Implementasi ILP di Prov Kalsel 2023.pptxSatria262387
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kementerian lain melakukan transformasi sistem pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Dengan mengintegrasikan semua program yang ada di Kementerian Kesehatan. Layanan primer adalah layanan dasar yang dilakukan oleh puskesmas. Integrasi dilakukan ke semua program termasuk FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) lainnya.
Integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan lompatan besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dari tingkat desa hingga kelurahan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan menyeluruh, dengan fokus pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.
Menghadapi situasi pandemi COVID-19 saat ini, diperlukan adanya panduan pelayanan gizi bagi tenaga kesehatan pada saat tanggap darurat COVID-19, sehingga upaya meningkatkan mutu gizi terutama bagi kelompok rawan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan remaja puteri dapat tetap berjalan. Pelaksanaan pelayanan gizi di masyarakat dilakukan dengan penyesuaian terkait kebijakan pembatasan sosial yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Implementasi ILP di Prov Kalsel 2023.pptxSatria262387
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kementerian lain melakukan transformasi sistem pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Dengan mengintegrasikan semua program yang ada di Kementerian Kesehatan. Layanan primer adalah layanan dasar yang dilakukan oleh puskesmas. Integrasi dilakukan ke semua program termasuk FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) lainnya.
Integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan lompatan besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dari tingkat desa hingga kelurahan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan menyeluruh, dengan fokus pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat.
Menghadapi situasi pandemi COVID-19 saat ini, diperlukan adanya panduan pelayanan gizi bagi tenaga kesehatan pada saat tanggap darurat COVID-19, sehingga upaya meningkatkan mutu gizi terutama bagi kelompok rawan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan remaja puteri dapat tetap berjalan. Pelaksanaan pelayanan gizi di masyarakat dilakukan dengan penyesuaian terkait kebijakan pembatasan sosial yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. PEDULI HATI
• Pemantauan terpadu pada ibu hamil dan balita resiko tinggi yang
melibatkan berbagai unsur yang ada selain Bidan yaitu lintas program
terkait, masyarakat, dan lintas sektoral. Lintas program yaitu Kesling,
kesehatan Jiwa, P2P, promkes dll.
3. Profil Puskesmas Ngadirejo
• . Puskesmas Ngadirejo memiliki 11 wilayah kerja terdiri dari 1 Kelurahan dan 10 desa binaan. Dalam
melaksanakan pelayanan pada masyarakat maka diperlukan Sumber Daya Manusia yang memadai.
Karyawan Karyawati Puskesmas Ngadirejo per Januari 2022 memiliki pegawai (PNS) sejumlah 50
orang, tenaga BLUD sejumlah 16 orang, dan tenaga SS sejumlah 6 orang.
• Puskesmas Ngadirejo memiliki beberapa program yaitu dibagi dalam Pelayanan Perorangan (UKP)
dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UKM).
• Pelayanan Rawat jalan terdiri dari Poli Umum, IGD, Pelayanan Gigi Mulut, Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak, IVA dan KB, Imunisasi, MTBS, ISPA, Fisioterapi, Gizi, Laboratorium, Farmasi, konseling
• Pelayanan UKM yaitu Posyandu Bayi, Posyandu Lansia, Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu balitaPosbindu
(Penyakit Tidak Menular), Surveilans P2 (Penyakit Menular), UKS, dan Kesehatan Jiwa.
• Pelayanan SPM meliputi Kesehatan Ibu Hamil dan bersalin, Pelayanan kesehatan bayi baru lahir,
pelayanan Bayi, Pelayanan anak usia pendidikan dasar, usia produktif, usia lanjut, pelayanan
kesehatan penderita diabetes melitus, hipertensi, dan orang dengan resiko terinfeksi HIV, pelayanan
kesehatan terduga TB dan orang dengan gangguan jiwa berat.
4. Profil Kesehatan Ibu dan Anak
• Sebagai salah satu program SPM di Puskesmas Ngadirejo yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat Kesehatan ibu dan anak serta untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak maka
diperlukan sumber daya manusia yang memadai
5.
6. ANALISIS MASALAH
• Kasus ibu hamil dan bayi resiko tinggi di Puskesmas Ngadirejo masih tinggi
• Deteksi resiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan 175
• Deteksi resiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat 73
• Cakupan kasus komplikasi kebidanan dirujuk86
• Cakupan Neonatal Komplikasi ditangani 94
• Cakupan Neonatal Komplikasi dirujuk 26
• Jumlah Kematian ibu 0
• Jumlah kematian bayi 6
7. • Dengan penemuan kasus resiko tinggi pada ibu hamil dan neonatal yang cukup tinggi yang
bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi maka diperlukan suatu inovasi yang bertujuan
untuk memantau kondisi ibu hamil dan neonatal, bayi, Bayi resiko tinggi. Untuk itu diperlukan
suatu inovasi yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan
melakukan pemantauan secara terpadu pada ibu dan bayi
8. Kelompok Sosial Yang berpengaruh
1.Institusi (Dinas kesehatan
dan Puskesmas Ngadirejo
terutama bidang Kesehatan Ibu
dan Anak), dimana melalui
inovasi ini akan menunjang
dalam tercapainya sasaran
program atau tujuan program.
1.Masyarakat dan Keluarga,
dengan adanya inovasi ini
masyarakat dan keluarga dan
instusi lintas sectoral
mendapatkan pengetahuan
tentang resiko tinggi pada ibu
hamil dan Bayi resiko tinggi.
9. Usulan Pemecahan Masalah
• PEDULI HATI adalah inovasi yang diusulkan oleh Programmer KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Puskesmas Ngadirejo dalam rangka untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka
kemantian neonatal di Puskesmas Ngadirejo
• Usulan ini telah telah disetujui oleh Kepala Puskesmas Ngadirejo. Kegiatan ini didanai oleh
dana BOK. PEDULI HATI sebagai Inovasi Puskesmas Ngadirejo ini dinilai mampu meningkatkan
kewaspadaan terhadap angka kesaktan dan angka kematian ibu dan bayi
10. PEDULI HATI menyelesaikan masalah dengan cara baru dan berbeda
• pemantauan ibu hamil dab bayi dilakukan secara terpadu dari mulai kontak pertama dengan petugas Kesehatan.
• Begitu ditemukan kasus resiko tinggi pada ibu hamil maka dilakukan pemantauan kepada ibundan bayi tersebut.
Bila kontak pertama ibu dengan Bidan Desa maka akan dilakukan rujukan ke puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, bila kontak pertama dilakukan di puskesmas maka bikor akan memberitahu bidan
Pembina wilayah untuk melakukan pemantauan.
• Bila kasus resiko tinggi ditemukan di luar Puskesmas dan jaringannya diharapkan pihak jejaring untuk
melaporkan di grup sehingga bisa ditindaklanjuti.
• Kegiatan PEDULI HATI berupa kunjungan rumah, pendampingan dan pemantauan dan memberikan rujukan bila
diperlukan, penyuluhan dan edukasi diberikan kepada ibu baik secara langsung pada saat periksa kehamilan baik
di Puskesmas atau Posyandu, maupun secara kelompok pada saat kelas ibu hamil dan kelas ibu Balita.
• Kunjungan rumah pada ibu hamil dan Bayi resiko tinggi dengan melibatkan bidan desa, lintas program terkait dan
kader.
• Rujukan dilakukan baik berupa rujukan internal maupun rujukan berjenjang sesuai kondisi ibu hamil dan Bayi
resiko tinggi. Maka dari itu diperlukan peran berbagai pihak dalam pelaksanaannya meliputi Bidan Desa, Bidan
desa, Linprog, Linsek, dan Kader Kesehatan Resti.
11. Pelaksanaan dan penerapan inovasi PEDULI HATI
1.Pendataan dan skrining Ibu Hamil dan Bayi Resiko Tinggi di 11 Desa wilayah Puskesmas Ngadirejo.
1.Penempelan stiker P4K
1.Melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dan Bayi secara terpadu
1.kelas ibu hamil dan kelas ibu Bayi.
1.Pelatihan kader Kesehatan Resti dan kader posyandu agar kader lebih memahami resiko tinggi pada ibu hamil dan Bayi.
1.Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil dan Bayi resiko tingit.
1.Pelaporan dan Rujukan .
1.Koordinasi Lintas sectoral
12. Pemangku kepentingan yang terlibat
Kepala
Puskesmas
Bidan
Pembina
Wilayah,
Kader
KPendamping
Resti,
Bidan
Puskesmas,
Dokter,
Lintas
Program
Dinas
Kesehatan
RS
13. Sumber daya yang digunakan untuk memantau
kegiatan
Ketua Seksi Bidang Kesga
Dinas Kesehatan
Kepala Puskesmas
Ngadirejo selaku Kepala
Penanggung jawab,
PJ UKM selaku
penanggung jawab upaya
Kesehatan masyarakat,
Bikor, Bidan Desa, Programer,
Kepala Desa, masyarakat
dan
Lintas sektoral
14. Sistem yang diterapkan untuk memantau
kemajuan
laporan dari kader, bidan
desa
Pemeriksaan ibu dan Bayi
resiko tinggi di
puskesmas dan data dari
jejaring.
Pemantauan dan
pemeriksaan kesehatan
pada ibu dan Bayi resiko
tinggi dengan melakukan
kunjungan rumah.
15. Keluaran (output) yang paling berhasil
1.Semua Ibu hamil dan Bayi
resiko tinggi mendapatkan
pelayanan Kesehatan dan
pemantauan resiko tinggi.
Peningkatan peran serta
masyarakat, kader, lintas
program, lintas sektoral yang
dapat mendukung pemantauan
Kesehatan ibu hamil dan Bayi
resiko tinggi
16. Kendala Yang dihadapi
1
• Kurangnya
pengetahuan
dan kesadaran
keluarga di
masyarakat
tentang Ibu
Hamil dan Bayi
Resiko Tinggi.
2
• Kurangnya
peran serta
kader dalam
pelaksanaan
program
PEDULI HATI
3
• Ibu hamil yang
periksa diluar
Puskesmas dan
jaringannya
sering tidak
terlaporkan
sehingga data
hilang
17. MANFAAT DAN DAMPAK POSITIF
1.Meningkatkan
derajat
kesehatan ibu
dan Bayi
masyarakat di
wilayah
Puskesmas
Ngadirejo.
1.Meningkatkan
pengetahuan,
pemahaman dan
kesadaran
masyarakat
terhadap
kesehatan
Kesehatan ibu
dan anak.
1.Meningkatkan
pelayanan
kesehatan ibu
hamil dan Bayi
Resiko tinggi.
1.Mendeteksi
secara dini ibu
hamil dan Bayi
dengan resiko
tinggi
1.Memberikan
pertolongan
pertama pada
ibu hamil dan
Bayi resiko
tinggi seb
18. Sebelum dan Sesudah Inovasi
• Sebelum : Sebelum dilaksanakan inovasi PEDULI HATI, banyak ibu hamil fan bayi resiko tinggi
tidak terpantau semua, hal ini karena tidak semua ibu hamil dan bayi resiko tinggi periksa di
puskesmas dan bidan desa sehingga banyak data yang hilang, system pelaporan oleh jejaring
belum teratur. Pemantauan hanya dilakukan bidan dan bidan Desa tanpa melibatkan peran
kader, lintas program dan Lintas sektoral.
• Sesudah : Adanya inovasi PEDULI HATI ini, pendataan dan pelaporan ibu hamil dan bayi
resiko tinggi lebih teratur, terdapat format untuk pelaporan. Ibu hamil dan Bayi resiko
tinggi dipantau setiap bulannya, pemantauan tidak hanya dilakukan oleh Bidan dan Bidan
Desa tetapi melibatkan peran kader dan Lintas Program.
• Pemantauan dilakukan secara terpadu sehingga ibu hamil dan bayi resiko tinggi bisa
mendapatkan pertolongan dan rujukan segera bila kondisinya membutuhkan pertolongan.
19. Keberlanjutan dan Replikasi
• Kegiatan inovasi PEDULI HATI dapat terus dilaksanakan setiap bulannya dan dilakukan replikasi
dan modifikasi sesuai keutuhan. Kegiatan inovasi PEDULI HATI telah akan dimasukkan
kedalam pendanaan BOK Puskesmas Ngadirejo.