Hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah:
“Avoid separating students into groups based on their abilities on a regular basis. It may be necessary on occasion, but aim to let students work with others of various abilities most of the time.”
“Hindari memisahkan siswa ke dalam kelompok berdasarkan kemampuan mereka secara teratur. Kadang-kadang mungkin diperlukan, namun tetaplah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan orang lain dari berbagai kemampuan pada sebagian besar waktu pembelajaran.”
(Emily Listmann, MA, in How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms)
Miskonsepsi yang sering muncul dalam penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bahwa dalam proses pembelajaran para siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan gaya belajar yang sama sepanjang pembelajaran dan siswa diberikan tes hanya sesuai dengan level kemampuannya. Tentu hal ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang harusnya bersifat Holistik & Terintegrasi, apalagi pembelajaran yang harus memperhatikan kenyamanan psikologis siswa (Student Wellbeing).
Diferensiasi konten harus diartikan bahwa guru mengadaptasi materi sesuai dengan keberaman siswa dengan menyiapkan beragam sumber belajar & strategi belajar. Diferensiasi proses harus diartikan bahwa guru harus menyediakan banyak exposure dan menjalankan berbagai macam metode, dan menerapkan banyak asesmen formatif sehingga bisa memantau perkembangan siswa. Sedangkan diferensiasi Produk harus diartikan bahwa guru dapat merancang proyek dan tugas lain yang sesuai dengan kekuatan para siswa (Kemampuan, bakan & minat) yang sudah terpantau sebelumnya
Desain Diferensiasi Konten Pengajaranberdasarkan hasil Diagnostik kognitif & non kognitif
KONTEN
Guru menyiapkan beberapa materi yang berbeda berdasarkan tingkat pemahaman para siswa. Bagi siswa yang pada tingkatan paham utuh disiapkan materi sesuai target kompetensi diatas kompetensi capaian kelas. Bagi siswa yang paham sebagaian disiapkan materi dengan target kompetensi sesuai capaian kelas, dan bagi siswa yang di posisi tidak paham disiapkan materi dengan target kompetensi dibawah kelas.
Guru menyiapkan beberapa sumber belajar sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda. Bagi para siswa audio dipersiapkan video dan bahan penjelasan, bagi para siswa visual disiapkan gambar atau grafik, dan bagi para siswa kinestetik disiapkan rangkaian kegiatan demonstrasi , simulasi atau bermain peran.
Guru menetapkan proyek yang menggunakan keterampilan dan media yang berbeda (misalnya makalah penelitian, laporan lisan, presentasi tayangan slide) untuk membuat anak-anak dengan gaya belajar yang berbeda tertarik dan terlibat.
Guru memberi siswa pilihan untuk menambahkan konten dan sumber belajar ke pelajaran mereka untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
Similar to Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx (20)
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Disajikan oleh:
Tim Wali Wilayah Kota Pekalongan BBPMP Jawa Tengah
BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENIDIDIKAN
PROVINSI JAWA TENGAH
PENGANTAR
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
WEBINAR SERIES
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA MANDIRI
KOTA PEKALONGAN
2. TIM WALI WILAYAH KOTA PEKALONGAN BBPMP JAWA TENGAH
Foto
Dr. Pujiadi, S.Pd.,
M.Pd., M.Kom.
Yuniati, S.Pd.,
M.Hum.
Ninik Cahyaningsih,
S.Pd.
Sri Budi Aryani, S.E.
Tri Lestari Puji Astuti,
S.E.
5. Hakekat Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu
murid (Tomlinson,1999:14).
6. “Serupa seperti para pengukir
yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya,
keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya.
Seperti itulah seorang guru seharusnya
memiliki pengetahuan mendalam tentang
seni mendidik.
Bedanya, guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir dan batin.”
Ki Hajar Dewantara
7. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan
dalam merancang sebuah pembelajaran yang
berdiferensiasi?
8. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan
yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
merespon kebutuhan belajar murid.
2. Bagaimana guru Bagaimana ia akan menyesuaikan
rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya,
apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda.
9. 3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan
bekerja keras mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya
tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin
melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari
proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih
ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
10. Langkah 1: Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Yang perlu dipertimbangkan saat kita menentukan tujuan pembelajaran?
a. Pahami Kompetensi Dasar atau Standar yang akan dicapai,
b. Tentukan Tujuan Pembelajaran,
11. A- Audience
● (Audiensi): Tentukan siapa yang akan mencapai tujuan.
● B- Behavior (Perilaku): Gunakan kata kerja tindakan (taksonomi
Bloom) untuk menulis perilaku yang dapat diamati dan diukur yang
menunjukkan penguasaan tujuan.
● C- Condition (Kondisi): Jika ada, nyatakan kondisi di mana perilaku
harus dilakukan.
● D - Degree (Kriteria kinerja): Jika mungkin, nyatakan kriteria untuk
kinerja, kecepatan, ketepatan, kualitas yang dapat diterima, dll.
Contoh: Murid dapat menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup dengan
menggunakan media yang dipilihnya sendiri, minimal 4.
Tujuan Pembelajaran - ABCD
15. Contoh pemetaan
kebutuhan belajar
berdasarkan Kesiapan
Belajar Murid (Readiness)
Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia
tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling bangun datar.
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan
seperti di bawah ini:
Kesiapan
belajar
(Readiness)
Beberapa murid telah memahami
konsep keliling; dapat melakukan
operasi hitung dasar.
Beberapa murid telah memahami konsep keliling
namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung
dasar.
Beberapa murid belum
memahami konsep keliling.
Tugas Murid diminta mengerjakan
soal-soal tantangan yang
mengaplikasikan konsep keliling
dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk bekerja
secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret
untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya
menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami
kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3
before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum
bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali
datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
miskonsepsi.
Murid akan mendapatkan
pembelajaran eksplisit
tentang konsep keliling.
Guru akan memberikan
scaffolding yang lebih
banyak dalam proses ini.
16. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
“terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)
Photo by Akram Huseyn on Unsplash
Cocokkan
Mencari
kecocokan
antara minat
murid dengan
tujuan
pembelajaran
Koneksikan
Menunjukkan
koneksi antar materi
pembelajaran
Jembatani
Menjembatani pengetahuan
awal murid dengan
pengetahuan yang baru
MINAT MURID (INTEREST)
Memotivasi
Memungkinkan
tumbuhnya
motivasi murid
untuk belajar
CeKJaM
18. Minat Murid (interest)
● Minat murid berbeda-beda
● Minat murid bisa berkembang
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:
● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang
memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan
tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
19. Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual ,
sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal
berikut ini:
Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.
Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman
mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara
maupun performance atau role-play
PROFIL BELAJAR MURID (LEARNING PROFILES)
22. Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
Konten
materi pengetahuan, konsep,
dan keterampilan yang perlu
dipelajari murid berdasarkan
kurikulum
● Membedakan
pengorganisasian
● Membedakan format
penyampaian
Proses
kegiatan yang
memungkinkan murid
berlatih dan memahami
konten
● Membedakan proses
yang harus dijalani oleh
murid
Produk
bukti yang menunjukkan apa
yang murid telah pahami
● Membedakan dan
memodifikasi produk
sebagai hasil belajar
murid, hasil latihan,
penerapan, dan
pengembangan apa
yang telah dipelajari
23. Mari kita analisa contoh berikut ini.
Dalam contoh berikut ini, guru ingin mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan
minat siswa.
10’
24. Tujuan Pembelajaran: Murid dapat memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
Mari kita analisa contoh pekerjaan berikut!
MINAT
* OLAHRAGA KESENIAN PENGETAHUAN (SAINS)
Nama murid Budi, Rudy, ,,,, Sona, Jaka, ... Tono, Jeni, ...
Proses - Murid dibimbing untuk
mencari sejarah olahraga
bulutangkis di Indonesia.
- Murid secara berkelompok/
berpasangan/ individu
mencari informasi penting
teks sejarah menggunakan
kata tanya (apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana).
- Murid dibimbing untuk
menyanyikan salah satu
lagu wajib.
- Murid dibimbing untuk
mencari sejarah lagu
wajib yang dinyanyikan
- Murid mencari informasi
penting teks sejarah
menggunakan kata tanya
(apa, dimana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana).
- Murid dibimbing untuk melakukan
percobaan peristiwa mencair,
membeku, atau menguap.
- Murid dibimbing untuk mencari sejarah
peristiwa mencair, membeku, atau
menguap yang pernah terjadi
- Murid mencari informasi penting dari
teks narasi sejarah menggunakan
kata tanya (apa, dimana, kapan,
siapa, mengapa, dan bagaimana).
Produk Murid dapat membuat berbagai karya seperti, tulisan, presentasi, rekaman, video dan karya lain terkait dengan
pemaparan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana.
26. Mulailah melakukan diferensiasi
pembelajaran dengan kecepatan yang
nyaman bagi Anda.
3’
Yang paling penting adalah bahwa siswa — dan guru —
membuat kemajuan dari titik awal masing-masing.
27. TUJUAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
2’
Tujuan untuk setiap siswa adalah pertumbuhan
maksimum dari "posisi belajar" -mereka saat ini.
Tujuan untuk guru adalah semakin memahami tentang
posisi belajar tersebut sehingga pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
28. Ketika guru melakukan pembelajaran berdiferensiasi,
mereka menjauh dari melihat diri mereka sendiri
sebagai pemilik dan penyebar pengetahuan dan
bergerak ke arah melihat diri mereka sendiri sebagai
penyelenggara kesempatan belajar.
Guru dengan demikian akan lebih fokus pada
“membaca” siswa mereka.
5’
29. Diferensiasi menghendaki seorang guru untuk
menyadari bahwa ruang kelas harus menjadi tempat di
mana guru akan selalu berusaha mengejar
pemahaman terbaik mereka tentang pengajaran dan
pembelajaran setiap hari, dan juga untuk mengingat
setiap hari bahwa tidak ada praktik yang benar-benar
praktik terbaik kecuali jika itu berhasil untuk setiap
individu.
2’
30. -
Filosofi mengenai pembelajaran yang berpihak pada murid.
Apa yang dibutuhkan murid
Mulailah dari hal yang kecil
Berkembang perlahan tapi Pasti.
-
-
- yang akan terjadi di benak Anda. Buatlah
-
Bayangkan apa
perencanaan.
Refleksi - evaluasi
5’
31. The heartbreaking difficulty in pedagogy,
as indeed in medicine and other branches of knowledge that partake at the same
time of art and science, is, in fact, that the best methods are also the most difficult
ones.
2’
Kesulitan yang memilukan dalam pedagogi,
Sebagaimana dalam bidang kedokteran atau cabang-cabang ilmu pengetahuan
lain yang mengandung seni dan sains, pada kenyataannya, metode terbaik
biasanya juga merupakan metode yang paling sulit.
(Piaget, 1969, p.69)