Dokumen tersebut membahas tentang konsep keperawatan bencana yang mencakup definisi bencana, definisi keperawatan bencana, karakteristik dan tujuan keperawatan bencana, jenis-jenis bencana, serta kompetensi perawat yang terkait dengan penanganan insiden korban massal."
2. DEFINISI BENCANA
Menurut CRED (Center for Research on the Epidemiology of
Disasters), Bencana merupakan situasi atau peristiwa yang kapasitasnya melebihi
batas lokal sehingga membutuhkan bantuan eksternal baik tingkat nasional
maupun internasional, kedatangannya tak terduga sehingga menyebabkan
kerusakan besar, kehancuran dan penderitaan manusia.
(BNPB, 2017)
3. DEFINISI BENCANA (Lanj..)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam, mengganggu kehidupan, dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psiklogis.
(BNPB, 2017)
4. DEFINISI KEPERAWATAN BENCANA
Perawatan bencana didefinisikan sebagai adaptasi keterampilan
keperawatan profesional dalam mengenali dan memenuhi kebutuhan keperawatan
fisik dan bencana
(Frances dan Clayudia, 2013)
Perawat bencana memiliki banyak peran dari berbagai segi termasuk
praktik, pendidikan, manajemen, konsultasi, advokasi, dan penelitian
(ICN, 2017)
5. Perawatan bencana memberikan perawatan advokasi dan promosi
kesehatan di dalam konteks bencana. Menurut Power (2010), kemampuan
keperawatan penting yang diperlukan untuk pengelolaan korban bencana:
• Pemikiran kritis
• Kemampuan adaptasi
• Kerja tim
• Kepemimpinan
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
BENCANA
6. Untuk memastikan bahwa tingkat perawatan
tertinggi dapat dicapai dan diberikan melalui:
mengidentifikasi, mengadvokasi, dan merawat semua
populasi yang terkena dampak di semua fase peristiwa
bencana, termasuk partisipasi aktif di semua tingkat
perencanaan dan kesiapsiagaan bencana
(Power, 2010)
TUJUAN KEPERAWATAN BENCANA
7. EMERGENCY NURSING
Emergency nursing merupakan rangkaian kegiatan profesional yang
sistematis, cepat dan tepat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
kompeten. Kondisi gawat darurat yang sering muncul pada suatu insiden
maupun bencana yang seringkali tidak terprediksi jumlah korbannya dan
tindakan yang harus dilakukan menjadi salah satu keterbatasan sumber
daya.
(Kistan, 2018)
8. EMERGENCY NURSING (Lanj..)
Emergency nursing adalah perawat kegiatan perawat yang memberikan
pelayanan penatalaksanaan bencana di semua tahap bencana melalui
kegiatan keperawatan, pelaksanaan program pemerintah dan koordinasi
dengan pihak terkait penanganan bencana.
(Sheehy, 2018)
9. MASS CASUALTY INCIDENT (MCI)
• Peristiwa luar biasa yang berciri khas memiliki jumlah korban yang besar
pada satu waktu daripada sumber daya yang tersedia.
• MCI dapat terjadi akibat berbagai peristiwa seperti bencana, serangan
teroris, tabrakan kendaraan, dan lainnya.
• Membutuhkan pengaturan darurat dan bantuan tambahan yang luar biasa.
(Kluger et al., 2020)
10. TINGKAT KEPARAHAN MCI
1) Multipe Casualities
• MCI melibatkan >5 korban, memerlukan perubahan potensial dalam
prosedur operasional rutin harian, dan dapat berdampak pada kegiatan
911 EMS lokal lainnya (yaitu ketersediaan ambulans).
• Emergency Medical System (EMS) mungkin stressed, tapi tidak
kewalahan.
• Contoh: Kecelakaan bus atau kecelakaan kendaraan bermotor dengan
banyak korban
(Power, 2010)
11. TINGKAT KEPARAHAN MCI (Lanj..)
2. Mass Casualities
• Kejadian yang menimbulkan banyak korban dalam jangka waktu
tertentu, melebihi kemampuan sistem EMS lokal untuk memberikan
intervensi yang sesuai, serta proses pengangkutan korban.
• Contoh: Korban massal termasuk runtuhnya stadion olahraga dengan
banyak korban, tornado di komunitas pedesaan atau pemboman gedung
umum yang ditempati.
(Power, 2010)
12. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI
1) Critical Thinking
• Menggunakan kerangka pemikiran yang berlandaskan etika dan standar
nasional dalam membuat keputusan dan memprioritaskan suatu kebutuhan
pada saat terjadinya bencana.
• Menggunakan keputusan klinik dan berbagai kemampuan dalam membuat
keputusan pada saat melakukan pengkajian suatu masalah yang potensial
sehingga sesuai selama MCI.
13. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
• Menggunakan keputusan klinik dan berbagai kemampuan dalam membuat
keputusan pada saat melakukan pengkajian suatu masalah yang potensial
sehingga sesuai setelah MCI.
• Melakukan pengkajian pada setiap fase pre-disaster, keadaan darurat dan
post-disaster dengan meningkatkan kepedulian pada individu,keluarga,
kelompok khusus (ibu hamil, lansia,anak-anak), dan masyarakat.
• Memprioritaskan MCI secara spesifik sesuai dengan prinsipnya.
14. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
2) Assessment/Pengkajian
a. Umum
• Mengkaji isu keamanan dan perlindungan diri, tim tanggap bencana, dan para korban d setiap
pelaksanaan fase respon bencana.
• Mengidentifikasi kemungkinan berbagai indicator dari pemaparan massal terhadap bencana.
• Menjelaskan tanda-tanda umum dan gejala akaibat dari paparan bahan kimia yang seperti
biologi, radiologi, nuklir, dan eksplosif agen.
• Mendeskripsikan beberapa elemen penting termasuk gambaran dari pengkajian MCI itu sendiri.
• Mengidentifikasi kelompok khusus yang peka terhadap paparan zat, seperti lansia dan anak-
anak.
15. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
b. Spesifik
• Fokus pada riwayat kesehatan.
• Melakukan pengkajian kesehatan: Jalan nafas, kardiovaskular, sistem integumen (luka
terbuka, luka bakar, kemerahan), nyeri, kecelakaan dari kepala sampai kaki, gastrointestinal,
neurologi, musculoskeletal, mental status dan spiritual emosional.
• Mengkaji respon psikologis awal (jangka pendek) pada individu, keluarga dan masyarakat.
• Mengkaji respon psikologis awal (jangka panjang) pada individu, keluarga dan masyarakat.
• Mengidentifikasi sumber daya yang tersedia.
• Menjelaskan dampak psikologis pada responden dan penyedia layanan kesehatan.
16. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
3) Kemampuan yang bersifat teknis
• Mempraktikkan keamanan dalam penataan medikasi pengobatan.
• Mempraktikkan keamanan dalam penataan imunisasi.
• Mengkaji kebutuhan yang tepat terkait prosedur dekontaminasi bahan kimia,
biologis, isolasi dari radiasi nuklir.
• Mendemontrasikan pengetahuan dan skill terkait personal proteksi dan safety.
• Mendemontrasikan kemampuan untuk mempertahankan keamanan pasien selama
dalam upaya transportasi pasien melalui immobilisasi dan monitoring.
17. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
• Menunjukkan penggunaan peralatan komunikasi darurat dan informasi teknik manajemen
yang dibutuhkan dalam respon MCI.
• Memberikan cairan/terapi nutrisi dengan mempertimbangkan cedera dan pemantauan intake-
output.
• Menunjukkan kemampuan untuk menjaga keselamatan pasien selama transportasi melalui
imobilisasi, pemantauan, dan intervensi terapeutik.
• Menilai kebutuhan dan memulai prosedur dekontaminasi yang tersedia, memastikan bahwa
semua pihak memahami apa yang dibutuhkan MCI.
• Menunjukkan pengetahuan tentang intervensi keperawatan yang tepat terhadap efek samping
dari obat diberikan.
18. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
4) Komunikasi
• Menjelaskan rantai komando lokal dan manajemen sistem untuk tanggap darurat selama
MCI.
• Mengidentifikasi peran sendiri, jika memungkinkan dalam sistem manajemen gawat
darurat.
• Menemukan dan menggambarkan rencana tanggap darurat pada tempat kerja dan
perannya dalam masyarakat, negara, dan rencana regional.
• Mengidentifikasi peran sedniri dalam rencana taanggap darurat pada lokasi kerja.
• Mendiskusikan keamanan dan kenyaamanaan selama MCI.
19. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
• Mendemonstrasikan dokumentasi darurat sesuai penilaian, intervensi, tindakan
keperawatan dan hasil selama dan setelah MCI.
• Mengindentifikasi sumber daya yang tepat untuk merujuk permintaan dari pasien,
media, atau pihak lain untuk informasi mengenai MCI.
• Menjelaskan prinsip-prinsip risiko komunikasi kepada kelompok dan individu yang
terkena eksposur selama MCI.
• Mengidentifikasi reaksi terhadap rasa takut, panik dan stres para korban, keluarga, dan
responden mungkin tampak selama situasi bencana.
• Menjelaskan strategi penanganan yang tepat untuk mengelola diri dan orang lain.
20. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
5) Etika
a. Mengidentifikasi berbagaai isu etik berhubungan dengan kejadian MCI:
• Hak dan tanggung jawab penyedia layanan kesehatan dalam MCIs, misalnya menolak untuk
pergi bekerja atau melapor, penolakan vaksin.
• Kebutuhan untuk melindungi masyarakat terhadap hak individu untuk otonomi, misalnya
kanan untuk meninggalkan tempat kejadian setelah kontaminasi.
• Hak individu untuk menolak perawatan, informed consent.
• Alokasi sumber daya yang terbatas.
• Kerahasiaan informasi yang berkaitan dengan individu dan keamanan nasional.
• Penggunaan otoritas kesehatan masyarakat untuk membatasi kegiatan individu, memerlukan
pelaporan dari profesional kesehatan, dan berkolaborasi dengan penegakan hukum.
21. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
b. Menjelaskan pertimbangan etika, pertimbangan hukum, psikologis, dan budaya
ketika berurusan dengan keadaan sekarat dan atau penanganan dan pennempatan
jenazah dalam insiden korban massal.
c. Mengidentifikasi dan mendiskusikan isu-isu hukum dan peraturan yang terkait
dengan:
• Meninggalkan pasien
• Respon terhadap MCI dan posisi kerja seseorang
• Berbagai peran dan tanggung jawab yang diasumsikan oleh usaha relawan
22. KOMPETENSI PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN MCI (Lanj..)
6) Keragaman Manusia
• Diskusikan kergaman budaya, spiritual, dan isu sosial masyarakat yang berakibat
pada respon individual padaa kejadian MCI.
• Diskusikan tentang keragaman respon emosional, psikososial, sosiokultural.
(International Nursing Coalition for Mass Cassuality Incidents, 2003)
23. Hazard & Catastrophe
Hazard (Bahaya): Peristiwa alam atau buatan manusia yang
mengancam untuk merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, properti
atau aktivitas sejauh menyebabkan sebuah bencana (WHO, 2013).
Catastrophe: Kejadian atau musibah luar biasa yang sangat besar
dampaknya bagi harta benda dan jiwa manusia. (Etkin, 2016)
24. Hazard & Catastrophe (Lanj..)
Menurut Quarantelli, sebuah peristiwa masuk dalam kategori
katastropik jika:
• Berdampak hebat terhadap hampir atau seluruh infrastruktur masyarakat
• Pemerintah setempat tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana
mestinya bahkan berlanjut hingga masa recovery (perbaikan pasca
bencana)
• Kegiatan sehari-hari masyarakat terganggu hampir setiap hari
• Komunitas masyarakat yang berdekatan tidak dapat memberikan bantuan
(Etkin, 2016)
25. Kerentanan (Vulnerability) merupakan
hasil dari kondisi dan proses yang
dipengaruhi dari bahaya yang berasal
dari alam, bencana teknologi, atau
kondisi ekstrem tertentu. Dimensi
kerentanan mencakup pada kerentanan
social, ekonomi, dan lingkungan.
(Pine, 2009)
VULNERABILITY
27. JENIS BENCANA (Lanj..)
1) Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
2) Bencana Non-Alam
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
28. JENIS BENCANA (Lanj..)
3) Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial,
antar kelompok, atau antar komunitas, masyarakat dan teror.
(Undang-Undang No. 24. tahun 2007)
29. LEVEL BENCANA
Level 2
Insiden yang melibatkan area
yang lebih luas dan biasanya
berpotensi menghilangkan
nyawa serta memerlukan
pendampingan dan koordinasi
otoritas nasional seperti polisi,
pemadam kebakaran, dll.
Contohnya: Kebakaran
bangunan
Level 3
Level 3 bencana tidak bisa ditangani oleh sumber daya lokal kota
dan nasional, sehingga presiden akan mengumumkan permintaan
bantuan ke tingkat regional dan internasional. Cont: Gempa.
Level 1
Insiden tingkat satu
wilayah yang dapat
dikendalikan oleh local
resources/otoritas lokal.
Contohnya: Injuri di tempat
kerja.
30. DAMPAK BENCANA
• Dampak Psikologis: Hal ini mencakup trauma, merasa tidak aman, pikiran
negatif, depresi, dan stress.
• Dampak Ekonomi: Masyarakat cenderung untuk mencari & membangun
tempat tinggal yang dekat dengan aktivitas kehidupannya.
• Dampak Sosial: Bencana (yang masif) di samping menimbulkan korban jiwa
juga dapat menghancurkan‘peradapan’ suatu komunitas.
31. DAMPAK BENCANA (Lanj..)
• Dampak Politik: Responsivitas otoritas terhadap bencana yang lamban,
sebagai misal, akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat- korban
kepada pemeritah.
• Dampak Ekologis: Bencana sering mengancam keanekaragaman hayati
danmenciptakan kerugian besar bagi ekologi.
(Ulum, 2014)
32. REAKSI LAZIM MENGHADAPI BENCANA
• Emosional
Lumpuh mental, gangguan tidur, ingat kembali rasa ketakutan,
ketakutan ketika sendiri, merasa asing, gelisah, depresi, kesedihan dan marah.
• Perilaku
Kemarahan meledak, tingkah laku yang berlebihan atau kekerasan,
menarik diri dari pergaulan sosial, frekuensi minuman keras dan merokok
meningkat, terisolasi dari masyarakat, anoreksia dan bulimia.
33. REAKSI LAZIM MENGHADAPI BENCANA
• Kognitif
Susah berkonsentrasi, kacau, kehilangan ingatan jangka pendek,
menurunnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan,
tidah dapat menentukan prioritas.
• Fisik
Sakit kepala, lemas dikaki dan tangan, merasa lelah, tenggorokan
serak, nyeri otot, nyeri dada, mual, diare, kurang nafsu makan, gangguan
pernapasan, menggigil, kesemutan, alergi, dan influenza.
(Kemenkes RI, 2016)
34. DAFTAR PUSTAKA
• Kluger, Y., Coccolini, F., Catena, F., Ansaloni, L. (2020). WSES
Handbook of Mass Casualties Incidents Management. Switzerland:
Springer
• Powers, R., & Daily, E. (Eds.). (2010). International Disaster Nursing.
Cambridge University Press
• Ulum, M. Chazienul. (2014). Manajemen Bencana: Suatu Pengantar
Pendekatan Proaktif. Malang: Universitas Brawijaya Press.
35. Please keep this slide for attribution
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
THANKS!
Does anyone have any questions?