Ciri-ciri Organisasi Islam Transnasional
- Bersifat transnasional (lintas nasional atau lintas kebangsaan).
- Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state, melainkan konsep umat.
- Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme atau radikal.
- Tujuan utamanya, membentuk ‘negara Islam’ dan mewujudkan penerapan syariat Islam, baik dalam wilayah masyarakat, maupun negara.
- Jihad sebagai pilar perjuangan menegakkan syariat Islam.
.
.
.
.
Ciri-ciri Organisasi Islam Transnasional
- Bersifat transnasional (lintas nasional atau lintas kebangsaan).
- Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state, melainkan konsep umat.
- Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme atau radikal.
- Tujuan utamanya, membentuk ‘negara Islam’ dan mewujudkan penerapan syariat Islam, baik dalam wilayah masyarakat, maupun negara.
- Jihad sebagai pilar perjuangan menegakkan syariat Islam.
.
.
.
.
The best presentation that I had done with members & almost got full marks..!! =)
X sia-sia tidur pukul 4 pagi semata-mata nak siapkan...alhamdulillah, berbaloi sgt2.!
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)IzharFahmi
Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS) mereka telah mewujudkan satu organisasi dimana berdirinya demi untuk mengembangkan dakwah Islamiyah serta menghidupkan kembali Masjid-masjid di Malaysia khususnya Negeri Selangor.
Kaderisasi PMII pada hakekatnya adalah totalitas upaya-upaya yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal soleh setiap insan pergerakan. Secara kategoris dapat dipilih dalam tiga bentuk yakni: Pengkaderan Formal, Pengkaderan Non-Formal (Pengembangan) dan Pengkaderan Informal. Ketiga bentuk ini harus diikuti oleh segenap warga pergerakan, sehingga pada saatnya kelak akan terwujud kader yang berkualitas ulul albab.
Pengkaderan formal meliputi tiga tahapan dengan masing-masing follow-up-nya. Ketiganya itu adalah Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjutan (PKL), dan Pelatihan Kader Nasional (PKN). Semua tahapan dengan follow-up yang menyertai itu merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, karena kaderisasi PMII pada hakekatnya merupakan proses terus menerus, baik di dalam maupun di luar forum kaderisasi. Pengkaderan Non-Formal Pengembangan adalah berbagai pelatihan dan pendidikan yang ada di PMII guna mengembangkan potensi kader berbasis Soft-Skill. Sedang Pengkaderan informal adalah keterlibatan kader pergerakan dalam berbagai aktifitas dan peran kemasyarakatan PMII, baik dalam posisi sebagai penanggung jawab, menjadi bagian dari team work, atau bahkan sekedar partisipan. Pengkaderan jenis ini sangat penting dan mutlak diikuti, disamping sebagai tolak ukur komitmen dan militansi kader pergerakan, juga jauh lebih real dibanding pelatihan-pelatihan formal lainnya, karena langsung bersinggungan dengan realitas kehidupan.
Di atas semua pelatihan tersebut terdapat satu pelatihan lagi yakni pelatihan fasilitator. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan kader-kader pergerakan yang secara terus menerus akan membina dan menangani berbagai forum Pengkaderan di PMII. Pelatihan lebih utama ditujukan bagi kader-kader potensial yang telah mengikuti semua bentuk Pengkaderan sebelumnya, dan yang telah teruji komitmennya terhadap PMII maupun aktifitas dan peran-peran sosial.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. PENDAHULUAN Pada tanggal 18 November 1912, Kiai Haji Ahmad
Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah di
Yogyakarta.
Organisasi ini, mempunyai maksud menyebarkan ajaran
Nabi Muhammad SAW, kepada penduduk bumi Putera,
dan memajukan hal agama islam kepada anggota-
anggotanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi berupaya
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan
tabligh di mana di bicarakan masalah islam, mendirikan
wakaf dan masjid-masjid.
Hal ini lah, yang menjadi dasar pentingnya pimpinan
ranting dan cabang dalam menjalankan amanat dari KH.
3. Dalam memajukan hal agama islam kepada anggota-
anggotanya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
RANTING CABANG
Mendirikan Ranting dan Cabang itu bagian dari
mengembangkan Muhammadiyah, memiliki Tujuan dari
pengembangan cabang dan ranting yaitu :
Terciptanya kondisi dan perkembangan ranting dan
cabang yang dinamis, mandiri, kuat.
Berdaya guna yang mengarah kepada kemajuan sesuai
dengan prinsip dan cita-cita gerakan Muhammadiyah.
Diharapkan mengarah kepada tujuan Muhammadiyah
yaitu menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
4. POSISI RANTING DALAM STRUKTUR
MUHAMMADIYAH
Ranting menjadi penyangga struktur dan kultur
muhammadiyah. Pengembangan Muhammadiyah
dimulai dari ranting
Ranting memiliki banyak sekali potensi yang perlu di
kembangkan untuk gerakan dakwah amar ma’ruf nahi
munkar dan gerakan islamnya
Demikian juga cabang, yang dalam hal ini sebagai
kontrol dari pada ranting, sekaligus pembina dan
penyelenggara dari amal usaha Muhammadiyah.
5. SEBUAH CABANG MUHAMMADIYAH
HANYA DAPAT DIDIRIKAN JIKA SUDAH
DAPAT 3 RANTING DISUATU TEMPAT
Daerah adalah kesatuan cabang di Kabupaten atau Kota
yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga cabang
Wilayah adalah kesatuan daerah di Propinsi yang terdiri dari
atas sekurang-kurangnya tiga Daerah.
Pusat adalah kesatuan wilayah dalam Negara Republik
Indonesia.
Cabang. Cabang adalah kesatuan Ranting di suatu tempat
yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Ranting yang
berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi
ranting.
b. Penyelenggaraan pengelolaan Muhammadiyah.
c. Penyelenggaraan amal usaha.
6. SYARAT PENDIRIAN CABANG:
Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan
Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan
Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat
Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
Pengajian/kursus muballigh/muballighat dalm lingkungan
Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
Korp muballigh/muballighat Cabang, sekurang-kurangnya
10 orang.
Taman Pendidikan Al-Qur’an / Madrasah Diniyah /
Sekolah Dasar.
Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan.
7. SYARAT MENDIRIKAN RANTING
Minimal memiliki 15 anggota, sekurang-
kurangnya 5 orang ditetapkan oleh pimpinan
cabang menjadi pengurus untuk satu masa
jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam
musayawarah ranting.
Memiliki Jama`ah
Memiliki masjid/mushallah/surau/langgar
sebagai pusat kegiatan, memiliki kegiatan
pengajian/kursus berkala khusus anggota,
pengajian berkala untuk umum.
8. SYARAT LAIN PENDIRIAN RANTING
SEKURANG-KURANGNYA MEMPUNYAI :
a. Pengajian/ kursus anggota berkala, sekurang-
kurangnya sekali dalam sebulan.
b. Pengajian/ kursus umum berkala, sekurang-
kurangnya sekali dalam sebulan.
c. Mushalla / surau / langgar sebagai pusat
kegiatan .
d. Jama’ah.
9. RANTING
Ranting adalah kesatuan anggota yang
berada pada suatu tempat atau kawasan
yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15
orang.
Ranting memiliki banyak sekali potensi
yang perlu di kembangkan untuk gerakan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
gerakan islamnya.
10. FUNGSI RANTING:
a. Melakukan pembinaan dan pemberdayaan bagi
anggota.
b. Sebagai pemimpin anggota dalam struktur
perserikatan untuk menyelenggarakan usaha-
usaha dan sebagai Pembina jama`ah.
c. Menjadi jembatan efektif bagi jama’ah untuk
membangun hubungan positif dengan pihak
pemerintah, dunia usaha, dll.
11. Tugas Pimpinan Ranting
Menetapkan kebijaksanaan Muhammadiyah
(berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
diatasnya).
Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan
kebijaksanaan yang telah
diputuskan.Membimbing dan meningkatkan
kegiatan anggota sesuai dengan
kewenangannya
12. Prosedur Mendirikan Ranting
Setelah poses perintisan ranting memenuhi
syarat, para inisiator dan cabang sepakat
untuk mendirikan ranting.
Terdiri dari:
Ranting Alamiah
Ranting Campuran
13. PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING ALAMIAH
Mengadakan rapat anggota untuk mendirikan
ranting Muhammadiyah sekaligus susunan
pengurusnya.
Mengajukan anggota kepada Cabang terdekat
untuk ditetapkan.
Setelah cabang menetapkan lalu dikukuhkan
dalam pengajian umum yang dihadiri seluruh
anggota, jamaah pengajian, juga pengurus
Cabang yang ditugaskan dan berwenang untuk
melantik dan mengukuhkannya.
14. PROSEDUR MENDIRIKAN
RANTING CAMPURAN
Musyawarah pendirian cabang sekaligus
pemilihan pengurus ranting yang dihadiri
semua anggota dan juga pengurus cabang
yang ditugaskan.
Menetapkan pengurus ranting, akhirnya
melantik dan mengukuhkan pengurus ranting
baru dalam pengajian umum yang dihadiri
anggota, jamaah dan pengurus Cabang yang
ditugaskan.
15. KONSEP MENGHIDUPKAN
RANTING
Dan menurut Drs. Sunarto, M.Ag menghidupakan
ranting dan cabang kiranya
bisa dengan memberikan pemahaman tentang :
Ideologi Muhammadiyah
Kebanyakan anggota Muhammadiyah yang terdiri
dari para Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini
belum seluruhnya memahami dengan baik ideology
Muhammadiyah.
16. Faham Agama Muhammadiyah
Faham Agama menurut Muhammadiyah adalah tercermin
pada poin ketiga dan keempat dalam Matan Keyakinan
dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Bahwa
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dan Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksanakannya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat
dunyawiyah. Seluruh anggota Muhammadiyah telah
mengetahui bahwa Muhammadiyah dalam mengamalkan
Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
17. Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Fungsi dan Misi Muhammadiyah adalah tercermin
dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah. Pada poin ini dituliskan bawa
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan
bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah, menjadikannya suatu negara yang adil dan
makmur diridlai Allah SWT. :
18. PERMASALAHAN RANTING
MUHAMMADIYAH
Tantangan Muhammadiyah di Indonesia:
Kecenderungan kuat Muhammadiyah sebagai
gerakan aksi alamiah menjadikan gerakan pemikiran
kurang berkembang dengan baik, sehingga kurang
memberikan kontribusi.
Kurang memberikan sumbangan yang lebih luas dan
inovatif bagi pengembangan kemajuan umat bangsa.
Lamban dalam menghadapi persoalan yang
berkembang dalam masyarakat, seperti masalah
social (pelanggaran hak asasi manusia, kemiskinan).
21. PERMASALAHAN RANTING
MUHAMMADIYAH
Kekurangan Muhammadiyah:
Secara organisasi, muhammadiyah masih rapuh,
banyak cabang/ranting belum memiliki
kepengurusan lengkap.
Belum adanya tata tertib organisasi.
Lemahnya inisiatif.
Memiliki daya saing yang rendah dibandingkan
ormas islam lain yang baru bermunculan.
22. PEDOMAN REVITALISASI
Model pengembangan ranting dalam pedoman
revitalisasi ranting meliputi:
1. Gerakan Pengajian
2. Pengelolaan Masjid
3. Darul Arqam dan Baitul Aqram
4. Keluarga Sakinah
5. Gerakan Jamaah dan Dakwah Untuk
Pemberdayaan Masyarakat
23. RANTING UNTUK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Upaya pemberdayaan masyarakat:
Pemberdayaan berdasarkan al-Qur’an dan
Sunnah Nabi melalui paham islam untuk
mendapatkan kehidupan yang Rahmatan-lil-
alamin.
Pemberdayaan Sumber daya insane, melalui
kegiatan pendidikan yaitu beasiswa.
Pemberdayaan Aspek kehidupan social
kemasyarakatan social lingkungan seperti
pengangguran, narkoba dan sebagainya.