3. MISI
1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Memotifasi siswa untuk berprestasi.
3. Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan lainnya,
sehingga menjadi guru maupun pegawai yang profesional dalam
bidangnya.
4. Menumbuhkan dan meningkatkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut serta menghargai kultur budaya
bangsa sebagai pedoman kearifan dalam bertindak.
5. Memberdayakan dan mengembangkan sarana/ prasarana secara
maksimal .
6. Membina dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh
komponen masyarakat secara berkesinambungan.
7. Mengembangkan jiwa seni dan budaya serta rasa cinta Bangsa
dan Negara.
8. Menumbuhkembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan,
keamanan, kesehatan dan kekeluargaan.
4. TUJUAN SEKOLAH
1. Mampu mengaktualisasikan budaya hidup tertib , disiplin, jujur dan
santun dalam tutur kata sopan dalam perilaku terhadap sesama
2. Terhadap prestasi hasil belajar siswa secara optimal, minimal sama atau
diatas SKBM, dan Standar Kompetensi Lulusan SD , dengan indikator.
a) Nilai rapor siswa kelas 1 s/d VI minimal sama dengan SKBM
b) Nilai ujian sekolah siswa kelas VI minimal sama dengan SKBM
c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan siswa kelas VI
hingga mencapai atau bertahan 100 %
d) Semakin berkurang prosentase siswa tinggal kelas
3. Menguasai dasar – dasar IPTEK untuk melanjutkan sekolah yang lebih
tinggi mampu berkompetensi dan meningkat prosentasi lulusan yang
diterima di SLTP Negeri/ Unggulan
4. Berpartisipasi aktif dan optimal serta mampu meraih minimal satu
kejuaraan dari berbagai even lomba atau festival baik akademik maupun
non akademik di tingkat gugus sekolah / kecamatan
5. 5. Terwujudnya sikap perilaku rajin, taat dan tertib
menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama yang
dianut dalam praktik kehidupan sehari–hari sehingga
terbangun insan yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak
mulia
6. Memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan dasar life skill
sebagai salah satu modal hidup mandiri di masa depan.
7. Mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
sebagai wujud prestasi belajar untuk mencapai cita – citanya
demi masa depan.
8. Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa daerah
dan pengembangan kesenian daerah.
9. Meningkatkan kemandirian dan rasa tanggungjawab melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
10. Bersama–sama menjaga ketertiban ,keamanan dan
kebersihan sekolah dan lingkungan sesuai situasi dan
kondisi.
6. RENCANA STRATEGIS
1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
a. Penyusunan kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa dan dijabarkan secara lengkap dan jelas, serta
bersifat fleksibel sehingga mudah untuk dikembangkan sesuai
kebutuhan.
b. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan PAKEM.
c. Dalam proses pembelajaran sekolah harus dapat menjalin
hubungan dan kerja sama yang erat dengan
masyarakat; yang dalam hal ini setiap guru harus mampu dan jeli
melihat berbagai potensi yang ada di masyarakat, yang bisa
dijadikan sebagai sumber belajar, karena guru bukanlah satu-
satunya sumber belajar.
d. Pengadaan bahan ajar berupa buku paket atau buku penunjang bagi
peserta didik untuk mencapai penguasaan setiap kompetensi
sampai tuntas.
e. Penilaian hasil belajar menggunakan sistem Penilaian otentik, yang
mana penilaian otentik tidk hanya mengukur apa yang diketahui
oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang
dapat dilakukan oleh peserta didik.
7. 2. Memotifasi siswa untuk
berprestasi.
a. Membekali siswa dengan latihan/bimbingan,
agar mereka dapat bersaing baik ditingkat
kecamatan, kabupaten maupun provensi.
b. Menggalakkan lomba-lomba antar siswa.
c. Memberi penghargaan kepada siswa yang
berprestasi.
8. 3. Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan
lainnya, sehingga menjadi
guru maupun pegawai yang profesional
dalam bidangnya.
a. Membekali guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan kemampuan di
bidang Teknologi Informasi untuk melancarkan tugas-tugasnya.
b. Mengirimkan guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan-pelatihan demi meningkatkan kompetensinya,
dan yang terutama agar mereka tidak menjadi manusia yang gagap
teknologi dan selalu bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sesuai tuntutan jaman.
c. Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan Pembina ekstra kurikuler,
misalnya pramuka, kesenian, dan sebagainya untuk menunjang kegiatan
ekstra kurikuler di sekolah.
d. Pengakuan terhadap potensi seorang guru atau tenaga kependidikan
lainnya untuk diaktualisasikan melalui pembinaan dan penyediaan iklim
kerja yang kondusif sesuai bidang masing-masing, sehingga
memungkinkan mereka bekerja lebih kreatif dan inovatif.
e. Memberikan penghargaan kepada guru atau tenaga kependidikan lainnya
yang berprestasi untuk lebih memotivasi mereka agar selalu
mengembangkan diri dan mengasah kemampuannya.
9. 4. Menumbuhkan dan meningkatkan
penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut serta menghargai kultur budaya
bangsa sebagai pedoman kearifan dalam
bertindak.
a. Memperingati hari-hari besar keagamaan dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
b. Memvasilitasi dan memenuhi sarana/ prasarana
untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
bersifat keagamaan, seperti misalnya kegiatan baca
tulis Al Qur’an bagi guru/ karyawan/ siswa, sholat
berjamaah di Sekolah, pesantren kilat, kajian Al
Qur’an dan sebagainya.
10. 5. Memberdayakan dan mengembangkan
sarana/ prasarana secara maksimal .
a. Penyediaan sarana dan prasarana
berdasarkan analisa kebutuhan dan
disesuaikan dengan anggaran yang ada,
seperti misalnya pengadaan buku pelajaran
yang sesuai kurikulum yang berlaku, media
pembelajaran, alat peraga, dan sebagainya
untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
b. Pengadaan sudut baca di lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar.
11. 6. Membina dan meningkatkan kerjasama
dengan seluruh komponen
masyarakat secara berkesinambungan.
a. Melibatkan masyarakat/komite sekolah secara
proporsional, dan profesional dalam
mengembangkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program-
program sekolah.
b. Menjalin komunikasi secara intensif seperti orientasi
terhadap sekolah, mengadakan rapat secara rutin,
memberitakan perkembangan sekolah secara
periodik mengadakan kunjungan rumah serta
pembagian tugas dan tanggung jawab antara sekolah
dan orang tua siswa.
c. Melibatkan masyarakat yang potensial sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.
12. 7. Mengembangkan jiwa seni dan
budaya serta rasa cinta Bangsa dan
Negara.
a. Meningkatkan pelaksanaan ekstrakurikuler
terutama pramuka, kesenian dan olahraga.
b. Memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan bakat seni dan budayanya.
13. 8. Menumbuhkembangkan rasa cinta
kebersihan, keindahan, keamanan,
kesehatan dan kekeluargaan.
a. Penataan lingkungan sekolah.
b. Menjaga kebersihan, keindahan dan
kerindangan lingkungan sekolah dengan
melibatkan seluruh masyarakat sekolah agar
tercipta suasana aman, nyaman dan
menyenangkan.
c. Mengelola limbah dengan baik dan benar.
d. Menjaga hubungan yang harmonis dengan
masyarakat sekitar sekolah.
14. Peluang/ Pendukung
1. Undang-undang Dasar 1945 hasil amandemen.
2. Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah
dan Undang- undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah yang direvisi menjadi undang-
undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah dan
undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah.
3. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional yang intinya adalah otonomisasi dan demokratisasi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional pendidikan.
5. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dituangkan
dalam GBHN menyatakan bahwa manajemen berbasis sekolah
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan
teknologi.
15. Ancaman
1. Belum maksimalnya kemampuan dan usaha guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional sesuai
tuntutan jaman. Bahkan masih banyak guru yang masih
mempertahankan paradigma lama dalam kegiatan proses
pembelajaran.
2. Pemahaman guru dan tenaga kependidikan lainnya terhadap
otonomi sekolah belum maksimal, termasuk rendahnya
kemampuan pengelolaan administrasi dan proses
pembelajaran sehingga terkadang masih tergantung petunjuk
dari atasan.
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama masyarakat
di daerah pedesaan atau daerah terpencil akan pentingnya
pendidikan bagi generasi penerus.
4. Pemahaman dan kesadaran masyarakat atas hak, peran serta
dan kewajibannya terhadap pengelolaan sekolah belum
maksimal, sehingga sekolah seakan-akan berjalan tanpa
kontrol dari masyarakat sebagai user pendidikan.