SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75
71
PENGARUH UKURAN SIMPLISIA TEH HITAM ( Camelia sinensis)
TERHADAP KANDUNGAN KAFEIN
Abdul Ghani1
,Aika Aji Nababan2
1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud
2
Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud
Kampus Bukit, Jl. Raya Kampus Unud Jimbaran, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361
e-mail : aikaaimiaji@protonmail.com
Abstrak
Kafein berperan dalam menentukan pahit/sepetnya teh. Perbedaan genotipe dan jenis pemetikan
menyebabkan perbedaan kandungan kafein dan kualitas teh. teh hitam telah teruji memiliki kandungan kafein yang
cukup tinggi (3% dari berat kering). Ukuran partikel simplisia merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap jumlah zat aktif yang tersari pada proses maserasi. Pengecilan ukuran partikel simplisia dapat
meningkatkan jumlah zat aktif yang tersari dan jumlah rendemen ekstrak. Nilai rendemen yang tinggi
menunjukkan proses ekstraksi zat aktif berlangsung efektif. Penelitian ini dilakukan dengan variasi ukuran partikel
simplisia pada proses maserasi teh hitam. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh variasi ukuran partikel
simplisia teh hitam terhadap rendemen ekstrak dan kandungan total kafein hasil maserasi. Penelitian ini
menggunakan sampel teh hitam yang diperoleh dari Industri teh Pekalongan. Maserasi sampel dengan pelarut
etanol 96% dan aquades dilakukan selama 6x24 jam dengan variasi ukuran serbuk simplisia teh hitam mesh 20, 40
,60 dan simplisia teh hitam utuh. Analisis data rendemen ekstrak dan kandungan total kafein menggunakan uji
one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak dan kandungan
total kafein teh hitam mesh 20, 40, 60 dan simplisia teh hitam utuh berturut-turut 6%; 16%; 11,26; dan 30,76
mg/100 g; 1.167,80 mg/100 g; 322,23 mg/100 g. Ada perbedaan yang signifikan antar kelompok ukuran partikel
(P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan ukuran partikel simplisia teh hitam mempengaruhi
rendemen ekstrak dan kandungan total kafein hasil maserasi.
Kata Kunci: : Kafein, Simplisia, Waktu Ekstrasi,Teh Hitam.
Abstract
Caffeine plays a role in determining the bitterness of tea. Differences in genotype and type of picking cause
differences in caffeine content and tea quality. Black tea has been tested to have a fairly high caffeine content (3%
of dry weight). The particle size of the simplicia is one of the factors that affect the amount of active substance
extracted in the maceration process. Reducing the particle size of simplicia can increase the amount of active
substance extracted and the amount of extract yield. The high yield value indicates the active substance extraction
process is effective. This research was conducted with variations in the particle size of simplicia in the black tea
maceration process. The aim was to see the effect of variations in the particle size of black tea simplicia on the
extract yield and the total caffeine content of the maceration results. This study used black tea samples obtained
from the Pekalongan tea industry. Maceration of samples with 96% ethanol and aquades solvent was carried out for
6x24 hours with variations in size of black tea simplicia powder of 20, 40, 60 and whole black tea simplicia. Data
analysis of extract yield and total caffeine content used one-way ANOVA test with 95% confidence level. The results
showed the extract yield and total caffeine content of mesh black tea 20, 40, 60 and whole black tea simplicia 6%,
respectively; 16%; 11.26; and 30.76 mg/100 g; 1,167.80 mg/100 g; 322.23 mg/100 g. There was a significant
difference between the particle size groups (P<0.05), so it can be concluded that the difference in the particle size of
black tea simplicia affected the extract yield and the total caffeine content of the maceration results.
Keywords: Caffeine, Simplicia,Extraction Time,Black Tea.
Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75
72
Pendahuluan
Teh mengandung beberapa senyawa metabolit
sekunder terutama bagian daun. Kandungan kimia
daun teh sangat bervariasi tergantung pada musim,
kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun, dan
banyaknya sinar matahari yang diterima (Pusat
Penelitian Teh danKina [PPTK], 2008). Berdasarkan
proses pengolahnya terdapat beberapa jenis teh salah
satunya teh hitam. Teh hitam adalah jenis teh yang
dibuat melalui proses pelayuan, penggilingan,
oksimatis dan pengeringan. Teh hitam memiliki
kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan teh
hijau (Rohdiana, 2015).
Kafein merupakan metabolit sekunder golongan
alkaloid yang terdapat secara alami pada kopi, teh dan
coklat. Selain terdapat secara alami, kafein juga sering
ditambahkan kedalam beberapa minuman berenergi
serta beberapa obat-obatan. Kafein memiliki nama lain
kafein, tein, dan 1,3,7-trimethylxanthine. Kafein
sangat larut didalam air panas, larut sedikit didalam
aseton dan air dingin serta sangat larut di dalam dietil
eter. Ekastraksi dan Isolasi kafein pertama sekali
dilakukan tahun 1819 oleh kimiawan Jerman
Feriedrich Ferdinand Runge (Soraya, 2008).
Maserasi (macerase=mengairi, melunakkan)
adalah cara ekstraksi yang paling sederhana yaitu
dengan melakukan perendaman terhadap simplisia,
dan rendaman tersebut disimpan terlindung dari sinar
matahari langsung (untuk mencegah reaksi dengan
cahaya dan perubahan warna) dan dikocok kembali.
Maserasi pada suhu yang ditinggikan (50o
C) disebut
digesti. Pada proses ekstraksi terjadi dua fase yaitu
fase pembilasan dan fase ekstraksi. Fase pembilasan
merupakan fase dimana sel-sel yang rusak atau tidak
utuh lagi dari simplisia bersentuhan langsung dengan
pelarut sehingga komponen di dalam sel semakin
mudah untuk berpindah ke dalam pelarut. Semakin
halus serbuk simplisia semakin optimal proses
pembilasannya. Fase ekstraksi merupakan fase dimana
cairan pelarut menembus membran sel yang masih
utuh sehingga terjadi pembengkakan pada sel dan
disolusi komponen sel ke cairan pelarut yang berhasil
masuk, dengan adanya perbedaan konsentrasi antara
pelarut di dalam sel dan di luar sel maka akan terjadi
difusi (Voigt, 1995).
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses
perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa
oleh pergerakan molekuler secara acak dan
berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi
aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran
polimer (Martin dkk., 1993). Ukuran partikel padatan
menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses
ekstraksi. Menurut Purseglove (1981) besar ukuran
bahan yang dipakai untuk keperluan ekstraksi adalah
50 mesh dan bahan terhalus adalah ukuran 60 mesh.
Metode Penelitian
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah serbuk Teh hitam
(Camelia sinensis) sample dari Industri Teh
Pekalongan, etanol 96% dan aquadest. Semua bahan
yang digunakan berskala pro analisis, E.Merck.
Jalannya Penelitian
1. Pembuatan serbuk Teh Hitam
Daun teh hitam dicuci, lalu dikeringkan. teh
hitam dibuat serbuk menggunakan blender. Serbuk
kemudian diayak menggunakan sieving machine
dengan ayakan mesh 20, 40 dan 60 hingga didapatkan
serbuk dengan ukuran yang sesuai dan seragam.
Selanjutnya serbuk disimpan di tempat yang kering,
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari, dan
siap untuk diekstraksi.
2. Pembuatan Ekstrak
Teh hitam dengan masing-masing ukuran
partikel serbuk dan simplisia teh hitam utuh ditimbang
sebanyak 100 gram lalu dimaserasi dengan etanol
96% dan aquadest 100 ml. Teh hitam dan pelarut
diaduk menggunakan stirrer dengan kecepatan 300
rpm selama 4 jam kemudian didiamkan hingga 24 jam
Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75
73
di tempat gelap dan dibungkus aluminium foil dengan
suhu ruangan 30o
C. Setelah 24 jam, maserat disaring
dengan corong butchner untuk memisahkan filtrat dan
ampas. Maserat ditimbang dan dihitung rendemen
ekstraknya.
3. Analisa kafein dengan Metode
Spektofotometri
Larutan disaring dengan kertas saring dan dimasukkan
filtrat ke dalam labu ukur 50 ml kemudian
ditambahkan dan terbentuk endapan larutan disaring
dengan kertas saring. Filtrat diukur absorbansinya
pada panjang gelombang maksimal yaitu 286 nm dan
dari tahap ini dilakukan triplo. Hasil analisis yang
telah dilakukan dengan instrument Spektrofotometer
UV-VIS Genesys 10S pada metode ini menghasilkan
data output berupa absorbansi. Karena nilai absorbansi
sebanding dengan konsentrasi sehingga untuk
mengetahui konsentrasi sampel dilakukan dengan
membandingkan serapan atau absorbansi pada kurva
standar kafein dengan absorbansi sampel. Setelah
konsentrasi pada masing-masing sampel diketahui
maka dilakukan perhitungan kadar kafein, dari
perhitungan tersebut dapat diketahui perolehan kadar
kafein dalam sampel larutan teh.
4. Penentuan Koefisien Distribusi
Penentuan nilai KD (tetapan distribusi) didasarkan
menurut Hukum Distrbusi Nernst, bila ke dalam dua
pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut
yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka
akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan
tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut
organik dan air. Jika nilai KD besar, solut secara
kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak
ke dalam pelarut organik begitu pula terjadi
sebaliknya. Koefisien distribusi yang dinyatakan
dengan rumus: KD= dengan KD adalah tetapan
distribusi, Corg dan Ca masing-masing adalah
konsentrasi pelarut organik dan air. Pada percobaan
ini maserasi menggunakan 2 pelarut etanol 96% dan
aquadest.
Tabel 1. Nilai Koefisien Distribusi Pelarut Etanol
Fase Organik
Fase
Air Nilai
Kd
Kons (ppm)
Kons
(ppm)
7,388 2,662 2,7753
Tabel 2. Nilai Koefisien Distribusi Pelarut Aquadest
Fase Organik
Fase
Air Nilai
Kd
Kons (ppm)
Kons
(ppm)
3,755 5,437 1,4479
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis dengan SPSS dengan taraf
kepercayaan 95% menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara rendemen ekstrak teh hitam
utuh, teh hitam serbuk mesh 20 dan 40 dan teh hitam
mesh 60. Ukuran patikel teh hitam mesh 60 memiliki
rendemen ekstrak paling tinggi dibanding simplisia
utuh, mesh 20 dan mesh 40. Ukuran partikel mesh 60
merupakan ukuran partikel paling kecil dari kelompok
percobaan dan memiliki luas permukaan kontak paling
luas. Permukaan kontak serbuk simplisia dengan
pelarut yang luas akan memaksimalkan kesempatan
pelarut untuk mengekstraksi kafein.
Hasil uji statistik dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan bahwa ukuran partikel serbuk
memberikan pengaruh terhadap kandungan kafein
yang tersari dalam ekstrak. Secara teoritis menurut
Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75
74
Heath dan Reineccius (1986), semakin kecil ukuran
partikel simplisia semakin luas permukaan
spesifiknya, sehingga kontak dengan cairan penyari
lebih besar dan penyarian lebih optimal yang ditandai
dengan semakin besarnya kadar kafein dalam ekstrak.
Ekstrak teh hitam dengan serbuk mesh 60 memiliki
kandungan total kandungan yang paling tinggi. Serbuk
mesh 60 memiliki luas permukaan kontak dengan
pelarut yang luas sehingga penyarian kafeinnya nya
besar dan kandungan total kafein dalam ekstraknya
pun besar
Tabel 3. Data Korelasi ukuran simplisia terhadap
kandungan kafein
Waktu
ekstrasi
Suhu
ekstrasi
Ukuran
simplisia
Absorbansi
(Spektofoto
metri Uv-
vis)
Kandung
an Total
Kafein
(mg/gr)
4 jam 30 o
C
60 mesh 0,156 1378,8
40 mesh 0,187 1167,8
20 mesh 0,207 322,23
Simplisia
utuh
0,194 30.76
Pemotongan menggunakan pisau blender yang
cepat dan kuat menyebabkan lapisan tipis tersebut
hancur lebih cepat hancur menjadi ukuran partikel
serbuk yang kecil. Perbedaan persebaran kafein dalam
serbuk simplisia tersebut menyebabkan hasil maserasi
serbuk teh hitam dengan ukuran mesh 60
menghasilkan kandungan total kafein dalam ekstrak
paling tinggi, diikuti oleh teh hitam utuh dan mesh 20
dan 40. Serbuk teh hitam ukuran partikel mesh 20 &
40 memiliki kandungan Kafein yang paling kecil .
Ukuran partikel simplisia yang berbeda beda
memiliki luas permukaan kontak yang berbeda-beda
pula. Luas permukaan kontak simplisia yang berbeda
akan menyebabkan jumlah kafein yang tersari
berbeda. Kontak yang luas antara simplisia dan pelarut
akan memberikan kesempatan yang lebih besar dalam
mengekstrasi kafein. kafein akan tersari lebih banyak
jika pelarut mampu kontak lebih luas dengan
simplisia. Jumlah kafein yang tersari ditunjukkan oleh
rendemen ekstrak dan kandungan total kafein.
Semakin lama waktu ekstrasi terdapat kafein yang
hilang karena proses oksidasi dengan udara. kafein
teroksidasi dengan oksigen menjadi karbon dioksida,
air, dan nitrogen. Nilai polaritas atau momen dipol
berkolerasi dengan waktu ekstrasi, lamanya waktu
ekstrasi akan membuat polaritas meningkat, gaya
tarik-menarik antar molekul-molekul polar akibat
adanya gaya dipol ini membuat kafein terekstrak.
Kafein memiliki momen dipol 3,64 D dan air
memiliki momen dipol 1,84 D (Martin dkk, 1993).
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara
molekul-molekul polar, yaitu antara molekul yang
memiliki momen dipol. Semakin besar momen
dipolnya, maka semakin kuat gaya tarik menarik antar
molekulnya
Rendemen ekstrak adalah perbandingan bobot
ekstrak kafein dengan bobot simplisia. Rendemen
ekstrak yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah
kafein yang tersari dari simplisia tinggi. Pada nilai
ketetapan distribusi juga menunjukkan bahwa pelarut
etanol lebih besar dan memiliki kadar kafein yang
tinggi. Dengan demikian, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran partikel teh hitam
berpengaruh terhadap rendemen ekstrak dan
kandungan kafein hasil maserasi.
30.7
230.7
430.7
630.7
830.7
1030.7
1230.7
Korelasi Ukuran Simplisia Terhadap
Kandungan Kafein
Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75
75
Gambar 1. Grafik korelasi ukuran simplisia terhadap
kandungan kafein
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa perbedaan ukuran Simplisia
teh hitam (Camelia sinensis) berpengaruh terhadap
rendemen ekstrak dan kandungan kafein hasil
maserasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bangee, O.D., Wilson, V. H., East, G. C.,
Holme, I., 1995, Antioxidant-induced
Yellowing of Textiles, Polymer
Degradation and Stability, 50 (3) : 313-
317.
Bondre, Sushma., Patil, Pallavi., Kulkarni,
Amaraja., Pillai, M. M. ., 2012, Study
on Isolation and Purification of
Anthocyanins and Its Application as pH
Indicator, International Journal of
Advanced Biotechnology and Research,
3(3): 698-702.
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Bandung: Penerbit ITB.
Heath, H.B and eineccius, G. 1986. Flavor
Chemistry and Technology.AVI Publ.
co. Inc.,Westport, Connecticut.
Jones, E. G., Balster, Walter J., Balster, Lori M.,
1997, Aviation Fuel Recirculation and
Surface Fouling, Energy & Fuels, 11(6)
1303-1308.
Kamei, H., Kojima, T., Hasegawa, M., Kiode, T.
Umeda, T., Yukawa, T., Terabe, K.,
1995, Suppression of Tumor Cell
Growth by Anthocyanin in Vitro,
Cancer Invest, 13: 590-594.
Karaivanova, M., Denska, D., and Ovcharov, R.,
1990, A Modification of the Toxic
Effect of Platinum Complexes with
Anthocyanin, Eksperimentalna
meditsina morfologiia, 29: 19-24.
Kristamtini, Taryono, Basunanda, Panjisakti.,
Murti, Rudi Hari., 2014, Keragaman
Genetik dan Korelasi Parameter Warna
Beras dan Kandungan Antosianin Total
Sebelas Kultivar Padi Beras Hitam
Lokal, Ilmu Pertanian 17(1): 57-70.
Kumalaningsih, Sri, 2007, Antioksidan Alami,
Surabaya: Trubus Agrisarana.
Martin, Alfred., Swarbrick, James., Cammarata,
Athur., 1993, Farmasi Fisik: Dasardasar
Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasi.
Jakarta: UI-PRESS.
Pan, Jiang-Qing., Liu, N. C., Wayne, W. Y., Lau,
1998, Preparation and Properties of
New Antioxidants with Higher MW,
Polymer Degradation and Stability,
62(1): 165-170.

More Related Content

What's hot

EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
Repository Ipb
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
RiaAnggun
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
Repository Ipb
 
Kimia koloid analitik (pulp orange)
Kimia koloid analitik (pulp orange)Kimia koloid analitik (pulp orange)
Kimia koloid analitik (pulp orange)
dian mero
 
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
kalbux
 
A08aka
A08akaA08aka
A08aka
nurika19
 
jojo
jojojojo
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumMarsono Tarmadi
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
iyudhi18
 
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
Asida Gumara
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
Ika Hartati
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
aji indras
 
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarPengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarYabniel Lit Jingga
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
aji indras
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Menjadi yang terbaik di Jalan ALLAH SWT
 

What's hot (20)

EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
 
Kimia koloid analitik (pulp orange)
Kimia koloid analitik (pulp orange)Kimia koloid analitik (pulp orange)
Kimia koloid analitik (pulp orange)
 
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
Reynold christian sirait_22010112110042_lap.kti_bab1
 
A08aka
A08akaA08aka
A08aka
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
jojo
jojojojo
jojo
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
 
2008 (full)
2008 (full)2008 (full)
2008 (full)
 
antidiare
antidiareantidiare
antidiare
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan d...
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
 
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarPengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
Efek analgetika ekstrak etanol daun kayu putih (melaleuca leucadendron l) pad...
 

Similar to Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan kafein

PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
Irenee9
 
64 220-1-pb (1)
64 220-1-pb (1)64 220-1-pb (1)
64 220-1-pb (1)
Andrew Hutabarat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 
Teh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklatTeh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklat
AMusdalifah123
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Alif Zulfikar
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Atika Fitria Ningrum
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
AnonimousCyber
 
Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
rindaaulutamii
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
ririnsagita1
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
Syaifulanwar14027
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tri Asmayanti
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
Nadiyayoo
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
IkaAnia
 
Ppt skrip asli
Ppt skrip asliPpt skrip asli
Ppt skrip asli
RitaFitriaPurwoistri
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
Repository Ipb
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Agus Darwanto
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
rindaaulutamii
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
IshakZw
 
Transformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacteriumTransformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacterium
w4hyu_b
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
Furqon Al Fahmi
 

Similar to Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan kafein (20)

PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
64 220-1-pb (1)
64 220-1-pb (1)64 220-1-pb (1)
64 220-1-pb (1)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Teh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklatTeh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklat
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
 
Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
 
Ppt skrip asli
Ppt skrip asliPpt skrip asli
Ppt skrip asli
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
Transformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacteriumTransformasi genetik agrobacterium
Transformasi genetik agrobacterium
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 

Recently uploaded

MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 

Recently uploaded (10)

MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 

Pengaruh ukuran simplisia teh hitam ( camelia sinensis) terhadap kandungan kafein

  • 1. Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75 71 PENGARUH UKURAN SIMPLISIA TEH HITAM ( Camelia sinensis) TERHADAP KANDUNGAN KAFEIN Abdul Ghani1 ,Aika Aji Nababan2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud 2 Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud Kampus Bukit, Jl. Raya Kampus Unud Jimbaran, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361 e-mail : aikaaimiaji@protonmail.com Abstrak Kafein berperan dalam menentukan pahit/sepetnya teh. Perbedaan genotipe dan jenis pemetikan menyebabkan perbedaan kandungan kafein dan kualitas teh. teh hitam telah teruji memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi (3% dari berat kering). Ukuran partikel simplisia merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah zat aktif yang tersari pada proses maserasi. Pengecilan ukuran partikel simplisia dapat meningkatkan jumlah zat aktif yang tersari dan jumlah rendemen ekstrak. Nilai rendemen yang tinggi menunjukkan proses ekstraksi zat aktif berlangsung efektif. Penelitian ini dilakukan dengan variasi ukuran partikel simplisia pada proses maserasi teh hitam. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh variasi ukuran partikel simplisia teh hitam terhadap rendemen ekstrak dan kandungan total kafein hasil maserasi. Penelitian ini menggunakan sampel teh hitam yang diperoleh dari Industri teh Pekalongan. Maserasi sampel dengan pelarut etanol 96% dan aquades dilakukan selama 6x24 jam dengan variasi ukuran serbuk simplisia teh hitam mesh 20, 40 ,60 dan simplisia teh hitam utuh. Analisis data rendemen ekstrak dan kandungan total kafein menggunakan uji one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak dan kandungan total kafein teh hitam mesh 20, 40, 60 dan simplisia teh hitam utuh berturut-turut 6%; 16%; 11,26; dan 30,76 mg/100 g; 1.167,80 mg/100 g; 322,23 mg/100 g. Ada perbedaan yang signifikan antar kelompok ukuran partikel (P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan ukuran partikel simplisia teh hitam mempengaruhi rendemen ekstrak dan kandungan total kafein hasil maserasi. Kata Kunci: : Kafein, Simplisia, Waktu Ekstrasi,Teh Hitam. Abstract Caffeine plays a role in determining the bitterness of tea. Differences in genotype and type of picking cause differences in caffeine content and tea quality. Black tea has been tested to have a fairly high caffeine content (3% of dry weight). The particle size of the simplicia is one of the factors that affect the amount of active substance extracted in the maceration process. Reducing the particle size of simplicia can increase the amount of active substance extracted and the amount of extract yield. The high yield value indicates the active substance extraction process is effective. This research was conducted with variations in the particle size of simplicia in the black tea maceration process. The aim was to see the effect of variations in the particle size of black tea simplicia on the extract yield and the total caffeine content of the maceration results. This study used black tea samples obtained from the Pekalongan tea industry. Maceration of samples with 96% ethanol and aquades solvent was carried out for 6x24 hours with variations in size of black tea simplicia powder of 20, 40, 60 and whole black tea simplicia. Data analysis of extract yield and total caffeine content used one-way ANOVA test with 95% confidence level. The results showed the extract yield and total caffeine content of mesh black tea 20, 40, 60 and whole black tea simplicia 6%, respectively; 16%; 11.26; and 30.76 mg/100 g; 1,167.80 mg/100 g; 322.23 mg/100 g. There was a significant difference between the particle size groups (P<0.05), so it can be concluded that the difference in the particle size of black tea simplicia affected the extract yield and the total caffeine content of the maceration results. Keywords: Caffeine, Simplicia,Extraction Time,Black Tea.
  • 2. Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75 72 Pendahuluan Teh mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder terutama bagian daun. Kandungan kimia daun teh sangat bervariasi tergantung pada musim, kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun, dan banyaknya sinar matahari yang diterima (Pusat Penelitian Teh danKina [PPTK], 2008). Berdasarkan proses pengolahnya terdapat beberapa jenis teh salah satunya teh hitam. Teh hitam adalah jenis teh yang dibuat melalui proses pelayuan, penggilingan, oksimatis dan pengeringan. Teh hitam memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau (Rohdiana, 2015). Kafein merupakan metabolit sekunder golongan alkaloid yang terdapat secara alami pada kopi, teh dan coklat. Selain terdapat secara alami, kafein juga sering ditambahkan kedalam beberapa minuman berenergi serta beberapa obat-obatan. Kafein memiliki nama lain kafein, tein, dan 1,3,7-trimethylxanthine. Kafein sangat larut didalam air panas, larut sedikit didalam aseton dan air dingin serta sangat larut di dalam dietil eter. Ekastraksi dan Isolasi kafein pertama sekali dilakukan tahun 1819 oleh kimiawan Jerman Feriedrich Ferdinand Runge (Soraya, 2008). Maserasi (macerase=mengairi, melunakkan) adalah cara ekstraksi yang paling sederhana yaitu dengan melakukan perendaman terhadap simplisia, dan rendaman tersebut disimpan terlindung dari sinar matahari langsung (untuk mencegah reaksi dengan cahaya dan perubahan warna) dan dikocok kembali. Maserasi pada suhu yang ditinggikan (50o C) disebut digesti. Pada proses ekstraksi terjadi dua fase yaitu fase pembilasan dan fase ekstraksi. Fase pembilasan merupakan fase dimana sel-sel yang rusak atau tidak utuh lagi dari simplisia bersentuhan langsung dengan pelarut sehingga komponen di dalam sel semakin mudah untuk berpindah ke dalam pelarut. Semakin halus serbuk simplisia semakin optimal proses pembilasannya. Fase ekstraksi merupakan fase dimana cairan pelarut menembus membran sel yang masih utuh sehingga terjadi pembengkakan pada sel dan disolusi komponen sel ke cairan pelarut yang berhasil masuk, dengan adanya perbedaan konsentrasi antara pelarut di dalam sel dan di luar sel maka akan terjadi difusi (Voigt, 1995). Difusi didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh pergerakan molekuler secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer (Martin dkk., 1993). Ukuran partikel padatan menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses ekstraksi. Menurut Purseglove (1981) besar ukuran bahan yang dipakai untuk keperluan ekstraksi adalah 50 mesh dan bahan terhalus adalah ukuran 60 mesh. Metode Penelitian Bahan Penelitian Bahan yang digunakan adalah serbuk Teh hitam (Camelia sinensis) sample dari Industri Teh Pekalongan, etanol 96% dan aquadest. Semua bahan yang digunakan berskala pro analisis, E.Merck. Jalannya Penelitian 1. Pembuatan serbuk Teh Hitam Daun teh hitam dicuci, lalu dikeringkan. teh hitam dibuat serbuk menggunakan blender. Serbuk kemudian diayak menggunakan sieving machine dengan ayakan mesh 20, 40 dan 60 hingga didapatkan serbuk dengan ukuran yang sesuai dan seragam. Selanjutnya serbuk disimpan di tempat yang kering, tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari, dan siap untuk diekstraksi. 2. Pembuatan Ekstrak Teh hitam dengan masing-masing ukuran partikel serbuk dan simplisia teh hitam utuh ditimbang sebanyak 100 gram lalu dimaserasi dengan etanol 96% dan aquadest 100 ml. Teh hitam dan pelarut diaduk menggunakan stirrer dengan kecepatan 300 rpm selama 4 jam kemudian didiamkan hingga 24 jam
  • 3. Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75 73 di tempat gelap dan dibungkus aluminium foil dengan suhu ruangan 30o C. Setelah 24 jam, maserat disaring dengan corong butchner untuk memisahkan filtrat dan ampas. Maserat ditimbang dan dihitung rendemen ekstraknya. 3. Analisa kafein dengan Metode Spektofotometri Larutan disaring dengan kertas saring dan dimasukkan filtrat ke dalam labu ukur 50 ml kemudian ditambahkan dan terbentuk endapan larutan disaring dengan kertas saring. Filtrat diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal yaitu 286 nm dan dari tahap ini dilakukan triplo. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan instrument Spektrofotometer UV-VIS Genesys 10S pada metode ini menghasilkan data output berupa absorbansi. Karena nilai absorbansi sebanding dengan konsentrasi sehingga untuk mengetahui konsentrasi sampel dilakukan dengan membandingkan serapan atau absorbansi pada kurva standar kafein dengan absorbansi sampel. Setelah konsentrasi pada masing-masing sampel diketahui maka dilakukan perhitungan kadar kafein, dari perhitungan tersebut dapat diketahui perolehan kadar kafein dalam sampel larutan teh. 4. Penentuan Koefisien Distribusi Penentuan nilai KD (tetapan distribusi) didasarkan menurut Hukum Distrbusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Jika nilai KD besar, solut secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik begitu pula terjadi sebaliknya. Koefisien distribusi yang dinyatakan dengan rumus: KD= dengan KD adalah tetapan distribusi, Corg dan Ca masing-masing adalah konsentrasi pelarut organik dan air. Pada percobaan ini maserasi menggunakan 2 pelarut etanol 96% dan aquadest. Tabel 1. Nilai Koefisien Distribusi Pelarut Etanol Fase Organik Fase Air Nilai Kd Kons (ppm) Kons (ppm) 7,388 2,662 2,7753 Tabel 2. Nilai Koefisien Distribusi Pelarut Aquadest Fase Organik Fase Air Nilai Kd Kons (ppm) Kons (ppm) 3,755 5,437 1,4479 Hasil dan Pembahasan Hasil analisis dengan SPSS dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rendemen ekstrak teh hitam utuh, teh hitam serbuk mesh 20 dan 40 dan teh hitam mesh 60. Ukuran patikel teh hitam mesh 60 memiliki rendemen ekstrak paling tinggi dibanding simplisia utuh, mesh 20 dan mesh 40. Ukuran partikel mesh 60 merupakan ukuran partikel paling kecil dari kelompok percobaan dan memiliki luas permukaan kontak paling luas. Permukaan kontak serbuk simplisia dengan pelarut yang luas akan memaksimalkan kesempatan pelarut untuk mengekstraksi kafein. Hasil uji statistik dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ukuran partikel serbuk memberikan pengaruh terhadap kandungan kafein yang tersari dalam ekstrak. Secara teoritis menurut
  • 4. Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75 74 Heath dan Reineccius (1986), semakin kecil ukuran partikel simplisia semakin luas permukaan spesifiknya, sehingga kontak dengan cairan penyari lebih besar dan penyarian lebih optimal yang ditandai dengan semakin besarnya kadar kafein dalam ekstrak. Ekstrak teh hitam dengan serbuk mesh 60 memiliki kandungan total kandungan yang paling tinggi. Serbuk mesh 60 memiliki luas permukaan kontak dengan pelarut yang luas sehingga penyarian kafeinnya nya besar dan kandungan total kafein dalam ekstraknya pun besar Tabel 3. Data Korelasi ukuran simplisia terhadap kandungan kafein Waktu ekstrasi Suhu ekstrasi Ukuran simplisia Absorbansi (Spektofoto metri Uv- vis) Kandung an Total Kafein (mg/gr) 4 jam 30 o C 60 mesh 0,156 1378,8 40 mesh 0,187 1167,8 20 mesh 0,207 322,23 Simplisia utuh 0,194 30.76 Pemotongan menggunakan pisau blender yang cepat dan kuat menyebabkan lapisan tipis tersebut hancur lebih cepat hancur menjadi ukuran partikel serbuk yang kecil. Perbedaan persebaran kafein dalam serbuk simplisia tersebut menyebabkan hasil maserasi serbuk teh hitam dengan ukuran mesh 60 menghasilkan kandungan total kafein dalam ekstrak paling tinggi, diikuti oleh teh hitam utuh dan mesh 20 dan 40. Serbuk teh hitam ukuran partikel mesh 20 & 40 memiliki kandungan Kafein yang paling kecil . Ukuran partikel simplisia yang berbeda beda memiliki luas permukaan kontak yang berbeda-beda pula. Luas permukaan kontak simplisia yang berbeda akan menyebabkan jumlah kafein yang tersari berbeda. Kontak yang luas antara simplisia dan pelarut akan memberikan kesempatan yang lebih besar dalam mengekstrasi kafein. kafein akan tersari lebih banyak jika pelarut mampu kontak lebih luas dengan simplisia. Jumlah kafein yang tersari ditunjukkan oleh rendemen ekstrak dan kandungan total kafein. Semakin lama waktu ekstrasi terdapat kafein yang hilang karena proses oksidasi dengan udara. kafein teroksidasi dengan oksigen menjadi karbon dioksida, air, dan nitrogen. Nilai polaritas atau momen dipol berkolerasi dengan waktu ekstrasi, lamanya waktu ekstrasi akan membuat polaritas meningkat, gaya tarik-menarik antar molekul-molekul polar akibat adanya gaya dipol ini membuat kafein terekstrak. Kafein memiliki momen dipol 3,64 D dan air memiliki momen dipol 1,84 D (Martin dkk, 1993). Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu antara molekul yang memiliki momen dipol. Semakin besar momen dipolnya, maka semakin kuat gaya tarik menarik antar molekulnya Rendemen ekstrak adalah perbandingan bobot ekstrak kafein dengan bobot simplisia. Rendemen ekstrak yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah kafein yang tersari dari simplisia tinggi. Pada nilai ketetapan distribusi juga menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih besar dan memiliki kadar kafein yang tinggi. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran partikel teh hitam berpengaruh terhadap rendemen ekstrak dan kandungan kafein hasil maserasi. 30.7 230.7 430.7 630.7 830.7 1030.7 1230.7 Korelasi Ukuran Simplisia Terhadap Kandungan Kafein
  • 5. Jurnal Teknologi Pertanian Udayana, Vol 7, No 2, Tahun 2016, 71-75 75 Gambar 1. Grafik korelasi ukuran simplisia terhadap kandungan kafein Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbedaan ukuran Simplisia teh hitam (Camelia sinensis) berpengaruh terhadap rendemen ekstrak dan kandungan kafein hasil maserasi. DAFTAR PUSTAKA Bangee, O.D., Wilson, V. H., East, G. C., Holme, I., 1995, Antioxidant-induced Yellowing of Textiles, Polymer Degradation and Stability, 50 (3) : 313- 317. Bondre, Sushma., Patil, Pallavi., Kulkarni, Amaraja., Pillai, M. M. ., 2012, Study on Isolation and Purification of Anthocyanins and Its Application as pH Indicator, International Journal of Advanced Biotechnology and Research, 3(3): 698-702. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Bandung: Penerbit ITB. Heath, H.B and eineccius, G. 1986. Flavor Chemistry and Technology.AVI Publ. co. Inc.,Westport, Connecticut. Jones, E. G., Balster, Walter J., Balster, Lori M., 1997, Aviation Fuel Recirculation and Surface Fouling, Energy & Fuels, 11(6) 1303-1308. Kamei, H., Kojima, T., Hasegawa, M., Kiode, T. Umeda, T., Yukawa, T., Terabe, K., 1995, Suppression of Tumor Cell Growth by Anthocyanin in Vitro, Cancer Invest, 13: 590-594. Karaivanova, M., Denska, D., and Ovcharov, R., 1990, A Modification of the Toxic Effect of Platinum Complexes with Anthocyanin, Eksperimentalna meditsina morfologiia, 29: 19-24. Kristamtini, Taryono, Basunanda, Panjisakti., Murti, Rudi Hari., 2014, Keragaman Genetik dan Korelasi Parameter Warna Beras dan Kandungan Antosianin Total Sebelas Kultivar Padi Beras Hitam Lokal, Ilmu Pertanian 17(1): 57-70. Kumalaningsih, Sri, 2007, Antioksidan Alami, Surabaya: Trubus Agrisarana. Martin, Alfred., Swarbrick, James., Cammarata, Athur., 1993, Farmasi Fisik: Dasardasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasi. Jakarta: UI-PRESS. Pan, Jiang-Qing., Liu, N. C., Wayne, W. Y., Lau, 1998, Preparation and Properties of New Antioxidants with Higher MW, Polymer Degradation and Stability, 62(1): 165-170.