk mendukung ketahanan kesehatan,
diperlukan tata kelola krisis kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi,
salah satunya melalui koordinasi pentahelix
sehingga terwujud health resilience.
Kolaborasi
Pentahelix
Pemerintah
Masyarakat
Akademisi
Pelaku
Usaha
Media
Rapid Health
Assessment
(RHA)
MANAJEMEN
RESIKO
PENGURANGAN RESIKO
BENCANA
DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RISIKO
(Risk Reduction)
PARADIGMA MANAJEMEN BENCANA
SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030
RISIKO HAZARD
(Frekuensi &
Intensitas)
VULNERABILITY (Kerentanan)
• Populasi rentan (Balita, Lansia, Bumil,
Busui, Disabilitas, memiliki penyakit
penyerta/komorbid)
• Tingkat Kesehatan masyarakat
• Persentase masyarakat yang
menerapkan PHBS
CAPACITY (Kapasitas)
• Kajian risiko bencana/pemetaan wilayah rawan
• Perencanaan penanggulangan bencana
• Kebijakan (peraturan, pedoman, SOP)
• Sistem komando dan koordinasi
• Sistem Peringatan Dini
• SDM kesehatan
• Sarana dan prasarana
• Mekanisme Koordinasi, Kolaborasi, Integrasi
• Pemberdayaan masyarakat
KURANGI
TINGKATKAN
KELOLA
(Sendai Framework)
R.H.V.C  Komponen penting dalam RHA (Rapid Health
Assessment)
C  SDM, termasuk tenaga cadangan
PRINSIP PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
KRISIS
KESEHATAN
 KRISIS KESEHATAN peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban
luka/sakit, pengungsian, dan/atau adanya potensi bahaya
yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang
membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan
kapasitas kesehatan tidak memadai.
 Pengelolaan krisis kesehatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pengelolaan bencana secara umum.
 Pengelolaan krisis kesehatan perlu manajemen di tahap
pra krisis, darurat krisis, dan pasca krisis kesehatan.
KRISIS
KESEHATAN
BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT KONDISI DARURAT MELEBIHI
KAPASITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA
EMERGENCY RESPONS PUBLIC HEALTH RESPON
STATUS DARURAT KRISIS KESEHATAN
• SELAMATKAN JIWA
• CEGAH KECACATAN
• PASTIKAN SEMUA
KEBUTUHAN LAYANAN
KESEHATAN TELAH
TERPENUHI
• MENCEGAH KLB/WABAH
• MEMASTIKAN PROGRAM
KESEHATAN BERJALAN
DENGAN TERPENUHINYA
STANDAR MINIMAL
PELAYANAN KESEHATAN
MENGURANGI
ANGKA KEMATIAN
DAN MENCEGAH
KECACATAN
Konsep Pengelolaan Krisis Kesehatan
Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi
antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku
kepentingan
Dilakukan secara berkesinambungan yang
bertujuan untuk:
Mencegah faktor risiko dan transmisi
penyakit menular
Mencegah, mendeteksi, dan merespons
kejadian luar biasa, wabah, pandemi global dan
kedaruratan nuklir, biologi dan kimia
Membangun partisipasi dan kemitraan publik
(tingkat nasional dan global)
Pengelolaan Krisis Kesehatan didukung oleh:
• Penguatan sumber daya (peningkatan kapasitas SDM, laboratorium, sistem
informasi & surveilans, manajemen logistik, komunikasi risiko, R&D, dan
pendanaan)
• Partisipasi dan kemitraan publik
• Koordinasi dan jejaring kerja organisasi masyarakat, akademisi, swasta, dan
global
Merencanakan pelayanan dan perlindungan
kesehatan saat krisis kesehatan
Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007)
8
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor
9
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Jenis Bencana
Geologi
Gempabumi, tsunami,
longsor, gerakan tanah
Hidro-meteorologi
Banjir, topan, banjir
bandang,kekeringan
Biologi
Epidemi, penyakit tanaman,
hewan
Teknologi
Kecelakaan transportasi,
industri
Lingkungan
Kebakaran,kebakaran hutan,
penggundulan hutan.
Sosial
Konflik, terrorisme
Bencana Alam yang terjadi di
Kubu Raya
1. Banjir : Terjadi pada musim Penghujan
Daerah yang sering terjadi banjir yaitu di
Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai
Raya, Kuala Mandor B, Rasau Jaya
karena berada di Daerah alirah Sungai
Kapuas dan Landak .
2. Kebakaran : terjadi pada musim kemarau
Hampir semua wilayah kubu raya Dapat
mengalami kebakaran Lahan karena
wilayah di kab, kubu raya terdiri dari lahan
gambut yang mudah terbakar di musim
kemarau
SKEMA PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN
Bencana Tujuan
1. meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam
pengelolaan krisis kesehatan;
2. mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi penyakit menular pada masyarakat yang terdampak;
3. memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan;
4. mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa, wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia untuk
mendukung dan menjaga ketahanan kesehatan (health security); dan
5. membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global.
Peningkatan Kapasitas dan
pelindungan kesehatan Sumber Daya
Manusia
Surveilans dan Sistem
Informasi
Manajemen Logistik
Kesehatan
Penguatan
Laboratorium
Komunikasi
Risiko
Penelitian dan Pengembangan
Pengelolaan Krisis Kesehatan
Koordinasi Pentahelix
lokal, regional, global
Pembinaan dan Pengawasan
Koordinasi dan Jejaring Kerja
Partisipasi dan Kemitraan Publik
PRA KRISIS KESEHATAN DARURAT KRISIS KESEHATAN PASCA KRISIS
Pusat
1. DHMTs
2. HEOC
3. DMTs
1. Pembentukan tim manajemen krisis kesehatan (DHMTs), tim kegawatdaruratan medis
(DMTs); dan pusat darurat krisis kesehatan (HEOC);
2. Peningkatan pengetahuan, sikap perilaku dan kepatuhan masyarakat;
3. Profilaksis dan vaksinasi;
4. Komunikasi risiko;
5. Penyusunan dan pemutakhiran peta risiko;
6. Penyusunan dan pemutakhiran rencana kontingensi;
7. Penyusunan rencana kedaruratan fasilitas kesehatan;
8. Penyusunan rekomendasi untuk menurunkan risiko bencana;
9. Simulasi dalam ruangan (table top exercise) dan simulasi lapangan;
10. Penyiapan mobilisasi sumber daya kesehatan;
11. Pelaksanaan pengawasan dan respon kesehatan di pintu masuk (bandar udara,
pelabuhan, pos lintas batas darat negara) dan wilayah;
12. Registrasi dan pemberdayaan relawan kesehatan untuk penanganan kegawatdaruratan
kesehatan masyarakat;
13. Peningkatan kewaspadaan di pintu masuk wilayah;
14. Surveilans dan penguatan kapasitas laboratorium kesehatan;
15. Penguatan kapasitas sumber daya;
16. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan aman bencana;
17. Kemitraan dan partisipasi publik;
18. Pengembangan sistem dan penyebarluasan informasi peringatan dini;
19. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
20. Pengadaan perbekalan kesehatan termasuk obat, alat kesehatan, dan logistik lainnya.
1. Operasionalisasi pusat darurat krisis kesehatan (HEOC) oleh tim manajemen krisis
kesehatan (DHMTs);
2. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assessment/(RHA);
3. Penyusunan dan pelaksanaan rencana operasi krisis kesehatan;
4. Analisis kebutuhan bantuan;
5. Mobilisasi tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/ DMTs);
6. Mobilisasi logistik dan perbekalan kesehatan;
7. Mobilisasi relawan kesehatan;
8. Surveilans;
9. Mempersiapkan pelayanan kesehatan dan sistem rujukan tanggap darurat;
10. Pelayanan kesehatan sesuai standar dengan memperhatikan kepentingan kelompok
rentan;
11. Penguatan pelayanan kesehatan melalui intervensi perbaikan program kesehatan dan
sarana prasarana;
12. Menyiapkan fasilitas isolasi dan fasilitas karantina kesehatan;
13. Pengumpulan data informasi dan pemantauan terus menerus kondisi krisis kesehatan;
14. Pelaksanaan komunikasi krisis kesehatan;
15. Pelaksanaan komunikasi risiko;
16. Pemberdayaan masyarakat;
17. Pelaksanaan program kesehatan berkelanjutan bagi masyarakat; dan
18. Post disaster need assessment untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi kebutuhan
kesehatan dalam pemulihan awal, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi:
1. Pelayanan dan
manajemen kesehatan
melalui intervensi
perbaikan program
kesehatan;
2. Sumber daya manusia
kesehatan;
3. Sarana, prasarana,
peralatan, kefarmasian
dan perbekalan kesehatan
lain; dan
4. Partisipasi dan kemitraan
publik.
Provinsi
1. DHMTs
2. HEOC
3. DMTs
Kab/Kota
1. DHMTs
2. HEOC
3. DMTs
Pendanaan
Tahapan Pra Krisis Kesehatan
Pencegahan dan Mitigasi Kesiapsiagaan
Edukasi terkait kesadaran kebencanaan
Penyusunan peta risiko dan rencana
kontingensi
Penyusunan rencana kedaruratan fasilitas
kesehatan
Komunikasi risiko
Profilaksis dan vaksinasi
Aktivasi Sistem Informasi Pengelolaan Krisis
Kesehatan (SIPKK)
Simulasi dalam ruangan dan simulasi
lapangan (TTeX)
Penyiapan dan Peningkatan Sumber Daya
Pemberdayaan masyarakat dan
Penyiapan mobilisasi sumber daya
kesehatan
Koordinasi pengawasan di pintu
masuk wilayah
Surveilans
Pembentukan Tim Manajemen
Kesehatan Krisis Kesehatan (DHMTs),
serta registrasi Tim Kegawatdaruratan
Medis (DMTs), dan relawan kesehatan
Tahapan Darurat Krisis Kesehatan
1. Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis
Kesehatan (Health Emergency Operation
Center) oleh Tim DHMTs
2. Kaji cepat masalah kesehatan (Rapid Health
Assesment)
3. Pemberian pelayanan kesehatan
4. Mobilisasi dan distribusi Tim Kegawatdaruratan
Medis (Disaster Medical Teams) dan relawan
Kesehatan.
5. Mobilisasi logistik serta perbekalan kesehatan.
SIAGA DARURAT KRISIS KESEHATAN TANGGAP DARURAT KRISIS KESEHATAN
TRANSISI DARURAT KRISIS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN berupa:
1. kegawatdaruratan dan evakuasi medis;
2. kesehatan dasar;
3. kesehatan rujukan;
4. penunjang medis;
5. gizi;
6. pencegahan dan pengendalian
penyakit;
7. kesehatan lingkungan;
8. kesehatan ibu dan anak;
9. kesehatan lanjut usia;
10. kesehatan disabilitas;
11. kesehatan jiwa;
12. pelayanan farmasi, bahan habis pakai
dan logistik kesehatan;
13. kekarantinaan kesehatan; dan
14. pelayanan kesehatan lainnya
1. Penilaian kebutuhan kesehatan (post disaster need assessment)
2. Pelaksanaan program Kesehatan berkelanjutan
Tahapan Pasca Krisis Kesehatan
Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi:
1. Pelayanan dan manajemen kesehatan melalui intervensi
perbaikan program kesehatan.
2. Sumber daya manusia kesehatan.
3. Sarana, prasarana, peralatan, kefarmasian dan perbekalan
kesehatan lain.
4. Partisipasi dan kemitraan publik.
Pengorganisasian
16
Pengorganisasian meliputi:
1. Tim manajemen Krisis Kesehatan (Disaster Health Management Teams/DHMTs)
2. Pusat Darurat Krisis Kesehatan (Health Emergency Operation Center/ HEOC)
3. Tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/DMTs)
4. Relawan kesehatan
DHMT Operasionalisasi
Pra dan Pasca Krisis
HEOC
DMTs Relawan
Mobilisasi
Darurat Krisis
Pengorganisasian dibentuk pada tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Nasional Menteri
Provinsi Kepala Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kabupaten/ Kota Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/ Kota
Status darurat krisis
kesehatan
Penanggungjawab
17
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
 Pengembangan sistem klaster dengan menambahkan
unsur ketahanan kesehatan (surveilans, karantina
kesehatan, laboratorium)
 Kelompok kerja yang melaksanakan kegiatan dalam
rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
darurat dan rehabilitasi rekonstruksi krisis kesehatan
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
DEFINISI
STRUKTUR TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
Sekurang-kurangnya terdiri dari ketua dan anggota dengan rincian sbb:
1. Ketua: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Anggota:
a. Program yang terkait dengan pengelolaan krisis kesehatan:
Sub klaster pelayanan Kesehatan, pengendalian penyakit dan lingkungan,
kesehatan reproduksi, Kesehatan jiwa, pelayanan gizi, logistik kesehatan, data
dan informasi, promosi kesehatan
a. Unsur institusi/kantor yang memiliki tugas surveilans dan kekarantinaan
kesehatan;
b. Organisasi profesi;
c. Laboratorium;
d. Rumah sakit;
e. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
19
TUGAS TIM
MANAJEMEN KRISIS
KESEHATAN
1. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
masyarakat dalam menghadapi krisis kesehatan;
2. Mengelola pengorganisasian krisis kesehatan;
3. Merencanakan alokasi anggaran untuk pengelolaan krisis
kesehatan;
4. Meningkatkan ketersediaan akses pelayanan dan pelindungan
kesehatan serta kebutuhan logistik kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat dan tenaga kesehatan;
5. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia;
6. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan badan dan
lembaga/organisasi yang menangani penanggulangan
bencana di wilayah terdampak, baik dalam persiapan maupun
pelaksanaan;
20
TUGAS-TUGAS
TIM MANAJEMEN
KRISIS
KESEHATAN
7. Memastikan upaya pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada saat pra krisis kesehatan bisa
berjalan;
9. Mengoperasionalisasikan Pusat Darurat Krisis
Kesehatan (Health Emergency Operation
Center/HEOC) pada saat siaga darurat dan tanggap
darurat krisis kesehatan;
10. Melakukan upaya pasca krisis kesehatan yaitu
rehabilitasi dan rekonstruksi berupa penguatan:
PEMBENTUKAN TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN
Dilakukan pada tahap pra krisis kesehatan;
1.Dilakukan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Secara ex-officio diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau
Kabupaten/Kota;
Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
22
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(Health Emergency Operation Center / HEOC)
Sistem manajemen yang mengintegrasikan
berbagai fasilitas, perangkat, prosedur, sumber
daya terlatih dan sistem teknologi informasi dan
komunikasi sebagai pusat kendali, koordinasi,
kolaborasi untuk memantau, mendeteksi,
mencegah dan merespon bencana serta krisis
kesehatan dalam sebuah organisasi yang terukur.
DEFINISI
23
STRUKTUR
HEOC
1. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang
pembentukan Tim Manajemen Krisis Kesehatan
2. HEOC berkedudukan pada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
3. Struktur organisasi HEOC Terdiri dari:
a. Ketua HEOC  ex-officio diketuai oleh:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (Kab/Kota)
b. Koordinator yang bertanggungjawab kepada Ketua HEOC,
antara lain:
1. Koordinator Rencana Operasi;
2. Koordinator Pelayanan Kesehatan;
3. Koordinator Logistik; dan
4. Koordinator Data dan Informasi.
24
STRUKTUR
HEOC
Ketentuan penetapan pejabat/personel/staf yang
ditugaskan sebagai koordinator dalam Pusat Darurat
Krisis Kesehatan (HEOC) adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan pada saat darurat krisis kesehatan;
2. Sehari-hari bertugas sesuai dengan bidang kerja
dalam struktur tersebut; dan
3. Kepala Dinas Kesehatan selaku Ketua HEOC dapat
menunjuk pejabat/personel/staf lain berdasarkan
pertimbangan yang dibuat sesuai situasi dan
kondisi yang terjadi.
25
1. Memberikan pelayanan dan pelindungan
kesehatan kepada masyarakat terdampak
melalui kegiatan tanggap darurat krisis
kesehatan;
2. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan
badan yang menangani penanggulangan
bencana dan lembaga/organisasi lain yang
terkait.
TUGAS
HEOC
OPERASIONALISASI HEOC
26
a. Dilakukan oleh Tim Manajemen Krisis Kesehatan pada saat darurat krisis
kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan pada situasi darurat krisis kesehatan
berperan sebagai pengendali HEOC.
b. HEOC dalam operasionalnya memerlukan sarana berupa ruang sekretariat,
peta respon, papan informasi, alat pengolah data, ATK dan sarana lainnya.
c. Ketua Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC) mengadakan rapat koordinasi
rutin yang dihadiri oleh semua koordinator dan perwakilan unsur yang
dikendalikan oleh koordinator HEOC.
ALUR OPERASIONALISASI HEOC
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER)
INFORMASI
BENCANA
HASIL RHA
TIDAK DARURAT
KRISIS KESEHATAN
OPERASIONALISASI
HEOC OLEH KLASTER
KESEHATAN
DARURAT
KRISIS
KESEHATAN
MENYUSUN RENCANA
OPERASI BERDASARKAN
HASIL RHA DAN RENKON
(BILA ADA)
MEMOBILISASI
EMERGENCY MEDICAL
TEAM (EMT), PUBLIC
HEALTH RAPID RESPONSE
TEAM (PHRRT) &
LOGISTIK KESEHATAN
YANG DIBUTUHKAN
. MEMASTIKAN PELAYANAN
KESEHATAN DILAKUKAN
MEMENUHI STANDARD
MINIMAL DAN
MEMPERHATIKAN
KEBUTUHAN KELOMPOK
RENTAN
1. Koordinator Rencana Operasi
a. Menyusun rencana operasi penanganan tanggap
darurat krisis kesehatan;
b. Melakukan pemutakhiran rencana operasi dan peta
respon sesuai situasi dan kondisi penanganan darurat
krisis kesehatan;
c. Memberikan rekomendasi penanganan krisis
kesehatan;
d. Melakukan evaluasi penanganan darurat krisis
kesehatan; dan
e. Melakukan rapat koordinasi internal.
3. Koordinator Logistik
a. Memfasilitasi tambahan logistik kesehatan yang
dibutuhkan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis dan
Relawan;
b. Melakukan perencanaan kebutuhan, penyediaan,
penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan
logistik kesehatan saat darurat krisis kesehatan; dan
c. Melakukan rapat koordinasi internal.
4. Koordinator Data dan Informasi
a. Mencatat DMT dan relawan yang membantu respon
penanganan darurat krisis kesehatan serta membuat
database;
b. Melakukan pemantauan terus menerus kondisi krisis
kesehatan serta memberikan informasi terkini situasi dan
penanganan krisis kesehatan kepada DMT dan relawan;
c. Melakukan pengelolaan data dan informasi yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisa, pembuatan laporan dan
penyebarluasan data dan informasi penanganan darurat
krisis kesehatan; dan
d. Melakukan rapat koordinasi internal.
2. Koordinator Pelayanan Kesehatan
a. Mengoordinasikan upaya pelayanan kesehatan saat
darurat krisis kesehatan;
b. Mengoordinasikan dan memobilisasi Tim
Kegawatdaruratan Medis (DMT) serta relawan;
c. Menugaskan dan melakukan pemantauan pelaksanaan
pelayanan kesehatan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis
(DMT) serta relawan; dan
d. Melakukan rapat koordinasi internal
Tugas dari masing-masing koordinator adalah sebagai berikut:
29
• Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis Kesehatan
(HEOC) dilaksanakan sampai dengan berakhirnya
masa darurat krisis kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah/pemerintah daerah.
• Setelah pengakhiran operasionalisasi Pusat Darurat
Krisis Kesehatan (HEOC) maka peran dan tugasnya
akan kembali menjadi Tim Manajemen Krisis
Kesehatan (DHMT).
PENGAKHIRAN
HEOC
30
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
Sekelompok profesional di bidang kesehatan yang
melakukan pelayanan medis secara langsung kepada
masyarakat yang terkena dampak bencana sebagai
tenaga kesehatan bantuan dalam mendukung sistem
pelayanan kesehatan setempat.
DEFINISI
STRUKTUR DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)
32
TUGAS
DMTs
1. Menjamin kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
terdampak.
2. Merespon di lokasi terdampak maksimal 24 jam setelah
kejadian.
3. Menetap atau berkeliling untuk mencari, melayani, dan
merujuk korban akibat krisis/bencana.
4. Mendampingi HEOC dalam mengkoordinir DMTCC apabila
dibutuhkan.
5. Melayani minimal 50 pasien rawat jalan setiap hari, dengan
waktu penugasan selama 7 hari efektif di lokasi terdampak
bencana.
Sarana dan Logistik
1. Ambulans
2. Obat-obatan
3. Emergency kit
4. Logistik umum
33
Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan kesehatan primer:
a. Terapi simptomatik
b. Kegawatdaruratan dasar
c. Observasi singkat
2. Durasi pelayanan 8 jam per hari.
3. Jumlah layanan minimal 50 pasien per
hari.
4. Pelayanan dapat dilaksanakan di
ambulans, tenda atau sarana lain yang
memungkinkan.
5. Mendukung atau mengaktifkan
pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan area terdampak
Kompetensi dan Kualifikasi (minimal)
1. 1 orang dokter
2. 2 orang perawat
3. 1 orang farmasi
4. 1 orang tenaga umum/logistik, dan
5. 1 orang admin.
)
PEMBENTUKAN DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)
Dilakukan mulai dari level nasional, provinsi, dan kota/kabupaten oleh
organisasi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah;
Proses seleksi dan rekruitmen anggota tim termasuk registrasi dan
kredensial anggota sesuai dengan kualifikasi keprofesian masing-masing;
Database tim DMTs dan keanggotaannya dibuat oleh organisasi pengampu;
Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB)
What Is
Kejadian Luar Biasa (KLB) ?
Timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau
kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan
merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada
terjadinya wabah. (Permenkes
No.1501 Tahun 2010).
Kriteria
KLB
Saat ini KLB di
Kubu Raya : Covid-19
Dan ditetapkan sebagai
Bencana Non Alam
Perkembangan Corona Virus Disease
2019
renkeudinkeskuburaya@gmail.com
WHO resmi menetapkan
penyakit novel coronavirus
pada manusia ini dengan
sebutan Coronavirus
Disease (COVID-19)
31 Desember 2020
WHO sudah menetapkan
COVID-19 sebagai
pandemic
216 Negara telah melaporkan
kasus konfirmasi COVID-19
sebanyak 5.939.234 dan
meninggal sebanyak
367.255 orang
WHO menetapkan COVID-19
sebagai Public Health
Emergency of International
Concern (PHEIC) / Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia (KKMMD)
Indonesia telah
melaporkan 2 kasus
konfirmasi COVID-19
Indonesia menetapkan
COVID-19 sebagai
bencana nasional
Tercatat kasus konfirmasi
sebanyak 26.473 dan 1.613
kematian di Indonesia
(https://covid19.go.id)
30 Januari 2020 02 Maret 2020 14 Maret 2020
12 Februari 2020 11 Maret 2020 31 Mei 2020
Indonesia
31
Mei
2020
Kubu Raya
22 April 2021
Kasus
Pertama
Covid 19 pertama kali di laporkan di kab. Kubu raya tanggal 22 April 2020
dengan jumlah kasus sebanyak 3 orang
Puncak Kasus harian tertinggi baru terjadi pada tanggal 26 Februari 2022
dengan jumlah kasus sebanyak 139 kasus, per tanggal 4 Agustus 2022 kasus
konfirmasi baru sebanyak 6 kasus
Terjadi Penambahan
Kasus baru tanggal 4
Agustus 2022
sebanyak 6 kasus
Minggu Ke 8 tahun 2022
terjadi Peningkatan Kasus
sebanyak 712 kasus
dibandingkan tahun 2020 dan
2021 dan ini merupakan
puncak kasus mingguan
terbaru, sedangkan pada
minggu ke 30 tahun 2022
terjadi Penurunan dengan
kasus minggu sebelumnya
sebanyak 7 kasus
Jumlah total kasus baru
di bulan Agustus 2022
per 4 Agustus 2022
Sebanyak 12 kasus
Tanggal 4 Agustus 2022 penambahan kasus baru sebanyak 6 kasus,
kasus sembuh sebanyak 0 dan kasus aktif sebanyak 19 kasus
KATEGORI RESIKO
KENAIKAN KASUS
KABUPATEN KUBU
RAYA :
KATEGORI RESIKO
RENDAH
KUBU RAYA PPKM
LEVEL 1
SELESAI…
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Manajemen Puskesmas
Manajemen PuskesmasManajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
Subdit Puskesmas PKP
 
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakatpenilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
aderianofrianti
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Neneng Holifah
 
MFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptxMFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptx
EKOBUDIARJO1
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
SiMbah Dayoen
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
fikri asyura
 
2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd
Fikri Jafar
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Nindra Ayu
 
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGsPeran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
ditjenyankes
 
Simulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptxSimulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptx
Dinkes Kab Lebak
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptx
farid50526
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
indahwaodeindawd
 
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
puskesmas
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
delsyayounartin
 
kesehatan pengembangan (kesus)
kesehatan pengembangan (kesus)kesehatan pengembangan (kesus)
kesehatan pengembangan (kesus)
Zakiah dr
 
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah PengantarSistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Geri Sugiran Abdul Sukur
 
Program keselamatan pasien
Program keselamatan pasienProgram keselamatan pasien
Program keselamatan pasien
Zakiah dr
 
Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCT
Irene Susilo
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
ELFTV
 
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Fahmi Hakam
 

What's hot (20)

Manajemen Puskesmas
Manajemen PuskesmasManajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
 
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakatpenilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
 
MFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptxMFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptx
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
 
2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd2. spo penggunaan apd
2. spo penggunaan apd
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGsPeran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
Peran Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) dalam mencapai tujuan SDGs
 
Simulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptxSimulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptx
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptx
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
 
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
 
kesehatan pengembangan (kesus)
kesehatan pengembangan (kesus)kesehatan pengembangan (kesus)
kesehatan pengembangan (kesus)
 
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah PengantarSistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
Sistem Informasi Kesehatan - Sebuah Pengantar
 
Program keselamatan pasien
Program keselamatan pasienProgram keselamatan pasien
Program keselamatan pasien
 
Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCT
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
 
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
 

Similar to pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx

Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkk
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkkMateri pembekalan ns 2020 manajemen pkk
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkk
BidangTFBBPKCiloto
 
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
InaAgustinaIsturini1
 
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptxMANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
MuhammadAlfian68
 
1 Jakstra Pk
1  Jakstra Pk1  Jakstra Pk
1 Jakstra Pk
ramli ma
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Dhenok Citra Panyuluh
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Anggita Dewi
 
Mb clc
Mb clcMb clc
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
TatikSrisahani
 
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdfMPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
ssuserde6b65
 
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptxSistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
tifannie
 
PMK no 75 Th 2019
PMK no 75 Th 2019 PMK no 75 Th 2019
PMK no 75 Th 2019
TatikSrisahani
 
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptxPAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
TinoKashara1
 
Manajemen bencana ns individu ciloto2019
Manajemen bencana ns individu ciloto2019Manajemen bencana ns individu ciloto2019
Manajemen bencana ns individu ciloto2019
Tini Wartini
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individu
Segarnis Dhiasy
 
Manajemen bencana
Manajemen bencana Manajemen bencana
Manajemen bencana
KarinaSyafarini
 
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptxTIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
DeaAnanda171416
 
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptxSesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
balqisnurmauli
 
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
Segarnis Dhiasy
 
Manajemen Bencana
Manajemen Bencana Manajemen Bencana
Manajemen Bencana
TatikSrisahani
 

Similar to pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx (20)

Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkk
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkkMateri pembekalan ns 2020 manajemen pkk
Materi pembekalan ns 2020 manajemen pkk
 
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
#1_Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan_Pelatihan EMT Bandung 8nov.pptx
 
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptxMANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.pptx
 
1 Jakstra Pk
1  Jakstra Pk1  Jakstra Pk
1 Jakstra Pk
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Mb clc
Mb clcMb clc
Mb clc
 
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
 
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdfMPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
MPI 2. Manajemen Risiko Krisis Kesehatan Akibat Bencana.pdf
 
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptxSistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
Sistem Komando Pengorganisasian Bencana.pptx
 
PMK no 75 Th 2019
PMK no 75 Th 2019 PMK no 75 Th 2019
PMK no 75 Th 2019
 
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptxPAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
 
Manajemen bencana ns individu ciloto2019
Manajemen bencana ns individu ciloto2019Manajemen bencana ns individu ciloto2019
Manajemen bencana ns individu ciloto2019
 
Manajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individuManajemen bencana ns individu
Manajemen bencana ns individu
 
Manajemen bencana
Manajemen bencana Manajemen bencana
Manajemen bencana
 
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptxTIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
TIK 1 ISS 1 BENCANA.pptx
 
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptxSesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
Sesi-Masa depan kesehatan masyarakat_BS-1 (1) (1).pptx
 
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
#2. manajemen bencana ns individu cikarang2020
 
Manajemen Bencana
Manajemen Bencana Manajemen Bencana
Manajemen Bencana
 

Recently uploaded

Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MeiLia12
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesiakeadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
RizkyAndrianiBakara2
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptxVirtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
NersIqbal
 
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
ParamithaZalda1
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 

Recently uploaded (13)

Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesiakeadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
keadaan kesehatan bayi dan anak balita di indonesia
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptxVirtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
Virtual Metaverse Project Proposal by Slidesgo.pptx
 
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja di Tempat Kerja PT. Mayora Jayanti ...
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 

pengelolaan krisis kesehata TANGGAL 24 AGUSTUS 2022.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN DAN PASCA KRISIS KESEHATAN KABUPATEN KUBU RAYA Kubu Raya, 24 Agustus 2022 Disampaikan oleh : Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya ABANG DARMAWANSYAH, SKM, M. Kes
  • 2. 2  Kementerian Kesehatan saat ini sedang melakukan upaya inovasi yang dikenal dengan “Transformasi Kesehatan”.  Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan (Health Security) merupakan salah satu bagian dari program transformasi kesehatan.  Untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan tata kelola krisis kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi, salah satunya melalui koordinasi pentahelix sehingga terwujud health resilience. Kolaborasi Pentahelix Pemerintah Masyarakat Akademisi Pelaku Usaha Media
  • 3. Rapid Health Assessment (RHA) MANAJEMEN RESIKO PENGURANGAN RESIKO BENCANA DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RISIKO (Risk Reduction) PARADIGMA MANAJEMEN BENCANA SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030
  • 4. RISIKO HAZARD (Frekuensi & Intensitas) VULNERABILITY (Kerentanan) • Populasi rentan (Balita, Lansia, Bumil, Busui, Disabilitas, memiliki penyakit penyerta/komorbid) • Tingkat Kesehatan masyarakat • Persentase masyarakat yang menerapkan PHBS CAPACITY (Kapasitas) • Kajian risiko bencana/pemetaan wilayah rawan • Perencanaan penanggulangan bencana • Kebijakan (peraturan, pedoman, SOP) • Sistem komando dan koordinasi • Sistem Peringatan Dini • SDM kesehatan • Sarana dan prasarana • Mekanisme Koordinasi, Kolaborasi, Integrasi • Pemberdayaan masyarakat KURANGI TINGKATKAN KELOLA (Sendai Framework) R.H.V.C  Komponen penting dalam RHA (Rapid Health Assessment) C  SDM, termasuk tenaga cadangan PRINSIP PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
  • 5. KRISIS KESEHATAN  KRISIS KESEHATAN peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau adanya potensi bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan kapasitas kesehatan tidak memadai.  Pengelolaan krisis kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan bencana secara umum.  Pengelolaan krisis kesehatan perlu manajemen di tahap pra krisis, darurat krisis, dan pasca krisis kesehatan.
  • 6. KRISIS KESEHATAN BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT KONDISI DARURAT MELEBIHI KAPASITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA EMERGENCY RESPONS PUBLIC HEALTH RESPON STATUS DARURAT KRISIS KESEHATAN • SELAMATKAN JIWA • CEGAH KECACATAN • PASTIKAN SEMUA KEBUTUHAN LAYANAN KESEHATAN TELAH TERPENUHI • MENCEGAH KLB/WABAH • MEMASTIKAN PROGRAM KESEHATAN BERJALAN DENGAN TERPENUHINYA STANDAR MINIMAL PELAYANAN KESEHATAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN DAN MENCEGAH KECACATAN
  • 7. Konsep Pengelolaan Krisis Kesehatan Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan Dilakukan secara berkesinambungan yang bertujuan untuk: Mencegah faktor risiko dan transmisi penyakit menular Mencegah, mendeteksi, dan merespons kejadian luar biasa, wabah, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia Membangun partisipasi dan kemitraan publik (tingkat nasional dan global) Pengelolaan Krisis Kesehatan didukung oleh: • Penguatan sumber daya (peningkatan kapasitas SDM, laboratorium, sistem informasi & surveilans, manajemen logistik, komunikasi risiko, R&D, dan pendanaan) • Partisipasi dan kemitraan publik • Koordinasi dan jejaring kerja organisasi masyarakat, akademisi, swasta, dan global Merencanakan pelayanan dan perlindungan kesehatan saat krisis kesehatan
  • 8. Definisi Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007) 8
  • 9. Bencana Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor 9 Bencana non-Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana Sosial : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
  • 10. Jenis Bencana Geologi Gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah Hidro-meteorologi Banjir, topan, banjir bandang,kekeringan Biologi Epidemi, penyakit tanaman, hewan Teknologi Kecelakaan transportasi, industri Lingkungan Kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan. Sosial Konflik, terrorisme
  • 11. Bencana Alam yang terjadi di Kubu Raya 1. Banjir : Terjadi pada musim Penghujan Daerah yang sering terjadi banjir yaitu di Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Raya, Kuala Mandor B, Rasau Jaya karena berada di Daerah alirah Sungai Kapuas dan Landak . 2. Kebakaran : terjadi pada musim kemarau Hampir semua wilayah kubu raya Dapat mengalami kebakaran Lahan karena wilayah di kab, kubu raya terdiri dari lahan gambut yang mudah terbakar di musim kemarau
  • 12. SKEMA PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN Bencana Tujuan 1. meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan krisis kesehatan; 2. mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi penyakit menular pada masyarakat yang terdampak; 3. memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan; 4. mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa, wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia untuk mendukung dan menjaga ketahanan kesehatan (health security); dan 5. membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Peningkatan Kapasitas dan pelindungan kesehatan Sumber Daya Manusia Surveilans dan Sistem Informasi Manajemen Logistik Kesehatan Penguatan Laboratorium Komunikasi Risiko Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Krisis Kesehatan Koordinasi Pentahelix lokal, regional, global Pembinaan dan Pengawasan Koordinasi dan Jejaring Kerja Partisipasi dan Kemitraan Publik PRA KRISIS KESEHATAN DARURAT KRISIS KESEHATAN PASCA KRISIS Pusat 1. DHMTs 2. HEOC 3. DMTs 1. Pembentukan tim manajemen krisis kesehatan (DHMTs), tim kegawatdaruratan medis (DMTs); dan pusat darurat krisis kesehatan (HEOC); 2. Peningkatan pengetahuan, sikap perilaku dan kepatuhan masyarakat; 3. Profilaksis dan vaksinasi; 4. Komunikasi risiko; 5. Penyusunan dan pemutakhiran peta risiko; 6. Penyusunan dan pemutakhiran rencana kontingensi; 7. Penyusunan rencana kedaruratan fasilitas kesehatan; 8. Penyusunan rekomendasi untuk menurunkan risiko bencana; 9. Simulasi dalam ruangan (table top exercise) dan simulasi lapangan; 10. Penyiapan mobilisasi sumber daya kesehatan; 11. Pelaksanaan pengawasan dan respon kesehatan di pintu masuk (bandar udara, pelabuhan, pos lintas batas darat negara) dan wilayah; 12. Registrasi dan pemberdayaan relawan kesehatan untuk penanganan kegawatdaruratan kesehatan masyarakat; 13. Peningkatan kewaspadaan di pintu masuk wilayah; 14. Surveilans dan penguatan kapasitas laboratorium kesehatan; 15. Penguatan kapasitas sumber daya; 16. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan aman bencana; 17. Kemitraan dan partisipasi publik; 18. Pengembangan sistem dan penyebarluasan informasi peringatan dini; 19. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan 20. Pengadaan perbekalan kesehatan termasuk obat, alat kesehatan, dan logistik lainnya. 1. Operasionalisasi pusat darurat krisis kesehatan (HEOC) oleh tim manajemen krisis kesehatan (DHMTs); 2. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assessment/(RHA); 3. Penyusunan dan pelaksanaan rencana operasi krisis kesehatan; 4. Analisis kebutuhan bantuan; 5. Mobilisasi tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/ DMTs); 6. Mobilisasi logistik dan perbekalan kesehatan; 7. Mobilisasi relawan kesehatan; 8. Surveilans; 9. Mempersiapkan pelayanan kesehatan dan sistem rujukan tanggap darurat; 10. Pelayanan kesehatan sesuai standar dengan memperhatikan kepentingan kelompok rentan; 11. Penguatan pelayanan kesehatan melalui intervensi perbaikan program kesehatan dan sarana prasarana; 12. Menyiapkan fasilitas isolasi dan fasilitas karantina kesehatan; 13. Pengumpulan data informasi dan pemantauan terus menerus kondisi krisis kesehatan; 14. Pelaksanaan komunikasi krisis kesehatan; 15. Pelaksanaan komunikasi risiko; 16. Pemberdayaan masyarakat; 17. Pelaksanaan program kesehatan berkelanjutan bagi masyarakat; dan 18. Post disaster need assessment untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi kebutuhan kesehatan dalam pemulihan awal, rehabilitasi dan rekonstruksi. Rehabilitasi dan Rekonstruksi: 1. Pelayanan dan manajemen kesehatan melalui intervensi perbaikan program kesehatan; 2. Sumber daya manusia kesehatan; 3. Sarana, prasarana, peralatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan lain; dan 4. Partisipasi dan kemitraan publik. Provinsi 1. DHMTs 2. HEOC 3. DMTs Kab/Kota 1. DHMTs 2. HEOC 3. DMTs Pendanaan
  • 13. Tahapan Pra Krisis Kesehatan Pencegahan dan Mitigasi Kesiapsiagaan Edukasi terkait kesadaran kebencanaan Penyusunan peta risiko dan rencana kontingensi Penyusunan rencana kedaruratan fasilitas kesehatan Komunikasi risiko Profilaksis dan vaksinasi Aktivasi Sistem Informasi Pengelolaan Krisis Kesehatan (SIPKK) Simulasi dalam ruangan dan simulasi lapangan (TTeX) Penyiapan dan Peningkatan Sumber Daya Pemberdayaan masyarakat dan Penyiapan mobilisasi sumber daya kesehatan Koordinasi pengawasan di pintu masuk wilayah Surveilans Pembentukan Tim Manajemen Kesehatan Krisis Kesehatan (DHMTs), serta registrasi Tim Kegawatdaruratan Medis (DMTs), dan relawan kesehatan
  • 14. Tahapan Darurat Krisis Kesehatan 1. Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis Kesehatan (Health Emergency Operation Center) oleh Tim DHMTs 2. Kaji cepat masalah kesehatan (Rapid Health Assesment) 3. Pemberian pelayanan kesehatan 4. Mobilisasi dan distribusi Tim Kegawatdaruratan Medis (Disaster Medical Teams) dan relawan Kesehatan. 5. Mobilisasi logistik serta perbekalan kesehatan. SIAGA DARURAT KRISIS KESEHATAN TANGGAP DARURAT KRISIS KESEHATAN TRANSISI DARURAT KRISIS KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN berupa: 1. kegawatdaruratan dan evakuasi medis; 2. kesehatan dasar; 3. kesehatan rujukan; 4. penunjang medis; 5. gizi; 6. pencegahan dan pengendalian penyakit; 7. kesehatan lingkungan; 8. kesehatan ibu dan anak; 9. kesehatan lanjut usia; 10. kesehatan disabilitas; 11. kesehatan jiwa; 12. pelayanan farmasi, bahan habis pakai dan logistik kesehatan; 13. kekarantinaan kesehatan; dan 14. pelayanan kesehatan lainnya 1. Penilaian kebutuhan kesehatan (post disaster need assessment) 2. Pelaksanaan program Kesehatan berkelanjutan
  • 15. Tahapan Pasca Krisis Kesehatan Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi: 1. Pelayanan dan manajemen kesehatan melalui intervensi perbaikan program kesehatan. 2. Sumber daya manusia kesehatan. 3. Sarana, prasarana, peralatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan lain. 4. Partisipasi dan kemitraan publik.
  • 16. Pengorganisasian 16 Pengorganisasian meliputi: 1. Tim manajemen Krisis Kesehatan (Disaster Health Management Teams/DHMTs) 2. Pusat Darurat Krisis Kesehatan (Health Emergency Operation Center/ HEOC) 3. Tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/DMTs) 4. Relawan kesehatan DHMT Operasionalisasi Pra dan Pasca Krisis HEOC DMTs Relawan Mobilisasi Darurat Krisis Pengorganisasian dibentuk pada tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Nasional Menteri Provinsi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/ Kota Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Status darurat krisis kesehatan Penanggungjawab
  • 17. 17 TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN  Pengembangan sistem klaster dengan menambahkan unsur ketahanan kesehatan (surveilans, karantina kesehatan, laboratorium)  Kelompok kerja yang melaksanakan kegiatan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, darurat dan rehabilitasi rekonstruksi krisis kesehatan yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota. DEFINISI
  • 18. STRUKTUR TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN Sekurang-kurangnya terdiri dari ketua dan anggota dengan rincian sbb: 1. Ketua: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Anggota: a. Program yang terkait dengan pengelolaan krisis kesehatan: Sub klaster pelayanan Kesehatan, pengendalian penyakit dan lingkungan, kesehatan reproduksi, Kesehatan jiwa, pelayanan gizi, logistik kesehatan, data dan informasi, promosi kesehatan a. Unsur institusi/kantor yang memiliki tugas surveilans dan kekarantinaan kesehatan; b. Organisasi profesi; c. Laboratorium; d. Rumah sakit; e. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
  • 19. 19 TUGAS TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN 1. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan masyarakat dalam menghadapi krisis kesehatan; 2. Mengelola pengorganisasian krisis kesehatan; 3. Merencanakan alokasi anggaran untuk pengelolaan krisis kesehatan; 4. Meningkatkan ketersediaan akses pelayanan dan pelindungan kesehatan serta kebutuhan logistik kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat dan tenaga kesehatan; 5. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia; 6. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan badan dan lembaga/organisasi yang menangani penanggulangan bencana di wilayah terdampak, baik dalam persiapan maupun pelaksanaan;
  • 20. 20 TUGAS-TUGAS TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN 7. Memastikan upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat pra krisis kesehatan bisa berjalan; 9. Mengoperasionalisasikan Pusat Darurat Krisis Kesehatan (Health Emergency Operation Center/HEOC) pada saat siaga darurat dan tanggap darurat krisis kesehatan; 10. Melakukan upaya pasca krisis kesehatan yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi berupa penguatan:
  • 21. PEMBENTUKAN TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN Dilakukan pada tahap pra krisis kesehatan; 1.Dilakukan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota; Secara ex-officio diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota; Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
  • 22. 22 PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN (Health Emergency Operation Center / HEOC) Sistem manajemen yang mengintegrasikan berbagai fasilitas, perangkat, prosedur, sumber daya terlatih dan sistem teknologi informasi dan komunikasi sebagai pusat kendali, koordinasi, kolaborasi untuk memantau, mendeteksi, mencegah dan merespon bencana serta krisis kesehatan dalam sebuah organisasi yang terukur. DEFINISI
  • 23. 23 STRUKTUR HEOC 1. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang pembentukan Tim Manajemen Krisis Kesehatan 2. HEOC berkedudukan pada Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. 3. Struktur organisasi HEOC Terdiri dari: a. Ketua HEOC  ex-officio diketuai oleh: 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi) 2. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (Kab/Kota) b. Koordinator yang bertanggungjawab kepada Ketua HEOC, antara lain: 1. Koordinator Rencana Operasi; 2. Koordinator Pelayanan Kesehatan; 3. Koordinator Logistik; dan 4. Koordinator Data dan Informasi.
  • 24. 24 STRUKTUR HEOC Ketentuan penetapan pejabat/personel/staf yang ditugaskan sebagai koordinator dalam Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC) adalah sebagai berikut: 1. Dilakukan pada saat darurat krisis kesehatan; 2. Sehari-hari bertugas sesuai dengan bidang kerja dalam struktur tersebut; dan 3. Kepala Dinas Kesehatan selaku Ketua HEOC dapat menunjuk pejabat/personel/staf lain berdasarkan pertimbangan yang dibuat sesuai situasi dan kondisi yang terjadi.
  • 25. 25 1. Memberikan pelayanan dan pelindungan kesehatan kepada masyarakat terdampak melalui kegiatan tanggap darurat krisis kesehatan; 2. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan badan yang menangani penanggulangan bencana dan lembaga/organisasi lain yang terkait. TUGAS HEOC
  • 26. OPERASIONALISASI HEOC 26 a. Dilakukan oleh Tim Manajemen Krisis Kesehatan pada saat darurat krisis kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan pada situasi darurat krisis kesehatan berperan sebagai pengendali HEOC. b. HEOC dalam operasionalnya memerlukan sarana berupa ruang sekretariat, peta respon, papan informasi, alat pengolah data, ATK dan sarana lainnya. c. Ketua Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC) mengadakan rapat koordinasi rutin yang dihadiri oleh semua koordinator dan perwakilan unsur yang dikendalikan oleh koordinator HEOC.
  • 27. ALUR OPERASIONALISASI HEOC (HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER) INFORMASI BENCANA HASIL RHA TIDAK DARURAT KRISIS KESEHATAN OPERASIONALISASI HEOC OLEH KLASTER KESEHATAN DARURAT KRISIS KESEHATAN MENYUSUN RENCANA OPERASI BERDASARKAN HASIL RHA DAN RENKON (BILA ADA) MEMOBILISASI EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT), PUBLIC HEALTH RAPID RESPONSE TEAM (PHRRT) & LOGISTIK KESEHATAN YANG DIBUTUHKAN . MEMASTIKAN PELAYANAN KESEHATAN DILAKUKAN MEMENUHI STANDARD MINIMAL DAN MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN KELOMPOK RENTAN
  • 28. 1. Koordinator Rencana Operasi a. Menyusun rencana operasi penanganan tanggap darurat krisis kesehatan; b. Melakukan pemutakhiran rencana operasi dan peta respon sesuai situasi dan kondisi penanganan darurat krisis kesehatan; c. Memberikan rekomendasi penanganan krisis kesehatan; d. Melakukan evaluasi penanganan darurat krisis kesehatan; dan e. Melakukan rapat koordinasi internal. 3. Koordinator Logistik a. Memfasilitasi tambahan logistik kesehatan yang dibutuhkan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis dan Relawan; b. Melakukan perencanaan kebutuhan, penyediaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan logistik kesehatan saat darurat krisis kesehatan; dan c. Melakukan rapat koordinasi internal. 4. Koordinator Data dan Informasi a. Mencatat DMT dan relawan yang membantu respon penanganan darurat krisis kesehatan serta membuat database; b. Melakukan pemantauan terus menerus kondisi krisis kesehatan serta memberikan informasi terkini situasi dan penanganan krisis kesehatan kepada DMT dan relawan; c. Melakukan pengelolaan data dan informasi yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisa, pembuatan laporan dan penyebarluasan data dan informasi penanganan darurat krisis kesehatan; dan d. Melakukan rapat koordinasi internal. 2. Koordinator Pelayanan Kesehatan a. Mengoordinasikan upaya pelayanan kesehatan saat darurat krisis kesehatan; b. Mengoordinasikan dan memobilisasi Tim Kegawatdaruratan Medis (DMT) serta relawan; c. Menugaskan dan melakukan pemantauan pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis (DMT) serta relawan; dan d. Melakukan rapat koordinasi internal Tugas dari masing-masing koordinator adalah sebagai berikut:
  • 29. 29 • Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC) dilaksanakan sampai dengan berakhirnya masa darurat krisis kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah/pemerintah daerah. • Setelah pengakhiran operasionalisasi Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC) maka peran dan tugasnya akan kembali menjadi Tim Manajemen Krisis Kesehatan (DHMT). PENGAKHIRAN HEOC
  • 30. 30 DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS Sekelompok profesional di bidang kesehatan yang melakukan pelayanan medis secara langsung kepada masyarakat yang terkena dampak bencana sebagai tenaga kesehatan bantuan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan setempat. DEFINISI
  • 32. 32 TUGAS DMTs 1. Menjamin kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdampak. 2. Merespon di lokasi terdampak maksimal 24 jam setelah kejadian. 3. Menetap atau berkeliling untuk mencari, melayani, dan merujuk korban akibat krisis/bencana. 4. Mendampingi HEOC dalam mengkoordinir DMTCC apabila dibutuhkan. 5. Melayani minimal 50 pasien rawat jalan setiap hari, dengan waktu penugasan selama 7 hari efektif di lokasi terdampak bencana.
  • 33. Sarana dan Logistik 1. Ambulans 2. Obat-obatan 3. Emergency kit 4. Logistik umum 33 Ruang Lingkup Pelayanan 1. Pelayanan kesehatan primer: a. Terapi simptomatik b. Kegawatdaruratan dasar c. Observasi singkat 2. Durasi pelayanan 8 jam per hari. 3. Jumlah layanan minimal 50 pasien per hari. 4. Pelayanan dapat dilaksanakan di ambulans, tenda atau sarana lain yang memungkinkan. 5. Mendukung atau mengaktifkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan area terdampak Kompetensi dan Kualifikasi (minimal) 1. 1 orang dokter 2. 2 orang perawat 3. 1 orang farmasi 4. 1 orang tenaga umum/logistik, dan 5. 1 orang admin. )
  • 34. PEMBENTUKAN DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs) Dilakukan mulai dari level nasional, provinsi, dan kota/kabupaten oleh organisasi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah; Proses seleksi dan rekruitmen anggota tim termasuk registrasi dan kredensial anggota sesuai dengan kualifikasi keprofesian masing-masing; Database tim DMTs dan keanggotaannya dibuat oleh organisasi pengampu; Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
  • 36. What Is Kejadian Luar Biasa (KLB) ? Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. (Permenkes No.1501 Tahun 2010).
  • 37. Kriteria KLB Saat ini KLB di Kubu Raya : Covid-19 Dan ditetapkan sebagai Bencana Non Alam
  • 38. Perkembangan Corona Virus Disease 2019 renkeudinkeskuburaya@gmail.com WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19) 31 Desember 2020 WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemic 216 Negara telah melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 5.939.234 dan meninggal sebanyak 367.255 orang WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD) Indonesia telah melaporkan 2 kasus konfirmasi COVID-19 Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional Tercatat kasus konfirmasi sebanyak 26.473 dan 1.613 kematian di Indonesia (https://covid19.go.id) 30 Januari 2020 02 Maret 2020 14 Maret 2020 12 Februari 2020 11 Maret 2020 31 Mei 2020 Indonesia 31 Mei 2020 Kubu Raya 22 April 2021 Kasus Pertama
  • 39. Covid 19 pertama kali di laporkan di kab. Kubu raya tanggal 22 April 2020 dengan jumlah kasus sebanyak 3 orang Puncak Kasus harian tertinggi baru terjadi pada tanggal 26 Februari 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 139 kasus, per tanggal 4 Agustus 2022 kasus konfirmasi baru sebanyak 6 kasus
  • 40. Terjadi Penambahan Kasus baru tanggal 4 Agustus 2022 sebanyak 6 kasus
  • 41. Minggu Ke 8 tahun 2022 terjadi Peningkatan Kasus sebanyak 712 kasus dibandingkan tahun 2020 dan 2021 dan ini merupakan puncak kasus mingguan terbaru, sedangkan pada minggu ke 30 tahun 2022 terjadi Penurunan dengan kasus minggu sebelumnya sebanyak 7 kasus
  • 42. Jumlah total kasus baru di bulan Agustus 2022 per 4 Agustus 2022 Sebanyak 12 kasus
  • 43. Tanggal 4 Agustus 2022 penambahan kasus baru sebanyak 6 kasus, kasus sembuh sebanyak 0 dan kasus aktif sebanyak 19 kasus
  • 44.
  • 45. KATEGORI RESIKO KENAIKAN KASUS KABUPATEN KUBU RAYA : KATEGORI RESIKO RENDAH KUBU RAYA PPKM LEVEL 1
  • 46.

Editor's Notes

  1. Hazard adalah potensi bencana yang dapat terjadi di suatu daerah, misalnya gunung api yang masih aktif, lokasi pemukiman di tepi sungai atau di tepi laut (banjir/tsnumani), terletak di lokasi rawan gempa bumi Hazard sulit untuk dihilangkan atau dimodifikasi , yamg dapat dilakukan adalah menghindari hazard tersebut, misalnya pindah lokasi pemukiman menjadi jauh dari gunung api, jauh dari pantai Kerentanan adalah faktor yang dapat memperberat dampak dari bencana yang terjadi Kapasitas adalah satu satunya yang bisa kita modifikasi atau kita tingkatkan, misalnya penyiapan SDM yang ahli bencana, pelatihan kedaruratan bagi tenaga medis,penyiapan sarana dan prasarana (ambulans, rumah sakit,dll) Membuat peraturan , SOP penanggulangan bencana
  2. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
  3. 9