Dokumen tersebut memberikan panduan pelayanan gizi selama masa pandemi Covid-19, meliputi modifikasi pelayanan gizi untuk ibu hamil, balita, dan remaja puteri dengan melakukan kunjungan rumah, konseling daring, serta edukasi melalui berbagai media. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang jenis pelayanan gizi, pencatatan dan pelaporan, serta upaya percepatan input dan analisis data selama masa pandemi.
Pedoman ini memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan gizi yang tepat bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita dan remaja putri selama masa pandemi Covid-19 dengan memprioritaskan kelompok berisiko dan melakukan kunjungan rumah secara selektif serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar kebijakan penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia. Program imunisasi nasional bertujuan untuk menurunkan penyakit menular dengan memberikan vaksinasi secara merata guna mencapai kekebalan komunitas. Dokumen ini menjelaskan konsep, jenis, sasaran dan jadwal imunisasi serta peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan imunisasi.
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...slamet soegiarto
[Ringkasan]
Panduan ini memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan tentang pelayanan kesehatan balita selama pandemi COVID-19, mencakup sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penularan pada balita, langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker, serta koordinasi dengan kader untuk memantau dan merujuk balita yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini memberikan panduan bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas untuk menerapkan prinsip pencegahan COVID-19 seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, serta menghindari kontak dengan orang sakit. Pedoman ini juga menjelaskan tindakan pencegahan umum di fasilitas kesehatan seperti isolasi, prosedur pencegahan infeksi, dan pendekatan berbasis tim.
Pedoman ini memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan gizi yang tepat bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita dan remaja putri selama masa pandemi Covid-19 dengan memprioritaskan kelompok berisiko dan melakukan kunjungan rumah secara selektif serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar kebijakan penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia. Program imunisasi nasional bertujuan untuk menurunkan penyakit menular dengan memberikan vaksinasi secara merata guna mencapai kekebalan komunitas. Dokumen ini menjelaskan konsep, jenis, sasaran dan jadwal imunisasi serta peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan imunisasi.
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...slamet soegiarto
[Ringkasan]
Panduan ini memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan tentang pelayanan kesehatan balita selama pandemi COVID-19, mencakup sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penularan pada balita, langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker, serta koordinasi dengan kader untuk memantau dan merujuk balita yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini memberikan panduan bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas untuk menerapkan prinsip pencegahan COVID-19 seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, serta menghindari kontak dengan orang sakit. Pedoman ini juga menjelaskan tindakan pencegahan umum di fasilitas kesehatan seperti isolasi, prosedur pencegahan infeksi, dan pendekatan berbasis tim.
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2RinduAnggara
Protokol Tatalaksana COVID-19 edisi kedua telah diselesaikan untuk menjadi pedoman bagi tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. Protokol ini telah diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi terkini pada Januari 2021, dan mencakup tata laksana untuk pasien tanpa gejala, ringan, sedang, dan berat.
Pelayanan kesehatan usia reproduksi mencakup berbagai layanan mulai dari remaja hingga lanjut usia yang meliputi kehamilan, kelahiran, kontrasepsi, hingga pencegahan penyakit."
Dokumen tersebut membahas ruang lingkup dan sasaran kesehatan masyarakat yang mencakup bidang biomedik, ilmu sosial, dan disiplin ilmu yang mendukungnya seperti epidemiologi, biostatistik, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan, administrasi kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan ruang lingkup kesehatan masyarakat dalam pemberantasan penyak
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...Anindita Dyah Sekarpuri
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancing. Aman dan yakin menyusui bayi dengan tetap memberikan ASI Eksklusif ketika era pandemi Covid 19
1. Dokumen membahas tentang kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, termasuk tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta pentingnya pelayanan kesehatan ibu seperti ANC.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita, meliputi penentuan umur anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penetapan status pertumbuhan dan gizi, serta tindak lanjut hasil pemantauan yang dapat berupa konseling, pengobatan, atau rujukan ke fasilitas kesehatan. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masalah gizi pada anak melalui deteksi dini di posy
Buletin ini membahas tentang masih belum berakhirnya penyakit polio di kawasan Asia Tenggara meskipun sudah lebih dari satu dekade tidak ditemukan kasusnya. Indonesia masih memiliki risiko tinggi terhadap penularan polio karena cakupan imunisasi dan kinerja surveilans yang perlu ditingkatkan, terutama di beberapa provinsi tertentu. Kasus kembalinya virus polio juga ditemukan di Papua pada 2018 yang memerlukan upaya
Pedoman ini membahas pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan memberikan informasi tentang penularan HIV, faktor risiko, dan tahapan infeksi. Pedoman ini juga menjelaskan empat pilar (prong) pencegahan yaitu tes HIV pada ibu hamil, pencegahan kehamilan tidak direncanakan, pemberian ARV pada ibu hamil positif HIV, dan dukungan untuk ibu dan anak. Tujuannya adalah menurunkan risiko penularan HIV dari ibu
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa pandemi covid-19
Ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia dini untuk tinggal di rumah saja, menghindari kontak dengan orang lain
Orang tua/pengasuh anak menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah mengasuh bayi, balita dan anak usia dini
Anggota keluarga untuk selektif menunda ke fasilitas kesehatan, untuk ibu hamil dan balita mengacu tanda bahaya/tanda gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Perlindungan terhadap bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 (ODP/PDP/terkonfirmasi) dengan penyediaan ruang isolasi khusus
Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 dilaksanakan sesuai protokol tatalaksana yang dikeluarkan IDAI
Penyediaan akses pemeriksaan swab dan sediaan darah pada bayi baru lahir
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
Dokumen ini membahas analisis kebijakan pemerintah terhadap program imunisasi dasar lengkap di Indonesia. Ringkasannya adalah: (1) program imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan yang penting untuk mencegah penyakit, (2) cakupan imunisasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target, (3) tantangan utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan akses ke fasilitas kesehatan
Pedoman pelayanan gizi masa tanggap darurat COVID-19 memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan layanan gizi kepada kelompok sasaran di masa pandemi dengan memprioritaskan kunjungan rumah, konseling daring, dan edukasi melalui media. Layanan disesuaikan dengan status wilayah yakni PSBB atau non-PSBB dengan tetap memperhatikan prinsip pencegahan penularan. Pemantauan pertumbuhan dan pemberian suplemen gizi tetap
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2RinduAnggara
Protokol Tatalaksana COVID-19 edisi kedua telah diselesaikan untuk menjadi pedoman bagi tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. Protokol ini telah diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi terkini pada Januari 2021, dan mencakup tata laksana untuk pasien tanpa gejala, ringan, sedang, dan berat.
Pelayanan kesehatan usia reproduksi mencakup berbagai layanan mulai dari remaja hingga lanjut usia yang meliputi kehamilan, kelahiran, kontrasepsi, hingga pencegahan penyakit."
Dokumen tersebut membahas ruang lingkup dan sasaran kesehatan masyarakat yang mencakup bidang biomedik, ilmu sosial, dan disiplin ilmu yang mendukungnya seperti epidemiologi, biostatistik, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan, administrasi kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan ruang lingkup kesehatan masyarakat dalam pemberantasan penyak
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancin...Anindita Dyah Sekarpuri
Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir selama social distancing. Aman dan yakin menyusui bayi dengan tetap memberikan ASI Eksklusif ketika era pandemi Covid 19
1. Dokumen membahas tentang kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, termasuk tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta pentingnya pelayanan kesehatan ibu seperti ANC.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan pertumbuhan balita, meliputi penentuan umur anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penetapan status pertumbuhan dan gizi, serta tindak lanjut hasil pemantauan yang dapat berupa konseling, pengobatan, atau rujukan ke fasilitas kesehatan. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masalah gizi pada anak melalui deteksi dini di posy
Buletin ini membahas tentang masih belum berakhirnya penyakit polio di kawasan Asia Tenggara meskipun sudah lebih dari satu dekade tidak ditemukan kasusnya. Indonesia masih memiliki risiko tinggi terhadap penularan polio karena cakupan imunisasi dan kinerja surveilans yang perlu ditingkatkan, terutama di beberapa provinsi tertentu. Kasus kembalinya virus polio juga ditemukan di Papua pada 2018 yang memerlukan upaya
Pedoman ini membahas pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan memberikan informasi tentang penularan HIV, faktor risiko, dan tahapan infeksi. Pedoman ini juga menjelaskan empat pilar (prong) pencegahan yaitu tes HIV pada ibu hamil, pencegahan kehamilan tidak direncanakan, pemberian ARV pada ibu hamil positif HIV, dan dukungan untuk ibu dan anak. Tujuannya adalah menurunkan risiko penularan HIV dari ibu
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa pandemi covid-19
Ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia dini untuk tinggal di rumah saja, menghindari kontak dengan orang lain
Orang tua/pengasuh anak menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah mengasuh bayi, balita dan anak usia dini
Anggota keluarga untuk selektif menunda ke fasilitas kesehatan, untuk ibu hamil dan balita mengacu tanda bahaya/tanda gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Perlindungan terhadap bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 (ODP/PDP/terkonfirmasi) dengan penyediaan ruang isolasi khusus
Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 dilaksanakan sesuai protokol tatalaksana yang dikeluarkan IDAI
Penyediaan akses pemeriksaan swab dan sediaan darah pada bayi baru lahir
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
Dokumen ini membahas analisis kebijakan pemerintah terhadap program imunisasi dasar lengkap di Indonesia. Ringkasannya adalah: (1) program imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan yang penting untuk mencegah penyakit, (2) cakupan imunisasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target, (3) tantangan utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan akses ke fasilitas kesehatan
Pedoman pelayanan gizi masa tanggap darurat COVID-19 memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan layanan gizi kepada kelompok sasaran di masa pandemi dengan memprioritaskan kunjungan rumah, konseling daring, dan edukasi melalui media. Layanan disesuaikan dengan status wilayah yakni PSBB atau non-PSBB dengan tetap memperhatikan prinsip pencegahan penularan. Pemantauan pertumbuhan dan pemberian suplemen gizi tetap
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah pendekatan komprehensif untuk menangani balita sakit yang datang ke fasilitas kesehatan dasar dengan menilai, mengklasifikasi, dan menentukan tindakan untuk penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, dan malnutrisi secara terpadu. Tujuannya adalah menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan balita melalui layanan kur
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia serta upaya-upaya untuk meningkatkannya, termasuk pelaksanaan program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan penggunaan stiker untuk mencatat dan memantau ibu hamil serta rencana persaliannya."
Dokumen tersebut membahas kebijakan penguatan penyelidikan fasilitatif kesehatan ibu dan anak baru lahir pemerintah provinsi Jawa Tengah, mencakup tujuan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi, serta peran bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak."
Pedoman ini membahas penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap sesuai standar pelayanan minimal bidang perbaikan gizi. Terdapat kriteria anak gizi buruk tanpa komplikasi dan dengan komplikasi medis, serta alur pemeriksaan untuk menentukan penanganan rawat jalan atau rawat inap. Penanganan dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan keluarga serta pemantauan dan evaluasi berkelanjutan.
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, bayi dan balita. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai resiko dengan frekuensi minimal 4 kali. Pertolongan persalinan harus mencegah infeksi, sesuai standar, manajemen aktif kala III, dan merujuk kasus tertentu. Pelayanan neonatus dan bayi memberikan imunisasi
1. Dokumen tersebut membahas tentang Kebijakan Pengembangan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai strategi kunci untuk meningkatkan kesehatan anak dengan mengintegrasikan aspek gizi, imunisasi, pencegahan penyakit, dan promosi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Tata Laksana Gizi Buruk, yang bertujuan menurunkan angka kematian dan kesakitan balita melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, serta memperbaiki penanganan kasus balita sakit dan gizi buruk secara terpadu dan menyeluruh.
Similar to Pelayanan gizi pada masa tanggap darurat covid 19 (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. TujuanPembelajaran
● Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
pelayanan gizi pada masa pandemi Covid-19.
● Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan dan
melakukan:
1. Pelayanan Gizi Ibu Hamil
2.Pelayanan Gizi Balita
3.Pelayanan Gizi Remaja Puteri
3. PokokBahasan
1. Latar belakang
2. Jenis Pelayanan Gizi
3. Pelayanan Gizi Ibu Hamil
4. Pelayanan Gizi Balita
5. Pelayanan Gizi Remaja Puteri
6. Pencatatan dan Pelaporan
4.
5.
6. INTERVENSI GIZI SPESIFIK
PROGRAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING
Meningkatkan pelayanan kesehatan kesehatan ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita
Promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA)1
Promosi dan konseling menyusui
2
3
Pelayanan imunisasi, pemberian obat cacing4
Surveilans gizi, pemantauan dan promosi pertumbuhan
dan perkembangan balita
5
Pemberian suplementasi tablet tambah darah pada ibu hamil
dan remaja, serta pemberian vitamin A
6
Penanganan masalah gizi dengan pemberian makanan tambahan
ibu hamil dan balita dan tatalaksana gizi buruk
7
7. PERAN DAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
INTERVENSI SENSITIF PENANGGULANGAN STUNTING
3
4
15
2
PENGUATAN
KOORDINASI
KEMENTERIAN DAN
LEMBAGA UNTUK
FOKUS INTERVENSI
PENGUATAN PERAN
PEMDA UNTUK
KOORDINASI ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH
OPTIMALISASI
PEMANFAATAN
SUMBERDAYA YANG
TERSEDIA UNTUK AKSI
PENGEMBANGAN
INOVASI INTERVENSI
SESUAI KEARIFAN
LOKAL
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT TIDAK MAMPU melalui
Program Keluarga Harapan (PKH) dan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
(Kemen Sosial)
PENINGKATAN PENGASUHAN DI
TINGKAT KELUARGA DAN
MASYARAKAT melalui PAUD, BK/RA,
BKB (Kemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kemen Agama, Kemen
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, BKKBN, )
KETERSEDIAAN SUMBER PANGAN
(Karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak,
vitamin dan mineral). Kemen Pertanian,
Kemendagri, Kemen Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi , BPOM,
Kemen Kelautan dan Perikanan)
KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN
SANITASI
(Kemen Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Kemen Dalam Negeri,
Kemen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi )
PARTISIPASI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
melalui posyandu, PKK, (Kemendagri,Kemen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi )
8. LATARBELAKANG
Status Tanggap
Darurat Yang Diikuti
Dengan Kebijakan
PSBB
Menurunnya Akses
Dan Daya Beli
Masyarakat
Terhadap
Pemenuhan Pangan
Bergizi
Meningkatkan
Risiko Terjadinya
Masalah Gizi Akut
Maupun Kronis
Penyesuaian Pelayanan Gizi
pada masa Covid 19
9. WILAYAH DENGAN PSBB
Fasyankes
meminimalisir
kunjungan untuk
hal-hal yang
tidak mendesak
dan
Gawat Darurat
Modifikasi Pelayanan
1. Kunjungan Rumah, untuk
sasaran berisiko (balita gizi
kurang, balita gizi buruk, bumil
KEK, bumil anemia, rematri
anemia)
2. Konseling melalui media
virtual
3. Edukasi melalui berbagai
media komunikasi
4. Membuat grup media sosial
secara daring
10. LANGKAH-LANGKAH KUNJUNGAN RUMAH UNTUK
PELAYANAN KONSELING DAN EDUKASI
01 03
02
04
PRIORITAS PADA
SASARAN BERISIKO
Tujuan kunjungan rumah:
- Tindaklanjut intervensi,
- Memantau
pertumbuhan dan
kesehatan balita,
- Konseling dan edukasi
- Diskusikan masalah ibu
melalui telpon/aplikasi
chat sebelum melakukan
kunjungan rumah
- Koseling lanjutan melalui
telepon/aplikasi chat bila
diperlukan
Menerapkan prosedur pencegahan infeksi:
- Menggunakan masker, mencuci tangan
- Menjaga jarak fisik
- Konseling dilakukan di ruangan
terbuka/cukup ventilasi
- Maksimal 15 menit
11. Jenis Pelayanan Gizi
KONSELING DAN EDUKASI:
1. Promosi dan konseling PMBA
2. Gizi seimbang bagi ibu hamil,
remaja puteri, ibu menyusui
SUPLEMENTASI:
1. TTD ibu hamil, TTD Rematri,
2. Kapsul Vit A bayi dan balita,
3. Makanan Tambahan bagi ibu
hamil KEK dan balita gizi
kurang
Penanganan Balita Gizi Buruk
sesuai Penatalaksanaan Kasus
Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
Setiap Tablet mengandung
60 mg besi elemental dan
0,4 mg asam folat
Setiap kapsul:
Vitamin A biru 100.000 SI
Vitamin A merah 200.000 SI
kemasan primer (3 keping)
seberat 60g mengandung 270 Kal
dan 6g protein, 11 Vitamin dan 7
mineral
kemasan primer (4 keping)
seberat 40g mengandung 160 Kal
dan 3,4 – 4,8 g protein, 10
Vitamin dan 7 mineral
13. Pelayanan Gizi Ibu Hamil
KONSELING dan EDUKASI
melalui media daring, media cetak, media elektronik
Pemberian TTD
1. Melalui kunjungan Fasyankes
terjadwal maupun kunjungan rumah
2. Ibu hamil ODP, PDP, dan terkonfirmasi
POSITIF pemberian TTD DITUNDA dan
dikonsultasikan ke dokter untuk jadwal
konsumsinya
3. TTD dapat diperoleh melalui bidan
desa/tenaga gizi maupun secara mandiri
PEMBERIAN MT BUMIL KEK
1. Prioritas untuk ibu hamil KEK
2. Bila terdapat stok, MT dapat
diberikan keapada semua ibu
hamil
3. MT dapat diperoleh melalui bidan
desa, tenaga gizi pada saat ANC
terjadwal, kunjungan rumah,
diambil oleh anggota keluarga
14. Pelayanan Gizi Balita
Promosi dan konseling PMBA
1. Ibu ODP atau OTG menjalani isolasi
mandiri di rumah, aman menyusui bayi
2. Prioritas konseling adalah ibu dengan
masalah menyusui dan pemberian MP-
ASI
Pemberian kapsul vitamin A
1. Kapsul vitamin A harus tetap diberikan
2. Pastikan pemberian dosis kedua di
bulan Agustus
Pemberian MT balita
1. Prioritas MT diberikan kepada balita
gizi kurang
2. Apabila stok tersedia, MT dapat
diberikan kepada semua balita
Pemantauan Pertumbuhan
1. Dilakukan secara mandiri di rumah atau bila
memungkinkan di Posyandu
2. Waspadai tanda-tanda balita sakit dan kurang
gizi
3. Pemantauan pertumbuhan serentak pada
seluruh sasaran balita harus dilaksanakan
segera saat pandemi COVID 19 dinyatakan
berakhir
Daerah dengan penerapan PSBB, maka tenaga
Kesehatan bersama kader mengidentifikasi balita
berisiko dari hasil penimbangan pada bulan terakhir
• Balita gizi buruk dengan komplikasi medis tetap dirujuk,
sedangkan tanpa komplikasi medis dilakukan rawat jalan
• Bayi < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan BB kurang dari
4 kg, wajib rawat inap
15. Pelayanan gizipadarematri: Pemberian ttd
TTD untuk remaja putri tetap
diberikan walau ada kebijakan
belajar dari rumah (Study From Home)
Rematri ODP, PDP) dan
terkonfirmasi positif, pemberian
TTD ditunda dan dikonsultasikan ke
dokter untuk jadwal konsumsinya
Pemberian TTD sapat dilakukan
melalui Fasyankes, sekolah
maupun diperoleh secara mandiri
KONSELING dan EDUKASI
melalui media daring, media
cetak, media elektronik
16. Pencatatandanpelaporan
Pencatatan dan pelaporan
pelayanan gizi pada masa
pandemic COVID 19 tetap
dilakukan seperti sebelumnya
Buku KIA sebagai alat edukasi dapat
digunakan untuk pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan
yang dilakukan secara mandiri di
rumah.
Pemantauan wilayah
setempat dilakukan melalui
kegiatan surveilans gizi
dengan menganalisis seluruh
sumber data yang tersedia
diantaranya data ePPGBM
1. Feedback berkala secara berjenjang
2. Koordinasi dengan Pendamping Desa
untuk percepatan input melalui xls
3. Diskusi teknis dengan media online
Upaya Percepatan Input
dan Analisis data
Intervensi Spesifik dalam program percepatan pencegahan stunting merupakan tanggung jawab kementerian kesehatan adalah:
Promosi dan konseling pemberian makanan bayi dan anak (PMBA)
Promosi dan konseling menyusui
Meningkatkan pelayanan kesehatan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita
4. Pelayanan imunisasi, pemberian obat cacing
Surveilans gizi, pemantauan dan promosi pertumbuhan dan perkembangan balita
Pemberian suplementasi tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja, serta pemberian vitamin A
Penanagan masalah gizi dengan pemberian makanan tambahan ibu hamil dan balita dan tatalaksana gizi buruk
Adapun peran dan kewenangan Kementerian dan Lembaga lain untuk turut menurunkan angka stunting terkait 5 hal, yaitu:
1. Ketersediaan sumber pangan (Karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin dan mineral). K/L yang terlibat adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Badan POM, Kementerian Kelautan dan Perikanan)
2. Ketersediaan air bersih dan sanitasi, mejnjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-PR) dan Kementerian Desa;
3. Pemberdayaan masyarakat melalui parisipasi posyandu, PKK, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan menengah. K/L yang terkait adalah Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah)
4. Peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat melalui PAUD, BK/RA, BKB. K/L terkaitnya adalaj Kemendikbud, Kemenag, BKKBN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), menjadi tanggung jawab Kemensos.
Untuk itu perlu dilakukan upaya penguatan dan pengembangan serta optimalisasi yaitu:
Penguatan konvergensi: koordinasi kementerian dan lembaga untuk fokus intervensi;
Perlu penguatan peran pemda untuk koordinasi organisasi perangkat daerah;
Pengembangan inovasi intervensi sesuai kearifan local dan
Optimlisasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia (BPS, Badan Ketahanan Pangan, Kemensos, Kemendagri, Kemendes, Kemendagri) untuk aksi
Status tanggap darurat yang diikuti dengan kebijakan PSBB akan berdampak signifikan kehidupan masyarakat, termasuk masalah ekonomi, seperti menurunnya akses dan daya beli masyarakat terhadap pemenuhan pangan bergizi.
Kerawanan pangan dan gizi meningkatkan risiko terjadinya masalah gizi akut, bahkan masalah gizi kronik (stunting) pun mungkin akan meningkat jika penetapan tanggap darurat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Pelayanan gizi pun ikut terdampak karena pembatasan layanan tetapi perlu tetap berjalan dengan melakukan beberapa penyesuaian, sehingga tidak akan memperburuk masalah gizi yang telah ada sebelumnya. Penyesuaian dilakukan berdasarkan kebijakan daerah, dan dapat dibagi menjadi:
Daerah dengan penetapan PSBB dan Transmisi Lokal
Daerah belum menerapkan PSBB, tidak ada transmisi Lokal dan mobilitas minimal
Kunjungan rumah diprioritaskan kepada kelompok sasaran yang berisiko yaitu balita berisiko masalah gizi, ibu hamil KEK dan anemia serta remaja anemia
Kunjungan rumah bertujuan untuk melakukan tindaklanjut intervensi (pemberian MT, TTD dan vitamin A serta memantau kepatuhan konsumsinya), memantau pertumbuhan dan kesehatan balita serta memberikan konselling dan edukasi
Dalam melakukan kunjungan rumah petugas kesehatan/kader harus memperhatikan prosedur pencegahan infeksi yaitu: menggunakan masker, menjaga jarak fisik setidaknya 1-2 meter, konseling dilakukan pada udara terbuka atau ruangan dengan cukup ventilasi, membatasi waktu konseling maksimal 15 menit.
Sebelum melakukan kunjungan rumah, lakukan diskusi dengan ibu melalui telepon/ sms/ aplikasi chat untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu, sehingga konseling dilakukan secara efektif, dalam waktu terbatas, sesuai dengan masalah yang ada.
Konseling lanjutan, bila diperlukan, bisa dilakukan melalui media telepon, maupun SMS atau aplikasi chat lainnya.
Pada masa pandemi covid pemberian TTD ibu hamil tetap dilaksanakan baik melalui kunjungan fasyankes terjadwal, atau melalui kunjungan rumah
TTD dapat diperoleh dari bidan desa atau tenaga gizi maupun secara mandiri
Konseling kepada Ibu serta edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan untuk mengurangi risiko anemia, baik melalui media daring, media cetak seperti poster maupun media eletronik seperti radio
Kelompok/kelas Ibu hamil dapat diganti dengan diskusi kelompok dalam apllikasi chat seperti WhatsApps
Untuk ibu hamil dalam pengawasan (ODP), terduga (PDP) dan terkonfirmasi positif, pemberian TTD ditunda dan dikonsultasikan ke dokter untuk jadwal konsumsinya
Pemberian MT diprioritaskan kepada ibu hamil KEK
MT dapat diperoleh melalui bidan desa atau tenaga gizi saat pemeriksaan ANC dengan perjanjian di fasyankes, melalui kunjungan rumah atau diambil oleh keluarga setelah melalui perjanjian sebelumnya
Bila terdapat stok, MT dapat diberikan kepada semua ibu hamil untuk pencegahan risiko ibu hamil KEK disertai dengan konseling/edukasi gizi
Ibu yang berstatus ODP atau OTG dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, aman menyusui bayi sepanjang dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penularan infeksi.
Pada masa Pandemi COVID-19, kapsul Vitamin A harus tetap diberikan kepada semua bayi 6-11 bulan (1 kali) dan Balita 12-59 bulan (2 kali) pada bulan Pebruari dan Agustus, termasuk pada balita dengan status OTG dan ODP
Pemberian kapsul Vitamin A dapat diberikan melalui kunjungan rumah atau di fasyankes dengan tetap memperhatikan physical distancing dan menggunakan APD.
Bila kapsul diberikan di Fasyankes, ibu tidak perlu membawa anaknya karena pemberian kapsul Vitamin A dapat dilakukan di rumah.
Perlu dipastikan pemberian dosis kedua di bulan Agustus harus terlaksana sampai ke sasaran
Memastikan tidak ada donasi atau pemberian susu formula tanpa adanya indikasi medis.
Konseling diprioritaskan pada ibu yang memiliki masalah menyusui, dan masalah pemberian MP-ASI
Konseling dilakukan setelah sebelumnya melakukan kajian masalah melalui telpon dan melakukan janji temu.
Kelompok prioritas untuk mendapatkan MT adalah balita gizi kurang.
Apabila stok tersedia, MT dapat diberikan kepada semua balita dan disertai dengan edukasi gizi.
Distribusi MT dapat dilakukan melalui mekanisme yang disepakati dengan memperhatikan prinsip pencegahan penularan COVID-19.
Konseling dan edukasi dilaksanakan untuk memastikan konsumsi MT dan asupan gizi seimbang bagi bayi dan anak melalui aplikasi chat, SMS atau telepon
Kelas Balita gizi kurang dapat digantikan dengan membentuk kelompok ibu dalam aplikasi chat untuk memantau dan memberikan informasi penting pertumbuhan balita
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita dilakukan secara mandiri di rumah, atau bila memungkinkan dapat melakukannya di Posyandu dengan mematuhi prinsip pencegahan infeksi dan physical distancing, sesuai keputusan pemerintah daerah setempat.
Jika ditemukan satu atau lebih tanda-tanda pada anak: anak kelihatan kurus, timbul demam, ada darah dalam tinja, terjadi diare berulang dan semakin parah, muntah terus menerus, anak terlihat sangat haus, serta anak tidak mau makan dan minum, segera menghubungi bidan desa atau membawa anak ke fasilitas kesehatan
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan harus segera dilaksanakan pada seluruh sasaran balita secara serentak saat pandemic COVID 19 dinyatakan berakhir
Balita gizi buruk dengan komplikasi medis tetap dirujuk ke fasilitas rawat inap, sedangkan Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis melakukan rawat jalan di Fasyankes.
Bayi dibawah 6 bulan dan Balita ≥ 6 bulan dengan berat badan di bawah 4 kg, walaupun tanpa komplikasi medis wajib rawat inap.
Memastikan ketersediaan logistik untuk penanganan gizi buruk setidaknya untuk tiga bulan (mineral mix dan vitamin A)
Penapisan dilakukan baik secara mandiri, melalui kunjungan rumah atau saat kunjungan balita ke Fasyankes (misalkan pada saat imunisasi)
TTD untuk remaja putri tetap diberikan walau ada kebijakan belajar dari rumah (Study From Home)
Pemberian TTD dapat dilakukan:
Melalui fasyankes setelah siswa melakukan koordinasi dengan guru dan Bidan/ Tenaga gizi
Melalui sekolah bila TTD diberikan sebelum sekolah memberlakukan SFH
Secara mandiri dengan remaja putri membeli TTD yang sesuai atau setara komposisinya dengan TTD Program
Untuk rematri dalam pengawasan (ODP), terduga (PDP) dan terkonfirmasi positif, pemberian TTD ditunda dan dikonsultasikan ke dokter untuk jadwal konsumsinya
Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi pada masa pandemic COVID 19 tetap dilakukan seperti sebelumnya, termasuk pencatatan dan pelaporan hasil pemantauan pertumbuhan di Posyandu apabila Posyandu masih beroperasi dengan pembatasan
Buku KIA sebagai alat edukasi juga dapat digunakan oleh ibu balita untuk mencatat hasil penimbangan pada pemantauan pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan secara mandiri di rumah. Namun hasil penimbangan tersebut tidak perlu dilaporkan sebagai cakupan kinerja program.
Pemantauan wilayah setempat dilakukan melalui kegiatan surveilans gizi dengan menganalisis seluruh sumber data yang tersedia diantaranya data ePPGBM. Informasi yang dihasilkan digunakan untuk menentukan prioritas kunjungan terjadwal atau konseling melalui media komunikasi (telpon, aplikasi chat atau SMS)