SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
STRUKTUR BETON II
41310 – 3 SKS
Dr. Arianta
Gati Annisa Hayu., M.T., M.Sc
Pekan 11
11
- SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG PENAHAN
BEBAN GEMPA
- DESAIN KAPASITAS
- SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
1. SISTEM STRUKTUR
PENAHAN GEMPA
3
vAcuan perencanaa bangunan beton bertulang tahan gempa di Indonesia
adalah SNI Gempa (SNI 1726:2019) dan SNI Beton (SNI 2847:2019).
vBerdasarkan SNI Beton (SNI 2847:2019)
vKDS D, E, F direncanakan menggunakan sistem struktur penahan lateral
yang memenuhi persyaratan detailing khusus atau tingkat daktilitas
penuh
Kategori Desain Seismik
KDS A,B KDS C KDS D, E, F
Risiko Seismik Rendah Risiko Seismik Menengah Risiko Seismik Tinggi
1. SISTEM STRUKTUR
PENAHAN GEMPA
4
v(SNI Beton (SNI 2847:2019)
Pasal 18.
1. SISTEM STRUKTUR
PENAHAN GEMPA
5
vSistem struktur penahan beban lateral:
vStruktur Rangka Pemikul Momen (SRPM)
vSistem Dinding Struktural (SDS)
vSRPM adalah sistem rangka ruang dimana komponen balok, kolom, dan
join-nya menahan gaya yang bekerja melalui aksi lentur, aksial, dan geser.
vSRPM dibedakan menjadi: SRPMB (KDS B), SRPMM (KDS C), & SRPMK
(KDS D,E,F)
1. SISTEM STRUKTUR
PENAHAN GEMPA
6
vSDS adalah dinding yang diproporsikan untuk menahan kombinasi gaya
geser, momen, dan gaya aksial yang disebabkan beban gempa.
vSDS dibedakan menjadi: SDSB (KDS C) dan SDSK (KDS D, E, F)
1. SISTEM STRUKTUR
PENAHAN GEMPA
7
source: https://dok123.com
BEBAN GRAVITASI
BEBAN GEMPA
8
2. DESAIN
KAPASITAS
vBangunan tahan gempa pada umumnya didesain terhadap gaya gempa
yang lebih rendah dari pada gaya gempa rencana.
vHal ini bertujuan untuk menghasilkan struktur yang berperilaku inelastic
saat menerima beban gempa.
vMeskipun perilakunya inelastic, struktur harus kuat menahan beban
gempa rencana atau gempa yang lebih besar.
vDidesain menggunakan metode desain kapasitas.
9
2. DESAIN
KAPASITAS vDesain kapasitas dilakukan agar
keruntuhan getas tidak terjadi.
vDiharapkan keruntuhan daktail saja yang
terjadi.
vMetode desain kapasitas umumnya
diaplikasikan pada balok, kolom, join, dan
dinding.
vMetode desain kapasitas diaplikasikan
untuk menjamin keruntuhan hanya terjadi
pada bagian yang lemah.
Source: indiaMART.com
10
2. DESAIN
KAPASITAS vBeam sway menghasilkan perilaku lebih
baik dari column sway/soft storey.
vBeam sway merupakan mekanisme
keruntuhan yang paling ideal dan
menghasilkan hysteresis yang stabil.
vPerilaku hysteresis yang stabil terjadi jika
pembentukan sendi-sendi plastis (plastic
hinges) didominasi perilaku lentur.
vDilakukan detailing.
Source: undip.ac.id
Beam Sway
Column Sway
a. Persyaratan Gaya dan
Geometri
11
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vBerdasarkan Pasal 18.6, komponen struktur lentur didefinisikan sebagai
komponen struktur dimana gaya aksial tekan terfaktor yang bekerja pada
penampangnya tidak melebihi
𝐴!𝑓′"
10
a. Persyaratan Gaya dan Geometri
12
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vBentang bersih, ln, harus minimal 4d
vLebar penampang, bw, harus
sekurangnya nilai terkecil dari 0,3h dan
250 mm
vProyeksi lebar balok yang melampaui
lebar kolom penumpu tidak boleh
melebihi nilai terkecil dari c2 dan 0,75c1
pada setiap sisi kolom.
source: https://tatangw.blogspot.com
ln
ln
𝑑
> 4
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
13
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vHarus memiliki setidaknya dua buah tulangan menerus pada sisi atas dan
bawah penampang.
vMasing-masing luas tulangan atas dan bawah harus lebih besar dari luas
tulangan minimum yang dipersyaratkan, yaitu: atau
vRasio tulangan rasio maksimum, 𝜌!"#, juga dibatasi sebesar 0,025.
0,25𝑏#𝑑 𝑓′"
𝑓$
1,4𝑏#𝑑
𝑓$
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
14
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
0,25𝑏!𝑑 𝑓′"
01,4𝑏!𝑑
Source: Seismic Design of Reinforced, 2008
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
15
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vKekuatan momen positif pada muka joint harus tidak kurang dari setengah
kekuatan momen negative pada muka joint tersebut.
vKekuatan momen positif dan negative pada sembarang penampang di
sepanjang bentang komponen struktur tidak boleh kurang dari
seperempat kekuatan momen maksimum pada muka kedua joint.
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
16
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vKekuatan momen positif pada muka joint harus tidak kurang dari setengah
kekuatan momen negative pada muka joint tersebut.
vKekuatan momen positif dan negative pada sembarang penampang di
sepanjang bentang komponen struktur tidak boleh kurang dari
seperempat kekuatan momen maksimum pada muka kedua joint.
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
17
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
0,25𝑏!𝑑 𝑓′"
1,4𝑏!𝑑
Source: Seismic Design of Reinforced, 2008
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
18
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vSambungan lewatan tulangan longitudinal diizinkan jika Sengkang
pengekang atau spiral dipasang sepanjang sambungan lewatan.
vSpasi tulangan transversal yang melingkupi batang tulangan yang
disambung-lewatkan tidak boleh mlebihi nilai terkecil dari d/4 dan 100
mm.
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
19
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vSambungan lewatab tidak boleh digunakan pada lokasi:
vDalam joint atau hubungan balok kolom (HBK)
vDalam jarak dua kali tinggi balok (2h) dari muka joint
vDalam jarak dua kali tinggi balok dari penampang kritis dimana
pelelehan lentur dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi lateral
yang melampaui perilaku elastis.
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
20
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
Batasan ini perlu diperhatikan karena dalam perencanaan
SRPMK, sambungan lewatan tidak dapat diandalkan dapat
menerima beban siklik yang memaksa penampang
berdeformasi dalam rentang inelastisnya.
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
21
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
Source: https://ocw.upj.ac.id
c. Persyaratan Tulangan
Transversal
22
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vTulangan transversal pada komponen lentur dibutuhkan terutama untuk:
v menahan geser
vmengekang daerah inti penampang beton
vmenyediakan tahanan lateral bagi batang-batang tulangan lentur
dimana tegangan leleh dapat terbentuk.
vTulangan transversal pada SRPMK harus berupa sengkang tertutup.
c. Persyaratan Tulangan
Transversal
23
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vSengkang tertutup harus dipasang pada daerah berikut:
v sepanjang jarak yang sama dengan dua kali tinggi balok (2H) diukur
dari muka kolom penumpu ke arah tengah bentang, di kedua ujung
balok
vSepanjang jarak yang sama dengan dua kali tinggi balok (2H) pada
kedua sisi suatu penampang dimana pelelehan lentur (sendi plastis)
dimungkinkan terjadi
b. Persyaratan Tulangan
Longitudinal
24
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
Source: Jurnal Polines
c. Persyaratan Tulangan
Transversal
25
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vSengkang tertutup pertama harus dipasang 50 mm dari muka tumpuan.
Spasi Sengkang tertutup tidak boleh melebihi:
v d/4
vEnam kali diameter tulangan memanjang
v150 mm
b. Persyaratan Tulangan
Transversal
26
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
Source: Jurnal Polines
c. Persyaratan Tulangan
Transversal
27
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
vSengkang pengekang pada balok diizinkan terdiri dari dua batang
tulangan, yaitu: sebuah Sengkang yang mempunyai kait gempa pada
kedua ujungnya dan ikat silang (crosstie) sebagai penutup.
vIkat silang berurutan yang mengikat batang tulangan longitudinal yang
sama harus memiliki kait 90° yang dipasang selang-seling pada sisi yang
berlawanan dari komponen struktur lentur.
28
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK
Source: https://lauwtjunnji.weebly.com
29
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK d. Persyaratan Kuat Geser Struktur
Lentur
vKuat geser perlu (Ve) pada struktur lentur SRPMK harus ditentukan berdasarkan gaya static pada
komponen struktur antara dua muka tumpuan.
Ve = gaya geser ultimit balok akibat gempa
Mpr1 = probable moment diperletakan 1 akibat goyangan ke kiri atau ke kanan
Mpr2 = probable moment diperletakan 2 akibat goyangan ke kiri atau ke kanan
Wu = 1,2D + 1L
Ln = Panjang bentang bersih balok
𝑉
% =
𝑀&'( + 𝑀&')
𝑙*
±
𝑊
+𝑙*
2
30
3. STRUKTUR
LENTUR SRPMK d. Persyaratan Kuat Geser Struktur
Lentur
vPerencanaan geser dilakukan dengan mengasumsikan bahwa baik beton ataupun tulangan baja
transversal sama-sama menahan gaya geser.
vNamun khusus untuk daerah tempat terjadinya sendi plastis (2h dari muka kolom), tulangan
transversal harus dirancang untuk menahan kuat geser perlu dengan menganggap kontribusi
penampang beton dalam menahan geser (Vc) = 0 selama:
vGaya geser akibat gempa (suku pertama) mewakili setengah atau lebih dari kuat geser
perlu maksimum di sepanjang daerah tersebut
vGaya aksial tekan terfaktor pada penampang, termasuk akibat beban gempa, lebih kecil
dari 𝐴!𝑓′"/20
THANKS!
Any question?
31

More Related Content

What's hot

Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_
Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_
Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_Uriel Vélez Orejuela
 
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer Review
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer ReviewPerformance Based Design, Value Engineering, and Peer Review
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer ReviewAIT Solutions
 
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdf
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdfSTEVEN SPIELBERG - Biography.pdf
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdfPiyushPriyadarshi27
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalen
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalenPerencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalen
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalenFahreza Azhar
 
Seismic Analysis of Elevated Water Tank
Seismic Analysis of Elevated Water TankSeismic Analysis of Elevated Water Tank
Seismic Analysis of Elevated Water TankKalaivanan Murthy
 
5 presentasi kelompok (atap kayu)
5   presentasi kelompok (atap kayu)5   presentasi kelompok (atap kayu)
5 presentasi kelompok (atap kayu)GondarCool
 
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and Torsion
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and TorsionCE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and Torsion
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and TorsionFawad Najam
 
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design Philosophy
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design PhilosophyCE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design Philosophy
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design PhilosophyFawad Najam
 
Time History Analysis With Recorded Accelerograms
Time History Analysis With Recorded AccelerogramsTime History Analysis With Recorded Accelerograms
Time History Analysis With Recorded AccelerogramsAlessandro Palmeri
 
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?Academia de Ingeniería de México
 
App4 time history analysis
App4 time history analysisApp4 time history analysis
App4 time history analysisrafa far
 
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedungWendo Enyos
 
Seismic Design Of Structures Project
Seismic Design Of Structures ProjectSeismic Design Of Structures Project
Seismic Design Of Structures ProjectGunjan Shetye
 
perencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptxperencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptxdarmadi ir,mm
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
American water works_association_america
American water works_association_americaAmerican water works_association_america
American water works_association_americaJosephFaustinMbe
 

What's hot (20)

Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_
Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_
Direct displacement design_methodology_for_woodframe_buildings_
 
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer Review
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer ReviewPerformance Based Design, Value Engineering, and Peer Review
Performance Based Design, Value Engineering, and Peer Review
 
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdf
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdfSTEVEN SPIELBERG - Biography.pdf
STEVEN SPIELBERG - Biography.pdf
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalen
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalenPerencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalen
Perencanaan bangunan menggunakan analisa statik ekuivalen
 
Seismic Analysis of Elevated Water Tank
Seismic Analysis of Elevated Water TankSeismic Analysis of Elevated Water Tank
Seismic Analysis of Elevated Water Tank
 
5 presentasi kelompok (atap kayu)
5   presentasi kelompok (atap kayu)5   presentasi kelompok (atap kayu)
5 presentasi kelompok (atap kayu)
 
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and Torsion
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and TorsionCE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and Torsion
CE72.52 - Lecture 3b - Section Behavior - Shear and Torsion
 
2019 CRW - Understanding Ground Bearing Capacities (Mike Walsh presentation)
2019 CRW - Understanding Ground Bearing Capacities (Mike Walsh presentation)2019 CRW - Understanding Ground Bearing Capacities (Mike Walsh presentation)
2019 CRW - Understanding Ground Bearing Capacities (Mike Walsh presentation)
 
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design Philosophy
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design PhilosophyCE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design Philosophy
CE 72.32 (January 2016 Semester) Lecture 2 - Design Philosophy
 
Time History Analysis With Recorded Accelerograms
Time History Analysis With Recorded AccelerogramsTime History Analysis With Recorded Accelerograms
Time History Analysis With Recorded Accelerograms
 
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?
From force-based to displacement-based seismic design. What comes next?
 
App4 time history analysis
App4 time history analysisApp4 time history analysis
App4 time history analysis
 
BETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.pptBETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.ppt
 
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
123756903 perhitungan-struktur-baja-gedung
 
Seismic Design Of Structures Project
Seismic Design Of Structures ProjectSeismic Design Of Structures Project
Seismic Design Of Structures Project
 
perencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptxperencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptx
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
American water works_association_america
American water works_association_americaAmerican water works_association_america
American water works_association_america
 
Stillads kursus på kts 2014
Stillads kursus på kts 2014Stillads kursus på kts 2014
Stillads kursus på kts 2014
 

Similar to Pekan 11 - SRPMK.pdf

Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
 
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKMakalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKLoeky Palakka
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakMaman Asep
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur betonbudiMekka
 
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdf
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdfsistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdf
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdfEwRiscaSqueershe
 
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanMetode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanHandry J
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptAlrifqi3
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserKetut Swandana
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanmoses hadun
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1moses hadun
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 

Similar to Pekan 11 - SRPMK.pdf (20)

zzzzzz
zzzzzzzzzzzz
zzzzzz
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKMakalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 
Spektek
SpektekSpektek
Spektek
 
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
 
Rujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdfRujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdf
 
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdf
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdfsistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdf
sistemrangkabresingkonsentrik-150714093858-lva1-app6891.pdf
 
Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2
 
Part 5
Part 5Part 5
Part 5
 
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanMetode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geser
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringan
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
 
Tugas3_Rekayasa Gempa
Tugas3_Rekayasa GempaTugas3_Rekayasa Gempa
Tugas3_Rekayasa Gempa
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan1556525088perencanaan jembatan
1556525088perencanaan jembatan
 
Rujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdfRujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdf
 

Recently uploaded

UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 

Recently uploaded (16)

UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 

Pekan 11 - SRPMK.pdf

  • 1. STRUKTUR BETON II 41310 – 3 SKS Dr. Arianta Gati Annisa Hayu., M.T., M.Sc
  • 2. Pekan 11 11 - SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG PENAHAN BEBAN GEMPA - DESAIN KAPASITAS - SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
  • 3. 1. SISTEM STRUKTUR PENAHAN GEMPA 3 vAcuan perencanaa bangunan beton bertulang tahan gempa di Indonesia adalah SNI Gempa (SNI 1726:2019) dan SNI Beton (SNI 2847:2019). vBerdasarkan SNI Beton (SNI 2847:2019) vKDS D, E, F direncanakan menggunakan sistem struktur penahan lateral yang memenuhi persyaratan detailing khusus atau tingkat daktilitas penuh Kategori Desain Seismik KDS A,B KDS C KDS D, E, F Risiko Seismik Rendah Risiko Seismik Menengah Risiko Seismik Tinggi
  • 4. 1. SISTEM STRUKTUR PENAHAN GEMPA 4 v(SNI Beton (SNI 2847:2019) Pasal 18.
  • 5. 1. SISTEM STRUKTUR PENAHAN GEMPA 5 vSistem struktur penahan beban lateral: vStruktur Rangka Pemikul Momen (SRPM) vSistem Dinding Struktural (SDS) vSRPM adalah sistem rangka ruang dimana komponen balok, kolom, dan join-nya menahan gaya yang bekerja melalui aksi lentur, aksial, dan geser. vSRPM dibedakan menjadi: SRPMB (KDS B), SRPMM (KDS C), & SRPMK (KDS D,E,F)
  • 6. 1. SISTEM STRUKTUR PENAHAN GEMPA 6 vSDS adalah dinding yang diproporsikan untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang disebabkan beban gempa. vSDS dibedakan menjadi: SDSB (KDS C) dan SDSK (KDS D, E, F)
  • 7. 1. SISTEM STRUKTUR PENAHAN GEMPA 7 source: https://dok123.com BEBAN GRAVITASI BEBAN GEMPA
  • 8. 8 2. DESAIN KAPASITAS vBangunan tahan gempa pada umumnya didesain terhadap gaya gempa yang lebih rendah dari pada gaya gempa rencana. vHal ini bertujuan untuk menghasilkan struktur yang berperilaku inelastic saat menerima beban gempa. vMeskipun perilakunya inelastic, struktur harus kuat menahan beban gempa rencana atau gempa yang lebih besar. vDidesain menggunakan metode desain kapasitas.
  • 9. 9 2. DESAIN KAPASITAS vDesain kapasitas dilakukan agar keruntuhan getas tidak terjadi. vDiharapkan keruntuhan daktail saja yang terjadi. vMetode desain kapasitas umumnya diaplikasikan pada balok, kolom, join, dan dinding. vMetode desain kapasitas diaplikasikan untuk menjamin keruntuhan hanya terjadi pada bagian yang lemah. Source: indiaMART.com
  • 10. 10 2. DESAIN KAPASITAS vBeam sway menghasilkan perilaku lebih baik dari column sway/soft storey. vBeam sway merupakan mekanisme keruntuhan yang paling ideal dan menghasilkan hysteresis yang stabil. vPerilaku hysteresis yang stabil terjadi jika pembentukan sendi-sendi plastis (plastic hinges) didominasi perilaku lentur. vDilakukan detailing. Source: undip.ac.id Beam Sway Column Sway
  • 11. a. Persyaratan Gaya dan Geometri 11 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vBerdasarkan Pasal 18.6, komponen struktur lentur didefinisikan sebagai komponen struktur dimana gaya aksial tekan terfaktor yang bekerja pada penampangnya tidak melebihi 𝐴!𝑓′" 10
  • 12. a. Persyaratan Gaya dan Geometri 12 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vBentang bersih, ln, harus minimal 4d vLebar penampang, bw, harus sekurangnya nilai terkecil dari 0,3h dan 250 mm vProyeksi lebar balok yang melampaui lebar kolom penumpu tidak boleh melebihi nilai terkecil dari c2 dan 0,75c1 pada setiap sisi kolom. source: https://tatangw.blogspot.com ln ln 𝑑 > 4
  • 13. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 13 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vHarus memiliki setidaknya dua buah tulangan menerus pada sisi atas dan bawah penampang. vMasing-masing luas tulangan atas dan bawah harus lebih besar dari luas tulangan minimum yang dipersyaratkan, yaitu: atau vRasio tulangan rasio maksimum, 𝜌!"#, juga dibatasi sebesar 0,025. 0,25𝑏#𝑑 𝑓′" 𝑓$ 1,4𝑏#𝑑 𝑓$
  • 14. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 14 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK 0,25𝑏!𝑑 𝑓′" 01,4𝑏!𝑑 Source: Seismic Design of Reinforced, 2008
  • 15. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 15 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vKekuatan momen positif pada muka joint harus tidak kurang dari setengah kekuatan momen negative pada muka joint tersebut. vKekuatan momen positif dan negative pada sembarang penampang di sepanjang bentang komponen struktur tidak boleh kurang dari seperempat kekuatan momen maksimum pada muka kedua joint.
  • 16. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 16 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vKekuatan momen positif pada muka joint harus tidak kurang dari setengah kekuatan momen negative pada muka joint tersebut. vKekuatan momen positif dan negative pada sembarang penampang di sepanjang bentang komponen struktur tidak boleh kurang dari seperempat kekuatan momen maksimum pada muka kedua joint.
  • 17. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 17 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK 0,25𝑏!𝑑 𝑓′" 1,4𝑏!𝑑 Source: Seismic Design of Reinforced, 2008
  • 18. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 18 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vSambungan lewatan tulangan longitudinal diizinkan jika Sengkang pengekang atau spiral dipasang sepanjang sambungan lewatan. vSpasi tulangan transversal yang melingkupi batang tulangan yang disambung-lewatkan tidak boleh mlebihi nilai terkecil dari d/4 dan 100 mm.
  • 19. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 19 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vSambungan lewatab tidak boleh digunakan pada lokasi: vDalam joint atau hubungan balok kolom (HBK) vDalam jarak dua kali tinggi balok (2h) dari muka joint vDalam jarak dua kali tinggi balok dari penampang kritis dimana pelelehan lentur dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi lateral yang melampaui perilaku elastis.
  • 20. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 20 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK Batasan ini perlu diperhatikan karena dalam perencanaan SRPMK, sambungan lewatan tidak dapat diandalkan dapat menerima beban siklik yang memaksa penampang berdeformasi dalam rentang inelastisnya.
  • 21. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 21 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK Source: https://ocw.upj.ac.id
  • 22. c. Persyaratan Tulangan Transversal 22 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vTulangan transversal pada komponen lentur dibutuhkan terutama untuk: v menahan geser vmengekang daerah inti penampang beton vmenyediakan tahanan lateral bagi batang-batang tulangan lentur dimana tegangan leleh dapat terbentuk. vTulangan transversal pada SRPMK harus berupa sengkang tertutup.
  • 23. c. Persyaratan Tulangan Transversal 23 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vSengkang tertutup harus dipasang pada daerah berikut: v sepanjang jarak yang sama dengan dua kali tinggi balok (2H) diukur dari muka kolom penumpu ke arah tengah bentang, di kedua ujung balok vSepanjang jarak yang sama dengan dua kali tinggi balok (2H) pada kedua sisi suatu penampang dimana pelelehan lentur (sendi plastis) dimungkinkan terjadi
  • 24. b. Persyaratan Tulangan Longitudinal 24 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK Source: Jurnal Polines
  • 25. c. Persyaratan Tulangan Transversal 25 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vSengkang tertutup pertama harus dipasang 50 mm dari muka tumpuan. Spasi Sengkang tertutup tidak boleh melebihi: v d/4 vEnam kali diameter tulangan memanjang v150 mm
  • 26. b. Persyaratan Tulangan Transversal 26 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK Source: Jurnal Polines
  • 27. c. Persyaratan Tulangan Transversal 27 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK vSengkang pengekang pada balok diizinkan terdiri dari dua batang tulangan, yaitu: sebuah Sengkang yang mempunyai kait gempa pada kedua ujungnya dan ikat silang (crosstie) sebagai penutup. vIkat silang berurutan yang mengikat batang tulangan longitudinal yang sama harus memiliki kait 90° yang dipasang selang-seling pada sisi yang berlawanan dari komponen struktur lentur.
  • 28. 28 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK Source: https://lauwtjunnji.weebly.com
  • 29. 29 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK d. Persyaratan Kuat Geser Struktur Lentur vKuat geser perlu (Ve) pada struktur lentur SRPMK harus ditentukan berdasarkan gaya static pada komponen struktur antara dua muka tumpuan. Ve = gaya geser ultimit balok akibat gempa Mpr1 = probable moment diperletakan 1 akibat goyangan ke kiri atau ke kanan Mpr2 = probable moment diperletakan 2 akibat goyangan ke kiri atau ke kanan Wu = 1,2D + 1L Ln = Panjang bentang bersih balok 𝑉 % = 𝑀&'( + 𝑀&') 𝑙* ± 𝑊 +𝑙* 2
  • 30. 30 3. STRUKTUR LENTUR SRPMK d. Persyaratan Kuat Geser Struktur Lentur vPerencanaan geser dilakukan dengan mengasumsikan bahwa baik beton ataupun tulangan baja transversal sama-sama menahan gaya geser. vNamun khusus untuk daerah tempat terjadinya sendi plastis (2h dari muka kolom), tulangan transversal harus dirancang untuk menahan kuat geser perlu dengan menganggap kontribusi penampang beton dalam menahan geser (Vc) = 0 selama: vGaya geser akibat gempa (suku pertama) mewakili setengah atau lebih dari kuat geser perlu maksimum di sepanjang daerah tersebut vGaya aksial tekan terfaktor pada penampang, termasuk akibat beban gempa, lebih kecil dari 𝐴!𝑓′"/20