SlideShare a Scribd company logo
•   MENYAJIKAN PANDANGAN NORMATIF DAN
    TEKNIS   DALAM  RANGKA   MEMUDAHKAN
    SINERGI PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
    DPRD    DENGAN   TUGAS  DAN   FUNGSI
    PEMERINTAH DAERAH;
•   MENGGUNAKAN UU NO 27 TAHUN 2009 DAN UU
    NO. 32 TAHUN 2004 SERTA HASIL PEMILIHAN
    UMUM TAHUN 2009 SEBAGAI RUJUKAN
    NORMATIFNYA;
•   MEMPERHATIKAN ATURAN PERUNDANGAN
    YANG TERKAIT SAMBIL MENUNGGU TERBITNYA
    PP TENTANG PEDOMAN TATA TERTIB DPRD.   2
1. SESUAI UU NO. 27 TAHUN 2009, SELURUH TUGAS,
   FUNGSI    DAN    WEWENANG      DPRD   HARUS
   DIFORMALISASI KE DALAM PERATURAN DPRD
   TENTANG TATA TERTIB;
2. TATA TERTIB DPRD BERFUNGSI SEBAGAI:
  a. Pedoman penyelenggaraan      tugas,   fungsi   dan
     wewenang DPRD; dan
  b. Salah satu norma juridis yang digunakan dalam
  menilai      kinerja pelaksanaan tugas, fungsi dan
  wewenang DPRD;
3. SEHUBUNGAN DENGAN ITU, DIPERLUKAN TATIB
   DPRD YANG BERSIFAT KOMPREHENSIF.       3
SINERGI ANTARA FUNGSI LEGISLATIF DENGAN FUNGSI
EKSEKUTIF DAERAH DIPERLUKAN KARENA:
1. Baik eksekutif maupun legislatif daerah pada dasarnya
   bekerja dengan maksud dan tujuan yang sama, namun pada
   ranah yang berbeda:
  a. Eksekutif sebagai pelaksana;
  b. Legislatif sebagai legislator dan pengawas.
2. Kemampuan legislatif melaksanakan     fungsinya sangat
   ditentukan oleh kemampuan memahami seluruh aspek
   pelaksanaan pemerintahan      daerah, sehingga mampu
   melakukan pengawasan dari ketiga aspek fungsinya, yakni
   legislasi, penganggaran dan pengawasan;
3. Sehubungan dengan itu, kesediaan untuk mendalami
seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah
tampil sebagai prasyarat mutlak bagi keberhasilan fungsi
   legislator darah.
                                                             4
2. KONSIDERANS DAN BATANG TUBUH;

4. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL;

6. LAMPIRAN (DALAM BENTUK BAGAN, CHART DAN
   MATRIKS).

Catatan: Penjelasan    pasal demi pasal dan Lampiran
         diperlukan     untuk   menguraikan secara
         rinci berbagai klausul yang membutuhkan
         informasi tambahan dalam rangka mencegah
         tafsir ganda.


                                                       5
•   SESUAI UU NO. 32 TAHUN 2004, DPRD TIDAK DUDUK
    BERHADAP-HADAPAN DENGAN KDH, MELAINKAN
    DUDUK BERDAMPINGAN SEBAGAI MITRA YANG
    SEJAJAR;
•   DPRD TIDAK BEKERJA DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN
    ATAS DASAR PERTIMBANGAN ORANG PER ORANG,
    MELAINKAN SEBAGAI INSTITUSI;
•   PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILAKUKAN SECARA
    MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT;
•   BILA MUFAKAT TIDAK TERCAPAI, DILAKUKAN
    VOTING DENGAN SUARA TERBANYAK: ½ n + 1.
                                                6
KONSTELASI
  HUBUNGAN KDH
    DAN DPRD



                                        RENCA A PE MB A
                                             N         NGUN A J A
                                                             N   NGK A P ANJ A G (RPJP) 2005 - 2025
                                                                              N
                  2005                                                                                               2025

                         5 TAHUN PERTAMA          5 TAHUN KEDUA          5 TAHUN KETIG A        5 TAHUN KEEMP AT
  KONDISI
                                                                                                                               KONDISI YANG
SAAT INI (2009)          PILKA A 2005
                              D                    PILKA A 2010
                                                        D                      PILKA A 2015
                                                                                    D                 PILKA A 2020
                                                                                                           D
                                                                                                                               DIINGIN (2014)
                             RPJM                      RPJM                   RPJM                    RPJM
                         VISI-MISI KDH             VISI-MISI KDH          VISI-MISI KDH           VISI-MISI KDH
                          TERL A NTIK,              TERL A NTIK,           TERL A NTIK,            TERL A NTIK,
                          2005 – 2010               2010 – 2015            2015 – 2020              2020– 2025



                     •    A AH
                           R                       •   A AH
                                                        R                  •    A AH
                                                                                 R                    •   A AH
                                                                                                           R
                          KEBIJA A
                                 K N                   KEBIJA A
                                                              K N               KEBIJA A
                                                                                       K N                KEBIJA A
                                                                                                                 K N
                     •    STR ATEGI                •   STR ATEGI           •    STR ATEGI             •   STR ATEGI
                     •    PROGR AM                 •   PROGR AM            •    PROGR AM              •   PROGR AM
                          PRIORITAS 5                  PRIORITAS 5              PRIORITAS 5               PRIORITAS 5
                          TAHUN                        TAHUN                    TAHUN                     TAHUN



                  RENSTR A SKPD                 RENSTR A SKPD            RENSTR A SKPD           RENSTR A SKPD




                           RAPBD                     RAPBD                       RAPBD                  RAPBD
                         TA HUN AN                 TA HUN AN                   TA HUN AN              TA HUN AN
                         (5 TAHUN)                 (5 TAHUN)                   (5 TAHUN)              (5 TAHUN)




                                                                                                                            GARDEN CITY OF TOMORROW




                                                       ½N+1
PARPOL                    PEMILU              PEMERINTAHAN          PENGAWASAN

UU NO. 2 THN 2008              KPU                  PELANTIKAN
                                                                            BPK
                                           DCT      LEGISLATIF +
                                                      TERPILIH
 BADAN HUKUM        UU NO. 22 THN 2007
                                                   JULI - AGUSTUS           AUDIT

  DPP/DPD/DPC          PEMILU 9/4/2009
                                                      UU SUSDUK
                                                    (ALAT KELENGKAPAN)     SIDIK
 TUJUAN PARPOL
                     UU NO                UU
                                       PILPRES          FRAKSI
                     10/2008          NO 42/2008
                                                                          KEJAKSAAN
    VISI + MISI                UU NO
                               12/2008              UU 32 THN 2008

   PLATFORM                                                                  KPK
                                 Vs
                                         NO         UU 17 THN 2003
                          RA K           UR MO
                       UA NYA
                      S A
                        B                  UT R
       DCS          T ER
SISTEM KEPARTAIAN
                   (MULTI PARTAI SEDERHANA)


PENGUATAN SISTEM       SISTEM PEMILU
   PRESIDENSIIL        YG DEMOKRATIS


                   PENGUATAN LEMBAGA
                   LEGISLATIF YG EFEKTIF




                                         9
SIDANG
              PARIPURNA
            LKPJ-KDH ATAS                                                             PENGESAHAN
          KINERJA APBD 2007                                                               APBD
               31 MARET                            SIDANG PARIPURNA
                                                ISTIMEWA PENYAMPAIAN                   PERUBAHAN
                                               KEPUTUSAN DPRD CATATAN                 SESUAI SILPA
                                                     REKOMENDASI                        DAN OPINI
                                                        30 APRIL                        AUDIT BPK
                                                                                       MEDIO OKT             UANG CAIR
                                SEBAIKNYA,                                                                   2 JANUARI
                              RENSTRA SKPD
                               DAN RENSTRA
                                KECAMATAN                                 RKA SKPD
                              SUDAH DIREVISI                             31 AGUSTUS
                               SESUAI SOTK
                                   BARU
                               AKHIR MARET
                                                          OPINI AUDIT                          PEMBAHASAN DAN
                                                          BPK (SILPA)                           PENGESAHAN R-
                                                            15 JULI                            APBD TAHUN 2009
                                                                                                 30 NOVEMBER

2008                                           2009                                                                      2010

            1        2          3       4       5         6          7      8          9      10     11       12


                                                                          PENGESAHAN                         DPA
                                                     KUA DAN PPAS             APBD                    1 – 31 DESEMBER
                                                       2008 SESUAI        PERHITUNGAN
                                                      PERMEN 59/07          DAN SILPA
                                     RKPD           SUDAH DISAHKAN        SESUAI OPINI
                                    30 APRIL         (SESUAI BATAS          AUDIT BPK
                                                      KEWENANGAN           MEDIO SEPT
                                                        DAN SOTK)
                                                        MEI – JULI

    SEBAIKNYA, PERDA SOTK
   DAN PERDA URUSAN WAJIB
      DAN PILIHAN SUDAH
          DISAHKAN
          31 MARET



                                                                                                                                10
DPRD
2009 – 2014
  LANTIK

              1.    PERSIAPAN PIMPINAN DEFINITIF;
 PIMPINAN
              2.    DRAFT TATIB;
SEMENTARA     3.    DRAFT KODE ETIK;
              4.    PEMBENTUKAN FRAKSI.



                   BENTUK ALAT KELENGKAPAN          PELAKSANAAN
                                                       FUNGSI/
                   1.   BANMUS;
                                                     WEWENANG
                   2.   KOMISI;
                   3.   BADAN LEGISLASI;
                   4.   BADAN KEHORMATAN;
                   5.   BADAN ANGGARAN;                              PENGESAHAN
                   6.   TENAGA AHLI.                 PIMPINAN
                                                     DEFINITIF    1. TATIB;
                                                                  2. KODE ETIK;
                                                                  3. PENETAPAN ALAT
                                                                     KELENGKAPAN
                                                                  4. R-APBD 2010.


                                                                              11
½n+1
1. BILA ½ N + 1 MEMIHAK DPRD:
   DPRD SUPERIOR Vs KDH INFERIOR
  DPRD superior terdapat di 379 Kab/Kota dan 21 Provinsi.

2. BILA ½ N + 1 MEMIHAK KDH:
   KDH SUPERIOR Vs DPRD INFERIOR
CATATAN: DI DALAM SISTEM DEMOKRASI YANG
MAPAN, SELURUH FRAKSI MEMBENTUK DUA
KUBU, YAKNI KUBU PENDUKUNG KDH DAN KUBU
OPOSISI.                              12
1.   PROSES POLITIK YANG DEMOKRATIS: Setiap jabatan politik harus
     dicapai melalui tahapan dan mekanisme pemilihan umum;
2.   UU POLITIK YANG MODERN DAN AKOMODATIF: UU yang senyawa
     dengan perubahan zaman tetapi tetap mampu mengakomodasi
     nilai-nilai budaya tradisional positif yang hidup di tengah-tengah
     masyarakat;
•    KESADARAN DAN BUDAYA POLITIK YANG RASIONAL:
     A.   Masyarakat berhak menentukan afiliasi dan pilihan politiknya
          dengan mempertimbangkan kesesuaian aspirasinya dengan
     platform partai politik;
      B. Partai    politik  tetap     memelihara kesetiaan
     konstituennya dengan tetap secara konsisten memperjuangkan
     platform      partai dan janji kampanye;
     C.   Lembaga Perwakilan (DPR, DPD dan DPRD) secara konsisten
          melaksanakan seluruh fungsi dan  tanggungjawabnya dalam
          mengemban amanat rakyat dan kepentingan umum.
                                                                    13
Lanjutan…

4.   SISTEM PRESIDENSIEL: Sistem pemerintahan dimana presiden
     menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni sebagai Kepala Negara
     dan Kepala Pemerintahan serta tidak tunduk pada dan tidak bisa
     dijatuhkan oleh DPR, sekalipun jumlah kursi partai politik
     pengusung presiden di DPR tidak memenuhi quorum ½ n + 1;
•    MULTI PARTAI SEDERHANA: Jumlah partai peserta pemilu tidak
     melebihi 6 (enam) partai dan setiap partai memiliki platform yang
     berbeda namun dengan tujuan yang sama. Sistem Presidensiel
     hanya dapat bekerja efektif bila jumlah partai tidak melebihi 6
     (enam) partai;
•    SISTEM      PEMILU DEMOKRATIS:       Pemilihan Umum yang
     dilangsungkan secara jujur dan adil serta memberikan hak-hak
     khusus kepada kaum perempuan serta menetapkan pemenang
     pemilihan dari setiap partai berdasarkan perolehan suara
     terbanyak;
•    PENGUATAN LEMBAGA LEGISLATIF: Kehendak politik yang hidup
     di semua lembaga perwakilan pada ketiga tingkat pemerintahan
     untuk tetap menjalankan fungsi legislasi, fungsi penganggaran dan
     fungsi pengawasan berdasarkan ukuran dan kriteria serta proses
     dan mekanisme yang obyektif dan rasional.
                                                                   14
1. DALAM   MELAKSANAKAN  TUGAS,   FUNGSI DAN
   WEWENANGNYA, DPRD TUNDUK PADA SELURUH
   ATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU;

2. SEJUMLAH   ATURAN    PERUNDANGAN     DIMAKSUD
   MEMUAT SUBSTANSI YANG SANGAT RELEVAN BAGI
   UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
   DPRD SEBAGAI LEMBAGA LEGISLATIF DAERAH;

3. PENCANTUMAN SEBUAH UU/PP/PERPRES KE DALAM
   KONSIDERANS MENIMBANG ADALAH PERNYATAAN
   BAHWA TATIB DPRD DISUSUN DENGAN MENDASARKAN
   DIRI PADA UU/PP/PERPRES DIMAKSUD.


                                               15
+

  Paket                         Paket
UU Terkait                    PP Terkait
                   PP
              tentang Tatib




             Peraturan DPRD
              tentang Tatib

                                           16
1.   UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
•    UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan;
•    UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
     Perundangan;
•    UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan;
•    UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN;
•    UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemda;
•    UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan;
•    UU No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik;
•    UU No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif;
•    UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD;
•    PP No. 58 tahun 2005 tentang Keuangan Daerah;
•    PP No. 8 tahun 2006;
•    PP No. 3 tahun 2007 tentang LKPJ dan LPPD;
•    PP No. 8 tahun 2008 tentang
•    PP No. 60 tahun 2008 tentang SPI;
•    Keputusan KPU tentang Calon Legislatif Terpilih;
•    Permendagri 13 tahun 2006;
•    Permendagri 59 tahun 2007.
                                                        17
•   Anggota   DPRD    Kabupaten/Kota    berjumlah      paling
    sedikit 20 orang dan paling banyak 50 orang;

•   Keanggotaan      DPRD    Kabupaten/Kota        diresmikan
    dengan Keputusan Gubernur;

•   Masa jabatan anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah 5
    tahun dan berakhir pada saat anggota DPRD Kab/Kota
    yang baru mengucapkan sumpah/janji;

•   Sumpah/janji diucapkan secara bersama-sama dipandu
    oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam Rapat Paripurna
    DPRD setempat.                                        18
•   DPRD Kab/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta
    pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum, dengan
    prinsip suara terbanyak;
•   DPRD Kab/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah
    yang    berkedudukan    sebagai  unsur    penyelenggara
    pemerintahan daerah Kab/Kota.
•   CATATAN:
    1. Amar Putusan MA telah membatalkan Keputusan KPU
       tentang penentuan kursi DPRD yang diperoleh melalui
       penghitunugan tahap kedua;
    2. KPU menanggapi amar putusan MA dengan cara
    mengajukan gugatan kepada MK;
    3. MK mengabulkan gugatan KPU dan membatalkan amar
       putusan MA;
    4. Komposisi keanggotaan DPRD tidak mengalami perubahan
       dan diresmikan sesuai jadwal.                     19
•   Pembentukan peraturan       daerah    Kab/Kota
    bersama Bupati/Walikota;
•   Pembahasan     dan    persetujuan anggaran
    pendapatan dan belanja daerah provinsi
    bersama Bupati/Walikota; dan
•   Pengawasan pelaksanaan peraturan daerah dan
    APBD Kab/Kota.
•   Ketiga fungsi dimaksud dijalankan dalam
    kerangka representasi rakyat di kabupaten/kota.
                                                 20
•   Membentuk     peraturan    daerah    Kab/Kota    bersama
    Bup/Walkot;
•   Membahas dan menyetujui rancangan peraturan daerah
    mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah
    Kab/Kota yang diajukan oleh Bupati/Walikota;
•   Melaksanakan     pengawasan   terhadap   pelaksanaan
    peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja
    daerah Kab/Kota;
•   Mengusulkan peresmian pengangkatan dan pemberhentian
    Bupati/Walikota dan/atau wakil Bupati/Walikota kepada
    Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur;
•   Memilih wakil Bupati/Walikota dalam hal terjadi kekosongan
    jabatan wakil Bupati/Walikota;                          21
Lanjutan…


•   Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
    pemerintah daerah Kab/Kota terhadap rencana perjanjian
    internasional yang menyangkut kepentingan daerah;
•   Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama
    internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kab/
    Kota;
•   Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati/
    Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
    Kab/Kota;
•   Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama
    dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang
    membebani masyarakat dan daerah;
•   Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai
    dengan peraturan perundang-undangan; dan
•   Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur
    dalam per-uu-an.                              22
•   Interpelasi (hak meminta keterangan kepada Bupati/Walikota
    diajukan oleh minimal 15 org dan disetujui oleh 2/3 anggota
    DPRD Kab/Kota);

•   Angket   (hak    melakukan    penyelidikan   atas     kebijakan
    Bupati/Walikota, diajukan oleh 15 org dan disetujui oleh 2/3
    anggota DPRD Kab/Kota); dan

•   Menyatakan      pendapat   (menyatakan   pendapat     terhadap
    kebijakan Bupati/Walikota yang penting dan strategis atau
    mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai
    dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak
    lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket).
                                                                23
1. Mengajukan rancangan peraturan daerah;
2. Mengajukan pertanyaan;
3. Menyampaikan usul dan pendapat;
4. Memilih dan dipilih;
5. Membela diri;
6. Imunitas;
7. Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas:
   (Sesuai UU No. 27/09, Parpol dapat
menyelenggarakan orientasi pendalaman t     ugas
   DPRD);
8. Protokoler; dan
9. Keuangan dan administratif.

                                               24
(1) UU NO. 27 TAHUN 2009 TIDAK MEMBATASI JUMLAH
    MINIMAL  PEROLEHAN    KURSI  PARPOL   UNTUK
    MENDAPATKAN KURSI PIMPINAN;

(3) CONTOH SIMULASI PEROLEHAN KURSI PARPOL:

   a.   Partai Golkar     :   4 kursi;
   b.   Partai Gerindra   :   4 kursi;
   c.   PKB               :   2 kursi (menang suara dari PPP);
   d.   PPP               :   2 kursi (menang suara dari PKS);
   e.   PKS               :   2 kursi (kalah suara).

(3) Kursi pimpinan DPRD di daerah dimaksud adalah hak
    konstitusional Partai Partai Golkar, Gerindra, PKB dan
    PPP).
                                                                 25
(1) CONTOH PEROLEHAN KURSI PARPOL:

    a.   Partai Golkar   :   2 kursi;
    b.   Partai Demokrat :   1 kursi;
    c.   PKB             :   1 kursi (menang suara dari PPP);
    d.   PPP             :   1 kursi (menang suara dari PDS);
    e.   PDS             :   1 kursi (kalah suara).

•   Kursi pimpinan DPRD di daerah dimaksud adalah hak
    konstitusional Partai Partai Golkar, Demokrat, PKB dan
    PPP).

•   Walaupun jumlah kursi terbanyak yang diraih satu atau
    dua parpol di sebuah daerah adalah 2 dan 1 kursi, posisi
    pimpinan tetap menjadi hak konstitusional partai
    dimaksud.
                                                                26
•   Fraksi dibentuk sebagai wadah berhimpun anggota DPRD
    Kab/Kota;
•   Setiap anggota DPRD wajib menjadi anggota satu fraksi;
•   Anggota Fraksi minimal sama dengan jumlah Komisi;
•   DPRD dengan anggota berjumlah antara 20 – 35 orang
    membentuk 3 Komisi;
•   DPRD dengan anggota berjumlah lebih dari 35 orang
    membentuk 4 Komisi;
•   Parpol yang memiliki jumlah anggota sama atau melebihi
    jumlah Komisi dapat membentuk satu fraksi;
•   Parpol yang memiliki jumlah anggota kurang dari jumlah
    Komisi dapat bergabung dengan Fraksi yang ada atau
    membentuk Fraksi Gabungan;
                                                         27
Lanjutan…
•   Dalam hal tidak ada parpol yang memiliki anggota
    yang sama dengan jumlah Komisi, dibentuk Fraksi
    Gabungan;
•   Jumlah Fraksi Gabungan maksimal dua fraksi;
•   Fraksi memiliki sekretariat;
•   Sekretariat DPRD menyediakan ruangan sekretariat
    fraksi, biaya rapat dan biaya operasional ruangan
    sekretariat fraksi dan seorang tenaga fraksi, dengan
    kualifikasi:
    a. S1 dengan pengalaman 5 tahun;
    b. S2 dengan pengalaman 3 tahun;
    c. S3 dengan pengalaman 1 tahun.
    Pemberian honorarium tenaga ahli dilakukan secara
    tidak tetap (on-call) sesuai kebutuhan dan
    kemampuan keuangan daerah.                     28
PLATFORM


                       KOMISI 1 KOMISI 2 KOMISI 3 KOMISI 4


FRAKSI 1                            SIKAP
FRAKSI 2   PIMPINAN


FRAKSI 3

FRAKSI 4



TENAGA                               TENAGA
 AHLI                                 AHLI
•   Dalam sistem demokrasi yang sudah mapan, setiap
    Fraksi memiliki Platform dan Sikap yang sangat tegas
    atas seluruh bidang tugas pemerintahan daerah;
•   Platform dimaksud digunakan sebagai parameter
    kerja bagi setiap anggota Fraksi yang duduk pada
    setiap alat kelengkapan;
•   Bila pemda mengajukan usulan program yang
    berbeda dengan platform dimaksud, maka Fraksi
    akan berjuang untuk mengubah usulan dimaksud;
•   Fraksi hanya akan menerima usulan dimaksud bila
    ternyata kalah dalam voting dengan formula klasik
    ½ n + 1.
                                                      30
FUNGSI
                                           LEGISLATIF

                                           MEMBENTUK
                                             PERDA
                                              FUNGSI                IN
              IF                                                       ISI
           AT                              PENGAWASAN
                                                                     KD ATIF
        ISI RD
      IN DP                                                              H
                                                              T R
                      PE SUR                               RA NTA
                   PIM NG AT                             SU GA
                      PIN AN                              N DH
                         AN TAR                         PE K
                            DP
                               RD


                                            RANPERDA


TINGKAT PEMBICARAAN                                      PENETAPAN
   TINGKAT PERTAMA;                                       PERDA
   TINGKAT KEDUA;
   TINGKAT KETIGA;
   TINGKAT KEEMPAT
                                                            PENGAWASAN DPRD
                                                            PELAKSANAANNYA;
                                    KONSULTASI FRAKSI       PENURUNANNYA KEDALAM
                                                             PERATURAN KDH.
                                                                               31
KONTRAK
            UNIV A




 NASKAH    KONTRAK
AKADEMIS    UNIV B
  (NA)


           KONSULTAN
PROSES DAN TAHAPAN PENYUSUNAN RAPBD
        Th n- 1                                                                  Th n                                                                Th n+1

                       1            2              3   4       5           6            7            8           9     10         11            12



                                                                                            RAPAT KOORDINASI

                                                                                                                            RAKERNIS
              RENSTRA                      RENJA                                              S K P D
PEMDA




                                                             30 APRIL               1          2          3      4

                            MUSRENBANG                     RKPD
                                            KAB/KOTA
                           DESA



                                    KEC




                                                                                                   TAPD



                                                                   15 JUNI          1 JULI               1 AGS        15 NOV           30 NOV


 RPJM                                                              KUA            PPAS               RKA             R-APBD            APBD
                                                               DOKUMEN POLITIK   DOKUMEN POLITIK



                                  RESES                                                                                PEMBICARAAN
DPRD




                                                                                                                          TINGKAT 1
                                                                                             BANGGAR                      TINGKAT 2
                                                                                                                          TINGKAT 3
                                                                                                                          TINGKAT 4

                  POKOK-2                                  POKOK-2
                  PIKIRAN                 PLATFORM         PIKIRAN                  1          2          3      4
                   KOMISI                  FRAKSI           DPRD
                                                                                             KOMISI                         RAKERNIS


                                                                                            RAPAT INTERNAL
                                                                                                                                                        33
1.  Pemilihan dan penetapan pimpinan;
2.  Pengucapan sumpah/janji;
3.  Pemberhentian dan penggantian pimpinan;
4.  Penyelenggaraan sidang/rapat;
5.  Pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,
    serta hak dan kewajiban anggota;
6. Penggantian antar waktu anggota;
7. Pembentukan, susunan, tugas dan wewenang serta
    kewajiban alat-alat kelengkapan;
8. Rapat dan pembuatan keputusan;
9. Pelaksanaan konsultasi antara legislatif dan
eksekutif;
10. Penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi
    masyarakat;
11. Penyelidikan,      verifikasi,   dan    pengambilan
putusan
    oleh Badan Kehormatan Dewan;  
12. Pengaturan protokoler dan kode etik; dan
                                                       34
13. Pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.
•   KONSIDERANS DAN BATANG TUBUH;

•   PENJELASAN PASAL DEMI PASAL;

•   LAMPIRAN (DALAM BENTUK BAGAN, CHART DAN
    MATRIKS).

Catatan:   Penjelasan      pasal demi pasal dan Lampiran
           diperlukan    untuk   menguraikan secara rinci
           berbagai klausul yang   membutuhkan informasi

           tambahan dalam rangka menghindarkan tafsir
           ganda.

                                                        35
• MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota
  wajib menyusun Kode Etik;
• Kode Etik berisi norma yang harus dipatuhi oleh setiap
  anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga
  martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas lembaga;
• Kode Etik juga harus memuat jenis sanksi dan mekanisme
  penegakan kode etik yang ditetapkan oleh masing-masing
  lembaga;
• Kode Etik yang baik adalah Kode Etik yang disusun rinci,
  sesuai dengan standar pelaksanaan seluruh fungsi lembaga;
• Kode Etik yang rinci akan memungkinkan ditegakkannya
  disiplin secara obyektif dan mencegah terjadinya penetapan
  sanksi secara subyektif.
                                                        36
Lanjutan…
                        Bagian Kedua
                          Kode Etik
                          Pasal 123

(1) DPRD menyusun Kode Etik yang berisi norma yang wajib
dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnya
untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan      kredibilitas
DPRD;

(2) Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
sekurang-kurangnya:

    a. Pengertian dan Tujuan Kode Etik;
    b. Pengaturan sikap, tata kerja, dan tata hubungan antar
    penyelenggara Pemerintah Daerah dan antar
    anggota DPRD dan pihak lain;
    c. Hal baik dan pantas dilakukan oleh anggota DPRD;
    d. Etika dalam penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban,
       sanggahan; dan
    e. Sanksi dan rehabilitasi.
                                                           37
Lanjutan…


                        Pasal 124
(1) Kode Etik bertujuan untuk menjaga martabat,
    kehormatan, citra dan kredibilitas anggota DPRD dalam
    melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban serta
    tanggungjawabnya kepada pemilih, masyarakat dan
    negara.

(2) Anggota DPRD wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang
    maha Esa, berjiwa Pancasila, taat kepada Undang-
    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
    dan peraturan perundang-undangan, berintegritas
    tinggi, jujur, dengan senantiasa menegakkan kebenaran
    dan keadilan, menjunjung tinggi demokrasi dan hak
    asasi manusia, mengemban amanat penderitaan rakyat,
    mematuhi peraturan Tata Tertib DPRD, menunjukkan
    profesionalisme sebagai anggota DPRD dan selalu
    berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya.
                                                        38
Lanjutan…



                      Pasal 126

(1) Anggota DPRD bertanggungjawab mengemban
    amanat penderitaan rakyat, melaksanakan tugasnya
    secara   adil,   mematuhi   hukum,   menghormati
    keberadaan lembaga DPRD melaksanakan tugas dan
    wewenang      yang  diberikan   kepadanya   demi
    kepentingan dan kesejahteraan rakyat, serta
    mempertahankan keutuhan bangsa dan kedaulatan
    Negara;

(2) Anggota DPRD bertanggungjawab menyampaikan dan
    memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah,
    lembaga atau pihak yang terkait secara adil tanpa
    memandang suku, agama, ras, golongan dan gender.

                                                   39
Lanjutan…




                       Pasal 127

(1)    Pernyataan yang disampaikan dalam rapat adalah
      pernyataan dalam kapasitas sebagai anggota DPRD,
      pimpinan masing-masing alat kelengkapan atau
      Pimpinan DPRD;

(2) Pernyataan di luar sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) dianggap sebagai pernyataan pribadi;

(3) Anggota DPRD yang tidak menghadiri rapat dilarang
    menyampaikan hasil rapat dengan mengatasnamakan
    anggota DPRD kepada pihak lain.


                                                   40
Lanjutan…

                     Pasal 128
(1)   Anggota DPRD harus mengutamakan tugasnya
      dengan cara menghadiri secara fisik setiap rapat;

(2)   Ketidakhadiran secara fisik     sebanyak tiga kali
      berturut-turut dalam rapat sejenis tanpa izin
      Pimpinan Fraksi, merupakan suatu pelanggaran
      yang dapat diberikan teguran tertulis;

•     Ketidakhadiran anggota DPRD secara fisik selama
      tiga bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun
      dalam kegiatan rapat-rapat DPRD merupakan
      pelanggaran Kode Etik yang dapat diberhentikan
      sebagai anggota DPRD;

•     Anggota DPRD wajib menjaga tata tertib dan
      bersikap santun.
                                                     41
Lanjutan…

                          Pasal 130
(1)   Anggota DPRD melakukan perjalanan dinas di       dalam
      negeri dengan biaya APBD sesuai ketentuan peraturan
      perundangan;
(2)   Anggota DPRD tidak diperbolehkan         menggunakan
      fasilitas perjalanan dinas untuk kepentingan diluar
      tugas DPRD;
(3)   Perjalanan dinas dilakukan dengan menggunakan
      anggaran yang tersedia;
(4)   Anggota DPRD tidak diperbolehkan membawa
      keluarga dalam suatu perjalanan dinas dengan
      menggunakan fasilitas yang dibiayai oleh APBD;
(5)   Dalam hal perjalanan dinas atas biaya pengundang
      harus mendapat izin tertulis dari Pimpinan DPRD;
(6)   Anggota DPRD yang melakukan perjalanan dinas ke
      luar negeri dengan anggaran yang tersedia wajib
      memperoleh izin tertulis dari Gubernur.
                                                        42
BAB XIV
                      KUNJUNGAN KERJA
                           Pasal 139
1)   Anggota DPRD dapat melakukan kunjungan kerja dalam
     daerah/keluar daerah maupun ke luar negeri;
2)   Kunjungan kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan
     kepentingan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang
     DPRD;
3)   Kunjungan kerja dalam daerah dan keluar daerah harus
     dengan persetujuan Pimpinan DPRD;
4)   Kunjungan kerja ke luar negeri harus dengan
     persetujuan Pimpinan DPRD dan wajib memperoleh izin
     tertulis dari Gubernur;
5)   Anggota DPRD yang melakukan Kunjungan Kerja wajib
     menyampaikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD
     selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kunjungan
     kerja tersebut selesai.
                                                    43
BAB XVIII
                    SISTEM PENDUKUNG
                       Bagian Kesatu
                      Sekretariat DPRD
                         Pasal 154

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan
    wewenang DPRD, dibentuk Sekretariat DPRD yang susunan
    organisasi dan tata kerjanya ditetapkan dengan peraturan
    daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(2) Sekretariat   DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang diangkat dan
    diberhentikan dengan keputusan bupati/walikota atas
    persetujuan Pimpinan DPRD;
(3) Sekretaris DPRD dan pegawai Sekretariat DPRD berasal dari
    pegawai negeri sipil;
(4) Sekretaris DPRD mempunyai tugas dan bertanggungjawab
    atas seluruh aspek administrasi perkantoran, perencanaan
    program dan penganggaran, penatausahaan anggaran serta
    penyusunan laporan kinerja dan akuntansi keuangan DPRD.
                                                            44
1. MEMPERSIAPKAN DRAFT KREATIF DAN NORMATIF:

  a.   Kode Etik dan Kehormatan Anggota DPRD;
  b.   Tata Tertib DPRD;
  c.   Badan Kehormatan;
  d.   Skenario dan alternatif rekrument tenaga ahli:

       1)   yang akan dipekerjakan sepanjang tahun untuk
            mendampingi setiap Komisi;
       2)   on-call,   yang diperlukan sewaktu-waktu sesuai
            kebutuhan.

2. MENYIAPKAN SKENARIO PEMBENTUKAN MEKANISME
   HUBUNGAN KERJA KEMITRAAN ANTARA KOMISI DENGAN
   SKPD PASANGAN KERJA;


                                                        45
Lanjutan…

3. MEMPERSIAPKAN SELURUH KEBUTUHAN ADMINISTRATIF DAN
   ANGGARAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PELAKSANAAN:

    a. Tugas, kewajiban dan hak-hak Pimpinan;
    b. Tugas, kewajiban dan hak-hak DPRD sebagai lembaga;
    c. Tugas, kewajiban dan hak-hak anggota;
    d. Kemungkinan terjadinya PAW secara mendadak;
    e. Pemilihan pimpinan sementara, pelantikan pimpinan definitif
       dan pembentukan alat-alat kelengkapan dewan;
    f. Dalam tahun anggaran 2010, perlu disiapkan anggaran
    kegiatan laporan kinerja pertanggungjawaban DPRD kepada
    konstituen.

•   MENDALAMI PP NO. 60 TAHUN 2008 TENTANG SPI DAN
    MENYUSUN DRAFT SKENARIO KEPUTUSAN DPRD TENTANG
    MANAJEMEN RISIKO;

•   MENYIAPKAN SKENARIO RESES YANG SIMULTAN DENGAN
    PELAKSANAAN MUSRENBANG BERJENJANG DALAM RANGKA
    MENDEKATKAN ANGGOTA DPRD DENGAN KONSTITUEN DI
    DAPIL MASING-MASING.
                                                46
Pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikan
    terhadap anggota harus mendapat persetujuan tertulis:

    - MPR, DPR dan DPD dari Presiden.

    - DPRD Provinsi dari Menteri Dalam Negeri.

    - DPRD Kabupaten/Kota dari Gubernur.

•   Ketentuan tsb tidak berlaku apabila anggota MPR, DPR,
    DPD,     DPRD   Provinsi,   dan     DPRD       Kabupaten/Kota
    melakukan    tindak   pidana      terorisme,    korupsi,   dan
    tertangkap tangan dalam tindak pidana lainnya. (Klausul
    Baru).
                                                                47
•   Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota tidak
    melaksanakan kewajiban nomor 1 s/d 3, yang
    bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa
    pemberhentian   sebagai    anggota   DPRD
    Kab/Kota.
•   Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota tidak
    melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban
    nomor 4 s/d 12, yang bersangkutan dapat
    dikenakan   sanksi   berupa   pemberhentian
    sementara sebagai anggota DPRD Kab/Kota.

                                               48
BAB XIX
  PERUBAHAN DAN PENYESUAIAN PERATURAN TATA
                         TERTIB
                       Pasal 158
(1) Perubahan terhadap Peraturan Tata Tertib ini hanya
           dapat diajukan oleh sekurang-kurangnya
    sembilan     anggota DPRD, yang terdiri dari dua
    Fraksi atau lebih;

(2) Pembahasan perubahan sebagaimana dimaksud ayat
    (1) dilakukan dalam Rapat Paripurna yang khusus
    diadakan untuk keperluan tersebut dan harus dihadiri
    sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
    Anggota DPRD;

(3) Keputusan diambil dengan persetujuan oleh
    sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
    anggota DPRD yang hadir.
                                                     49
Lanjutan…




                Pasal 159

Perubahan dan penyesuaian terhadap Peraturan
Tata Tertib ini wajib dilakukan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah terbitnya
Peraturan   Pemerintah    tentang   Pedoman
Penyusunan Tata Tertib DPRD yang baru.




                                            50
a. Turunan langsung (copy paste) dari PP No. 25 tahun 2004
   dan PP No. 53 tahun 2005. Banyak klausul           yang
   membutuhkan    penjabaran     lebih rinci tetapi tidak
   dilakukan;

b. Ketidakseimbangan kejelasan. Memuat penjelasan yang
   sangat jelas atas klausul     yang sangat jelas dan
penjelasan yang kurang jelas atas klausul   yang kurang
   jelas.




                                                        51
52
1.   DPRD terdiri atas anggota DPRD dan Partai Politik
     peserta Pemilihan Umum Tahun 2004;

3.   Nama-nama anggota DPRD secara administratif
     ditetapkan oleh KPU Provinsi bagi anggota DPRD
     Provinsi dan oleh KPU Kabupaten/Kota bagi anggota
     DPRD Kabupaten/Kota;

5.   Nama-nama anggota DPRD dilaporkan oleh:

     a.   KPU Propinsi kepada Menteri Dalam Negeri
          melalui Gubernur bagi Anggota DPRD Provinsi;

     b.  KPU Kabupaten/Kota kepada Gubernur melalui
         Bupati/Walikota bagi Anggota DPRD Kabupaten/
     Kota dengan tembusan kepada KPU.
                                                    53
1.   Peresmian keanggotaan DPRD Provinsi ditetapkan
     dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
     keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan
     dengan Keputusan Gubernur atas nama Presiden;

3.   Selama menjadi anggota DPRD, yang bersangkutan
     berdomisili di Ibukota Provinsi bagi anggota DPRD
     Provinsi dan berdomisili di Kabupaten/Kota yang
     bersangkutan bagi anggota DPRD Kabupaten/Kota.


                                                   54
55
1.   Sebelum memangku jabatannya, anggota DPRD sebelum
     mengucapkan sumpah/janji secara bersama‑sama yang dipandu
     oleh Ketua Pengadilan setempat;

3.   Sumpah/janji anggota DPRD adalah sebagai berikut:

     "Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
     memenuhi kewajiban saya sebagai anggota Dewan Perwakilan
     Rakyat Provinsi dengan sebaik‑baiknya dan seadil‑adilnya;

     bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan
     Undang‑Undang Dasar Negara   Republik Indonesia Tahun 1945
     serta peraturan perundang‑undangan;

     bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi serta
     berbhakti kepada bangsa dan negara;

     bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya
     wakili untuk    mewujudkan tujuan nasional demkepentingan
     bangsa dan negara kesatuan  Republik Indonesia.
                                                             56
Lanjutan…




Pada waktu pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dipakai
kata‑kata tertentu sesuai dengan agama masing‑masing meliputi:

a.   Bagi penganut agama Islam didahului dengan pengucapan
     kalimat ‘Demi Allah saya bersumpah’;

b. Bagi penganut agama Kristen/Katolik diakhiri
dengan      pengucapan kalimat ‘Semoga Tuhan menolong
saya’;

c.   Bagi penganut agama Budha didahului dengan pengucapan
     kalimat ‘Demi Hyang Adi Budha’;

d.   Bagi penganut agama Hindu didahului dengan pengucapan
     kalimat ‘Om Atah Paramawisesa’.

                                                             57
Untuk dapat menyelesaikan seluruh tugas mendesak sampai
akhir tahun anggaran 2009, DPRD dengan difasilitasi oleh
Setwan, perlu mengambil langkah sebagai berikut:

•   Membentuk Panitia Kerja Penyusunan Tatib Komprehensif,

    dengan difasilitator oleh anggota DPRD periode masa bhakti

    2004 – 2009;

•   Memperkuat Badan Legislasi DPRD dan mulai menyusun
    daftar inventaris peraturan daerah yang perlu dibentuk
    sepanjang periode 2009 – 2014 sebagai bagian dari Program
    Legislasi Daerah;

•   Badan Legislasi DPRD perlu mempertimbangkan mekanisme
    hubungan kelembagaan dengan Badan Legislasi DPR-
                                                          58
    RI dalam rangka sinergi penyusunan aturan perundangan
    secara berjenjang;
Lanjutan…


•   Memperkuat Badan Anggaran DPRD dan menyusun
    daftar inventaris  permasalahan    perencanaan dan
    penganggaran daerah       dalam rangka memperkuat
    pelaksanaan fungsi penganggaran DPRD dalam menyusun
    APBD;

•   Badan Anggaran DPRD dapat mempertimbangkan hubungan
    kerja konsultatif dengan Badan Anggaran DPR-RI;

•   Memperkuat Badan Kehormatan, terutama dalam rangka
    membangun kehendak politik untuk menegakkan kode etik
    internal demi menjaga martabat dan kehormatan lembaga;

•   Mendalami PP No. 60 tahun 2008 tentang SPI dan mulai
    menyusun draft Keputusan DPRD tentang Manajemen Risiko
    dan Pembagian Tugas Di Lingkungan DPRD;

•   Membahas R-APBD Tahun Anggaran 2010 secara internal. 59
DRS. SAHAT MARULITUA, MA
       HP. 0811-809-251
            0818-809-251
 E-mail: sahatmrt@yahoo.com
Homepage: www.akuntabilitas.org

More Related Content

Viewers also liked

Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1
Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1
Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1apotek agam farma
 
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanUU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
Inspektorat
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
ary-red78
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Dadang Solihin
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliGaluh Insani
 
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHPERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
Ahmad Medapri
 
Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016
ismaildahsyat99
 
Pembentukan perda
Pembentukan perdaPembentukan perda
Pembentukan perda
juanda syahputra
 
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDAAde Suerani
 
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009Ade Suerani
 
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Kumpulan Topik Seminar, Workshop, Pelatihan, dan Bintek selama Tahun 2009
Kumpulan Topik Seminar,  Workshop, Pelatihan, dan  Bintek selama Tahun 2009 Kumpulan Topik Seminar,  Workshop, Pelatihan, dan  Bintek selama Tahun 2009
Kumpulan Topik Seminar, Workshop, Pelatihan, dan Bintek selama Tahun 2009
Dadang Solihin
 
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
Dadang Solihin
 
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDPedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Ade Suerani
 
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan PengawasanFungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Dadang Solihin
 
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
Dadang Solihin
 
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahFungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Deddy Supriady Bratakusumah
 
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Dadang DjokoKaryanto
 

Viewers also liked (20)

Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1
Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1
Kedudukan keuangan pimpinan dan anggota dprd 1
 
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanUU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
 
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHPERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
 
Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016
 
Pembentukan perda
Pembentukan perdaPembentukan perda
Pembentukan perda
 
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
 
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
 
Kumpulan Topik Seminar, Workshop, Pelatihan, dan Bintek selama Tahun 2009
Kumpulan Topik Seminar,  Workshop, Pelatihan, dan  Bintek selama Tahun 2009 Kumpulan Topik Seminar,  Workshop, Pelatihan, dan  Bintek selama Tahun 2009
Kumpulan Topik Seminar, Workshop, Pelatihan, dan Bintek selama Tahun 2009
 
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
Tugas dan Kewenangan Komisi Pembangunan DPRD dalam Melaksanakan Fungsi Pengaw...
 
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDPedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
 
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan PengawasanFungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
 
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
Tugas dan Tanggung Jawab Alat Kelengkapan DPRD serta Penguatan Hard dan Soft ...
 
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahFungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
 
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 

More from apotek agam farma

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
apotek agam farma
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
apotek agam farma
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
apotek agam farma
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
apotek agam farma
 
Regresi
RegresiRegresi

More from apotek agam farma (20)

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 

Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010

  • 1.
  • 2. MENYAJIKAN PANDANGAN NORMATIF DAN TEKNIS DALAM RANGKA MEMUDAHKAN SINERGI PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DPRD DENGAN TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAH DAERAH; • MENGGUNAKAN UU NO 27 TAHUN 2009 DAN UU NO. 32 TAHUN 2004 SERTA HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009 SEBAGAI RUJUKAN NORMATIFNYA; • MEMPERHATIKAN ATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT SAMBIL MENUNGGU TERBITNYA PP TENTANG PEDOMAN TATA TERTIB DPRD. 2
  • 3. 1. SESUAI UU NO. 27 TAHUN 2009, SELURUH TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG DPRD HARUS DIFORMALISASI KE DALAM PERATURAN DPRD TENTANG TATA TERTIB; 2. TATA TERTIB DPRD BERFUNGSI SEBAGAI: a. Pedoman penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenang DPRD; dan b. Salah satu norma juridis yang digunakan dalam menilai kinerja pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang DPRD; 3. SEHUBUNGAN DENGAN ITU, DIPERLUKAN TATIB DPRD YANG BERSIFAT KOMPREHENSIF. 3
  • 4. SINERGI ANTARA FUNGSI LEGISLATIF DENGAN FUNGSI EKSEKUTIF DAERAH DIPERLUKAN KARENA: 1. Baik eksekutif maupun legislatif daerah pada dasarnya bekerja dengan maksud dan tujuan yang sama, namun pada ranah yang berbeda: a. Eksekutif sebagai pelaksana; b. Legislatif sebagai legislator dan pengawas. 2. Kemampuan legislatif melaksanakan fungsinya sangat ditentukan oleh kemampuan memahami seluruh aspek pelaksanaan pemerintahan daerah, sehingga mampu melakukan pengawasan dari ketiga aspek fungsinya, yakni legislasi, penganggaran dan pengawasan; 3. Sehubungan dengan itu, kesediaan untuk mendalami seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah tampil sebagai prasyarat mutlak bagi keberhasilan fungsi legislator darah. 4
  • 5. 2. KONSIDERANS DAN BATANG TUBUH; 4. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL; 6. LAMPIRAN (DALAM BENTUK BAGAN, CHART DAN MATRIKS). Catatan: Penjelasan pasal demi pasal dan Lampiran diperlukan untuk menguraikan secara rinci berbagai klausul yang membutuhkan informasi tambahan dalam rangka mencegah tafsir ganda. 5
  • 6. SESUAI UU NO. 32 TAHUN 2004, DPRD TIDAK DUDUK BERHADAP-HADAPAN DENGAN KDH, MELAINKAN DUDUK BERDAMPINGAN SEBAGAI MITRA YANG SEJAJAR; • DPRD TIDAK BEKERJA DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN ATAS DASAR PERTIMBANGAN ORANG PER ORANG, MELAINKAN SEBAGAI INSTITUSI; • PENGAMBILAN KEPUTUSAN DILAKUKAN SECARA MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT; • BILA MUFAKAT TIDAK TERCAPAI, DILAKUKAN VOTING DENGAN SUARA TERBANYAK: ½ n + 1. 6
  • 7. KONSTELASI HUBUNGAN KDH DAN DPRD RENCA A PE MB A N NGUN A J A N NGK A P ANJ A G (RPJP) 2005 - 2025 N 2005 2025 5 TAHUN PERTAMA 5 TAHUN KEDUA 5 TAHUN KETIG A 5 TAHUN KEEMP AT KONDISI KONDISI YANG SAAT INI (2009) PILKA A 2005 D PILKA A 2010 D PILKA A 2015 D PILKA A 2020 D DIINGIN (2014) RPJM RPJM RPJM RPJM VISI-MISI KDH VISI-MISI KDH VISI-MISI KDH VISI-MISI KDH TERL A NTIK, TERL A NTIK, TERL A NTIK, TERL A NTIK, 2005 – 2010 2010 – 2015 2015 – 2020 2020– 2025 • A AH R • A AH R • A AH R • A AH R KEBIJA A K N KEBIJA A K N KEBIJA A K N KEBIJA A K N • STR ATEGI • STR ATEGI • STR ATEGI • STR ATEGI • PROGR AM • PROGR AM • PROGR AM • PROGR AM PRIORITAS 5 PRIORITAS 5 PRIORITAS 5 PRIORITAS 5 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN RENSTR A SKPD RENSTR A SKPD RENSTR A SKPD RENSTR A SKPD RAPBD RAPBD RAPBD RAPBD TA HUN AN TA HUN AN TA HUN AN TA HUN AN (5 TAHUN) (5 TAHUN) (5 TAHUN) (5 TAHUN) GARDEN CITY OF TOMORROW ½N+1
  • 8. PARPOL PEMILU PEMERINTAHAN PENGAWASAN UU NO. 2 THN 2008 KPU PELANTIKAN BPK DCT LEGISLATIF + TERPILIH BADAN HUKUM UU NO. 22 THN 2007 JULI - AGUSTUS AUDIT DPP/DPD/DPC PEMILU 9/4/2009 UU SUSDUK (ALAT KELENGKAPAN) SIDIK TUJUAN PARPOL UU NO UU PILPRES FRAKSI 10/2008 NO 42/2008 KEJAKSAAN VISI + MISI UU NO 12/2008 UU 32 THN 2008 PLATFORM KPK Vs NO UU 17 THN 2003 RA K UR MO UA NYA S A B UT R DCS T ER
  • 9. SISTEM KEPARTAIAN (MULTI PARTAI SEDERHANA) PENGUATAN SISTEM SISTEM PEMILU PRESIDENSIIL YG DEMOKRATIS PENGUATAN LEMBAGA LEGISLATIF YG EFEKTIF 9
  • 10. SIDANG PARIPURNA LKPJ-KDH ATAS PENGESAHAN KINERJA APBD 2007 APBD 31 MARET SIDANG PARIPURNA ISTIMEWA PENYAMPAIAN PERUBAHAN KEPUTUSAN DPRD CATATAN SESUAI SILPA REKOMENDASI DAN OPINI 30 APRIL AUDIT BPK MEDIO OKT UANG CAIR SEBAIKNYA, 2 JANUARI RENSTRA SKPD DAN RENSTRA KECAMATAN RKA SKPD SUDAH DIREVISI 31 AGUSTUS SESUAI SOTK BARU AKHIR MARET OPINI AUDIT PEMBAHASAN DAN BPK (SILPA) PENGESAHAN R- 15 JULI APBD TAHUN 2009 30 NOVEMBER 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PENGESAHAN DPA KUA DAN PPAS APBD 1 – 31 DESEMBER 2008 SESUAI PERHITUNGAN PERMEN 59/07 DAN SILPA RKPD SUDAH DISAHKAN SESUAI OPINI 30 APRIL (SESUAI BATAS AUDIT BPK KEWENANGAN MEDIO SEPT DAN SOTK) MEI – JULI SEBAIKNYA, PERDA SOTK DAN PERDA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN SUDAH DISAHKAN 31 MARET 10
  • 11. DPRD 2009 – 2014 LANTIK 1. PERSIAPAN PIMPINAN DEFINITIF; PIMPINAN 2. DRAFT TATIB; SEMENTARA 3. DRAFT KODE ETIK; 4. PEMBENTUKAN FRAKSI. BENTUK ALAT KELENGKAPAN PELAKSANAAN FUNGSI/ 1. BANMUS; WEWENANG 2. KOMISI; 3. BADAN LEGISLASI; 4. BADAN KEHORMATAN; 5. BADAN ANGGARAN; PENGESAHAN 6. TENAGA AHLI. PIMPINAN DEFINITIF 1. TATIB; 2. KODE ETIK; 3. PENETAPAN ALAT KELENGKAPAN 4. R-APBD 2010. 11
  • 12. ½n+1 1. BILA ½ N + 1 MEMIHAK DPRD: DPRD SUPERIOR Vs KDH INFERIOR DPRD superior terdapat di 379 Kab/Kota dan 21 Provinsi. 2. BILA ½ N + 1 MEMIHAK KDH: KDH SUPERIOR Vs DPRD INFERIOR CATATAN: DI DALAM SISTEM DEMOKRASI YANG MAPAN, SELURUH FRAKSI MEMBENTUK DUA KUBU, YAKNI KUBU PENDUKUNG KDH DAN KUBU OPOSISI. 12
  • 13. 1. PROSES POLITIK YANG DEMOKRATIS: Setiap jabatan politik harus dicapai melalui tahapan dan mekanisme pemilihan umum; 2. UU POLITIK YANG MODERN DAN AKOMODATIF: UU yang senyawa dengan perubahan zaman tetapi tetap mampu mengakomodasi nilai-nilai budaya tradisional positif yang hidup di tengah-tengah masyarakat; • KESADARAN DAN BUDAYA POLITIK YANG RASIONAL: A. Masyarakat berhak menentukan afiliasi dan pilihan politiknya dengan mempertimbangkan kesesuaian aspirasinya dengan platform partai politik; B. Partai politik tetap memelihara kesetiaan konstituennya dengan tetap secara konsisten memperjuangkan platform partai dan janji kampanye; C. Lembaga Perwakilan (DPR, DPD dan DPRD) secara konsisten melaksanakan seluruh fungsi dan tanggungjawabnya dalam mengemban amanat rakyat dan kepentingan umum. 13
  • 14. Lanjutan… 4. SISTEM PRESIDENSIEL: Sistem pemerintahan dimana presiden menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta tidak tunduk pada dan tidak bisa dijatuhkan oleh DPR, sekalipun jumlah kursi partai politik pengusung presiden di DPR tidak memenuhi quorum ½ n + 1; • MULTI PARTAI SEDERHANA: Jumlah partai peserta pemilu tidak melebihi 6 (enam) partai dan setiap partai memiliki platform yang berbeda namun dengan tujuan yang sama. Sistem Presidensiel hanya dapat bekerja efektif bila jumlah partai tidak melebihi 6 (enam) partai; • SISTEM PEMILU DEMOKRATIS: Pemilihan Umum yang dilangsungkan secara jujur dan adil serta memberikan hak-hak khusus kepada kaum perempuan serta menetapkan pemenang pemilihan dari setiap partai berdasarkan perolehan suara terbanyak; • PENGUATAN LEMBAGA LEGISLATIF: Kehendak politik yang hidup di semua lembaga perwakilan pada ketiga tingkat pemerintahan untuk tetap menjalankan fungsi legislasi, fungsi penganggaran dan fungsi pengawasan berdasarkan ukuran dan kriteria serta proses dan mekanisme yang obyektif dan rasional. 14
  • 15. 1. DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANGNYA, DPRD TUNDUK PADA SELURUH ATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU; 2. SEJUMLAH ATURAN PERUNDANGAN DIMAKSUD MEMUAT SUBSTANSI YANG SANGAT RELEVAN BAGI UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DPRD SEBAGAI LEMBAGA LEGISLATIF DAERAH; 3. PENCANTUMAN SEBUAH UU/PP/PERPRES KE DALAM KONSIDERANS MENIMBANG ADALAH PERNYATAAN BAHWA TATIB DPRD DISUSUN DENGAN MENDASARKAN DIRI PADA UU/PP/PERPRES DIMAKSUD. 15
  • 16. + Paket Paket UU Terkait PP Terkait PP tentang Tatib Peraturan DPRD tentang Tatib 16
  • 17. 1. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; • UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan; • UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan; • UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan; • UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN; • UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemda; • UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan; • UU No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik; • UU No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif; • UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD; • PP No. 58 tahun 2005 tentang Keuangan Daerah; • PP No. 8 tahun 2006; • PP No. 3 tahun 2007 tentang LKPJ dan LPPD; • PP No. 8 tahun 2008 tentang • PP No. 60 tahun 2008 tentang SPI; • Keputusan KPU tentang Calon Legislatif Terpilih; • Permendagri 13 tahun 2006; • Permendagri 59 tahun 2007. 17
  • 18. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah paling sedikit 20 orang dan paling banyak 50 orang; • Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota diresmikan dengan Keputusan Gubernur; • Masa jabatan anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah 5 tahun dan berakhir pada saat anggota DPRD Kab/Kota yang baru mengucapkan sumpah/janji; • Sumpah/janji diucapkan secara bersama-sama dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam Rapat Paripurna DPRD setempat. 18
  • 19. DPRD Kab/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum, dengan prinsip suara terbanyak; • DPRD Kab/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kab/Kota. • CATATAN: 1. Amar Putusan MA telah membatalkan Keputusan KPU tentang penentuan kursi DPRD yang diperoleh melalui penghitunugan tahap kedua; 2. KPU menanggapi amar putusan MA dengan cara mengajukan gugatan kepada MK; 3. MK mengabulkan gugatan KPU dan membatalkan amar putusan MA; 4. Komposisi keanggotaan DPRD tidak mengalami perubahan dan diresmikan sesuai jadwal. 19
  • 20. Pembentukan peraturan daerah Kab/Kota bersama Bupati/Walikota; • Pembahasan dan persetujuan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi bersama Bupati/Walikota; dan • Pengawasan pelaksanaan peraturan daerah dan APBD Kab/Kota. • Ketiga fungsi dimaksud dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di kabupaten/kota. 20
  • 21. Membentuk peraturan daerah Kab/Kota bersama Bup/Walkot; • Membahas dan menyetujui rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah Kab/Kota yang diajukan oleh Bupati/Walikota; • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kab/Kota; • Mengusulkan peresmian pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Walikota dan/atau wakil Bupati/Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur; • Memilih wakil Bupati/Walikota dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil Bupati/Walikota; 21
  • 22. Lanjutan… • Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah Kab/Kota terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah; • Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kab/ Kota; • Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati/ Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kab/Kota; • Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; • Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan • Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam per-uu-an. 22
  • 23. Interpelasi (hak meminta keterangan kepada Bupati/Walikota diajukan oleh minimal 15 org dan disetujui oleh 2/3 anggota DPRD Kab/Kota); • Angket (hak melakukan penyelidikan atas kebijakan Bupati/Walikota, diajukan oleh 15 org dan disetujui oleh 2/3 anggota DPRD Kab/Kota); dan • Menyatakan pendapat (menyatakan pendapat terhadap kebijakan Bupati/Walikota yang penting dan strategis atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket). 23
  • 24. 1. Mengajukan rancangan peraturan daerah; 2. Mengajukan pertanyaan; 3. Menyampaikan usul dan pendapat; 4. Memilih dan dipilih; 5. Membela diri; 6. Imunitas; 7. Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas: (Sesuai UU No. 27/09, Parpol dapat menyelenggarakan orientasi pendalaman t ugas DPRD); 8. Protokoler; dan 9. Keuangan dan administratif. 24
  • 25. (1) UU NO. 27 TAHUN 2009 TIDAK MEMBATASI JUMLAH MINIMAL PEROLEHAN KURSI PARPOL UNTUK MENDAPATKAN KURSI PIMPINAN; (3) CONTOH SIMULASI PEROLEHAN KURSI PARPOL: a. Partai Golkar : 4 kursi; b. Partai Gerindra : 4 kursi; c. PKB : 2 kursi (menang suara dari PPP); d. PPP : 2 kursi (menang suara dari PKS); e. PKS : 2 kursi (kalah suara). (3) Kursi pimpinan DPRD di daerah dimaksud adalah hak konstitusional Partai Partai Golkar, Gerindra, PKB dan PPP). 25
  • 26. (1) CONTOH PEROLEHAN KURSI PARPOL: a. Partai Golkar : 2 kursi; b. Partai Demokrat : 1 kursi; c. PKB : 1 kursi (menang suara dari PPP); d. PPP : 1 kursi (menang suara dari PDS); e. PDS : 1 kursi (kalah suara). • Kursi pimpinan DPRD di daerah dimaksud adalah hak konstitusional Partai Partai Golkar, Demokrat, PKB dan PPP). • Walaupun jumlah kursi terbanyak yang diraih satu atau dua parpol di sebuah daerah adalah 2 dan 1 kursi, posisi pimpinan tetap menjadi hak konstitusional partai dimaksud. 26
  • 27. Fraksi dibentuk sebagai wadah berhimpun anggota DPRD Kab/Kota; • Setiap anggota DPRD wajib menjadi anggota satu fraksi; • Anggota Fraksi minimal sama dengan jumlah Komisi; • DPRD dengan anggota berjumlah antara 20 – 35 orang membentuk 3 Komisi; • DPRD dengan anggota berjumlah lebih dari 35 orang membentuk 4 Komisi; • Parpol yang memiliki jumlah anggota sama atau melebihi jumlah Komisi dapat membentuk satu fraksi; • Parpol yang memiliki jumlah anggota kurang dari jumlah Komisi dapat bergabung dengan Fraksi yang ada atau membentuk Fraksi Gabungan; 27
  • 28. Lanjutan… • Dalam hal tidak ada parpol yang memiliki anggota yang sama dengan jumlah Komisi, dibentuk Fraksi Gabungan; • Jumlah Fraksi Gabungan maksimal dua fraksi; • Fraksi memiliki sekretariat; • Sekretariat DPRD menyediakan ruangan sekretariat fraksi, biaya rapat dan biaya operasional ruangan sekretariat fraksi dan seorang tenaga fraksi, dengan kualifikasi: a. S1 dengan pengalaman 5 tahun; b. S2 dengan pengalaman 3 tahun; c. S3 dengan pengalaman 1 tahun. Pemberian honorarium tenaga ahli dilakukan secara tidak tetap (on-call) sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah. 28
  • 29. PLATFORM KOMISI 1 KOMISI 2 KOMISI 3 KOMISI 4 FRAKSI 1 SIKAP FRAKSI 2 PIMPINAN FRAKSI 3 FRAKSI 4 TENAGA TENAGA AHLI AHLI
  • 30. Dalam sistem demokrasi yang sudah mapan, setiap Fraksi memiliki Platform dan Sikap yang sangat tegas atas seluruh bidang tugas pemerintahan daerah; • Platform dimaksud digunakan sebagai parameter kerja bagi setiap anggota Fraksi yang duduk pada setiap alat kelengkapan; • Bila pemda mengajukan usulan program yang berbeda dengan platform dimaksud, maka Fraksi akan berjuang untuk mengubah usulan dimaksud; • Fraksi hanya akan menerima usulan dimaksud bila ternyata kalah dalam voting dengan formula klasik ½ n + 1. 30
  • 31. FUNGSI LEGISLATIF MEMBENTUK PERDA FUNGSI IN IF ISI AT PENGAWASAN KD ATIF ISI RD IN DP H T R PE SUR RA NTA PIM NG AT SU GA PIN AN N DH AN TAR PE K DP RD RANPERDA TINGKAT PEMBICARAAN PENETAPAN  TINGKAT PERTAMA; PERDA  TINGKAT KEDUA;  TINGKAT KETIGA;  TINGKAT KEEMPAT PENGAWASAN DPRD  PELAKSANAANNYA; KONSULTASI FRAKSI  PENURUNANNYA KEDALAM PERATURAN KDH. 31
  • 32. KONTRAK UNIV A NASKAH KONTRAK AKADEMIS UNIV B (NA) KONSULTAN
  • 33. PROSES DAN TAHAPAN PENYUSUNAN RAPBD Th n- 1 Th n Th n+1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 RAPAT KOORDINASI RAKERNIS RENSTRA RENJA S K P D PEMDA 30 APRIL 1 2 3 4 MUSRENBANG RKPD KAB/KOTA DESA KEC TAPD 15 JUNI 1 JULI 1 AGS 15 NOV 30 NOV RPJM KUA PPAS RKA R-APBD APBD DOKUMEN POLITIK DOKUMEN POLITIK RESES PEMBICARAAN DPRD  TINGKAT 1 BANGGAR  TINGKAT 2  TINGKAT 3  TINGKAT 4 POKOK-2 POKOK-2 PIKIRAN PLATFORM PIKIRAN 1 2 3 4 KOMISI FRAKSI DPRD KOMISI RAKERNIS RAPAT INTERNAL 33
  • 34. 1. Pemilihan dan penetapan pimpinan; 2. Pengucapan sumpah/janji; 3. Pemberhentian dan penggantian pimpinan; 4. Penyelenggaraan sidang/rapat; 5. Pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga, serta hak dan kewajiban anggota; 6. Penggantian antar waktu anggota; 7. Pembentukan, susunan, tugas dan wewenang serta kewajiban alat-alat kelengkapan; 8. Rapat dan pembuatan keputusan; 9. Pelaksanaan konsultasi antara legislatif dan eksekutif; 10. Penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi masyarakat; 11. Penyelidikan, verifikasi, dan pengambilan putusan oleh Badan Kehormatan Dewan;   12. Pengaturan protokoler dan kode etik; dan 34 13. Pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.
  • 35. KONSIDERANS DAN BATANG TUBUH; • PENJELASAN PASAL DEMI PASAL; • LAMPIRAN (DALAM BENTUK BAGAN, CHART DAN MATRIKS). Catatan: Penjelasan pasal demi pasal dan Lampiran diperlukan untuk menguraikan secara rinci berbagai klausul yang membutuhkan informasi tambahan dalam rangka menghindarkan tafsir ganda. 35
  • 36. • MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota wajib menyusun Kode Etik; • Kode Etik berisi norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas lembaga; • Kode Etik juga harus memuat jenis sanksi dan mekanisme penegakan kode etik yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga; • Kode Etik yang baik adalah Kode Etik yang disusun rinci, sesuai dengan standar pelaksanaan seluruh fungsi lembaga; • Kode Etik yang rinci akan memungkinkan ditegakkannya disiplin secara obyektif dan mencegah terjadinya penetapan sanksi secara subyektif. 36
  • 37. Lanjutan… Bagian Kedua Kode Etik Pasal 123 (1) DPRD menyusun Kode Etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD; (2) Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya: a. Pengertian dan Tujuan Kode Etik; b. Pengaturan sikap, tata kerja, dan tata hubungan antar penyelenggara Pemerintah Daerah dan antar anggota DPRD dan pihak lain; c. Hal baik dan pantas dilakukan oleh anggota DPRD; d. Etika dalam penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban, sanggahan; dan e. Sanksi dan rehabilitasi. 37
  • 38. Lanjutan… Pasal 124 (1) Kode Etik bertujuan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas anggota DPRD dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban serta tanggungjawabnya kepada pemilih, masyarakat dan negara. (2) Anggota DPRD wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berjiwa Pancasila, taat kepada Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan, berintegritas tinggi, jujur, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan, menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, mengemban amanat penderitaan rakyat, mematuhi peraturan Tata Tertib DPRD, menunjukkan profesionalisme sebagai anggota DPRD dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya. 38
  • 39. Lanjutan… Pasal 126 (1) Anggota DPRD bertanggungjawab mengemban amanat penderitaan rakyat, melaksanakan tugasnya secara adil, mematuhi hukum, menghormati keberadaan lembaga DPRD melaksanakan tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat, serta mempertahankan keutuhan bangsa dan kedaulatan Negara; (2) Anggota DPRD bertanggungjawab menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah, lembaga atau pihak yang terkait secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, golongan dan gender. 39
  • 40. Lanjutan… Pasal 127 (1) Pernyataan yang disampaikan dalam rapat adalah pernyataan dalam kapasitas sebagai anggota DPRD, pimpinan masing-masing alat kelengkapan atau Pimpinan DPRD; (2) Pernyataan di luar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap sebagai pernyataan pribadi; (3) Anggota DPRD yang tidak menghadiri rapat dilarang menyampaikan hasil rapat dengan mengatasnamakan anggota DPRD kepada pihak lain. 40
  • 41. Lanjutan… Pasal 128 (1) Anggota DPRD harus mengutamakan tugasnya dengan cara menghadiri secara fisik setiap rapat; (2) Ketidakhadiran secara fisik sebanyak tiga kali berturut-turut dalam rapat sejenis tanpa izin Pimpinan Fraksi, merupakan suatu pelanggaran yang dapat diberikan teguran tertulis; • Ketidakhadiran anggota DPRD secara fisik selama tiga bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun dalam kegiatan rapat-rapat DPRD merupakan pelanggaran Kode Etik yang dapat diberhentikan sebagai anggota DPRD; • Anggota DPRD wajib menjaga tata tertib dan bersikap santun. 41
  • 42. Lanjutan… Pasal 130 (1) Anggota DPRD melakukan perjalanan dinas di dalam negeri dengan biaya APBD sesuai ketentuan peraturan perundangan; (2) Anggota DPRD tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas perjalanan dinas untuk kepentingan diluar tugas DPRD; (3) Perjalanan dinas dilakukan dengan menggunakan anggaran yang tersedia; (4) Anggota DPRD tidak diperbolehkan membawa keluarga dalam suatu perjalanan dinas dengan menggunakan fasilitas yang dibiayai oleh APBD; (5) Dalam hal perjalanan dinas atas biaya pengundang harus mendapat izin tertulis dari Pimpinan DPRD; (6) Anggota DPRD yang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri dengan anggaran yang tersedia wajib memperoleh izin tertulis dari Gubernur. 42
  • 43. BAB XIV KUNJUNGAN KERJA Pasal 139 1) Anggota DPRD dapat melakukan kunjungan kerja dalam daerah/keluar daerah maupun ke luar negeri; 2) Kunjungan kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang DPRD; 3) Kunjungan kerja dalam daerah dan keluar daerah harus dengan persetujuan Pimpinan DPRD; 4) Kunjungan kerja ke luar negeri harus dengan persetujuan Pimpinan DPRD dan wajib memperoleh izin tertulis dari Gubernur; 5) Anggota DPRD yang melakukan Kunjungan Kerja wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kunjungan kerja tersebut selesai. 43
  • 44. BAB XVIII SISTEM PENDUKUNG Bagian Kesatu Sekretariat DPRD Pasal 154 (1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD, dibentuk Sekretariat DPRD yang susunan organisasi dan tata kerjanya ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (2) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan bupati/walikota atas persetujuan Pimpinan DPRD; (3) Sekretaris DPRD dan pegawai Sekretariat DPRD berasal dari pegawai negeri sipil; (4) Sekretaris DPRD mempunyai tugas dan bertanggungjawab atas seluruh aspek administrasi perkantoran, perencanaan program dan penganggaran, penatausahaan anggaran serta penyusunan laporan kinerja dan akuntansi keuangan DPRD. 44
  • 45. 1. MEMPERSIAPKAN DRAFT KREATIF DAN NORMATIF: a. Kode Etik dan Kehormatan Anggota DPRD; b. Tata Tertib DPRD; c. Badan Kehormatan; d. Skenario dan alternatif rekrument tenaga ahli: 1) yang akan dipekerjakan sepanjang tahun untuk mendampingi setiap Komisi; 2) on-call, yang diperlukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. 2. MENYIAPKAN SKENARIO PEMBENTUKAN MEKANISME HUBUNGAN KERJA KEMITRAAN ANTARA KOMISI DENGAN SKPD PASANGAN KERJA; 45
  • 46. Lanjutan… 3. MEMPERSIAPKAN SELURUH KEBUTUHAN ADMINISTRATIF DAN ANGGARAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PELAKSANAAN: a. Tugas, kewajiban dan hak-hak Pimpinan; b. Tugas, kewajiban dan hak-hak DPRD sebagai lembaga; c. Tugas, kewajiban dan hak-hak anggota; d. Kemungkinan terjadinya PAW secara mendadak; e. Pemilihan pimpinan sementara, pelantikan pimpinan definitif dan pembentukan alat-alat kelengkapan dewan; f. Dalam tahun anggaran 2010, perlu disiapkan anggaran kegiatan laporan kinerja pertanggungjawaban DPRD kepada konstituen. • MENDALAMI PP NO. 60 TAHUN 2008 TENTANG SPI DAN MENYUSUN DRAFT SKENARIO KEPUTUSAN DPRD TENTANG MANAJEMEN RISIKO; • MENYIAPKAN SKENARIO RESES YANG SIMULTAN DENGAN PELAKSANAAN MUSRENBANG BERJENJANG DALAM RANGKA MENDEKATKAN ANGGOTA DPRD DENGAN KONSTITUEN DI DAPIL MASING-MASING. 46
  • 47. Pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikan terhadap anggota harus mendapat persetujuan tertulis: - MPR, DPR dan DPD dari Presiden. - DPRD Provinsi dari Menteri Dalam Negeri. - DPRD Kabupaten/Kota dari Gubernur. • Ketentuan tsb tidak berlaku apabila anggota MPR, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota melakukan tindak pidana terorisme, korupsi, dan tertangkap tangan dalam tindak pidana lainnya. (Klausul Baru). 47
  • 48. Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota tidak melaksanakan kewajiban nomor 1 s/d 3, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota DPRD Kab/Kota. • Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajiban nomor 4 s/d 12, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sementara sebagai anggota DPRD Kab/Kota. 48
  • 49. BAB XIX PERUBAHAN DAN PENYESUAIAN PERATURAN TATA TERTIB Pasal 158 (1) Perubahan terhadap Peraturan Tata Tertib ini hanya dapat diajukan oleh sekurang-kurangnya sembilan anggota DPRD, yang terdiri dari dua Fraksi atau lebih; (2) Pembahasan perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam Rapat Paripurna yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut dan harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota DPRD; (3) Keputusan diambil dengan persetujuan oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir. 49
  • 50. Lanjutan… Pasal 159 Perubahan dan penyesuaian terhadap Peraturan Tata Tertib ini wajib dilakukan selambat- lambatnya 1 (satu) bulan setelah terbitnya Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD yang baru. 50
  • 51. a. Turunan langsung (copy paste) dari PP No. 25 tahun 2004 dan PP No. 53 tahun 2005. Banyak klausul yang membutuhkan penjabaran lebih rinci tetapi tidak dilakukan; b. Ketidakseimbangan kejelasan. Memuat penjelasan yang sangat jelas atas klausul yang sangat jelas dan penjelasan yang kurang jelas atas klausul yang kurang jelas. 51
  • 52. 52
  • 53. 1. DPRD terdiri atas anggota DPRD dan Partai Politik peserta Pemilihan Umum Tahun 2004; 3. Nama-nama anggota DPRD secara administratif ditetapkan oleh KPU Provinsi bagi anggota DPRD Provinsi dan oleh KPU Kabupaten/Kota bagi anggota DPRD Kabupaten/Kota; 5. Nama-nama anggota DPRD dilaporkan oleh: a. KPU Propinsi kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi Anggota DPRD Provinsi; b. KPU Kabupaten/Kota kepada Gubernur melalui Bupati/Walikota bagi Anggota DPRD Kabupaten/ Kota dengan tembusan kepada KPU. 53
  • 54. 1. Peresmian keanggotaan DPRD Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Gubernur atas nama Presiden; 3. Selama menjadi anggota DPRD, yang bersangkutan berdomisili di Ibukota Provinsi bagi anggota DPRD Provinsi dan berdomisili di Kabupaten/Kota yang bersangkutan bagi anggota DPRD Kabupaten/Kota. 54
  • 55. 55
  • 56. 1. Sebelum memangku jabatannya, anggota DPRD sebelum mengucapkan sumpah/janji secara bersama‑sama yang dipandu oleh Ketua Pengadilan setempat; 3. Sumpah/janji anggota DPRD adalah sebagai berikut: "Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dengan sebaik‑baiknya dan seadil‑adilnya; bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan Undang‑Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta peraturan perundang‑undangan; bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi serta berbhakti kepada bangsa dan negara; bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demkepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. 56
  • 57. Lanjutan… Pada waktu pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dipakai kata‑kata tertentu sesuai dengan agama masing‑masing meliputi: a. Bagi penganut agama Islam didahului dengan pengucapan kalimat ‘Demi Allah saya bersumpah’; b. Bagi penganut agama Kristen/Katolik diakhiri dengan pengucapan kalimat ‘Semoga Tuhan menolong saya’; c. Bagi penganut agama Budha didahului dengan pengucapan kalimat ‘Demi Hyang Adi Budha’; d. Bagi penganut agama Hindu didahului dengan pengucapan kalimat ‘Om Atah Paramawisesa’. 57
  • 58. Untuk dapat menyelesaikan seluruh tugas mendesak sampai akhir tahun anggaran 2009, DPRD dengan difasilitasi oleh Setwan, perlu mengambil langkah sebagai berikut: • Membentuk Panitia Kerja Penyusunan Tatib Komprehensif, dengan difasilitator oleh anggota DPRD periode masa bhakti 2004 – 2009; • Memperkuat Badan Legislasi DPRD dan mulai menyusun daftar inventaris peraturan daerah yang perlu dibentuk sepanjang periode 2009 – 2014 sebagai bagian dari Program Legislasi Daerah; • Badan Legislasi DPRD perlu mempertimbangkan mekanisme hubungan kelembagaan dengan Badan Legislasi DPR- 58 RI dalam rangka sinergi penyusunan aturan perundangan secara berjenjang;
  • 59. Lanjutan… • Memperkuat Badan Anggaran DPRD dan menyusun daftar inventaris permasalahan perencanaan dan penganggaran daerah dalam rangka memperkuat pelaksanaan fungsi penganggaran DPRD dalam menyusun APBD; • Badan Anggaran DPRD dapat mempertimbangkan hubungan kerja konsultatif dengan Badan Anggaran DPR-RI; • Memperkuat Badan Kehormatan, terutama dalam rangka membangun kehendak politik untuk menegakkan kode etik internal demi menjaga martabat dan kehormatan lembaga; • Mendalami PP No. 60 tahun 2008 tentang SPI dan mulai menyusun draft Keputusan DPRD tentang Manajemen Risiko dan Pembagian Tugas Di Lingkungan DPRD; • Membahas R-APBD Tahun Anggaran 2010 secara internal. 59
  • 60. DRS. SAHAT MARULITUA, MA HP. 0811-809-251 0818-809-251 E-mail: sahatmrt@yahoo.com Homepage: www.akuntabilitas.org