SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PENGAWASAN
NORMA TENAGA
KERJA ASING
OLEH :
SITI AISYAH, S.SOS., MH
LANDASAN HUKUM PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
• UU No.3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya UU
Pengawasan perburuhan , Pasal 1 ayat (1), pengawasan
perburuhan diadakan guna
a. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan
perburuhan pada khususnya
b. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal
hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti seluas-
luasnya guna membentuk UU dan peraturan-peraturan
c. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan kepadanya
dengan UU dan peraturan-peraturan lainnya
• Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Pasal 1 ayat (32)
Pengawasan Ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan
menegakkan pelaksanaan pera per-UU-an di bid ketenagakerjaan
• Pasal 176 ayat (1)
Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenaagkerjaan yang mempunyai kompetensi dan independent guna
menjamin pelaksanaan peraturan per-UU-an ketenagakerjaan
• Pengawas ketenagakerjaan adalah PNS pada
kementrian Ketenagakerjaan yang berdasarkan UU
ditugaskan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap
ditaatinya peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan.
TUGAS PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
1. Melihat dgn jalan memeriksa dan menyelidiki sendiri apakah
ketentuan- ketentuan dalam perundangan telah dilaksanakan
2. Membantu baik pekerja/buruh maupun pimpinan perusahaan
dgn memberi penjelasan-penjelasan teknis dan nasehat yang
mereka perlukan agar mereka menyelami apa yg diminta oleh
peraturan dan bagaimana melaksanakannya
3. Menyelidiki keadaan perbutuhan dan mengumpulkan bahan
yang diperlukan untuk penyusunan peraturan perundangan
ketenagakerjaan dan penetapan kebijakan pemerintah
RUANG LINGKUP TUGAS PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN
1. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas
pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan
mengenai norma perlindungan tenaga kerja
2. Melaksanakan pembinaan dalam upaya
menyempurnakan norma kerja dan pengawasannya
3. Melaksanakan usaha-usaha pembentukan, penetapan
dan pengawasan di bidang kecelakaan kerja
FUNGSI PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
1. Mengawasi pelaksanaan undang-undang atau
ketentuan-ketentuan hukum di bidang
ketenagakerjaan/perburuhan
2. Memberikan penerangan teknis serta nasehat
kepada pengusaha dan tenaga kerja tentang hal-hal
yang dapat menjamin pelaksanaan efektif dari
peraturan ketenagakerjaan
WEWENANG PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN
1. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan
ketenagaaakerjaan pada khususnya
2. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-
soal hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan
dalam arti yang seluas-luasnya guna membuat UU dan
peraturan-peraturan ketenagakerjaan lainnya
3. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
PENYIDIKAN (PASAL 182 UU NO.13/2003)
• Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, juga kepada pegawai pengawas
ketenagakerjaan dapat diberi wewenang
khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
PPNS BERWENANG
• Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta
keterangan tentang tindak pidana di bidang
ketenagakerjaan
• Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan
• Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau
badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di
bidang ketenagakerjaan
• Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau
barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang
ketenagakerjaan
• Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen
lain tentang tindak pidana di bidang ketenagakerjaan
• Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
ketenagakerjaan; dan
• Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat
cukup bukti yang membuktikan tentang adanya
tindak pidana di bidang ketenagakerjaan.
• Kewenangan PPNS dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang- undagan yang berlaku
• Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan hukum
di bidang ketenagakerjaan akan menjamin
pelaksanaan hak-hak normative pekerja, yang pada
gilirannya mempunyai dampak terhadap stabilitas
usaha.
• Selain itu pengawasan ketenagakerjaan juga dapat
mendidik pengusaha dan pekerja untuk selalu taat
menjalankan ketentuan per-UU-an yang berlaku di
bidang ketenagakerjaan sehingga tercipta suasana
kerja yang harmonis.
3 MACAM KEGIATAN PEMERIKSAAN
KETENAGAKERJAAN
1. Pemeriksaan pertama, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan oleh pegawai pengawas umum yang
mencakup dua aspek yaitu norma kerja dan norma
keselamatan kerja
2. Pemeriksaan ulang
3. Pemeriksaan khusus yaitu apabila ada hal-hal
tertentu misalnya pengaduan atau atas perintah
atasan untuk sesuatu hal di suatu perusahaan
SESUAI DENGAN MAKSUD DIADAKANNYA
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN, MAKA
TUGAS UTAMA PKK ADALAH :
1. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan
2. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal
hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan dalam arti
yang seluas-luasnya guna membuat UU dan peraturan-
peraturan ketenagakerjaan
3. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan dengan UU
dan dan peraturan-peraturan lainnya
UU NO.23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN
PERBURUHAN, MENGEMUKAKAN SEBAGAI
BERIKUT :
• Menteri yg diserahi urusan perburuhan atau pegaeai yg
ditunjuk olehnya, menunjuk pegawai yang diberi kewajiban
menjalankan pengawasan perburuhan
• Pegawai yg dimaksud beserta pegawai pembantunya
melakukan pengawasan thd para tenaga kerja yg menjadi
wewenangnya berhak memasuki semua tempat dimana
dijalankan pekerjaan atau dapat di sangkakan bahwa di
tempat itu dijalankan pekerjaan
• Andaikata dalam menjalankan tugas di tolak
oleh pihak pengusaha, sehingga pelaksanaan
tugas menjadi terhalang atau tidak dapat
dilaksanakan, maka pegawai tsb dpt meminta
bantuan alat negara kepolisian untuk
memasuki perusahaan ybs & selanjutnya
melaksanakan tugas dan kewajiban dengan
seksama.
• Pegawai tsb dpt meminta perngusaha atau wakil dari
perusahaan yg ditunjuk yg berkompeten & semua
buruh yg bekerja di perusahaan ybs dalam batas
waktu yg memungkinkan, meminta semua keterangan
dan data yg jelas baik dg lisan maupun tertulis yg
dipandang perlu guna memperoleh pendapat yg pasti
ttg hubungan kerja beserta keadaan perburuhan pd
umumnya di perusahaan ybs pada waktu itu dan pada
waktu yang telah lampau.
• Para pegwai tsb berhak menanyai dan mengadakan
wawancara dgn para buruh tanpa dihadiri para pihak
ketiga
• Pegawai yang dimaksud beserta pegawai
pembantunya dalam melakukan pengawasan, di luar
jabatan wajib merahasiakan segala keterangan
tentang rahasia perusahaan yg diperolehnya
sehubungan dengan pelaksanaan tugas pengawasan
dan pemeriksaan yang telah dilakukan
PP NO.34 TAHUN 2021 TENTANG
PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
• Pengawasan penggunaan TKA dilaksanakan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan dengan
melakukan pengawasan pada norma
penggunaan TKA sesuai dg ketentuan
perraturan per-UU-an di bidang
ketenagakerjaan
SANKSI ADMINISTRATIF
• Melanggar ketentuan Pasal 6
• (1) . Setiap pemberi kerja TKA , wajib memiliki
RPTKA yg disahkan oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk
• (2). Dalam hal pemberi kerja TKA akan
mempekerjakan TKA yg sedang dipekerjakan oleh
pemberi kerja TKA lain, masing-masing pemberi
kerja wajib memiliki RPTA
• (3). Pemberi kerja TKA dimaksud pada ayat (1) dan
(2) wajib mempekerjakan TKA sesuai dg pengesahan
RPTKA
• Melanggar Pasal 7 ayat (2)
Pemberi kerja TKA wajib memfasilitasi Pendidikan
&
pelatihan Bahasa Indonesia kepada TKA
• Melanggar Pasal 8 ayat (1)
Pemberi kerja TKA wajib mendaftarkan TKA dalam
program jam sos nas bagi TKA yang bekerja
lebih
dari 6 bln, atau asuransi swasta bagi TKA yang
• Pasal 10
• Pemberi kerja TKA dilarang mempekerjakan TKA rangkap
jabatan dalam perusahaan yang sama
• Pasal 11 ayat (1)
• Pemberi kerja TKA dilarang mempekerjakan TKA pada
jabatan yang mengurusi personalia
• Pasal 19 ayat (6)
• Pemberi kerja TKA yang akan mempekerjakan TKA pada
jensi kegiatan perusahaan rintisan (start-Up) berbasis
teknologi dan vokasi lebih dari 3 bulan wajib memiliki RPTA
• Pasal 23 ayat (1)
• Pemberi kerja TKA wajib membayar DKPTKA atas
setiap TKA yang dipekerjakan
• Pasal 32
• (1) pemberi kerja TKA wajib melaporkan setiap 1
tahun kpd Menteri untuk pelaksanaan : penggunaan
TKA, diklat pendamping TKA dan alih teknologi dan
keahlian dari TKA kepada tenaga kerja pendamping
TKA
• Pasal 32 ayat (2)
• Pemberi kerja TKA utk pekerjaan sementara wajib
melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA, setelah
berakhirnya perjanjian kerja kpd Menteri atau
pejabat yang ditunjuk
• Pasal 32 ayat (3)
• Pemberi kerja TKA wajib melaporkan kpd Menteri
atau pejabat yg ditunjuk utk PK TKA yg telah
berakhir atau diakhiri sebelum jangka waktu PK
berakhir
Pasal 36 ayat (1) Sanksi administratif berupa :
1. Denda
2. Pengehntian sementara proses permohonan pengesahan
RPTKA dan/ atau
3. Pencabutan pengesahan RPTKA
• Ayat (2) Saknsi administratif diberikan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk
• Ayat (3) Menteri atau pejabat yang ditunjuk dalam
mengenakan sanksi adminitratif berdasarkan surat
pemberitahuan pengenaan saknsi administratif dari PKK
SANKSI DENDA (PASAL 37)
1. Dikenakan kpd pemberi kerja TKA yang melanggar Pasal 6
ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 19 ayat (6)
2. Besaran sanksi denda per jabatan, per orang, per bulan sbb :
setiap 1 bulan sebesar Rp.6.000.000 s/d maksimal 6 bulan (
36.000.000 )
3. Sanksi dikenakan kpd pemberi kerja TKA dimulai sejak
TKA memasuki wilayah Indonesia sampai dengan 6 bulan
4. Sanksi denda dibayarkan ke kas negara
5. Sanksi denda dibayarkan paling lama 2 minggu sejak
diterima atau diumumkan pengenaan sanksi denda
PASAL 38
1. Tidak membayar sanksi denda paling lama 2 minggu sgb
mana Pasal 37 ayat (5) dikenakan sanksi penghentian
sementara proses permohonan pengesahan RPTKA
2. Sesuai ayat (1) tetap berkewajiban membayar sanksi denda
dan denda keterlambatan sebesar 2% per bulan dari jumlah
sanksi denda yang harus dibayarkan
3. Denda keterlambatan dikenakan paling lama 6 bulan
4. Apabila dalam waktu 6 bulan tidak membayar sanksi denda
dan denda keterlambatan, penagihan diserahkan kepada
instansi yg berwenang mengurusi piutang negara utuk
proses lebih lanjut
PASAL 39
1. Sanksi penghentian proses permohonan pengesahan RPTKA : a.
tidak memfasilitasi diklat B I kpd TKA, b. tdk mendaftarkan TKA
pada program Jamsosnas, c. tdk membuat lap pelaksanaa
penggunaan TKA, pelaksanaan diklat & alih teknologi, d. tdk
melaporkan penggunaan TKA utk pekerjaan sementara dan e.
tidak melaporkan PK TKA yang telah berakhir atau diakhiri
sebelum jangka waktunya
2. Sanksi penghentian proses permohonan pengesahan RPTKA
untuk jangka waktu paling lama 3 bulan
3. Sanksi pada ayat (2) memuat kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh pemberi kerja TKA thd pelanggaran yang telah dilakukan
4. Apabila pemberi kerja TKA tidak melaksanakan kewajiban
dimaksud dalam ayat (3) akan dikenakan sanksi pencabutan
pengesahan RPTKA
PASAL 40
Sanksi pencabutan pengesahan RPTKA dikenakan kpd pemberi
kerja yg melanggar :
1. Mempekerjakan TKA tidak sesuai dgn pengesahan RPTKA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
2. Mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang
sama ( Pasal 10)
3. Mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia
(Pasal 11 ayat (1))
4. Tidak membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan
( Pasal 23 ayat (1) )
PASAL 41
Menteri atau pejabat yang ditunjuk
menyampaikan pencabutan pengesahan
RPTKA kepada Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum dan HAM atau pejabat yang
ditunjuk untuk dilakukan Tindakan
keimigrasian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

More Related Content

Similar to PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx

PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.pptPENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
HRDRSYPKMandiri
 
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
drGames3
 
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptxMateri 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
bunda19
 
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
ImanFitroni_PTSB
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
sella49
 

Similar to PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx (20)

PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.pptPENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
 
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
01. Update Kebijakan & Peraturan Perundangan K3(2).ppt
 
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptxMateri 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
Materi 01 - Peraturan Perundangan terkait Keselamatan Konstruksi.pptx
 
Uu k3 ind
Uu k3 indUu k3 ind
Uu k3 ind
 
02 sosialisasi pp ri nomor 50 tahun 2012
02 sosialisasi pp ri nomor 50 tahun 201202 sosialisasi pp ri nomor 50 tahun 2012
02 sosialisasi pp ri nomor 50 tahun 2012
 
2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdf2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdf
 
2 Ahli K3.ppt
2 Ahli K3.ppt2 Ahli K3.ppt
2 Ahli K3.ppt
 
UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970
 
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
Unit 2 menerangkan mengenai keperluan perlantikan pegawai keselmatan dan kesi...
 
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 UmumContoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
 
UU_1-1970.ppt
UU_1-1970.pptUU_1-1970.ppt
UU_1-1970.ppt
 
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptxMateri Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
Materi Sosialisasi Srening Pekerja.pptx
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
 
Pengaturan Jam Kerja Manager on Duty di RS
Pengaturan Jam Kerja Manager on Duty di RSPengaturan Jam Kerja Manager on Duty di RS
Pengaturan Jam Kerja Manager on Duty di RS
 
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptxmateri inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
 
29 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk329 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk3
 
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3)Kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
 
Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaan
 

PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx

  • 1. PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING OLEH : SITI AISYAH, S.SOS., MH
  • 2. LANDASAN HUKUM PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN • UU No.3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya UU Pengawasan perburuhan , Pasal 1 ayat (1), pengawasan perburuhan diadakan guna a. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan perburuhan pada khususnya b. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti seluas- luasnya guna membentuk UU dan peraturan-peraturan c. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan kepadanya dengan UU dan peraturan-peraturan lainnya
  • 3. • Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan • Pasal 1 ayat (32) Pengawasan Ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan pera per-UU-an di bid ketenagakerjaan • Pasal 176 ayat (1) Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenaagkerjaan yang mempunyai kompetensi dan independent guna menjamin pelaksanaan peraturan per-UU-an ketenagakerjaan
  • 4. • Pengawas ketenagakerjaan adalah PNS pada kementrian Ketenagakerjaan yang berdasarkan UU ditugaskan secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap ditaatinya peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
  • 5. TUGAS PENGAWAS KETENAGAKERJAAN 1. Melihat dgn jalan memeriksa dan menyelidiki sendiri apakah ketentuan- ketentuan dalam perundangan telah dilaksanakan 2. Membantu baik pekerja/buruh maupun pimpinan perusahaan dgn memberi penjelasan-penjelasan teknis dan nasehat yang mereka perlukan agar mereka menyelami apa yg diminta oleh peraturan dan bagaimana melaksanakannya 3. Menyelidiki keadaan perbutuhan dan mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk penyusunan peraturan perundangan ketenagakerjaan dan penetapan kebijakan pemerintah
  • 6. RUANG LINGKUP TUGAS PENGAWAS KETENAGAKERJAAN 1. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan mengenai norma perlindungan tenaga kerja 2. Melaksanakan pembinaan dalam upaya menyempurnakan norma kerja dan pengawasannya 3. Melaksanakan usaha-usaha pembentukan, penetapan dan pengawasan di bidang kecelakaan kerja
  • 7. FUNGSI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN 1. Mengawasi pelaksanaan undang-undang atau ketentuan-ketentuan hukum di bidang ketenagakerjaan/perburuhan 2. Memberikan penerangan teknis serta nasehat kepada pengusaha dan tenaga kerja tentang hal-hal yang dapat menjamin pelaksanaan efektif dari peraturan ketenagakerjaan
  • 8. WEWENANG PENGAWAS KETENAGAKERJAAN 1. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan ketenagaaakerjaan pada khususnya 2. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal- soal hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan dalam arti yang seluas-luasnya guna membuat UU dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan lainnya 3. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
  • 9. PENYIDIKAN (PASAL 182 UU NO.13/2003) • Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
  • 10. PPNS BERWENANG • Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak pidana di bidang ketenagakerjaan • Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan • Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan
  • 11. • Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang ketenagakerjaan • Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di bidang ketenagakerjaan • Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan; dan
  • 12. • Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang ketenagakerjaan. • Kewenangan PPNS dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undagan yang berlaku
  • 13. • Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan hukum di bidang ketenagakerjaan akan menjamin pelaksanaan hak-hak normative pekerja, yang pada gilirannya mempunyai dampak terhadap stabilitas usaha. • Selain itu pengawasan ketenagakerjaan juga dapat mendidik pengusaha dan pekerja untuk selalu taat menjalankan ketentuan per-UU-an yang berlaku di bidang ketenagakerjaan sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis.
  • 14. 3 MACAM KEGIATAN PEMERIKSAAN KETENAGAKERJAAN 1. Pemeriksaan pertama, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh pegawai pengawas umum yang mencakup dua aspek yaitu norma kerja dan norma keselamatan kerja 2. Pemeriksaan ulang 3. Pemeriksaan khusus yaitu apabila ada hal-hal tertentu misalnya pengaduan atau atas perintah atasan untuk sesuatu hal di suatu perusahaan
  • 15. SESUAI DENGAN MAKSUD DIADAKANNYA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN, MAKA TUGAS UTAMA PKK ADALAH : 1. Mengawasi berlakunya UU dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan 2. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan kerja dan keadaan ketenagakerjaan dalam arti yang seluas-luasnya guna membuat UU dan peraturan- peraturan ketenagakerjaan 3. Menjalankan pekerjaan lainnya yang diserahkan dengan UU dan dan peraturan-peraturan lainnya
  • 16. UU NO.23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN, MENGEMUKAKAN SEBAGAI BERIKUT : • Menteri yg diserahi urusan perburuhan atau pegaeai yg ditunjuk olehnya, menunjuk pegawai yang diberi kewajiban menjalankan pengawasan perburuhan • Pegawai yg dimaksud beserta pegawai pembantunya melakukan pengawasan thd para tenaga kerja yg menjadi wewenangnya berhak memasuki semua tempat dimana dijalankan pekerjaan atau dapat di sangkakan bahwa di tempat itu dijalankan pekerjaan
  • 17. • Andaikata dalam menjalankan tugas di tolak oleh pihak pengusaha, sehingga pelaksanaan tugas menjadi terhalang atau tidak dapat dilaksanakan, maka pegawai tsb dpt meminta bantuan alat negara kepolisian untuk memasuki perusahaan ybs & selanjutnya melaksanakan tugas dan kewajiban dengan seksama.
  • 18. • Pegawai tsb dpt meminta perngusaha atau wakil dari perusahaan yg ditunjuk yg berkompeten & semua buruh yg bekerja di perusahaan ybs dalam batas waktu yg memungkinkan, meminta semua keterangan dan data yg jelas baik dg lisan maupun tertulis yg dipandang perlu guna memperoleh pendapat yg pasti ttg hubungan kerja beserta keadaan perburuhan pd umumnya di perusahaan ybs pada waktu itu dan pada waktu yang telah lampau.
  • 19. • Para pegwai tsb berhak menanyai dan mengadakan wawancara dgn para buruh tanpa dihadiri para pihak ketiga • Pegawai yang dimaksud beserta pegawai pembantunya dalam melakukan pengawasan, di luar jabatan wajib merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan yg diperolehnya sehubungan dengan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan yang telah dilakukan
  • 20. PP NO.34 TAHUN 2021 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING • Pengawasan penggunaan TKA dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan dengan melakukan pengawasan pada norma penggunaan TKA sesuai dg ketentuan perraturan per-UU-an di bidang ketenagakerjaan
  • 21. SANKSI ADMINISTRATIF • Melanggar ketentuan Pasal 6 • (1) . Setiap pemberi kerja TKA , wajib memiliki RPTKA yg disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk • (2). Dalam hal pemberi kerja TKA akan mempekerjakan TKA yg sedang dipekerjakan oleh pemberi kerja TKA lain, masing-masing pemberi kerja wajib memiliki RPTA • (3). Pemberi kerja TKA dimaksud pada ayat (1) dan (2) wajib mempekerjakan TKA sesuai dg pengesahan RPTKA
  • 22. • Melanggar Pasal 7 ayat (2) Pemberi kerja TKA wajib memfasilitasi Pendidikan & pelatihan Bahasa Indonesia kepada TKA • Melanggar Pasal 8 ayat (1) Pemberi kerja TKA wajib mendaftarkan TKA dalam program jam sos nas bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 bln, atau asuransi swasta bagi TKA yang
  • 23. • Pasal 10 • Pemberi kerja TKA dilarang mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang sama • Pasal 11 ayat (1) • Pemberi kerja TKA dilarang mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia • Pasal 19 ayat (6) • Pemberi kerja TKA yang akan mempekerjakan TKA pada jensi kegiatan perusahaan rintisan (start-Up) berbasis teknologi dan vokasi lebih dari 3 bulan wajib memiliki RPTA
  • 24. • Pasal 23 ayat (1) • Pemberi kerja TKA wajib membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan • Pasal 32 • (1) pemberi kerja TKA wajib melaporkan setiap 1 tahun kpd Menteri untuk pelaksanaan : penggunaan TKA, diklat pendamping TKA dan alih teknologi dan keahlian dari TKA kepada tenaga kerja pendamping TKA
  • 25. • Pasal 32 ayat (2) • Pemberi kerja TKA utk pekerjaan sementara wajib melaporkan pelaksanaan penggunaan TKA, setelah berakhirnya perjanjian kerja kpd Menteri atau pejabat yang ditunjuk • Pasal 32 ayat (3) • Pemberi kerja TKA wajib melaporkan kpd Menteri atau pejabat yg ditunjuk utk PK TKA yg telah berakhir atau diakhiri sebelum jangka waktu PK berakhir
  • 26. Pasal 36 ayat (1) Sanksi administratif berupa : 1. Denda 2. Pengehntian sementara proses permohonan pengesahan RPTKA dan/ atau 3. Pencabutan pengesahan RPTKA • Ayat (2) Saknsi administratif diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk • Ayat (3) Menteri atau pejabat yang ditunjuk dalam mengenakan sanksi adminitratif berdasarkan surat pemberitahuan pengenaan saknsi administratif dari PKK
  • 27. SANKSI DENDA (PASAL 37) 1. Dikenakan kpd pemberi kerja TKA yang melanggar Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 19 ayat (6) 2. Besaran sanksi denda per jabatan, per orang, per bulan sbb : setiap 1 bulan sebesar Rp.6.000.000 s/d maksimal 6 bulan ( 36.000.000 ) 3. Sanksi dikenakan kpd pemberi kerja TKA dimulai sejak TKA memasuki wilayah Indonesia sampai dengan 6 bulan 4. Sanksi denda dibayarkan ke kas negara 5. Sanksi denda dibayarkan paling lama 2 minggu sejak diterima atau diumumkan pengenaan sanksi denda
  • 28. PASAL 38 1. Tidak membayar sanksi denda paling lama 2 minggu sgb mana Pasal 37 ayat (5) dikenakan sanksi penghentian sementara proses permohonan pengesahan RPTKA 2. Sesuai ayat (1) tetap berkewajiban membayar sanksi denda dan denda keterlambatan sebesar 2% per bulan dari jumlah sanksi denda yang harus dibayarkan 3. Denda keterlambatan dikenakan paling lama 6 bulan 4. Apabila dalam waktu 6 bulan tidak membayar sanksi denda dan denda keterlambatan, penagihan diserahkan kepada instansi yg berwenang mengurusi piutang negara utuk proses lebih lanjut
  • 29. PASAL 39 1. Sanksi penghentian proses permohonan pengesahan RPTKA : a. tidak memfasilitasi diklat B I kpd TKA, b. tdk mendaftarkan TKA pada program Jamsosnas, c. tdk membuat lap pelaksanaa penggunaan TKA, pelaksanaan diklat & alih teknologi, d. tdk melaporkan penggunaan TKA utk pekerjaan sementara dan e. tidak melaporkan PK TKA yang telah berakhir atau diakhiri sebelum jangka waktunya 2. Sanksi penghentian proses permohonan pengesahan RPTKA untuk jangka waktu paling lama 3 bulan 3. Sanksi pada ayat (2) memuat kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemberi kerja TKA thd pelanggaran yang telah dilakukan 4. Apabila pemberi kerja TKA tidak melaksanakan kewajiban dimaksud dalam ayat (3) akan dikenakan sanksi pencabutan pengesahan RPTKA
  • 30. PASAL 40 Sanksi pencabutan pengesahan RPTKA dikenakan kpd pemberi kerja yg melanggar : 1. Mempekerjakan TKA tidak sesuai dgn pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) 2. Mempekerjakan TKA rangkap jabatan dalam perusahaan yang sama ( Pasal 10) 3. Mempekerjakan TKA pada jabatan yang mengurusi personalia (Pasal 11 ayat (1)) 4. Tidak membayar DKPTKA atas setiap TKA yang dipekerjakan ( Pasal 23 ayat (1) )
  • 31. PASAL 41 Menteri atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan pencabutan pengesahan RPTKA kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan HAM atau pejabat yang ditunjuk untuk dilakukan Tindakan keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan