Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tunanetra merujuk pada kondisi ketidakmampuan seseorang dalam melakukan aktivitas penglihatan akibat kerusakan mata atau organ pendukung penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, klasifikasi, karakteristik, penyebab, diagnosis, strategi pembelajaran, dan kebutuhan khusus tunanetra.
Dokumen tersebut membahas tentang anak-anak luar biasa yang memiliki kelainan fisik dan mental seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan autis. Juga dijelaskan ciri-ciri dan penyebab masing-masing kelainan serta cara memotivasi dan beradaptasi dengan anak-anak tersebut. Peranan orang tua dan guru dalam merawat serta mendukung tumbuh kembang anak-anak luar biasa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran pada siswa tunanetra dan menjelaskan definisi tunanetra serta karakteristik fisik dan psikis anak tunanetra; (2) Dokumen tersebut juga membahas klasifikasi, penyebab, dan permasalahan yang dialami anak tunanetra beserta pendampingan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai ciri-ciri kanak-kanak dengan kecacatan akal, sindrom down, autisme dan kecacatan ganda yang meliputi aspek kognitif, akademik, sosial, emosi, fisik dan tingkah laku.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tunanetra merujuk pada kondisi ketidakmampuan seseorang dalam melakukan aktivitas penglihatan akibat kerusakan mata atau organ pendukung penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, klasifikasi, karakteristik, penyebab, diagnosis, strategi pembelajaran, dan kebutuhan khusus tunanetra.
Dokumen tersebut membahas tentang anak-anak luar biasa yang memiliki kelainan fisik dan mental seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan autis. Juga dijelaskan ciri-ciri dan penyebab masing-masing kelainan serta cara memotivasi dan beradaptasi dengan anak-anak tersebut. Peranan orang tua dan guru dalam merawat serta mendukung tumbuh kembang anak-anak luar biasa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran pada siswa tunanetra dan menjelaskan definisi tunanetra serta karakteristik fisik dan psikis anak tunanetra; (2) Dokumen tersebut juga membahas klasifikasi, penyebab, dan permasalahan yang dialami anak tunanetra beserta pendampingan yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai ciri-ciri kanak-kanak dengan kecacatan akal, sindrom down, autisme dan kecacatan ganda yang meliputi aspek kognitif, akademik, sosial, emosi, fisik dan tingkah laku.
Tiga jenis anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru adalah tunagrahita (gangguan intelektual), tunalaras (gangguan emosi dan perilaku), dan tunarungu (gangguan pendengaran). Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan identifikasi dari berbagai jenis anak berkebutuhan khusus lainnya seperti tunanetra, tunadaksa, tunaganda, kesulitan belajar, dan anak berbakat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang masalah-masalah kesulit belajar peserta didik dan mengenali perilaku normal dan abnormal pada anak.
2) Beberapa jenis anak abnormal yang disebutkan adalah anak tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, autis, dan tuna daksa.
3) Sebab-sebab abnormalitas meliputi faktor heriditas, sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah lahir.
Anak Dengan Hambatan Pengelihatan.pptxssuser4abcb6
Dokumen tersebut membahas tentang definisi tunanetra menurut Persatuan Tunanetra Indonesia, karakteristik fisik dan tingkah laku tunanetra, serta beberapa cara untuk membantu anak tunanetra dalam belajar seperti mengoptimalkan indra lain, menggunakan alat bantu seperti buku Braille, serta komunikasi instruksional dan interpersonal.
Pendidikan dan Bimbingan Anak Tunanetra.pptxNurHabibah78
A. Latar Belakang
Mata merupakan bagian dari panca indra memiki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui indra manusia dapat mengamati terhadap lingkungan yang ada di lingkungannya. Dengan terganggunya indra penglihatan manusia maka akan hilang fungsi kemapanan visualnya untuk merekam peristiwa di lingkungannya. Sejak tahun 1940 pendidikan untuk anak yang mengalami gangguan penglihatan ( tuna netra) banyak mengalami perubahan secara drastis. Semula mereka ditempatkan dalam residential school hingga ke sekolah yang lebih terintegrasi dengan anak normal.
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua peserta didik baik normal maupun yang berkelainan di kelas yang sama. Pada saat ini, sebagian besar siswa tunanetra di Indonesia belajar disekolah khusus bagi tunanetra yang disebut dengan sekolah luar biasa. Akan tetapi, sebagaimana halnya negara-negara lain, kini semakin banyak siswa tunanetra yang belajar di sekolah umum bersama-sama dengan siswa-siswa pada umumnya dalam setting pendidikan inklusi. Pelayanan khusus sangat diperlukan oleh orang yang menyandang tuanetra. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang pendidikan dan bimbingan inklusi bagi siswa tuna netra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut ;
a. Bagaimana pengertian dari anak tuna netra ?
b. Bagaimana penyebab anak tunanetra ?
c. Bagaimana perkembangan kognitif anak tunanetra ?
d. Bagaimana perkembangan motorik anak tunanetra ?
C. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut ;
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari anak tunanetra
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab anak tunanetra
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kognitif anak tunanetra.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan motorik anak tunanetra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Tunanetra
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBBI) memaparkan bahwa tunanetra berasal dari 2 kata, yaitu tuna dan netra, tuna berarti tidak memiliki, tidak punya, luka atau rusak, sedangkan netra berarti penglihatan sehingga tunanetra berarti tidak memiliki atau rusak penglihatan. Tunanetra digunakan untuk menggambarkan tingkatan kerusakan atau gangguan penglihatan yang berat sampai pada yang sangat berat, yang dikelompokan secara umum menjadi buta dan kurang lihat.
Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni mendefiniskan bahwa orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu melihat penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata. Menurut Frans Harsana Sastraningrat Tunanetra adalah suatu kondisi dari indra penglihat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini disebabkan oleh karena kerusakan pada mata, syaraf optik dan atau bagian otak yang mengolah stimulus
1. Autisme adalah gangguan perkembangan khususnya pada masa anak-anak yang membuat seseorang tidak mampu berinteraksi secara sosial dan hidup dalam dunianya sendiri.
2. Penyebab autisme secara biologis terkait dengan kelainan pada sistem saraf dan faktor genetik, bukan disebabkan vaksin atau obat.
3. Gejala awal autisme dapat dilihat pada usia di bawah 3 tahun, ant
1. Autisme adalah gangguan perkembangan khususnya pada masa anak-anak yang membuat seseorang tidak mampu berinteraksi secara sosial dan hidup dalam dunianya sendiri.
2. Penyebab autisme secara biologis terkait dengan kelainan pada sistem saraf dan faktor genetik, bukan karena vaksin atau obat.
3. Gejala awal autisme dapat dilihat pada usia di bawah 3 tahun, antara
PDF PPT ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI BANGSA ( Fix ).pdfLuckyPeranginangin
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh penyalahgunaan narkoba bagi remaja dan anak sekolah, termasuk faktor-faktor yang mendorong penggunaan narkoba, dampaknya terhadap kesehatan dan perilaku, serta upaya pencegahan."
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa anak autisme, meliputi definisi autisme, ciri-ciri anak autisme dari segi psikomotorik, kognitif, dan afektif, serta masalah bahasa anak autisme dalam bentuk, kandungan, dan penggunaan bahasa. Dokumen ini juga membahas implikasi intervensi bahasa untuk anak autisme.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek-aspek sensori normal dan gangguan sensori pada manusia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang lima indra utama (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan rasa) beserta organ dan fungsinya. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori seperti usia, obat-obat, dan lingkungan serta jenis-jenis gangguan sensori seperti
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxDevyHestiwana1
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis anak berkebutuhan khusus, meliputi tuna daksa (fisik), tuna rungu (pendengaran), tuna netra (penglihatan), tuna wicara, tuna laras (emosi dan sosial), tuna grahita (intelektual), kesulitan belajar, dan anak dengan gangguan motorik atau lebih dari satu jenis gangguan. Dokumen tersebut juga menjelaskan karakteristik,
Tiga jenis anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru adalah tunagrahita (gangguan intelektual), tunalaras (gangguan emosi dan perilaku), dan tunarungu (gangguan pendengaran). Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan identifikasi dari berbagai jenis anak berkebutuhan khusus lainnya seperti tunanetra, tunadaksa, tunaganda, kesulitan belajar, dan anak berbakat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang masalah-masalah kesulit belajar peserta didik dan mengenali perilaku normal dan abnormal pada anak.
2) Beberapa jenis anak abnormal yang disebutkan adalah anak tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, autis, dan tuna daksa.
3) Sebab-sebab abnormalitas meliputi faktor heriditas, sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah lahir.
Anak Dengan Hambatan Pengelihatan.pptxssuser4abcb6
Dokumen tersebut membahas tentang definisi tunanetra menurut Persatuan Tunanetra Indonesia, karakteristik fisik dan tingkah laku tunanetra, serta beberapa cara untuk membantu anak tunanetra dalam belajar seperti mengoptimalkan indra lain, menggunakan alat bantu seperti buku Braille, serta komunikasi instruksional dan interpersonal.
Pendidikan dan Bimbingan Anak Tunanetra.pptxNurHabibah78
A. Latar Belakang
Mata merupakan bagian dari panca indra memiki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui indra manusia dapat mengamati terhadap lingkungan yang ada di lingkungannya. Dengan terganggunya indra penglihatan manusia maka akan hilang fungsi kemapanan visualnya untuk merekam peristiwa di lingkungannya. Sejak tahun 1940 pendidikan untuk anak yang mengalami gangguan penglihatan ( tuna netra) banyak mengalami perubahan secara drastis. Semula mereka ditempatkan dalam residential school hingga ke sekolah yang lebih terintegrasi dengan anak normal.
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua peserta didik baik normal maupun yang berkelainan di kelas yang sama. Pada saat ini, sebagian besar siswa tunanetra di Indonesia belajar disekolah khusus bagi tunanetra yang disebut dengan sekolah luar biasa. Akan tetapi, sebagaimana halnya negara-negara lain, kini semakin banyak siswa tunanetra yang belajar di sekolah umum bersama-sama dengan siswa-siswa pada umumnya dalam setting pendidikan inklusi. Pelayanan khusus sangat diperlukan oleh orang yang menyandang tuanetra. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang pendidikan dan bimbingan inklusi bagi siswa tuna netra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut ;
a. Bagaimana pengertian dari anak tuna netra ?
b. Bagaimana penyebab anak tunanetra ?
c. Bagaimana perkembangan kognitif anak tunanetra ?
d. Bagaimana perkembangan motorik anak tunanetra ?
C. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut ;
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari anak tunanetra
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab anak tunanetra
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kognitif anak tunanetra.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan motorik anak tunanetra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Tunanetra
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBBI) memaparkan bahwa tunanetra berasal dari 2 kata, yaitu tuna dan netra, tuna berarti tidak memiliki, tidak punya, luka atau rusak, sedangkan netra berarti penglihatan sehingga tunanetra berarti tidak memiliki atau rusak penglihatan. Tunanetra digunakan untuk menggambarkan tingkatan kerusakan atau gangguan penglihatan yang berat sampai pada yang sangat berat, yang dikelompokan secara umum menjadi buta dan kurang lihat.
Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni mendefiniskan bahwa orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu melihat penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata. Menurut Frans Harsana Sastraningrat Tunanetra adalah suatu kondisi dari indra penglihat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini disebabkan oleh karena kerusakan pada mata, syaraf optik dan atau bagian otak yang mengolah stimulus
1. Autisme adalah gangguan perkembangan khususnya pada masa anak-anak yang membuat seseorang tidak mampu berinteraksi secara sosial dan hidup dalam dunianya sendiri.
2. Penyebab autisme secara biologis terkait dengan kelainan pada sistem saraf dan faktor genetik, bukan disebabkan vaksin atau obat.
3. Gejala awal autisme dapat dilihat pada usia di bawah 3 tahun, ant
1. Autisme adalah gangguan perkembangan khususnya pada masa anak-anak yang membuat seseorang tidak mampu berinteraksi secara sosial dan hidup dalam dunianya sendiri.
2. Penyebab autisme secara biologis terkait dengan kelainan pada sistem saraf dan faktor genetik, bukan karena vaksin atau obat.
3. Gejala awal autisme dapat dilihat pada usia di bawah 3 tahun, antara
PDF PPT ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI BANGSA ( Fix ).pdfLuckyPeranginangin
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh penyalahgunaan narkoba bagi remaja dan anak sekolah, termasuk faktor-faktor yang mendorong penggunaan narkoba, dampaknya terhadap kesehatan dan perilaku, serta upaya pencegahan."
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa anak autisme, meliputi definisi autisme, ciri-ciri anak autisme dari segi psikomotorik, kognitif, dan afektif, serta masalah bahasa anak autisme dalam bentuk, kandungan, dan penggunaan bahasa. Dokumen ini juga membahas implikasi intervensi bahasa untuk anak autisme.
Dokumen tersebut membahas tentang aspek-aspek sensori normal dan gangguan sensori pada manusia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang lima indra utama (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan rasa) beserta organ dan fungsinya. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi sensori seperti usia, obat-obat, dan lingkungan serta jenis-jenis gangguan sensori seperti
mengenal ragam anak berkebutuhan khusus.pptxDevyHestiwana1
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis anak berkebutuhan khusus, meliputi tuna daksa (fisik), tuna rungu (pendengaran), tuna netra (penglihatan), tuna wicara, tuna laras (emosi dan sosial), tuna grahita (intelektual), kesulitan belajar, dan anak dengan gangguan motorik atau lebih dari satu jenis gangguan. Dokumen tersebut juga menjelaskan karakteristik,
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
2. PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA
Landasan agama
Landasan kemanusiaan
Landasan idiologi
Landasan hukum
-UUD 45 pasal 31, ayat 1
- UU sistem pendidikan nasional
Landasan pendidikan
3. KARATERISTIK DAN PSIKOLOGIS ANAK
KEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA
Istilah tunanetra digunakan untuk orang yang
mengalami gangguan penglihatan yang tergolong
berat sampai yang benar-benar buta, yang
diklasifikasikan menjadi kurang lihat (low
vision/parfially sighted) dan buta.
4. KARAKTERISTIK ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
TUNANETRA
1. Tidak mampu melihat
2. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan
5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
7. Peradangan hebat pada kedua bola mata,
8. Mata bergoyang terus.
5. BERDASARKAN TINGKAT KETAJAMAN PENGLIHATANNYA
TUNANETRA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI:
1. Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m
atau 20/70 feet-20/200 feet, yang disebut kurang lihat.
2. Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 6/60 m
atau 20/200 feet atau kurang, yang disebut buta.
3. Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebut
buta total (tolally blind).
6. BERDASARKAN ADAPTASI PENDIDIKANNYA,
TUNANETRA DIKLASIFIKASIKAN MENJADI:
1. ketidakmampuan melihat taraf sedang (moderate visual
disability).
2. ketidakmampuan melihat taraf berat (severe visual
disability).
3. ketidakmampuan melihat taraf sangat berat (profound
visual disability).
7. KETUNANETRAAN DAPAT DISEBABKAN OLEH FAKTOR
INTERN DAN FAKTOR EKSTERN
Faktor intern adalah faktor dari dalam diri individu, yaitu
sering disebut faktor keturunan. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, yang
antara lain meliputi: penyakit rubela dan sipilis, glaukoma,
retinopati diabetes, retinoblastoma, kekurangan vitamin A,
terkena zat kimia, serta karena kecelakaan.
8. PSIKOLOGI ANAK KEBUTUHAN KHUSUS
TUNANETRA
1. Aspek Fisik dan Sensoris
Dari kondisi matanya dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta
agak kaku, dari segi indera, umumnya anak tunanetra menunjukkan
kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan
dibanding dengan anak awas.
2. Aspek Motorik
Dari aspek motorik/perilaku anak tunanetra menunjukkan
karakteristik, sebagai berikut:
- Gerakannya agak kaku dan kurang fleksibel
- Perilaku Stereotipee (Stereotip behavior)
9. 3.Aspek pribadi dan Sosial
- Ketunanetraan tidak secara langsung
menyebabkan timbulnya masalah kepribadian.
- Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam
menguasai keterampilan sosial
- Curiga pada orang lain
- Mudah tersinggung
- Ketergantungan pada orang lain
10. 4.Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
- Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa
orang tersebut mengalami tunanetra.
- Anak tunanetra pada umumnya menunjukkan
kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran
dan perabaan dibandingkan dengan anak awas.
- Dalam aspek motorik/perilaku, gerakan anak
tunanetra terlihat agak kaku dan kurang fleksibel,
serta sering melakukan perilaku stereotif, seperti
menggosok-gosok mata dan menepuk-nepuk tangan.
11. KEBUTUHAN DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI
TUNANETRA
1. Fasilitas pendidikan
2. Fasilitas olahraga
3. Pelayanan rumah sakit
4. IPTEK
5. Layanan masyarakat
12. EVALUASI TERHADAP PENCAPAIAN HASIL
BELAJAR PADAANAK TUNANETRA
Pada dasarnya sama dengan yang dilakukan terhadap anak
awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut
materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau
pertanyaan yang diajukan kepada anak tunanetra tidak
mengandung unsur-unsur yang memerlukan persepsi
visual; apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya
diberikan dalam huruf braille atau menggunakan reader
(pembaca) apabila menggunakan huruf awas.