SlideShare a Scribd company logo
1




                   UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

                            NOMOR 3 TAHUN 1951

                                   TENTANG

PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG UNDANG PENGAWASAN PERBURUHAN
TAHUN 1948 NR. 23 DARI REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA



                       PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : bahwa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia belum ada
            Undang-undang mengenai pengawasan perburuhan yang sesuai
            dengan keadaan sekarang;

                bahwa ketiadaan Undang-undang itu sangat dirasakan dan oleh
                karenanya perlu segera mengadakannya;

                bahwa dengan menunggu selesainya pekerjaan tersebut terlebih
                dahulu perlu dijalankan Undang-undang pengawasan perburuhan
                Republik Indonesia yang sudah ada;

                bahwa quot;Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tabun 1948quot; dari
                Republik Indonesia adalah salah satu Undang-undang yang
                dibutuhkan dan oleh karenanya perlu lekas dijalankan untuk
                seluruh Indonesia;

Mengingat    : pasal 36 dan 89 Undang-undang Dasar Sementara Republik
               Indonesia;

        Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

                                 Memutuskan ;

Dengan membatalkan segala peraturan yang berlawanan dengan Undang-undang
ini, menetapkan :

                UNDANG-UNDANG PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG-
                UNDANG PENGAWASAN PERBURUHAN TAHUN 1948 No. 23 DARI
                REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA.

                                    PASAL 1

Menyatakan berlaku untuk seluruh Indonesia Undang-undang Pengawasan
Perburuhan tanggal 23 Juli 1948 No. 23 dari Republik Indonesia yang bunyinya
sebagai berikut :

                                   BAGIAN 1
2




                     Tentang pengawasan perburuhan.

                                  Pasal 1.

 (1) Pengawasan perburuhan diadakan guna : a.mengawasi berlakunya Undang-
     undang dan peraturan-peraturan perburuhan pada khususnya;
     b.mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan
     kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas-luasnya guna
     membuat Undang-undang dan peraturan-peraturan perburuhan;
     c.menjalankan pekerjaan lain-lainya yang diserahkan kepadanya dengan
     Undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya;
 (2) Menteri yang diserahi urusan perburuhan mengadakan laporan-tahunan
     tentang pekerjaan pengawasan perburuhan.

                                BAGIAN 11

Hak pegawai-pegawai pengawasan perburuhan untuk memperoleh keterangan.

                                  Pasal 2

 (1) Menteri yang diserahi urusan perburuhan atau pegawai yang ditunjuk
     olehnya, menunjuk pegawai-pegawai yang diberi kewajiban menjalankan
     pengawasan perburuhan.
 (2) Pegawai-pegawai tersebut dalam ayat (1) pasal ini, beserta pegawai-
     pegawai pembantu yang mengikutinya, dalam melakukan kewajiban-
     kewajiban tersebut dalam pasal I ayat (1), berhak memasuki semua tempat-
     tempat, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau dapat
     disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang
     disewakan atau dipergunakan oleh majikan atau wakilnya untuk perumahan
     atau perawatan buruh.

    Yang dimaksudkan dengan pekerjaan ialah pekerjaan yang dijalankan oleh
    buruh untuk majikan dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah.

 (3) Jikalau pegawai-pegawai tersebut dalam ayat (1) ditolak untuk memasuki
     tempat-tempat termaksud dalam ayat (2) maka mereka memasukinya, jika
     perlu dengan bantuan Polisi Negara.

                                  Pasal 3

 (1) Majikan atau wakilnya, demikian pula semua buruh yang bekerja pada
     majikan itu, atas permintaan dan dalam waktu sepantasnya yang ditentukan
     oleh pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 ayat (1), wajib memberi
     semua keterangan keterangan yang sejelas-jelasnya, baik dengan lisan
     maupun dengan tertulis, yang dipandang perlu olehnya guna memperoleh
     pendapat yang pasti tentang hubungan kerja dan keadaan perburuhan pada
     umumnya di dalam perusahaan itu pada waktu itu atau/dan pada waktu yang
     telah lampau.
 (2) Pegawai-pegawai tersebut di atas berhak menanyai buruh dengan tidak
     dihadiri oleh orang ketiga.
3




   (3) Dalam menjalankan tugasnya pegawai-pegawai tersebut diwajibkan
       berhubungan dengan organisasi buruh yang bersangkutan.

                                      Pasal 4

Atas permintaan pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 ayat (1), majikan atau
wakilnya wajib menunjuk seorang pengantar untuk memberi keterangan-
keterangan pada waktu diadakan pemeriksaan.

                                    BAGIAN III

                               Menyimpan rahasia

                                      Pasal 5

Pegawai-pegawai beserta pegawai-pegawai pembantu tersebut dalam pasal 2 di
luar jabatannya wajib merahasiakan segala keterangan tentang rahasia-rahasia di
dalam suatu perusahaan, yang didapatnya berhubung dengan jabatannya.

                                    BAGIAN IV

                                 Aturan hukuman

                                      Pasal 6

   (1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang dipercayakan
       kepadanya termaksud dalam pasal 5, dihukum dengan hukuman penjara
       selama-lamanya enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus
       rupiah dengan tidak atau dipecat dari hak memangku jabatan.
   (2) Barang siapa karena kesilapannya menyebabkan rahasia itu menjadi
       terbuka, dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan
       atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.
   (3) Tidak ada tuntutan terhadap hal-hal tersebut dalam ayat (1) dan (2), jikalau
       tidak ada pengaduan dari majikan yang berkepentingan atau wakilnya.
   (4) Barang siapa menghalang-halangi atau menggagalkan sesuatu tindakan
       yang dilakukan oleh pegawai-pegawai dalam melakukan kewajibannya
       seperti tersebut dalam pasal 2, begitu pula barang siapa tidak memenuhi
       kewajibannya termaksud dalam pasal 3 ayat (1), dihukum dengan hukuman
       kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima
       ratus rupiah.
   (5) Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya tersebut dalam pasal 4,
       dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
       sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah.
   (6) Hal-hal yang dikenakan hukuman tersebut dalam ayat (1) dan (2) dianggap
       sebagai kejahatan, sedangkan yang tersebut dalam ayat (4) dan (5)
       dianggap sebagai pelanggaran .
4




                                      Pasal 7

   (1) Jikalau yang dikenakan hukuman tersebut dalam pasal 6 itu suatu badan
       hukum, maka tuntutan dan hukuman dilakukan terhadap pengurus badan
       hukum itu.
   (2) Jikalau urusan badan hukum itu diserahkan kepada badan hukum lain, maka
       tuntutan dan hukuman dilakukan terhadap pengurus badan hukum lain yang
       mengurus itu.

                                    BAGIAN V

                  Tentang mengusut pelanggaran dan kejahatan

                                      Pasal 8

Selain dari pada pegawai-pegawai, yang berkewajiban mengusut pelanggaran dan
kejahatan pada umumnya, pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 dan orang-
orang lain yang menurut Undang-undang ditunjuk dan diberi kekuasaan untuk itu,
kecuali diwajibkan untuk menjaga dan membantu supaya aturan-aturan dalam
Undang-undang ini dijalankan, diwajibkan juga untuk mengusut hal-hal yang
dikenakan hukuman tersebut dalam pasal 6.

                                     PASAL II

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 1951.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEKARNO



MENTERI PERBURUHAN,

SUROSO.



Diundangkan pada tanggal 8 Januari 1951

MENTERI KEHAKIMAN,

WONGSONEGORO.

More Related Content

What's hot

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Kuh pdt bw
Kuh pdt   bwKuh pdt   bw
Kuh pdt bw
Jody Dewantoro
 
Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957
guest150909
 
Kuhp perdata-bagian
Kuhp perdata-bagianKuhp perdata-bagian
Kuhp perdata-bagian
SuryanaSuganda1
 
Sejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungSejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungheris91
 
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
HumasRudenimKupang
 
Kuha per
Kuha perKuha per
Pentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaPentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaAlip Pg
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Fenti Anita Sari
 
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Bajang Perdana
 
Uu 83 1958
Uu 83 1958Uu 83 1958
Uu 83 1958
guest150909
 
Meti makalah
Meti makalahMeti makalah
Meti makalah
Acoed
 
Kuh+pidana
Kuh+pidanaKuh+pidana
Kuh+pidana
LBHASTRANAWA
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
Fenti Anita Sari
 
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013 Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
HumasRudenimKupang
 
Undang undang huku perdata
Undang undang huku perdataUndang undang huku perdata
Undang undang huku perdata
devinparera
 
Uu 04 1959
Uu 04 1959Uu 04 1959
Uu 04 1959
guest150909
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Ardhita Gendys Pardana
 
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)Hendie Cahya Maladewa
 

What's hot (20)

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Kuh pdt bw
Kuh pdt   bwKuh pdt   bw
Kuh pdt bw
 
Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957Uudrt 16 1957
Uudrt 16 1957
 
Kuhp perdata-bagian
Kuhp perdata-bagianKuhp perdata-bagian
Kuhp perdata-bagian
 
Sejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agungSejarah mahkamah agung
Sejarah mahkamah agung
 
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M....
 
Uu 19 1956
Uu 19 1956Uu 19 1956
Uu 19 1956
 
Kuha per
Kuha perKuha per
Kuha per
 
Pentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaPentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusaka
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
 
Uu 83 1958
Uu 83 1958Uu 83 1958
Uu 83 1958
 
Meti makalah
Meti makalahMeti makalah
Meti makalah
 
Kuh+pidana
Kuh+pidanaKuh+pidana
Kuh+pidana
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
 
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013 Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
Penjelasan Atas PP RI Nomor 31 Tahun 2013
 
Undang undang huku perdata
Undang undang huku perdataUndang undang huku perdata
Undang undang huku perdata
 
Uu 04 1959
Uu 04 1959Uu 04 1959
Uu 04 1959
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
 
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)
PP No 3 Tahun 2009 (Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean)
 

Viewers also liked

Uu 11 1952
Uu 11 1952Uu 11 1952
Uu 11 1952
guest150909
 
New Zealand
New ZealandNew Zealand
New Zealand
kpodgorska
 
PresentacióN 28 5 08
PresentacióN 28 5 08PresentacióN 28 5 08
PresentacióN 28 5 08
evamsbv
 
Pedrolo
PedroloPedrolo
Uu 09 1953
Uu 09 1953Uu 09 1953
Uu 09 1953
guest150909
 
catalystcon1
catalystcon1catalystcon1
catalystcon1typester
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6
elenac
 
Hacking Mac OSX Cocoa API from Perl
Hacking Mac OSX Cocoa API from PerlHacking Mac OSX Cocoa API from Perl
Hacking Mac OSX Cocoa API from Perl
typester
 

Viewers also liked (9)

Uu 11 1952
Uu 11 1952Uu 11 1952
Uu 11 1952
 
New Zealand
New ZealandNew Zealand
New Zealand
 
Uu 13 1951
Uu 13 1951Uu 13 1951
Uu 13 1951
 
PresentacióN 28 5 08
PresentacióN 28 5 08PresentacióN 28 5 08
PresentacióN 28 5 08
 
Pedrolo
PedroloPedrolo
Pedrolo
 
Uu 09 1953
Uu 09 1953Uu 09 1953
Uu 09 1953
 
catalystcon1
catalystcon1catalystcon1
catalystcon1
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6
 
Hacking Mac OSX Cocoa API from Perl
Hacking Mac OSX Cocoa API from PerlHacking Mac OSX Cocoa API from Perl
Hacking Mac OSX Cocoa API from Perl
 

Similar to Uu 03 1951

Uu 01 1951
Uu 01 1951Uu 01 1951
Uu 01 1951
guest150909
 
Uu 02 1952
Uu 02 1952Uu 02 1952
Uu 02 1952
guest150909
 
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptxPENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
AmperaTri
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Legal Akses
 
Tindak pidana korupsi 03 71
Tindak pidana korupsi 03 71Tindak pidana korupsi 03 71
Tindak pidana korupsi 03 71mapjmakassar
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
sella49
 
Uu 02 1951
Uu 02 1951Uu 02 1951
Uu 02 1951
guest150909
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
KutsiyatinMSi
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
ssuserc65a91
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
RepublikaDigital
 
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfUU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
kikannaemerald1
 
Uu 07 1953
Uu 07 1953Uu 07 1953
Uu 07 1953
guest150909
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
mapjmakassar
 
Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004
Ridwan Rezpectt
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
jimsoktovianus
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuSei Enim
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)aanpalisury
 
KUHP
KUHPKUHP
Uu 10 1951
Uu 10 1951Uu 10 1951
Uu 10 1951
guest150909
 

Similar to Uu 03 1951 (20)

Uu 01 1951
Uu 01 1951Uu 01 1951
Uu 01 1951
 
Uu 02 1952
Uu 02 1952Uu 02 1952
Uu 02 1952
 
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptxPENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
PENGAWASAN NORMA TENAGA KERJA ASING (2).pptx
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
 
Tindak pidana korupsi 03 71
Tindak pidana korupsi 03 71Tindak pidana korupsi 03 71
Tindak pidana korupsi 03 71
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
 
Uu 02 1951
Uu 02 1951Uu 02 1951
Uu 02 1951
 
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipilPp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp 94 tahun_2021_tentang_disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdfPP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
PP Nomor 94 Tahun 2021 (1).pdf
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
 
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfUU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
 
Uu 11 1980
Uu 11 1980Uu 11 1980
Uu 11 1980
 
Uu 07 1953
Uu 07 1953Uu 07 1953
Uu 07 1953
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
 
Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatu
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
KUHP
KUHPKUHP
KUHP
 
Uu 10 1951
Uu 10 1951Uu 10 1951
Uu 10 1951
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
guest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
guest150909
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
guest150909
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
guest150909
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
guest150909
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
guest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 

Uu 03 1951

  • 1. 1 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1951 TENTANG PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG UNDANG PENGAWASAN PERBURUHAN TAHUN 1948 NR. 23 DARI REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia belum ada Undang-undang mengenai pengawasan perburuhan yang sesuai dengan keadaan sekarang; bahwa ketiadaan Undang-undang itu sangat dirasakan dan oleh karenanya perlu segera mengadakannya; bahwa dengan menunggu selesainya pekerjaan tersebut terlebih dahulu perlu dijalankan Undang-undang pengawasan perburuhan Republik Indonesia yang sudah ada; bahwa quot;Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tabun 1948quot; dari Republik Indonesia adalah salah satu Undang-undang yang dibutuhkan dan oleh karenanya perlu lekas dijalankan untuk seluruh Indonesia; Mengingat : pasal 36 dan 89 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Memutuskan ; Dengan membatalkan segala peraturan yang berlawanan dengan Undang-undang ini, menetapkan : UNDANG-UNDANG PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG PENGAWASAN PERBURUHAN TAHUN 1948 No. 23 DARI REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA. PASAL 1 Menyatakan berlaku untuk seluruh Indonesia Undang-undang Pengawasan Perburuhan tanggal 23 Juli 1948 No. 23 dari Republik Indonesia yang bunyinya sebagai berikut : BAGIAN 1
  • 2. 2 Tentang pengawasan perburuhan. Pasal 1. (1) Pengawasan perburuhan diadakan guna : a.mengawasi berlakunya Undang- undang dan peraturan-peraturan perburuhan pada khususnya; b.mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas-luasnya guna membuat Undang-undang dan peraturan-peraturan perburuhan; c.menjalankan pekerjaan lain-lainya yang diserahkan kepadanya dengan Undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya; (2) Menteri yang diserahi urusan perburuhan mengadakan laporan-tahunan tentang pekerjaan pengawasan perburuhan. BAGIAN 11 Hak pegawai-pegawai pengawasan perburuhan untuk memperoleh keterangan. Pasal 2 (1) Menteri yang diserahi urusan perburuhan atau pegawai yang ditunjuk olehnya, menunjuk pegawai-pegawai yang diberi kewajiban menjalankan pengawasan perburuhan. (2) Pegawai-pegawai tersebut dalam ayat (1) pasal ini, beserta pegawai- pegawai pembantu yang mengikutinya, dalam melakukan kewajiban- kewajiban tersebut dalam pasal I ayat (1), berhak memasuki semua tempat- tempat, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang disewakan atau dipergunakan oleh majikan atau wakilnya untuk perumahan atau perawatan buruh. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan ialah pekerjaan yang dijalankan oleh buruh untuk majikan dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah. (3) Jikalau pegawai-pegawai tersebut dalam ayat (1) ditolak untuk memasuki tempat-tempat termaksud dalam ayat (2) maka mereka memasukinya, jika perlu dengan bantuan Polisi Negara. Pasal 3 (1) Majikan atau wakilnya, demikian pula semua buruh yang bekerja pada majikan itu, atas permintaan dan dalam waktu sepantasnya yang ditentukan oleh pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 ayat (1), wajib memberi semua keterangan keterangan yang sejelas-jelasnya, baik dengan lisan maupun dengan tertulis, yang dipandang perlu olehnya guna memperoleh pendapat yang pasti tentang hubungan kerja dan keadaan perburuhan pada umumnya di dalam perusahaan itu pada waktu itu atau/dan pada waktu yang telah lampau. (2) Pegawai-pegawai tersebut di atas berhak menanyai buruh dengan tidak dihadiri oleh orang ketiga.
  • 3. 3 (3) Dalam menjalankan tugasnya pegawai-pegawai tersebut diwajibkan berhubungan dengan organisasi buruh yang bersangkutan. Pasal 4 Atas permintaan pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 ayat (1), majikan atau wakilnya wajib menunjuk seorang pengantar untuk memberi keterangan- keterangan pada waktu diadakan pemeriksaan. BAGIAN III Menyimpan rahasia Pasal 5 Pegawai-pegawai beserta pegawai-pegawai pembantu tersebut dalam pasal 2 di luar jabatannya wajib merahasiakan segala keterangan tentang rahasia-rahasia di dalam suatu perusahaan, yang didapatnya berhubung dengan jabatannya. BAGIAN IV Aturan hukuman Pasal 6 (1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang dipercayakan kepadanya termaksud dalam pasal 5, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah dengan tidak atau dipecat dari hak memangku jabatan. (2) Barang siapa karena kesilapannya menyebabkan rahasia itu menjadi terbuka, dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah. (3) Tidak ada tuntutan terhadap hal-hal tersebut dalam ayat (1) dan (2), jikalau tidak ada pengaduan dari majikan yang berkepentingan atau wakilnya. (4) Barang siapa menghalang-halangi atau menggagalkan sesuatu tindakan yang dilakukan oleh pegawai-pegawai dalam melakukan kewajibannya seperti tersebut dalam pasal 2, begitu pula barang siapa tidak memenuhi kewajibannya termaksud dalam pasal 3 ayat (1), dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah. (5) Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya tersebut dalam pasal 4, dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah. (6) Hal-hal yang dikenakan hukuman tersebut dalam ayat (1) dan (2) dianggap sebagai kejahatan, sedangkan yang tersebut dalam ayat (4) dan (5) dianggap sebagai pelanggaran .
  • 4. 4 Pasal 7 (1) Jikalau yang dikenakan hukuman tersebut dalam pasal 6 itu suatu badan hukum, maka tuntutan dan hukuman dilakukan terhadap pengurus badan hukum itu. (2) Jikalau urusan badan hukum itu diserahkan kepada badan hukum lain, maka tuntutan dan hukuman dilakukan terhadap pengurus badan hukum lain yang mengurus itu. BAGIAN V Tentang mengusut pelanggaran dan kejahatan Pasal 8 Selain dari pada pegawai-pegawai, yang berkewajiban mengusut pelanggaran dan kejahatan pada umumnya, pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 dan orang- orang lain yang menurut Undang-undang ditunjuk dan diberi kekuasaan untuk itu, kecuali diwajibkan untuk menjaga dan membantu supaya aturan-aturan dalam Undang-undang ini dijalankan, diwajibkan juga untuk mengusut hal-hal yang dikenakan hukuman tersebut dalam pasal 6. PASAL II Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 1951. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO MENTERI PERBURUHAN, SUROSO. Diundangkan pada tanggal 8 Januari 1951 MENTERI KEHAKIMAN, WONGSONEGORO.