Penelitian sejarah adalah salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara Fenti Anita Sari
Menurut Cogan & Derricott (1998) kewarganegaraan sebagai “ a set of characteristics of being a citizen”.
Menurut Pendapat lain kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik (negara).
Menurut Wikipedia kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemimpinan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
KONSEP DAN PENERAPAN CASE UNTUK PEREKAYASA PERANGKAT LUNAK fajrillah
Setiap orang pernah mendengar pernyataan mengenai anak-anak seorang pembuat sepatu: begitu sibuk membuat sepatu untuk orang lain, sehingga anak-anaknya tidak memiliki sepatu sendiri. Selama 30 tahun terakhir, banyak perekayasa perangkat lunak menjadi anak-anak seorang pembuat sepatu. Meskipun profesional teknis ini telah membangun sistem yang kompleks yang mengotomatisasi kerja orang lain, namun mereka menggunakan sangat sedikit otomatisasi mereka sendiri. Kenyataan, sampai rekayasa perangkat lunak terakhir yang secara mendasar merupakan aktivitas manual, piranti satu-satunya bagi perekayasa perangkat lunak adalah compiler dan editor teks digunakan hanya pada tahap akhir proses. Saat ini perekayasa perangkat lunak pada akhirnya diberi sepasang sepatu baru yang pertama – computer aided software engineering (CASE). Sepatu itu tidak datang sebanyak yang mereka inginkan, sering agak sedikit keras dan kadang-kadang tidak mengenakkan, tidak memberikan cukup kecanggihan bagi mereka yang bergaya, dan tidak selalu sesuai dengan garmen lain yang digunakan oleh para pengembang perangkat lunak. Tetapi sepatu itu memberikan bagian absolute dari pakaian untuk lemari pakaian pengembang perangkat lunak, dan akan, dari waktu ke waktu, menjadi lebih enak, lebih berguna, dan lebih dapat beradaptasi dengan kebutuhan praktisi individual.
Penelitian sejarah adalah salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara Fenti Anita Sari
Menurut Cogan & Derricott (1998) kewarganegaraan sebagai “ a set of characteristics of being a citizen”.
Menurut Pendapat lain kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik (negara).
Menurut Wikipedia kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemimpinan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
KONSEP DAN PENERAPAN CASE UNTUK PEREKAYASA PERANGKAT LUNAK fajrillah
Setiap orang pernah mendengar pernyataan mengenai anak-anak seorang pembuat sepatu: begitu sibuk membuat sepatu untuk orang lain, sehingga anak-anaknya tidak memiliki sepatu sendiri. Selama 30 tahun terakhir, banyak perekayasa perangkat lunak menjadi anak-anak seorang pembuat sepatu. Meskipun profesional teknis ini telah membangun sistem yang kompleks yang mengotomatisasi kerja orang lain, namun mereka menggunakan sangat sedikit otomatisasi mereka sendiri. Kenyataan, sampai rekayasa perangkat lunak terakhir yang secara mendasar merupakan aktivitas manual, piranti satu-satunya bagi perekayasa perangkat lunak adalah compiler dan editor teks digunakan hanya pada tahap akhir proses. Saat ini perekayasa perangkat lunak pada akhirnya diberi sepasang sepatu baru yang pertama – computer aided software engineering (CASE). Sepatu itu tidak datang sebanyak yang mereka inginkan, sering agak sedikit keras dan kadang-kadang tidak mengenakkan, tidak memberikan cukup kecanggihan bagi mereka yang bergaya, dan tidak selalu sesuai dengan garmen lain yang digunakan oleh para pengembang perangkat lunak. Tetapi sepatu itu memberikan bagian absolute dari pakaian untuk lemari pakaian pengembang perangkat lunak, dan akan, dari waktu ke waktu, menjadi lebih enak, lebih berguna, dan lebih dapat beradaptasi dengan kebutuhan praktisi individual.
Kuliah elektronik business (e-business) jurusan teknik informatika UHO Kendari.
Materi:
elektronik payment, risiko dalam elektronik payment, apa itu risiko, contoh kasus kejahatan dalam dunia e-business
This ppt covers the object modeling techniques. It has four topics: object model, dynamic model, functional model and the relationship between these models.
1. TUGAS MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
IDE PEMANFAATAN RFID UNTUK PERPUSTAKAAN
(STMIK PRIMAKARA)
DOSEN PEMBIMBING
I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
DISUSUN OLEH
Fuse Minami
1401020003
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER PRIMAKARA
2015 / 2016
2. ABSTRAKSI
Perpustakaan di Kampus STMIK PRIMAKARA masih di kategorikan
sebagai perpustakaan yang baru akan berkembang. Disini sangat bermanfaat jika
perpustakaan di Kampus STMIK PRIMAKARA ini menerapkan Smart Library
yang artinya perpustakaan pintar. Untuk menerapkan Smart Library teknologi
yang digunakan yaitu teknologi RFID, dengan ini mahasiswa maupun penjaga
perpustakaan tidak perlu menerapkan cara registrasi yang masih manual.
Mahasiswa menggunakan KTM ( kartu tanda mahasiswa ) yang dapat di scan oleh
penjaga perpustakaan untuk mengetahui identitas kemudian mahasiswa dapat
masuk ke dalam perpustakaan. Bukan hanya dari registrasi identitas, dalam proses
pencarian buku pun tidak perlu mencari buku secara manual karena akan
memakan waktu jika mencari buku di perpustakaan yang terdapat banyak buku.
Maka diterapkan teknologi RFID barcode yang dimana barcode ditandai pada
buku agar cepat dalam proses pencarian. Dengan diterapkannya RFID system
pada perpustakaan umum di Indonesia akan meningkatkan fasilitas kerja dan
mempermudah penjaga perpustakaan dalam melayani mahasiswa yang datang
meminjam buku.
Kata kunci : Teknologi, RFID, Perpustakaan, Smart Library
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan atau
gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur dan disusun
demikian rupa, sehingga pembaca dapat mencari buku yang diperlukan. Dan
untuk lebih mempermudah pengunjung perpustakaan dalam registrasi identitas
dan pencarian buku-buku di perpustakaan yang luas, diterapkan teknologi RFID
system yang dapat membantu dalam proses input identitas dengan Smartcard-
RFID yang di scan melalui RFID Scanner dan Barcode yang ditandai di buku-
buku perpustakaan, untuk membantu pengunjung menemukan buku yang dicari.
Implementasi RFID di Indonesia, khususnya di perpustakaan STMIK
PRIMAKARA, masih tergolong sangat baru. Oleh karena itu, implementasi RFID
ini akan memberikan nilai ekslusivitas serta publikasi yang tinggi, selain juga
akan mewujudkan revolusi dalam manajemen perpustakaan modern.
Implementasi RFID pada sektor perpustakaan tengah menjadi trend. RFID
memberikan keunggulan yang signifikan bila dibandingkan dengan teknologi
barcode dan tag anti-theft (pencurian). Keunggulan utama adalah pada
meningkatnya kualitas pelayanan serta penghematan biaya operasional tenaga
petugas perpustakaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan registrasi di perpustakaan STMIK
PRIMAKARA?
2. Bagaimana cara mahasiswa menemukan buku yang dicari dengan cepat
dan efisien?
3. Bagaimana upaya mengatasi pencurian buku di perpustakaan?
4. 1.3 Solusi
Solusi yang dapat diterapkan untuk system perpustakaan menjadi lebih
baik.
1. Membuat kartu identitas / KTM (kartu tanda mahasiswa) untuk
memperlancar registrasi tanpa menggunakan cara manual.
2. Menginputkan data buku sesuai judul, code dan tempat yang di letakkan.
3. Meletakkan RFID Scan di setiap pintu keluar untuk menghindari
pencurian buku.
5. 1.4 Desain Solusi
1. Proses mengembalikan buku di Perpustakaan Umum
TIDAK
ADA
TIDAK
YA
MENCARI KE
RAK BUKU
(BROWSING)
M U L A I
TANYA KE
PETUGAS
PETUGAS
MENCARI
KE RAK
DENGAN
SERAHKAN BUKU
DAN SMART CARD
PETUGAS
MEMBERI
PENJELASAN
S E L E S A I
CUSTOMER
SERVICE
MENGINPUT NO
ANGGOTA DAN
TANGGAL
KEMBALI PADA
KOMPUTER
PEMINJAM
MENANDATANG
ANI BUKTI
PEMINJAMAN
DENGAN SCAN
SIDIK JARI
TUNJUKAN SMART
CARD
PERPUSTAKAAN
7. 2. Proses mengembalikan buku di Perpustakaan Umum
YA
TIDAK
M U L A I
MEMBERIKAN
SMART CARD
MENCARI DATA
PENGEMBALIAN
PERPANJANG
?
KEMBALIKAN
BUKU
PETUGAS
MENGINPUT
BUKU YANG
DIPINJAM KE
DATABASE
MENGINPUT NO
ANGGOTA DAN
TANGGAL
KEMBALI PADA
SMART CARD
PEMINJAM
MENANDATANG
ANI BUKTI
PEMINJAMAN
DENGAN SCAN
SIDIK JARI
BUKU
DISERAHKAN
PEMINJAM, DAN
DIKEMBALIKAN.
PADA TANGGAL
KEMBALI.
SMART CARD DI
KEMBALIKAN
PETUGAS
MENGINPUT
BUKU YANG
DIPINJAM KE
DATABASE
S E L E S A I
8. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi RFID
RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi
dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID untuk menyimpan dan
mengambil data jarak jauh.
Teknologi RFID menjadi jawaban atas berbagai kelemahan yang dimiliki
teknologi barcode yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan cara
mendekatkan barcode tersebut ke sebuah Reader, juga karena mempunyai
kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa diprogram ulang
sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah
besar untuk sebuah item. Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah
menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip, teknologi inilah yang dikenal
dengan RFID
Hal ini merupakan teknologi pengumpulan data otomatis yang tercepat
dalam perkembangannya. Teknologi tersebut menciptakan cara otomatis untuk
mengumpulkan informasi suatu produk, tempat, waktu, atau transaksi dengan
cepat, mudah tanpa human error. RFID menyediakan hubungan ke data dengan
jarak tertentu tanpa harus melihat secara langsung, dan tidak terpengaruh
lingkungan yang berbahaya seperti halnya barcode. Identifikasi RFID bukan
sekedar kode identifikasi, sebagai pembawa data, dapat di tulis dan diperbarui
data di dalamnya dalam keadaan bergerak.
2.2 Label RFID
Label adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam
sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi
menggunakan gelombang radio.Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan
antena. Label RFID atau yang biasa disebut RFID Tag sendiri, pada dasarnya
merupakan suatu microchip berantena, yang disertakan pada suatu unit barang.
Dengan piranti ini, perusahaan bisa mengidentifikasi dan melacak
keberadaansuatu produk. Seperti halnya barcode, yang memiliki Universal
9. Product Code (UPC), sebuah tag RFID memiliki Electronic Product Code (EPC)
berisiidentitas produk tersebut, mulai dari nomor seri, tanggal produksi,
lokasimanufaktur, bahkan tanggal kadaluarsa. EPC adalah identifikasi produk
generasi baru, mirip dengan UPC ataubarcode. Seperti halnya barcode, EPC
terdiri dari angka-angka yang menunjukkan kode produsen, produk, versi dan
nomor seri. Namun, EPC memiliki digit ekstra untuk mengidentifikasi item yang
unik. Ukuran bit EPC yang mencapai 96-bit memungkinkannya secara unik
mengidentifikasi lebih dari 268 juta produsen, masing-masing memiliki lebih dari
satu juta jenisproduk, sementara sisanya masih mencukupi untuk melabel seluruh
produk individualnya. Informasi EPC inilah yang tersimpan di dalam chip RFID.
RFID Tag dapat bersifat aktif atau pasif.
1. RFID Pasif
RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply sendiri. Dengan hanya
berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya
frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk memberi
kekuatan yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik.
Sehubungan dengan power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang
pasif biasanyasederhanya, hanya nomor ID saja. Dengan tidak adanya
power supply padaRFID tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin
kecilnya ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat. Beberapa RFID
komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan
di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat bahwa RFID tag terkecil
berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebihtipis daripada selembar kertas.
Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan
terlihat oleh mata. RFID tag yang pasif inimemiliki jarak jangkauan yang
berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6meter. RFID tag yang pasif
harganya bisa lebih murah untuk diproduksi dan tidak bergantung pada
baterai.
2. RFID aktif
RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power supply sendiri dan
memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga
10. lebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi
didalamnya. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif ini bisa sampai
sekitar 100 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai beberapa
tahun lamanya.
2.3 Reader RFID
Reader RFID terdiri dari RFID-reader dan antenna yang akan
mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau
mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio.
Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer. Jadi Reder di
perpustakaan STMIK PRIMAKARA bermanfaat untuk mencari buku yang ingin
dicari dan reader di letakkan dekat dengan pintu keluar untuk mengantisipasi
pencurian buku.
2.4 Host Komputer
Sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yang
terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan
reader. Host bisa berupa komputer stand-alone (Sistem Tunggal) maupun
terhubung ke jaringan LAN / Internet untuk komunikasi dengan server.
11. BAB III
ANALISA & KESIMPULAN
3.1 Analisa
Dengan di terapkan tenknologi RFID di perpustakaan STMIK
PRIMKARA dapat mempermudah registrasi data diri, pencarian buku,
pengembalian buku dan dapat mengantisipasi pencurian buku.
Registrasi sebelum memasuki perpustakaan dengan cara yang manual
dapat dipermudah dengan registrasi scan kartu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)
yang di dalamnya sudah terinput data kita, kemudian data kita akan masuk ke
dalam database perpustakaan. Alat yang digunakan untuk membaca data di KTM
menggunakan RFID Reader.
Masuk ke proses pencarian buku jika di rak buku terdapat buku yang
sangat banyak akan sulit jika mencari satu-satu buku yang ingin di cari. Untuk
mempermudah proses pencarian, tiap buku di perpustakaan di berikan Label
RFID bertujuan untuk melacak buku dengan reader RFID yang di bawa oleh
petugas perpustakaan. Label RFID yang terisi dibuku selain di gunakan untuk
proses pencarian dapat juga di gunakan untuk proses antisipasi pencurian buku
pada saat keluar perpustakaan dan proses pengembalian buku.
Proses pengembalian buku juga dapat dilakukan dengan mudah tanpa
registrasi manual. Buku yang akan di kembalikan tinggal dimasukkan ke dalam
mesin book drop yang dapat mengidentifikasi buku yang mau dikembalikan,
otomatis data buku tersebut akan masuk ke data base perpustakaan bahwa buku
tersebut sudah di kembalikan.
Masalah yang umum terjadi di setiap perpustakaan adalah pencurian buku.
Pencurian buku ini dapat di antisipasi dengan meletakkan Reader RFID di pintu
keluar kemudian alarm akan memberitahu bahwa buku tersebut belum melewati
proses peminjaman namun, jika sudah melewati proses peminjaman alarm tidak
akan berbunyi. Akan sangat menguntungkan jika teknologi RFID ini di terapkan
di perpustakaan STMIK PRIMAKARA. Karena akan sangat menguntungkan
berbagai pihak dari mahasiswa, penjaga, maupun nama kampus akan baik karena
telah menerapkan Smarth Library.
3.2 Kesimpulan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memperoleh
implementasi sistem perpustakaan STMIK PRIMAKARA yang menggunakan
teknologi RFID. Jadi dapat di simpulkan, antara lain:
12. 1. Proses registrasi yang cepat dan mudah dengan menggunakan KTM
(Kartu Tanda Mahasiswa) yang didalamnya sudah tersimpan data
mahasiswa.
2. Penghematan waktu dalam pencarian buku.
3. Mempermudah petugas untuk mendatai mahasiswa yang meminjam dan
mengembalikan buku.
4. Mengantisipasi pencurian buku di perpustakaan STMIK PRIMAKARA.
3.3 Saran
RFID merupakan sarana yang tepat dalam proses sistem informasi
perpustakaan, karena mudah dalam transaksi peminjaman, pengecekan serta
pencarian informasi dalam perpustakaan, tetapi dalam pengimplementasian RFID
juga harus diperhatikan dari segi keamanan, dan biaya agar pelaksanaan dalam
pengimplementasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan.
13. DAFTAR PUSTAKA
[1] I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. 2014, SMART CITY Beserta CLOUD
COMPUTING Dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya.
[2] Wibowo, 2009, Desain Hardware Berbasis Smartcard dan Sms Gateway
Dalam Intelligent Home Security, Proyek Akhir Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya.
[3] http://www.marketing.co.id/teknologi-rfid-siap-gantikan-barcode/