SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN
KEUANGAN
MUSRENBANG PROVINSI BALI
Disampaikan oleh :
INSTRUMEN PEMERINTAH
MEWUJUDKAN TUJUAN BERNEGARA
APBN
Denpasar, 11 April 2019
2
Sekilas Pelaksanaan APBN 2019 :
“ APBN Adil: Keseimbangan antara Pembangunan
Fisik dan SDM, Pembangunan Pusat dan Daerah,
serta Pajak yang progresif ”
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
3
3
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sehat, Mandiri, dan Adil
dimana defisit dijaga pada
angka 1,84% dengan
primary balance mendekati
Rp0
3
2018 2019
LKPP
Audited
LKPP
Audited
LKPP audited
Realisasi
Sementara
APBN
A. PENDAPATAN NEGARA 1.508,0 1.555,9 1.666,4 1.942,3 2.165,1
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.496,0 1.546,9 1.654,7 1.928,4 2.164,7
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.240,4 1.285,0 1.343,5 1.521,4 1.786,4
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 255,6 262,0 311,2 407,1 378,3
II. PENERIMAAN HIBAH 12,0 9,0 11,6 13,9 0,4
B. BELANJA NEGARA 1.806,4 1.864,3 2.007,4 2.202,2 2.461,1
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.183,3 1.154,0 1.265,4 1.444,4 1.634,3
1. Belanja K/L 732,1 684,2 765,1 836,2 855,4
2. Belanja Non K/L 451,2 469,8 500,2 608,2 778,9
II. TRANSFERKEDAERAH DAN DANA DESA 623,1 710,3 742,0 757,8 826,8
1. Transfer ke Daerah 602,4 663,6 682,2 697,9 756,8
2. Dana Desa 20,8 46,7 59,8 59,9 70,0
C.KESEIMBANGAN PRIMER (142,5) (125,6) (124,4) (1,8) (20,1)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (298,5) (308,3) (341,0) (259,9) (296,0)
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,58) (2,49) (2,51) (1,75) (1,84)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 323,1 334,5 366,6 300,4 296,0
a.l PEMBIAYAAN UTANG 380,9 403,0 429,1 366,7 359,3
APBN
(trillion Rupiah)
2015 2016 2017
4
” Kebijakan Fiskal Tahun 2020 diusulkan untuk
mendukung Akselerasi Daya Saing melalui
Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM”
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
5
5
Fakta Tantangan Pembangunan memerlukan adanya respon kebijakan yang mampu
mendorong pertumbuhan yang berkualitas melalui akselerasi daya saing, peningkatan
kualitas SDM dan mendorong inovasi
Tema RKP 2020
Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk
Pertumbuhan yang berkualitas
Tema Kebijakan Fiskal 2020
APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi
dan penguatan kualitas SDM
SELARAS
Strategi Belanja Pusat
(K/L)
Strategi Belanja
Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD)
Sinkronisasi dan harmonisasi
Belanja K/L dan TKDD
RKP sebagai acuan dalam
penyusunan RKPD
Perencanaan dan penganggaran di Daerah yang terkoneksi dan diselaraskan
dengan arah dan tujuan pembangunan nasional, dengan mengedepankan:
• Anggaran yang produktif
• Anggaran yang bermanfaat langsung kepada masyarakat
• Anggaran yang mendorong pertumbuhan ekonomi
4
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
7
Penguatan Pelaksanaan TKDD :
“Pengalokasian TKDD untuk mendukung
kebutuhan pendanaan pelayanan publik di
daerah, disertai prinsip Value For Money ”
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
8
8
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Memperkuat Taxing
Power daerah.
 Pengalihan PBB-
P2 menjadi pajak
daerah pada
tahun 2014
Memperkuat
pengelolaan Dana
Desa.
 penyempurnaan
program prioritas
 Fokus pada
pemberdayaan
masyarakat
(skema padat
karya tunai)
Implementasi TKDD
berbasis kinerja
(penyerapan dan
capaian output).
DAK Fisik
berdasarkan
proposal daerah
sejak tahun 2016.
Penyaluran dana
desa berbasis
kinerja pada tahun
2019
Percepatan
pembangunan
infrastruktur di daerah.
 Minimal 25 persen
dari Dana Transfer
Umum (DBH dan DAU)
untuk belanja
infrastruktur sejak
tahun 2017
DAU Tambahan
untuk dukungan
Pendanaan
Kelurahan.
Mendukung
pelayanan publik
dan kegiatan
pemberdayaan
masyarakat di
tingkat kelurahan
Reformasi Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk
memperkuat Desentralisasi Fiskal
9
9
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perlu perbaikan pengelolaan keuangan daerah, terutama belanja modal dan belanja
barang pemerintah daerah ... (1/2)
20,4 % 24,2 %
Porsi Belanja Barang
70,7 % 69,3 %
Ketergantungan APBD terhadap APBN
2014 2019
2014 2019
Pemerintah daerah agar lebih mandiri dan kreatif
dalam pengelolaan anggaran → mobilisasi sumber
pendapatan daerah (pajak daerah dan retribusi daerah)
tanpa menghambat iklim investasi dan melakukan
efisiensi belanja daerah
Pemanfaatan belanja di daerah yang efektif, efisien, dan
produktif → penghematan belanja honorarium,
perjalanan dinas, dan paket meeting serta penajaman
dan sinkronisasi Belanja Barang yang diserahkan
kepada masyarakat
10
10
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perlu perbaikan pengelolaan keuangan daerah, terutama belanja modal dan belanja
barang daerah ... (2/2)
24,7 % 20,6%
45,4 % 37,8 %
Porsi Belanja Pegawai APBD
Porsi Belanja Modal APBD
2014 2019
2014 2019
Komitmen daerah untuk mendukung birokrasi
yang efisien, efektif, dan bebas korupsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik
Belanja Modal untuk pembangunan infrastruktur sejalan dengan
prioritas nasional dan penghematan belanja gedung
perkantoran baru dan kendaraan bermotor serta pengalokasian
belanja pemeliharaan secara berkesinambungan untuk
memperpanjang umur ekonomis
PENGUATAN KUALITAS DESENTRALISASI FISKAL
MELALUI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Diarahkan untuk mendukung perbaikan kualitas layanan
dasar publik di daerah, akselerasi daya saing, dan
mendorong belanja produktif untuk membentuk aset
11
Meningkatkan akses dan kualitas layanan dasar
publik di daerah seperti pendidikan dan kesehatan;
Mendukung penguatan infrastruktur dan
konektivitas antar wilayah terutama di kawasan 3T;
Mendukung kesinambungan program strategis (a.l
pengentasan kemiskinan, perlindungan sosial,
pembangunan SDM, dan akselerasi daya saing);
Meningkatkan sinergi pusat dan daerah terutama
dalam aspek perencanaan dan penganggaran;
Mendorong penggunaan belanja di daerah yang
produktif, efektif, dan efisien berdasarkan prinsip
value for money;
Mendorong strategi pembiayaan kreatif bagi Pemda
untuk mengakselerasi pembangunan di daerah.
573.7 623.1
710.3 742.0 757.8 826.8
5.7 5.4 5.7 5.5
5.1 5.1
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
-
200.0
400.0
600.0
800.0
1,000.0
1,200.0
1,400.0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
APBN
DBH DAU DAK Fisik DAK NF
DID Dana Otsus dan Dais DIY Dana Desa % TKDD thd PDB
Tantangan dan Isu Strategis
Fokus Kebijakan Tahun 2020
Sumber: Kemenkeu
Pemenuhan Mandatory Spending
untuk Pelayanan Publik
Pendidikan
(20%)
146 daerah belum memenuhi
(26,9%)
Kesehatan
(10%)
64 daerah belum memenuhi
(11,8%)
Infrastruktur
(25% DTU)
289 daerah belum memenuhi
(53,3%)
ADD
(10% DTU)
83 daerah belum memenuhi
(16,3%)
1. Penguatan Kualitas SDM dan akselerasi daya
saing
2. Pengurangan kesenjangan dan kemiskinan
daerah
3. Konektivitas dan pemerataan pembangunan
kewilayahan
4. Pengelolaan perubahan iklim, lingkungan
hidup, dan risiko kebencanaan
5. Mendorong nilai tambah ekonomi dan
kesempatan kerja di daerah
KEBIJAKAN
TRANSFER
Desentralisasi
Fiskal yang
Berkualitas
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
13
Overview TKDD Tabel Alokasi dan Realisasi TKDD 2015-2019
(Rp Triliun)
• Pada tahun 2018, realisasi TKDD
mencapai Rp757,8 triliun atau 98,9
persen.
• Terdiri atas TKD sebesar Rp697,9
triliun (98,8 persen) dan Dana Desa
sebesar Rp59,9 triliun (99,8 persen)
2019
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu
DBH 97,9 78,1 79,8% 109,1 90,5 83,0% 88,3 88,2 99,9% 89,2 93,7 105,0% 106,4
DAU 352,9 352,9 100,0% 385,4 385,4 100,0% 398,6 398,6 100,0% 401,5 401,5 100,0% 417,9
DAK Fisik 58,8 54,9 93,4% 89,8 75,2 83,7% 69,5 62,1 89,4% 62,4 58,1 93,1% 69,3
DAK Non Fisik 102,7 97,2 94,6% 121,2 88,7 73,2% 115,1 105,6 91,7% 123,5 115,3 93,4% 131,0
DID 1,7 1,7 100,0% 5,0 5,0 100,0% 7,5 7,5 100,0% 8,5 8,2 96,5% 10,0
Dana Otsus dan DIY 17,7 17,7 100,0% 18,8 18,8 100,0% 20,2 20,2 100,0% 21,1 21,1 100,0% 22,2
Dana Desa 20,8 20,8 100,0% 47,0 46,7 99,4% 60,0 59,8 99,7% 60,0 59,9 99,8% 70,0
Total TKDD 652,4 623,1 95,5% 776,3 710,3 91,5% 759,3 742,0 97,7% 766,2 757,8 98,9% 826,8
2015 2016 2017 2018
Jenis Dana
•penguatan peran DID sebagai instrumen insentif
dalam TKDD
•efisiensi dan efektivitas penggunaan Dana Otsus
dan Dana Keistimewaan D. I. Yogyakarta
Penguatan
pengelolaan
DID, Otsus,
dan Dais
Yogyakarta
•distribusi DD yang adil serta fokus pengentasan
kemiskinan desa
•peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan
DD untuk pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan potensi ekonomi
Penguatan
pengelolaan
Dana Desa
ARAH KEBIJAKAN TKDD 2020
•DAU bersifat final
•Pemenuhan mandatory spending utk infrastruktur
•Roadmap penyelesaian Kurang Bayar/Lebih Bayar DBH
Penguatan
pengelolaan
Dana Transfer
Umum (DTU)
•pengurangan kesenjangan layanan publik dasar
antardaerah (focus SDM dan daya saing)
•sinkronisasi perencanaan DAK
•Pengalokasian dengan berbasis data dan biaya satuan
yang mencerminkan kebutuhan riil daerah
•Berorientasi untuk meningkatkan kinerja dan
pencapaian output
Penguatan
pengelolaan
Dana Transfer
Khusus (DTK)
Pengalokasian dan pengaturan TKDD yang mendorong kinerja belanja Daerah secara efektif dan
efisien, memegang prinsip value for money dan sinergi antar belanja pusat dan daerah.
 Penguatan kebijakan afirmasi kepada daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk
mengejar ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan public utamanya untuk
infrastruktur konektifitas (dari desa ke pusat pertumbuhan ekonomi)
 Penguatan integrated program based transfer yang terintegrasi antar berbagai jenis
transfer dan belanja K/L, utamanya untuk pengentasan stunting, program Indonesia
bersih dan sehat, peningkatan ekonomi kreatif
 Penguatan kebijakan transfer untuk mendukung penyelesaian permasalahan urban
sector, seperti pengelolaan sampah, transportasi perkotaan, sanitasi dan air minum
 Kebijakan transfer yang langsung mendukung penyiapan SDM yang siap kerja, melalui
pendidikan vokasi yang langsung terkoneksi dengan kebutuhan lapangan kerja
 Kebijakan Dana Desa untuk mendorong terciptanya ketahanan ekonomi masyarakat
Desa melalui dukungan infrastruktur dan pengembangan potensi ekonomi di desa
 Dana Insentif Daerah untuk mendorong peningkatan kinerja Pemda yang terkoneksi
dengan pencapaian dan tujuan prioritas nasional, serta mendukung peningkatan tata
kelola APBD dan kesejahteraan masyarakat
Kebijakan Jangka Menengah TKDD
14
DANA
PERIMBANGAN
1
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Dana Alokasi Umum
352.9
385.4
398.6 401.5
417.8
2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan DAU TA 2015 – 2019
(dalam triliun rupiah)
1. DAU murni tetap (telah memperhitungkan gaji 14 bulan)
2. Memperhitungkan DAU Tambahan untuk Kelurahan
3. Memperhitungkan kebijakan kepegawaian 2020
4. Memperhitungkan kebutuhan pooling fund risiko bencana
5. Memperhitungkan kekurangan pemenuhan Siltap Desa
6. Meneruskan kebijakan kewajiban belanja belanja infrastruktur
KEBIJAKAN DAU TA 2019
1. Pagu DAU Nasional bersifat final minimal 26% dari PDN Neto
setelah dikurangi penerimaan negara yang bersifat
earmarked dan TKDD non-DAU
2. Pagu alokasi Rp 417,87 T, termasuk DAU Tambahan untuk
dukungan pendanaan kelurahan Rp 3,00 T bagi 8.212
kelurahan untuk pembangunan sarana dan prasarana
kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan
3. Mempertahankan kebijakan afirmasi luas wilayah laut 100%
4. Reformulasi komposisi Gaji ke-13 dan THR (Gaji Reguler, Gaji-
13, THR, termasuk Kenaikan Gaji 5%, serta Formasi CPNSD)
5. Penggunaan minimal 25% DAU sebagai bagian dari DTU
untuk belanja infrastruktur disertai pengetatan kepatuhan
berupa pengenaan sanksi atas kepatuhan penyampaian
laporan dan pemenuhan alokasi minimal DAU untuk
infrastruktur
16
ARAH KEBIJAKAN DAU TA 2020
ARAH KEBIJAKAN DBH 2020
17
Dana Bagi Hasil
97.9
109.1
88.3 89.2
106.4
2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan DBH TA 2015 – 2019
(dalam triliun rupiah)
Kebijakan DBH di TA 2019
DBH dalam alokasi APBN TA 2019 adalah sebesar Rp 106.4 triliun atau naik sebesar
Rp17,2 triliun (19 persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp89,2 triliun. Arah Kebijakan
Umum DBH TA 2019 sebagai berikut:
a) Pagu DBH TW IV TA 2019 diprioritaskan untuk penyelesaian KB DBH dengan
memperhitungkan lebih bayar tahun sebelumnya.
b) Dalam hal realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan melebihi pagu
penerimaan yang dianggarkan dalam tahun 2019, Penyaluran DBH berdasarkan
realisasi penerimaan Negara tersebut; dan
c) Dalam hal realisasi PNBP Migas yang dibagihasilkan melampaui target penerimaan
dalam APBN yang diikuti dengan kebijakan peningkatan subsidi BBM dan LPG,
Pemerintah dapat memperhitungkan persentase tertentu dari peningkatan belanja
subsidi BBM dan LPG terhadap kenaikan PNBP Migas yang dibagihasilkan.
a) Melanjutkan kebijakan umum DBH tahun-2 sebelumnya (earmarking CHT utk JKN, perluasan penggunaan DBH DR, berbasis realisasi, penggunaan
DBH Triwulan IV utk KB DBH tahun sebelumnya, sharing burden PNBP bila terjadi peningkatan harga komoditi yg diikuti oleh peningkatan subsidi)
b) Roadmap penyelesaian Kurang Bayar DBH (target penyelesaian bertahap 3 tahun) dan penyelesaian Lebih Bayar DBH
Kebijakan DAK Fisik TA 2019 :
1. Mempertajam sinkronisasi dengan belanja K/L, melalui integrasi
aplikasi perencanaan DAK Fisik dalam aplikasi KRISNA.
2. alokasi dak fisik telah memperhitungkan kinerja pelaksanaan
DAKfisik tahun-tahun sebelumnya,
3. Interkoneksi antara aplikasi KRISNA dengan aplikasi OM SPAN
4. Berbasis kinerja output/outcome yang terlebih dahulu direviu oleh
APIP Daerah
Arah Kebijakan DAK Fisik 2020:
1. Fokus pemanfaatan Dana Transfer Khusus (DTK) untuk
meningkatkan kualitas SDM dan daya saing daerah melalui
pendidikan, kesehatan termasuk pengentasan stunting,
peningkatan infrastruktur konektifitas daerah, dan lainnya
2. Konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAK Non-Fisik dan Dana Desa
dalam pelaksanaan kegiatan pengentasan stunting, program
Indonesia bersih dan sehat
3. Penguatan sinkronisasi perencanaan DAK Fisik dengan belanja
K/L serta kesesuaian dengan prioritas nasional
4. Penguatan peran APIP daerah dalam rangka meningkatkan
kualitas pemantauan dan evaluasi atas capaian output DAK Fisik
5. Pengalokasian berbasis peta kebutuhan yang bersifat medium
term
DAK Fisik dalam alokasi APBN TA 2019 sebesar Rp 69,3 triliun atau naik sebesar Rp6,9 triliun (11
persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp62,4 T.
Perkembangan DAK Fisik TA 2016-2019
DAK FISIK
2016 2017 2018 2019
APBN* APBN APBN APBN
57.597,70 58.342,21 62.436,26 69.326,70
1 Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 16.859,00
Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 15.959,00
GOR - - - 600,00
Perpusda - - - 300,00
2 Kesehatan dan KB 16.373,21 17.104,88 17.979,71 19.875,40
3 Air Minum 741,07 1.200,30 2.070,75 2.070,75
4 Sanitasi 606,33 1.250,20 2.160,99 2.000,00
5 Perumahan dan Permukiman - 1.038,19 1.029,60 1.126,46
6 Pasar 1.112,12 1.035,70 1.772,69 1.772,69
7 Industri Kecil dan Menengah 245,20 531,50 563,69 540,00
8 Pertanian 3.941,54 1.650,04 1.681,69 1.900,00
9 Kelautan dan Perikanan 1.285,52 926,50 879,70 905,20
1 0 Pariwisata 91,94 504,40 631,95 1.003,40
1 1 Jalan 21.539,56 19.690,10 18.202,86 16.243,60
1 2 Irigasi 4.870,59 4.005,10 4.246,18 3.000,00
1 3 Energi Skala Kecil 677,53 502,30 500,10 -
1 4
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
1.602,04
-
500,72 530,20
1 5 Transportasi 1.845,70 844,10 1.078,13 1.500,00
Uraian
Dana Alokasi Khusus Fisik
(miliar Rp)
18
1. Memperkuat pengalokasian DAK Nonfisik berbasis kinerja, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas layanan (guru, sekolah, puskesmas).
2. Penyempurnaan unit cost yang mencerminkan kebutuhan riil daerah (mengakomodasi perbedaan standar harga antar daerah).
3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan seluruh jenis DAK Nonfisik.
4. Konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAK Non-Fisik dan Dana Desa dalam pelaksanaan kegiatan pengentasan stunting serta program Indonesia
bersih dan sehat.
97.2
88.7
105.6
115.3
131.0
LKPP 2015LKPP 2016LKPP 2017 Realisasi
2018
Alokasi
2019
Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Perkembangan DAK Nonfisik TA 2015 - 2019
R
p
Kebijakan DAK Non Fisik 2019
1. Perbaikan kualitas kinerja untuk seluruh bidang DAK Non Fisik melalui pengalokasian berbasis
kinerja (dimulaidenganalokasiBOSberbasiskinerjasekolah)danpenyaluranberbasiskinerja.
2. Pengalokasian yang mencerminkan kebutuhan riil di daerah, berdasarkan jumlah sasaran yang
dibutuhkan untuk mencapai SPM, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan
memperhatikanpemutakhirandatasasaranpenerimadanunit cost.
3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan DAK Nonfisik untuk daerah 3T (Tertinggal,
Terluar,danTransmigrasi).
4. Mendorong penggunaan dukungan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas layanan
publikdi daerah.
5. Penambahan jenis DAK Nonfisik jenis baru yaitu BOP Kesetaraan, BOP Museum dan Taman
Budaya, Dana Pelayanan Kepariwisataan, dan Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah
(BLPS)
ARAH KEBIJAKAN DAK NON FISIK 2020
DANA
INSENTIF
DAERAH
2
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
5,000
6,500
8,500
10,000
2016 2017 2018 2019
Overview Dana Insentif Daerah
Bertujuan untuk memberi penghargaan (reward) kepada pemda yang mempunyai kinerja baik dalam tata kelola keuangan daerah;
pelayanan dasar publik; pelayanan umum pemerintahan; serta dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang dialokasikan
berdasarkan kriteria utama dan kategori kinerja.
36.2%
25.1%
14.8%
12.9%
11.1%
PU dan Penataan Ruang
Pendidikan
Kesehatan
Pemerintahan Umum
Lain-lain (Rehab Kantor, SDM) 2014 2015 2016 2017
162
312
378 411
247
187
141 113
Opini WTP Opini WTP2
Perkembangan Pagu Alokasi DID
(Miliar Rupiah)
Opini terhadap LKPD
(Jml. Pemda)
Penggunaan DID 2018
Kebijakan TA 2019:
 Menambah indikator e-budgeting dan ketersediaan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) dalam kriteria utama, untuk meningkatkan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dan kemudahan berusaha
di daerah;
 Penambahan kategori kinerja Pengelolaan Sampah, untuk mendorong
pemerintah daerah melaksanakan program pengelolaan dan
pengurangan sampah plastik;
 Mempertahankan variabel stunting dalam kategori pelayanan dasar
publik bidang kesehatan karena stunting akan berdampak pada tingkat
kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas
dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan ketimpangan;
4 KRITERIA UTAMA
1) Opini BPK atas LKPD (WTP);
2) Penetapan Perda APBD tepat
waktu;
3) Penggunaan e-government
(e-budgeting dan e-procurement);
4) Ketersediaan PTSP.
1) Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan
Daerah;
2) Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan;
3) Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan;
4) Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur;
5) Kesejahteraan Masyarakat;
6) Penyelenggaraan Pem
7) Perencanaan Daerah;
8) SAKIP;
9) Inovasi Pelayanan Pub
10)Kemudahan Berusaha
11)Pengelolaan Sampah.
11 KATEGORI KINERJA
Dana Insentif Daerah
Arah Kebijakan Dana Insentif Daerah Tahun
2020
DID dialokasikan berdasarkan Kriteria Utama dan Kategori Kinerja.
Penyederhanaan dan refocusing penentuan kategori/indikator penilaian yang lebih mencerminkan kinerja pemerintah
daerah.
Penentuan kategori/indikator terutama diarahkan pada upaya untuk mendukung penanganan dan/atau pencapaian
tujuan pembangunan yang merupakan prioritas nasional di bidang:
a) pelayanan dasar publik bidang pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, dan lingkungan hidup;
b) perbaikan dalam kesehatan fiskal dan tata kelola keuangan
daerah (kemandirian fiskal, efektifitas pengelolaan APBD);
c) pelaksanaan kemudahan berusaha di daerah;
d) inovasi daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan;
e) kesejahteraan masyarakat.
Memperkuat indikator yang digunakan dalam perhitungan kriteria utama seperti penggunaan e-planning untuk
mendorong peningkatan tata kelola keuangan daerah.
Memperbaiki perhitungan indikator PTSP pada kriteria utama untuk mendorong kemudahan dalam pengurusan izin
usaha di daerah.
Memperbaiki metode perhitungan kinerja pemerintah daerah dalam perhitungan DID.
DANA
DESA
3
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Overview Dana Desa
20,8 T
(3,5% TKD)
46,9 T
(6% TKD)
60 T
(8,4% TKD)
60 T
(8,4% TKD)
70 T
(9,3% TKD)
Dana Desa Terus Tumbuh Guna
Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa”
PERKEMBANGAN DANA DESA
TA 2015-2019
 Meningkat setiap tahunnya,dengan tetap
memperhatikan kemampuan keuangan negara dan
kapasitas pelaksanaan di desa.
 Dalam 5 tahun sejak tahun 2015, telah dialokasikan
Dana Desa sebesar Rp258 Triliun.
DANA DESA
Kebijakan Pengalokasian Dana Desa 2019
2. Reformulasi Pengalokasian Dana Desa
dengan:
 Mengurangi proporsi Alokasi Dasar (AD)
(alokasi yang dibagi sama kepada setiap Desa) dari
semula 77% (2018) menjadi 72% (2019);
 Menambah proporsi Alokasi Formula (AF)
dari semula 20% (2018) menjadi 25% (2019); dan
 Tetap memberikan Alokasi Afirmasi (AA) pada Desa
Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal
dan yang mempunyai jumlah penduduk miskin yang
tinggi sebesar 3% dari total pagu Dana Desa sesuai
APBN 2019.
3. Dampak Kebijakan Reformulasi
Pengalokasian Dana Desa:
 Dana Desa seluruh Kabupaten/Kota NAIK
 Rasio ketimpangan distribusi Dana Desa (0.479)
lebih rendah dari tahun 2018 (0.486)
 Rata-rata Dana Desa per desa Rp933 juta, lebih
tinggi dari tahun 2018 Rp800 juta
 Dana Desa di Desa dengan Jumlah Penduduk
Miskin Tinggi (JPM) Rp26,7 T atau 38,2%, lebih
tinggi dari tahun 2018 Rp22,1 T atau 36,8% dari
pagu.
 Rata-rata Dana Desa di Desa Tertinggal dan Desa
Sangat Tertinggal dengan JPM Tinggi Rp1,335 M,
lebih tinggi dari tahun 2018 Rp1,075 M
1. Dana Desa dihitung
dari Alokasi Dasar
(AD), Alokasi
Afirmasi (AA), dan
Alokasi Formula
(AF)
Kebijakan Penyaluran Dana Desa 2019
1. Insentif bagi daerah
dengan kinerja baik
Penyaluran Dana Desa ke RKUD Tahap I
dan II dapat dilakukan sekaligus, apabila
daerah:
 dapat memenuhi kewajiban
penyaluran Dana Desa dari RKUD ke
RKD dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
kerja setelah Dana Desa diterima di
RKUD; serta
 Menyalurkan Dana Desa Tahap III
paling lambat bulan November
2. Insentif bagi desa dengan
kinerja baik
Penyaluran Dana Desa ke RKDes Tahap
III dapat dilakukan dalam 2 kali
penyaluran, dengan terlebih dahulu
diprioritaskan desa-desa yang telah
memenuhi penyerapan 75% dan
capaian output 50%.
3. Mendukung Kebijakan
nasional konvergensi
pencegahan stunting
Laporan pelaksanaan
penanganan sunting di desa.
 Dimulai tahun 2019 untuk daerah prioritas,
walaupun belum bersifat wajib.
 Efektif berlaku sebagai persyaratan
penyaluran Tahap III, mulai pada Januari
2021.
Arah Kebijakan Dana Desa 2020
Kebijakan Dana Desa TA. 2020 akan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik
di desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi
kesenjangan pembangunan antardesa.
Untuk mencapai hal tersebut, Kebijakan Dana Desa TA. 2020 diarahkan
untuk:
Mendukung percepatan pengentasan
kemiskinan dan ketimpangan melalui
penyempurnaan kebijakan pengalokasian
dana desa terutama penyesuaian bobot
alokasi dasar dan alokasi formula, serta
pemberian afirmasi secara proporsional
kepada desa tertinggal dan desa sangat
tertinggal.
Meningkatkan porsi pemanfaatan Dana
Desa untuk pemberdayaan masyarakat
dalam rangka memajukan
perekenomian desa dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat desa.
Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan
Dana Desa melalui kebijakan penyaluran
berdasarkan pada kinerja pelaksanaan.
Mengoptimalkan peran APIP dalam
penyampaian laporan penyaluran Dana
Desa.
Meningkatkan koordinasi dan efektifitas
dalam pelaksanaan pengawasan.
Meningkatkan kapasitas tenaga
pendamping dan kapasitas perangkat
desa.
Mendorong peningkatan kinerja dalam pelaksanaaan Dana
Desa, antara lain melalui:
• Pemberian insentif atas kinerja penyaluran Dana Desa
tahun sebelumnya, dan
• Mempercepat penyaluran Dana Desa bagi desa yang
mempunyai kinerja baik.
TERIMA KASIH
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Gd. Radius Prawiro, Jl. Dr. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat
Integritas Pelayanan Profesionalisme Sinergi Kesempurnaan
Alokasi
Realisasi
4
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Data Alokasi dan
Realisasi DAU
(dalam juta Rp)
30
* Realisasi 2019 per 5 April 2019
Daerah
2018 2019
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum DAU Tambahan
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Kab. Badung 330.337 330.337 100,00% 355.583 118.528 33,33% 5.647 0,00%
Kab. Bangli 559.868 559.868 100,00% 582.990 194.330 33,33% 1.481 740 50,00%
Kab. Buleleng 965.435 965.435 100,00% 991.462 330.487 33,33% 6.706 3.353 50,00%
Kab. Gianyar 693.574 693.574 100,00% 714.404 238.135 33,33% 2.118 1.059 50,00%
Kab. Jembrana 552.643 552.643 100,00% 571.163 190.388 33,33% 3.701 1.851 50,00%
Kab. Karangasem 729.379 729.379 100,00% 770.730 256.910 33,33% 1.059 0,00%
Kab. Klungkung 530.372 530.372 100,00% 552.089 184.030 33,33% 2.118 0,00%
Kab. Tabanan 811.769 811.769 100,00% 835.897 278.632 33,33%
Kota Denpasar 650.169 650.169 100,00% 671.386 223.795 33,33% 5.647 0,00%
Provinsi Bali 1.268.585 1.268.585 100,00% 1.325.848 441.949 33,33%
Jumlah Total 7.092.131 7.092.131 100,00% 7.371.552 2.457.184 33,33% 28.476 7.003 24,59%
PEMENUHAN BELANJA INFRASTRUKTUR
SE-PROV. BALI
31
(dalam miliar)
Nilai Persentase Nilai Persentase Nilai Persentase
0 Total Se-Provinsi 980,18 13,88% 1.321,19 19,37% 1.913,62 26,68%
1 Provinsi Bali 71,07 4,68% 245,55 16,59% 427,97 28,38%
2 Kab. Badung 86,18 21,14% 88,84 23,55% 110,19 27,80%
3 Kab. Bangli 82,23 17,21% 43,92 11,35% 132,33 26,42%
4 Kab. Buleleng 45,98 5,11% 224,54 25,05% 228,49 25,00%
5 Kab. Gianyar 156,02 25,30% 161,47 27,31% 199,17 29,88%
6 Kab. Jembrana 133,27 25,54% 129,71 25,10% 135,80 25,57%
7 Kab. Karangasem 98,43 14,43% 44,92 6,63% 125,04 17,55%
8 Kab. Klungkung 127,45 25,20% 124,34 25,07% 128,91 25,10%
9 Kab. Tabanan 7,18 0,96% 78,97 10,93% 218,93 29,27%
10 Kota Denpasar 172,38 25,25% 178,93 26,47% 206,79 30,33%
Pemenuhan 2017
Daerah
No
Pemenuhan 2018 Pemenuhan 2019
• Secara umum, pemenuhan belanja infrastruktur
paling sedikit 25% dari DTU Se-Prov. Bali
mengalami kenaikan.
• Untuk Tahun 2019, terdapat 1 daerah atau sekitar
10% daerah Se-Prov. Bali yang belum memenuhi
ketentuan.
• Secara umum, kendala pemenuhan belanja
infrastruktur paling sedikit 25% dari DTU
disebabkan oleh prioritas daerah di bidang
selain infrastruktur.
Belanja Infarstruktur yang Bersumber dari DTU
Data Alokasi dan
Realisasi DAK Fisik
(dalam juta Rp)
32
* Realisasi 2019 per 5 April 2019
Daerah
2018 2019
DAK Penugasan DAK Reguler DAK Penugasan DAK Reguler
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Kab. Badung 3.180 2.477 77,90% 21.498 18.166 84,50% 4.863 0,00% 26.146 0,00%
Kab. Bangli 7.672 6.610 86,15% 49.788 40.724 81,80% 16.768 0,00% 61.342 0,00%
Kab. Buleleng 18.096 13.985 77,28% 61.517 51.386 83,53% 14.696 0,00% 95.450 0,00%
Kab. Gianyar 46.142 43.672 94,65% 47.341 43.150 91,15% 51.546 0,00% 40.426 0,00%
Kab. Jembrana 16.888 11.848 70,15% 50.652 47.437 93,65% 11.967 0,00% 50.194 0,00%
Kab. Karangasem 8.213 6.097 74,24% 46.470 38.467 82,78% 10.753 0,00% 56.691 0,00%
Kab. Klungkung 25.212 20.360 80,76% 22.551 21.704 96,25% 8.951 0,00% 36.491 0,00%
Kab. Tabanan 47.627 44.717 93,89% 43.680 42.713 97,79% 12.081 0,00% 72.615 0,00%
Kota Denpasar 14.689 12.514 85,19% 26.087 19.221 73,68% 6.350 0,00% 32.548 0,00%
Provinsi Bali 55.649 41.147 73,94% 16.154 10.024 62,05% 23.301 0,00% 46.654 0,00%
Jumlah Total 243.370 203.427 83,59% 385.738 332.993 86,33% 161.276 0,00% 518.555 0,00%
Data Alokasi dan
Realisasi DBH
33
* Realisasi 2019 per 5 April 2019
(dalam juta Rp)
Daerah
2018 2019
DBH Pajak DBH SDA DBHl Pajak DBH SDA
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Kab. Badung 79.602 79.491 99,86% 701 701 100,00% 84.391 16.244 19,25% 984 148 15,00%
Kab. Bangli 16.944 16.944 100,00% 701 701 100,00% 16.932 2.801 16,54% 984 148 15,00%
Kab. Buleleng 27.865 27.865 100,00% 701 701 100,00% 24.151 4.920 20,37% 984 148 15,00%
Kab. Gianyar 26.753 26.753 100,00% 701 701 100,00% 25.567 4.742 18,55% 984 148 15,00%
Kab. Jembrana 18.445 18.445 100,00% 701 701 100,00% 18.405 2.923 15,88% 984 148 15,00%
Kab. Karangasem 20.259 20.259 100,00% 701 701 100,00% 20.306 3.469 17,09% 984 148 15,00%
Kab. Klungkung 17.700 17.700 100,00% 701 701 100,00% 17.792 2.924 16,44% 984 148 15,00%
Kab. Tabanan 22.403 22.403 100,00% 701 701 100,00% 21.933 3.752 17,11% 984 148 15,00%
Kota Denpasar 85.292 85.292 100,00% 701 701 100,00% 86.323 16.626 19,26% 984 148 15,00%
Provinsi Bali 182.555 182.555 100,00% 194.709 37.341 19,18%
Jumlah Total 497.818 497.707 99,98% 6.311 6.311 100,00% 510.509 95.742 18,75% 8.852 1.328 15,00%
Data Alokasi dan Realisasi
DAK NON FISIK, DID, DD
34
* Realisasi 2019 per 5 April 2019
(dalam juta Rp)
Daerah
2018 2019
DAK Nonfisik Dana Desa Dana Insentif Daerah DAK Nonfisik Dana Desa Dana Insentif Daerah
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Kab. Badung 128.673 126.856 98,59% 42.303 42.303 100,00% 81.250 81.250 100,00% 132.456 36.194 27,33% 52.585 31.551 60,00% 74.538 37.269 50,00%
Kab. Bangli 66.170 63.631 96,16% 52.858 52.858 100,00% 52.000 52.000 100,00% 68.038 16.574 24,36% 61.335 12.267 20,00% 42.899 21.449 50,00%
Kab. Buleleng 191.117 185.762 97,20% 107.040 107.040 100,00% 34.750 34.750 100,00% 196.353 0,00% 124.027 74.416 60,00% 43.803 21.902 50,00%
Kab. Gianyar 122.845 121.104 98,58% 51.972 51.972 100,00% 50.500 50.500 100,00% 129.433 38.156 29,48% 59.992 11.998 20,00% 48.392 24.196 50,00%
Kab. Jembrana 65.207 62.437 95,75% 39.392 39.392 100,00% 37.250 37.250 100,00% 70.217 21.217 30,22% 49.043 29.426 60,00% 19.169 9.584 50,00%
Kab. Karangasem 145.232 142.983 98,45% 64.240 64.240 100,00% 35.250 35.250 100,00% 151.651 41.778 27,55% 78.719 15.744 20,00% 31.314 15.657 50,00%
Kab. Klungkung 80.728 78.879 97,71% 43.276 43.276 100,00% 34.750 34.750 100,00% 82.949 24.108 29,06% 51.534 0,00% 47.024 23.512 50,00%
Kab. Tabanan 146.641 141.162 96,26% 101.722 101.722 100,00% 51.000 51.000 100,00% 147.775 45.218 30,60% 118.205 70.923 60,00% 49.123 24.561 50,00%
Kota Denpasar 114.659 111.560 97,30% 27.405 27.405 100,00% 27.250 27.250 100,00% 113.054 29.667 26,24% 34.750 6.950 20,00% 18.879 9.439 50,00%
Provinsi Bali 1.030.637 997.621 96,80% 41.500 41.500 100,00% 1.080.230 230.842 21,37% 68.434 34.217 50,00%
Jumlah Total 2.091.910 2.031.994 97,14% 530.206 530.206 100,00% 445.500 445.500 100,00% 2.172.157 483.754 22,27% 630.190 253.275 40,19% 443.575 221.788 50,00%
Indikator
Indikator
5
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
3
Inflasi
Tahun
Dasar
2010
Pertumbuh
an
Ekonomi
PDRB
Prov. Bali:
Rp234 triliun
Nasional :
Rp14.837 triliun
Prov. Bali:
7,59%
Nasional :
5,18%
Prov. Bali:
3,13%
Nasional :
3,13%
KINERJA KEUANGAN DAERAH, EKONOMI, PELAYANAN PUBLIK, DAN
KESEJAHTERAAN SE-BALI
Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan Provinsi
Bali Th.2018
* Sumber: BPS & BI
Indikator
Ekonomi
37
KINERJA EKONOMI SE-BALI
TERTINGGI TERENDAH
No Daerah PDRB ADHB Pertumbuhan Ekonomi Inflasi PDRB per Kapita
2017 (Miliar Rp) Rank 2017 (%) Rank 2016 (%) Rank 2017 (Juta Rp) Rank
1 Prov. Bali 215.360,92 5,59 3,80 50,71
2 Kab. Badung 52.332,51 1 6,11 1 4,42 7 81,33 1
3 Kab. Bangli 6.035,20 9 5,35 6 4,45 8 26,81 9
4 Kab. Buleleng 30.589,20 3 5,40 4 3,84 3 46,80 4
5 Kab. Gianyar 24.320,34 4 5,50 3 4,22 5 48,26 3
6 Kab. Jembrana 12.205,34 7 5,31 8 3,84 2 44,39 6
7 Kab. Karangasem 14.666,62 6 5,08 9 4,08 4 35,53 8
8 Kab. Klungkung 7.850,07 8 5,34 7 4,48 9 44,25 7
9 Kab. Tabanan 20.551,15 5 5,38 5 2,81 1 46,60 5
10 Kota Denpasar 47.156,02 2 6,08 2 4,31 6 51,58 2
Indikator
Pendidikan
dan Kesehatan
38
KINERJA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN SE-BALI
TERTINGGI TERENDAH
No Daerah
IPM
% Penduduk
Miskin
TPT Gini Ratio HLS Sanitasi Layak
Persalinan
Tenakes
Air Minum
Layak
Imunisasi
Balita
Baduta
Stunting
2017 Rank
2017
(%)
Rank
2017
(%)
Rank 2016 Rank 2017 Rank
2017
(%)
Rank
2017
(%)
Rank
2017
(%)
Rank
2017
(%)
Rank 2017 Rank
1 Prov. Bali 74,30 4,25 1,48 0,37 13,21 90,51 99,65 90,85 63,02 13,65
2 Kab. Badung 80,54 2 2,06 1 0,48 2 0,32 3 13,94 2 97,32 2 100,00 1 96,11 4 68,68 3 10,40 3
3 Kab. Bangli 68,24 8 5,23 5 0,48 1 0,35 7 12,30 9 74,42 8 100,00 1 78,52 8 57,78 7 14,54 6
4 Kab. Buleleng 71,11 5 5,74 7 2,41 8 0,34 5 12,62 6 84,09 7 100,00 1 83,57 7 55,55 8 22,95 9
5 Kab. Gianyar 76,09 3 4,46 3 1,02 6 0,30 2 13,37 3 96,09 3 100,00 1 94,59 5 78,62 1 11,46 4
6 Kab. Jembrana 70,72 6 5,38 6 0,67 3 0,36 9 12,40 7 92,47 4 100,00 1 66,52 9 62,73 5 18,08 8
7 Kab. Karangasem 65,57 9 6,55 9 0,72 4 0,29 1 12,38 8 70,30 9 100,00 1 86,95 6 66,56 4 17,74 7
8 Kab. Klungkung 70,13 7 6,29 8 0,94 5 0,36 8 12,94 5 91,45 5 100,00 1 96,47 3 60,21 6 7,27 1
9 Kab. Tabanan 74,86 4 4,92 4 1,79 7 0,34 6 12,95 4 91,27 6 100,00 1 97,36 2 71,93 2 12,00 5
10 Kota Denpasar 83,01 1 2,27 2 2,63 9 0,33 4 13,97 1 98,71 1 98,73 9 98,19 1 54,11 9 8,38 2

More Related Content

Similar to paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx

PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.ppt
PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.pptPAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.ppt
PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.pptZaenChannel1
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxSasonoSatryo2
 
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.ppt
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.pptPaparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.ppt
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.pptssuser56b4b1
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Mulyadi Yusuf
 
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptx
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptxBahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptx
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptxSafrinArifin
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Tidore Tidore
 
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdfssuserf8788c
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022BappedaLampungUtara
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxbandisyah3
 
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011Ar Tinambunan
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalArah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalKPDT
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiimekon
 
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan KeuanganBuku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuanganinfosanitasi
 

Similar to paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx (20)

PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.ppt
PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.pptPAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.ppt
PAPARAN BAPP PMD OK 30 September 2019.ppt
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
 
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.ppt
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.pptPaparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.ppt
Paparan Ka.Bappeda pd Fasilitasi P-RKPD Tapteng 2019.ppt
 
2.kemenkeu.pdf
2.kemenkeu.pdf2.kemenkeu.pdf
2.kemenkeu.pdf
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
 
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptx
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptxBahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptx
Bahan-Paparan-Direktur_Webinar-DJPK-29-Mei-modiv.pptx
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
 
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptx
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptxRPJMD prioritas pendidikan.pptx
RPJMD prioritas pendidikan.pptx
 
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
RPJMD Kab. Pakpak Bharat, 2006-2011
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalArah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iii
 
Presentation for jauhari2
Presentation for jauhari2Presentation for jauhari2
Presentation for jauhari2
 
Presentation for jauhari
Presentation for jauhariPresentation for jauhari
Presentation for jauhari
 
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan KeuanganBuku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
 
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di IndonesiaPerencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx

  • 1. K E M E N T E R I A N K E U A N G A N DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN MUSRENBANG PROVINSI BALI Disampaikan oleh : INSTRUMEN PEMERINTAH MEWUJUDKAN TUJUAN BERNEGARA APBN Denpasar, 11 April 2019
  • 2. 2 Sekilas Pelaksanaan APBN 2019 : “ APBN Adil: Keseimbangan antara Pembangunan Fisik dan SDM, Pembangunan Pusat dan Daerah, serta Pajak yang progresif ” KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
  • 3. 3 3 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Sehat, Mandiri, dan Adil dimana defisit dijaga pada angka 1,84% dengan primary balance mendekati Rp0 3 2018 2019 LKPP Audited LKPP Audited LKPP audited Realisasi Sementara APBN A. PENDAPATAN NEGARA 1.508,0 1.555,9 1.666,4 1.942,3 2.165,1 I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.496,0 1.546,9 1.654,7 1.928,4 2.164,7 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.240,4 1.285,0 1.343,5 1.521,4 1.786,4 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 255,6 262,0 311,2 407,1 378,3 II. PENERIMAAN HIBAH 12,0 9,0 11,6 13,9 0,4 B. BELANJA NEGARA 1.806,4 1.864,3 2.007,4 2.202,2 2.461,1 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.183,3 1.154,0 1.265,4 1.444,4 1.634,3 1. Belanja K/L 732,1 684,2 765,1 836,2 855,4 2. Belanja Non K/L 451,2 469,8 500,2 608,2 778,9 II. TRANSFERKEDAERAH DAN DANA DESA 623,1 710,3 742,0 757,8 826,8 1. Transfer ke Daerah 602,4 663,6 682,2 697,9 756,8 2. Dana Desa 20,8 46,7 59,8 59,9 70,0 C.KESEIMBANGAN PRIMER (142,5) (125,6) (124,4) (1,8) (20,1) D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (298,5) (308,3) (341,0) (259,9) (296,0) % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,58) (2,49) (2,51) (1,75) (1,84) E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 323,1 334,5 366,6 300,4 296,0 a.l PEMBIAYAAN UTANG 380,9 403,0 429,1 366,7 359,3 APBN (trillion Rupiah) 2015 2016 2017
  • 4. 4 ” Kebijakan Fiskal Tahun 2020 diusulkan untuk mendukung Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM” KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
  • 5. 5 5
  • 6. Fakta Tantangan Pembangunan memerlukan adanya respon kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan yang berkualitas melalui akselerasi daya saing, peningkatan kualitas SDM dan mendorong inovasi Tema RKP 2020 Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan yang berkualitas Tema Kebijakan Fiskal 2020 APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM SELARAS Strategi Belanja Pusat (K/L) Strategi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Sinkronisasi dan harmonisasi Belanja K/L dan TKDD RKP sebagai acuan dalam penyusunan RKPD Perencanaan dan penganggaran di Daerah yang terkoneksi dan diselaraskan dengan arah dan tujuan pembangunan nasional, dengan mengedepankan: • Anggaran yang produktif • Anggaran yang bermanfaat langsung kepada masyarakat • Anggaran yang mendorong pertumbuhan ekonomi 4 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
  • 7. 7 Penguatan Pelaksanaan TKDD : “Pengalokasian TKDD untuk mendukung kebutuhan pendanaan pelayanan publik di daerah, disertai prinsip Value For Money ” KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
  • 8. 8 8 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Memperkuat Taxing Power daerah.  Pengalihan PBB- P2 menjadi pajak daerah pada tahun 2014 Memperkuat pengelolaan Dana Desa.  penyempurnaan program prioritas  Fokus pada pemberdayaan masyarakat (skema padat karya tunai) Implementasi TKDD berbasis kinerja (penyerapan dan capaian output). DAK Fisik berdasarkan proposal daerah sejak tahun 2016. Penyaluran dana desa berbasis kinerja pada tahun 2019 Percepatan pembangunan infrastruktur di daerah.  Minimal 25 persen dari Dana Transfer Umum (DBH dan DAU) untuk belanja infrastruktur sejak tahun 2017 DAU Tambahan untuk dukungan Pendanaan Kelurahan. Mendukung pelayanan publik dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan Reformasi Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk memperkuat Desentralisasi Fiskal
  • 9. 9 9 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Perlu perbaikan pengelolaan keuangan daerah, terutama belanja modal dan belanja barang pemerintah daerah ... (1/2) 20,4 % 24,2 % Porsi Belanja Barang 70,7 % 69,3 % Ketergantungan APBD terhadap APBN 2014 2019 2014 2019 Pemerintah daerah agar lebih mandiri dan kreatif dalam pengelolaan anggaran → mobilisasi sumber pendapatan daerah (pajak daerah dan retribusi daerah) tanpa menghambat iklim investasi dan melakukan efisiensi belanja daerah Pemanfaatan belanja di daerah yang efektif, efisien, dan produktif → penghematan belanja honorarium, perjalanan dinas, dan paket meeting serta penajaman dan sinkronisasi Belanja Barang yang diserahkan kepada masyarakat
  • 10. 10 10 KEMENTERIAN KEUANGAN RI Perlu perbaikan pengelolaan keuangan daerah, terutama belanja modal dan belanja barang daerah ... (2/2) 24,7 % 20,6% 45,4 % 37,8 % Porsi Belanja Pegawai APBD Porsi Belanja Modal APBD 2014 2019 2014 2019 Komitmen daerah untuk mendukung birokrasi yang efisien, efektif, dan bebas korupsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik Belanja Modal untuk pembangunan infrastruktur sejalan dengan prioritas nasional dan penghematan belanja gedung perkantoran baru dan kendaraan bermotor serta pengalokasian belanja pemeliharaan secara berkesinambungan untuk memperpanjang umur ekonomis
  • 11. PENGUATAN KUALITAS DESENTRALISASI FISKAL MELALUI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Diarahkan untuk mendukung perbaikan kualitas layanan dasar publik di daerah, akselerasi daya saing, dan mendorong belanja produktif untuk membentuk aset 11 Meningkatkan akses dan kualitas layanan dasar publik di daerah seperti pendidikan dan kesehatan; Mendukung penguatan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah terutama di kawasan 3T; Mendukung kesinambungan program strategis (a.l pengentasan kemiskinan, perlindungan sosial, pembangunan SDM, dan akselerasi daya saing); Meningkatkan sinergi pusat dan daerah terutama dalam aspek perencanaan dan penganggaran; Mendorong penggunaan belanja di daerah yang produktif, efektif, dan efisien berdasarkan prinsip value for money; Mendorong strategi pembiayaan kreatif bagi Pemda untuk mengakselerasi pembangunan di daerah. 573.7 623.1 710.3 742.0 757.8 826.8 5.7 5.4 5.7 5.5 5.1 5.1 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 - 200.0 400.0 600.0 800.0 1,000.0 1,200.0 1,400.0 2014 2015 2016 2017 2018 2019 APBN DBH DAU DAK Fisik DAK NF DID Dana Otsus dan Dais DIY Dana Desa % TKDD thd PDB Tantangan dan Isu Strategis Fokus Kebijakan Tahun 2020 Sumber: Kemenkeu Pemenuhan Mandatory Spending untuk Pelayanan Publik Pendidikan (20%) 146 daerah belum memenuhi (26,9%) Kesehatan (10%) 64 daerah belum memenuhi (11,8%) Infrastruktur (25% DTU) 289 daerah belum memenuhi (53,3%) ADD (10% DTU) 83 daerah belum memenuhi (16,3%) 1. Penguatan Kualitas SDM dan akselerasi daya saing 2. Pengurangan kesenjangan dan kemiskinan daerah 3. Konektivitas dan pemerataan pembangunan kewilayahan 4. Pengelolaan perubahan iklim, lingkungan hidup, dan risiko kebencanaan 5. Mendorong nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja di daerah
  • 13. 13 Overview TKDD Tabel Alokasi dan Realisasi TKDD 2015-2019 (Rp Triliun) • Pada tahun 2018, realisasi TKDD mencapai Rp757,8 triliun atau 98,9 persen. • Terdiri atas TKD sebesar Rp697,9 triliun (98,8 persen) dan Dana Desa sebesar Rp59,9 triliun (99,8 persen) 2019 Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu DBH 97,9 78,1 79,8% 109,1 90,5 83,0% 88,3 88,2 99,9% 89,2 93,7 105,0% 106,4 DAU 352,9 352,9 100,0% 385,4 385,4 100,0% 398,6 398,6 100,0% 401,5 401,5 100,0% 417,9 DAK Fisik 58,8 54,9 93,4% 89,8 75,2 83,7% 69,5 62,1 89,4% 62,4 58,1 93,1% 69,3 DAK Non Fisik 102,7 97,2 94,6% 121,2 88,7 73,2% 115,1 105,6 91,7% 123,5 115,3 93,4% 131,0 DID 1,7 1,7 100,0% 5,0 5,0 100,0% 7,5 7,5 100,0% 8,5 8,2 96,5% 10,0 Dana Otsus dan DIY 17,7 17,7 100,0% 18,8 18,8 100,0% 20,2 20,2 100,0% 21,1 21,1 100,0% 22,2 Dana Desa 20,8 20,8 100,0% 47,0 46,7 99,4% 60,0 59,8 99,7% 60,0 59,9 99,8% 70,0 Total TKDD 652,4 623,1 95,5% 776,3 710,3 91,5% 759,3 742,0 97,7% 766,2 757,8 98,9% 826,8 2015 2016 2017 2018 Jenis Dana •penguatan peran DID sebagai instrumen insentif dalam TKDD •efisiensi dan efektivitas penggunaan Dana Otsus dan Dana Keistimewaan D. I. Yogyakarta Penguatan pengelolaan DID, Otsus, dan Dais Yogyakarta •distribusi DD yang adil serta fokus pengentasan kemiskinan desa •peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan DD untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi ekonomi Penguatan pengelolaan Dana Desa ARAH KEBIJAKAN TKDD 2020 •DAU bersifat final •Pemenuhan mandatory spending utk infrastruktur •Roadmap penyelesaian Kurang Bayar/Lebih Bayar DBH Penguatan pengelolaan Dana Transfer Umum (DTU) •pengurangan kesenjangan layanan publik dasar antardaerah (focus SDM dan daya saing) •sinkronisasi perencanaan DAK •Pengalokasian dengan berbasis data dan biaya satuan yang mencerminkan kebutuhan riil daerah •Berorientasi untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian output Penguatan pengelolaan Dana Transfer Khusus (DTK) Pengalokasian dan pengaturan TKDD yang mendorong kinerja belanja Daerah secara efektif dan efisien, memegang prinsip value for money dan sinergi antar belanja pusat dan daerah.
  • 14.  Penguatan kebijakan afirmasi kepada daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk mengejar ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan public utamanya untuk infrastruktur konektifitas (dari desa ke pusat pertumbuhan ekonomi)  Penguatan integrated program based transfer yang terintegrasi antar berbagai jenis transfer dan belanja K/L, utamanya untuk pengentasan stunting, program Indonesia bersih dan sehat, peningkatan ekonomi kreatif  Penguatan kebijakan transfer untuk mendukung penyelesaian permasalahan urban sector, seperti pengelolaan sampah, transportasi perkotaan, sanitasi dan air minum  Kebijakan transfer yang langsung mendukung penyiapan SDM yang siap kerja, melalui pendidikan vokasi yang langsung terkoneksi dengan kebutuhan lapangan kerja  Kebijakan Dana Desa untuk mendorong terciptanya ketahanan ekonomi masyarakat Desa melalui dukungan infrastruktur dan pengembangan potensi ekonomi di desa  Dana Insentif Daerah untuk mendorong peningkatan kinerja Pemda yang terkoneksi dengan pencapaian dan tujuan prioritas nasional, serta mendukung peningkatan tata kelola APBD dan kesejahteraan masyarakat Kebijakan Jangka Menengah TKDD 14
  • 16. Dana Alokasi Umum 352.9 385.4 398.6 401.5 417.8 2015 2016 2017 2018 2019 Perkembangan DAU TA 2015 – 2019 (dalam triliun rupiah) 1. DAU murni tetap (telah memperhitungkan gaji 14 bulan) 2. Memperhitungkan DAU Tambahan untuk Kelurahan 3. Memperhitungkan kebijakan kepegawaian 2020 4. Memperhitungkan kebutuhan pooling fund risiko bencana 5. Memperhitungkan kekurangan pemenuhan Siltap Desa 6. Meneruskan kebijakan kewajiban belanja belanja infrastruktur KEBIJAKAN DAU TA 2019 1. Pagu DAU Nasional bersifat final minimal 26% dari PDN Neto setelah dikurangi penerimaan negara yang bersifat earmarked dan TKDD non-DAU 2. Pagu alokasi Rp 417,87 T, termasuk DAU Tambahan untuk dukungan pendanaan kelurahan Rp 3,00 T bagi 8.212 kelurahan untuk pembangunan sarana dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan 3. Mempertahankan kebijakan afirmasi luas wilayah laut 100% 4. Reformulasi komposisi Gaji ke-13 dan THR (Gaji Reguler, Gaji- 13, THR, termasuk Kenaikan Gaji 5%, serta Formasi CPNSD) 5. Penggunaan minimal 25% DAU sebagai bagian dari DTU untuk belanja infrastruktur disertai pengetatan kepatuhan berupa pengenaan sanksi atas kepatuhan penyampaian laporan dan pemenuhan alokasi minimal DAU untuk infrastruktur 16 ARAH KEBIJAKAN DAU TA 2020
  • 17. ARAH KEBIJAKAN DBH 2020 17 Dana Bagi Hasil 97.9 109.1 88.3 89.2 106.4 2015 2016 2017 2018 2019 Perkembangan DBH TA 2015 – 2019 (dalam triliun rupiah) Kebijakan DBH di TA 2019 DBH dalam alokasi APBN TA 2019 adalah sebesar Rp 106.4 triliun atau naik sebesar Rp17,2 triliun (19 persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp89,2 triliun. Arah Kebijakan Umum DBH TA 2019 sebagai berikut: a) Pagu DBH TW IV TA 2019 diprioritaskan untuk penyelesaian KB DBH dengan memperhitungkan lebih bayar tahun sebelumnya. b) Dalam hal realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan melebihi pagu penerimaan yang dianggarkan dalam tahun 2019, Penyaluran DBH berdasarkan realisasi penerimaan Negara tersebut; dan c) Dalam hal realisasi PNBP Migas yang dibagihasilkan melampaui target penerimaan dalam APBN yang diikuti dengan kebijakan peningkatan subsidi BBM dan LPG, Pemerintah dapat memperhitungkan persentase tertentu dari peningkatan belanja subsidi BBM dan LPG terhadap kenaikan PNBP Migas yang dibagihasilkan. a) Melanjutkan kebijakan umum DBH tahun-2 sebelumnya (earmarking CHT utk JKN, perluasan penggunaan DBH DR, berbasis realisasi, penggunaan DBH Triwulan IV utk KB DBH tahun sebelumnya, sharing burden PNBP bila terjadi peningkatan harga komoditi yg diikuti oleh peningkatan subsidi) b) Roadmap penyelesaian Kurang Bayar DBH (target penyelesaian bertahap 3 tahun) dan penyelesaian Lebih Bayar DBH
  • 18. Kebijakan DAK Fisik TA 2019 : 1. Mempertajam sinkronisasi dengan belanja K/L, melalui integrasi aplikasi perencanaan DAK Fisik dalam aplikasi KRISNA. 2. alokasi dak fisik telah memperhitungkan kinerja pelaksanaan DAKfisik tahun-tahun sebelumnya, 3. Interkoneksi antara aplikasi KRISNA dengan aplikasi OM SPAN 4. Berbasis kinerja output/outcome yang terlebih dahulu direviu oleh APIP Daerah Arah Kebijakan DAK Fisik 2020: 1. Fokus pemanfaatan Dana Transfer Khusus (DTK) untuk meningkatkan kualitas SDM dan daya saing daerah melalui pendidikan, kesehatan termasuk pengentasan stunting, peningkatan infrastruktur konektifitas daerah, dan lainnya 2. Konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAK Non-Fisik dan Dana Desa dalam pelaksanaan kegiatan pengentasan stunting, program Indonesia bersih dan sehat 3. Penguatan sinkronisasi perencanaan DAK Fisik dengan belanja K/L serta kesesuaian dengan prioritas nasional 4. Penguatan peran APIP daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi atas capaian output DAK Fisik 5. Pengalokasian berbasis peta kebutuhan yang bersifat medium term DAK Fisik dalam alokasi APBN TA 2019 sebesar Rp 69,3 triliun atau naik sebesar Rp6,9 triliun (11 persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp62,4 T. Perkembangan DAK Fisik TA 2016-2019 DAK FISIK 2016 2017 2018 2019 APBN* APBN APBN APBN 57.597,70 58.342,21 62.436,26 69.326,70 1 Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 16.859,00 Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 15.959,00 GOR - - - 600,00 Perpusda - - - 300,00 2 Kesehatan dan KB 16.373,21 17.104,88 17.979,71 19.875,40 3 Air Minum 741,07 1.200,30 2.070,75 2.070,75 4 Sanitasi 606,33 1.250,20 2.160,99 2.000,00 5 Perumahan dan Permukiman - 1.038,19 1.029,60 1.126,46 6 Pasar 1.112,12 1.035,70 1.772,69 1.772,69 7 Industri Kecil dan Menengah 245,20 531,50 563,69 540,00 8 Pertanian 3.941,54 1.650,04 1.681,69 1.900,00 9 Kelautan dan Perikanan 1.285,52 926,50 879,70 905,20 1 0 Pariwisata 91,94 504,40 631,95 1.003,40 1 1 Jalan 21.539,56 19.690,10 18.202,86 16.243,60 1 2 Irigasi 4.870,59 4.005,10 4.246,18 3.000,00 1 3 Energi Skala Kecil 677,53 502,30 500,10 - 1 4 Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1.602,04 - 500,72 530,20 1 5 Transportasi 1.845,70 844,10 1.078,13 1.500,00 Uraian Dana Alokasi Khusus Fisik (miliar Rp) 18
  • 19. 1. Memperkuat pengalokasian DAK Nonfisik berbasis kinerja, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan (guru, sekolah, puskesmas). 2. Penyempurnaan unit cost yang mencerminkan kebutuhan riil daerah (mengakomodasi perbedaan standar harga antar daerah). 3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan seluruh jenis DAK Nonfisik. 4. Konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAK Non-Fisik dan Dana Desa dalam pelaksanaan kegiatan pengentasan stunting serta program Indonesia bersih dan sehat. 97.2 88.7 105.6 115.3 131.0 LKPP 2015LKPP 2016LKPP 2017 Realisasi 2018 Alokasi 2019 Dana Alokasi Khusus Nonfisik Perkembangan DAK Nonfisik TA 2015 - 2019 R p Kebijakan DAK Non Fisik 2019 1. Perbaikan kualitas kinerja untuk seluruh bidang DAK Non Fisik melalui pengalokasian berbasis kinerja (dimulaidenganalokasiBOSberbasiskinerjasekolah)danpenyaluranberbasiskinerja. 2. Pengalokasian yang mencerminkan kebutuhan riil di daerah, berdasarkan jumlah sasaran yang dibutuhkan untuk mencapai SPM, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan memperhatikanpemutakhirandatasasaranpenerimadanunit cost. 3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan DAK Nonfisik untuk daerah 3T (Tertinggal, Terluar,danTransmigrasi). 4. Mendorong penggunaan dukungan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas layanan publikdi daerah. 5. Penambahan jenis DAK Nonfisik jenis baru yaitu BOP Kesetaraan, BOP Museum dan Taman Budaya, Dana Pelayanan Kepariwisataan, dan Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) ARAH KEBIJAKAN DAK NON FISIK 2020
  • 21. 5,000 6,500 8,500 10,000 2016 2017 2018 2019 Overview Dana Insentif Daerah Bertujuan untuk memberi penghargaan (reward) kepada pemda yang mempunyai kinerja baik dalam tata kelola keuangan daerah; pelayanan dasar publik; pelayanan umum pemerintahan; serta dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang dialokasikan berdasarkan kriteria utama dan kategori kinerja. 36.2% 25.1% 14.8% 12.9% 11.1% PU dan Penataan Ruang Pendidikan Kesehatan Pemerintahan Umum Lain-lain (Rehab Kantor, SDM) 2014 2015 2016 2017 162 312 378 411 247 187 141 113 Opini WTP Opini WTP2 Perkembangan Pagu Alokasi DID (Miliar Rupiah) Opini terhadap LKPD (Jml. Pemda) Penggunaan DID 2018 Kebijakan TA 2019:  Menambah indikator e-budgeting dan ketersediaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam kriteria utama, untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dan kemudahan berusaha di daerah;  Penambahan kategori kinerja Pengelolaan Sampah, untuk mendorong pemerintah daerah melaksanakan program pengelolaan dan pengurangan sampah plastik;  Mempertahankan variabel stunting dalam kategori pelayanan dasar publik bidang kesehatan karena stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan; 4 KRITERIA UTAMA 1) Opini BPK atas LKPD (WTP); 2) Penetapan Perda APBD tepat waktu; 3) Penggunaan e-government (e-budgeting dan e-procurement); 4) Ketersediaan PTSP. 1) Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah; 2) Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan; 3) Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan; 4) Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur; 5) Kesejahteraan Masyarakat; 6) Penyelenggaraan Pem 7) Perencanaan Daerah; 8) SAKIP; 9) Inovasi Pelayanan Pub 10)Kemudahan Berusaha 11)Pengelolaan Sampah. 11 KATEGORI KINERJA Dana Insentif Daerah
  • 22. Arah Kebijakan Dana Insentif Daerah Tahun 2020 DID dialokasikan berdasarkan Kriteria Utama dan Kategori Kinerja. Penyederhanaan dan refocusing penentuan kategori/indikator penilaian yang lebih mencerminkan kinerja pemerintah daerah. Penentuan kategori/indikator terutama diarahkan pada upaya untuk mendukung penanganan dan/atau pencapaian tujuan pembangunan yang merupakan prioritas nasional di bidang: a) pelayanan dasar publik bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lingkungan hidup; b) perbaikan dalam kesehatan fiskal dan tata kelola keuangan daerah (kemandirian fiskal, efektifitas pengelolaan APBD); c) pelaksanaan kemudahan berusaha di daerah; d) inovasi daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan; e) kesejahteraan masyarakat. Memperkuat indikator yang digunakan dalam perhitungan kriteria utama seperti penggunaan e-planning untuk mendorong peningkatan tata kelola keuangan daerah. Memperbaiki perhitungan indikator PTSP pada kriteria utama untuk mendorong kemudahan dalam pengurusan izin usaha di daerah. Memperbaiki metode perhitungan kinerja pemerintah daerah dalam perhitungan DID.
  • 24. Overview Dana Desa 20,8 T (3,5% TKD) 46,9 T (6% TKD) 60 T (8,4% TKD) 60 T (8,4% TKD) 70 T (9,3% TKD) Dana Desa Terus Tumbuh Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa” PERKEMBANGAN DANA DESA TA 2015-2019  Meningkat setiap tahunnya,dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan negara dan kapasitas pelaksanaan di desa.  Dalam 5 tahun sejak tahun 2015, telah dialokasikan Dana Desa sebesar Rp258 Triliun. DANA DESA
  • 25. Kebijakan Pengalokasian Dana Desa 2019 2. Reformulasi Pengalokasian Dana Desa dengan:  Mengurangi proporsi Alokasi Dasar (AD) (alokasi yang dibagi sama kepada setiap Desa) dari semula 77% (2018) menjadi 72% (2019);  Menambah proporsi Alokasi Formula (AF) dari semula 20% (2018) menjadi 25% (2019); dan  Tetap memberikan Alokasi Afirmasi (AA) pada Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dan yang mempunyai jumlah penduduk miskin yang tinggi sebesar 3% dari total pagu Dana Desa sesuai APBN 2019. 3. Dampak Kebijakan Reformulasi Pengalokasian Dana Desa:  Dana Desa seluruh Kabupaten/Kota NAIK  Rasio ketimpangan distribusi Dana Desa (0.479) lebih rendah dari tahun 2018 (0.486)  Rata-rata Dana Desa per desa Rp933 juta, lebih tinggi dari tahun 2018 Rp800 juta  Dana Desa di Desa dengan Jumlah Penduduk Miskin Tinggi (JPM) Rp26,7 T atau 38,2%, lebih tinggi dari tahun 2018 Rp22,1 T atau 36,8% dari pagu.  Rata-rata Dana Desa di Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dengan JPM Tinggi Rp1,335 M, lebih tinggi dari tahun 2018 Rp1,075 M 1. Dana Desa dihitung dari Alokasi Dasar (AD), Alokasi Afirmasi (AA), dan Alokasi Formula (AF)
  • 26. Kebijakan Penyaluran Dana Desa 2019 1. Insentif bagi daerah dengan kinerja baik Penyaluran Dana Desa ke RKUD Tahap I dan II dapat dilakukan sekaligus, apabila daerah:  dapat memenuhi kewajiban penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD; serta  Menyalurkan Dana Desa Tahap III paling lambat bulan November 2. Insentif bagi desa dengan kinerja baik Penyaluran Dana Desa ke RKDes Tahap III dapat dilakukan dalam 2 kali penyaluran, dengan terlebih dahulu diprioritaskan desa-desa yang telah memenuhi penyerapan 75% dan capaian output 50%. 3. Mendukung Kebijakan nasional konvergensi pencegahan stunting Laporan pelaksanaan penanganan sunting di desa.  Dimulai tahun 2019 untuk daerah prioritas, walaupun belum bersifat wajib.  Efektif berlaku sebagai persyaratan penyaluran Tahap III, mulai pada Januari 2021.
  • 27. Arah Kebijakan Dana Desa 2020 Kebijakan Dana Desa TA. 2020 akan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa. Untuk mencapai hal tersebut, Kebijakan Dana Desa TA. 2020 diarahkan untuk: Mendukung percepatan pengentasan kemiskinan dan ketimpangan melalui penyempurnaan kebijakan pengalokasian dana desa terutama penyesuaian bobot alokasi dasar dan alokasi formula, serta pemberian afirmasi secara proporsional kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. Meningkatkan porsi pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka memajukan perekenomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa melalui kebijakan penyaluran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan. Mengoptimalkan peran APIP dalam penyampaian laporan penyaluran Dana Desa. Meningkatkan koordinasi dan efektifitas dalam pelaksanaan pengawasan. Meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dan kapasitas perangkat desa. Mendorong peningkatan kinerja dalam pelaksanaaan Dana Desa, antara lain melalui: • Pemberian insentif atas kinerja penyaluran Dana Desa tahun sebelumnya, dan • Mempercepat penyaluran Dana Desa bagi desa yang mempunyai kinerja baik.
  • 28. TERIMA KASIH DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Gd. Radius Prawiro, Jl. Dr. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat Integritas Pelayanan Profesionalisme Sinergi Kesempurnaan
  • 30. Data Alokasi dan Realisasi DAU (dalam juta Rp) 30 * Realisasi 2019 per 5 April 2019 Daerah 2018 2019 Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum DAU Tambahan Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Kab. Badung 330.337 330.337 100,00% 355.583 118.528 33,33% 5.647 0,00% Kab. Bangli 559.868 559.868 100,00% 582.990 194.330 33,33% 1.481 740 50,00% Kab. Buleleng 965.435 965.435 100,00% 991.462 330.487 33,33% 6.706 3.353 50,00% Kab. Gianyar 693.574 693.574 100,00% 714.404 238.135 33,33% 2.118 1.059 50,00% Kab. Jembrana 552.643 552.643 100,00% 571.163 190.388 33,33% 3.701 1.851 50,00% Kab. Karangasem 729.379 729.379 100,00% 770.730 256.910 33,33% 1.059 0,00% Kab. Klungkung 530.372 530.372 100,00% 552.089 184.030 33,33% 2.118 0,00% Kab. Tabanan 811.769 811.769 100,00% 835.897 278.632 33,33% Kota Denpasar 650.169 650.169 100,00% 671.386 223.795 33,33% 5.647 0,00% Provinsi Bali 1.268.585 1.268.585 100,00% 1.325.848 441.949 33,33% Jumlah Total 7.092.131 7.092.131 100,00% 7.371.552 2.457.184 33,33% 28.476 7.003 24,59%
  • 31. PEMENUHAN BELANJA INFRASTRUKTUR SE-PROV. BALI 31 (dalam miliar) Nilai Persentase Nilai Persentase Nilai Persentase 0 Total Se-Provinsi 980,18 13,88% 1.321,19 19,37% 1.913,62 26,68% 1 Provinsi Bali 71,07 4,68% 245,55 16,59% 427,97 28,38% 2 Kab. Badung 86,18 21,14% 88,84 23,55% 110,19 27,80% 3 Kab. Bangli 82,23 17,21% 43,92 11,35% 132,33 26,42% 4 Kab. Buleleng 45,98 5,11% 224,54 25,05% 228,49 25,00% 5 Kab. Gianyar 156,02 25,30% 161,47 27,31% 199,17 29,88% 6 Kab. Jembrana 133,27 25,54% 129,71 25,10% 135,80 25,57% 7 Kab. Karangasem 98,43 14,43% 44,92 6,63% 125,04 17,55% 8 Kab. Klungkung 127,45 25,20% 124,34 25,07% 128,91 25,10% 9 Kab. Tabanan 7,18 0,96% 78,97 10,93% 218,93 29,27% 10 Kota Denpasar 172,38 25,25% 178,93 26,47% 206,79 30,33% Pemenuhan 2017 Daerah No Pemenuhan 2018 Pemenuhan 2019 • Secara umum, pemenuhan belanja infrastruktur paling sedikit 25% dari DTU Se-Prov. Bali mengalami kenaikan. • Untuk Tahun 2019, terdapat 1 daerah atau sekitar 10% daerah Se-Prov. Bali yang belum memenuhi ketentuan. • Secara umum, kendala pemenuhan belanja infrastruktur paling sedikit 25% dari DTU disebabkan oleh prioritas daerah di bidang selain infrastruktur. Belanja Infarstruktur yang Bersumber dari DTU
  • 32. Data Alokasi dan Realisasi DAK Fisik (dalam juta Rp) 32 * Realisasi 2019 per 5 April 2019 Daerah 2018 2019 DAK Penugasan DAK Reguler DAK Penugasan DAK Reguler Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Kab. Badung 3.180 2.477 77,90% 21.498 18.166 84,50% 4.863 0,00% 26.146 0,00% Kab. Bangli 7.672 6.610 86,15% 49.788 40.724 81,80% 16.768 0,00% 61.342 0,00% Kab. Buleleng 18.096 13.985 77,28% 61.517 51.386 83,53% 14.696 0,00% 95.450 0,00% Kab. Gianyar 46.142 43.672 94,65% 47.341 43.150 91,15% 51.546 0,00% 40.426 0,00% Kab. Jembrana 16.888 11.848 70,15% 50.652 47.437 93,65% 11.967 0,00% 50.194 0,00% Kab. Karangasem 8.213 6.097 74,24% 46.470 38.467 82,78% 10.753 0,00% 56.691 0,00% Kab. Klungkung 25.212 20.360 80,76% 22.551 21.704 96,25% 8.951 0,00% 36.491 0,00% Kab. Tabanan 47.627 44.717 93,89% 43.680 42.713 97,79% 12.081 0,00% 72.615 0,00% Kota Denpasar 14.689 12.514 85,19% 26.087 19.221 73,68% 6.350 0,00% 32.548 0,00% Provinsi Bali 55.649 41.147 73,94% 16.154 10.024 62,05% 23.301 0,00% 46.654 0,00% Jumlah Total 243.370 203.427 83,59% 385.738 332.993 86,33% 161.276 0,00% 518.555 0,00%
  • 33. Data Alokasi dan Realisasi DBH 33 * Realisasi 2019 per 5 April 2019 (dalam juta Rp) Daerah 2018 2019 DBH Pajak DBH SDA DBHl Pajak DBH SDA Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Kab. Badung 79.602 79.491 99,86% 701 701 100,00% 84.391 16.244 19,25% 984 148 15,00% Kab. Bangli 16.944 16.944 100,00% 701 701 100,00% 16.932 2.801 16,54% 984 148 15,00% Kab. Buleleng 27.865 27.865 100,00% 701 701 100,00% 24.151 4.920 20,37% 984 148 15,00% Kab. Gianyar 26.753 26.753 100,00% 701 701 100,00% 25.567 4.742 18,55% 984 148 15,00% Kab. Jembrana 18.445 18.445 100,00% 701 701 100,00% 18.405 2.923 15,88% 984 148 15,00% Kab. Karangasem 20.259 20.259 100,00% 701 701 100,00% 20.306 3.469 17,09% 984 148 15,00% Kab. Klungkung 17.700 17.700 100,00% 701 701 100,00% 17.792 2.924 16,44% 984 148 15,00% Kab. Tabanan 22.403 22.403 100,00% 701 701 100,00% 21.933 3.752 17,11% 984 148 15,00% Kota Denpasar 85.292 85.292 100,00% 701 701 100,00% 86.323 16.626 19,26% 984 148 15,00% Provinsi Bali 182.555 182.555 100,00% 194.709 37.341 19,18% Jumlah Total 497.818 497.707 99,98% 6.311 6.311 100,00% 510.509 95.742 18,75% 8.852 1.328 15,00%
  • 34. Data Alokasi dan Realisasi DAK NON FISIK, DID, DD 34 * Realisasi 2019 per 5 April 2019 (dalam juta Rp) Daerah 2018 2019 DAK Nonfisik Dana Desa Dana Insentif Daerah DAK Nonfisik Dana Desa Dana Insentif Daerah Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Kab. Badung 128.673 126.856 98,59% 42.303 42.303 100,00% 81.250 81.250 100,00% 132.456 36.194 27,33% 52.585 31.551 60,00% 74.538 37.269 50,00% Kab. Bangli 66.170 63.631 96,16% 52.858 52.858 100,00% 52.000 52.000 100,00% 68.038 16.574 24,36% 61.335 12.267 20,00% 42.899 21.449 50,00% Kab. Buleleng 191.117 185.762 97,20% 107.040 107.040 100,00% 34.750 34.750 100,00% 196.353 0,00% 124.027 74.416 60,00% 43.803 21.902 50,00% Kab. Gianyar 122.845 121.104 98,58% 51.972 51.972 100,00% 50.500 50.500 100,00% 129.433 38.156 29,48% 59.992 11.998 20,00% 48.392 24.196 50,00% Kab. Jembrana 65.207 62.437 95,75% 39.392 39.392 100,00% 37.250 37.250 100,00% 70.217 21.217 30,22% 49.043 29.426 60,00% 19.169 9.584 50,00% Kab. Karangasem 145.232 142.983 98,45% 64.240 64.240 100,00% 35.250 35.250 100,00% 151.651 41.778 27,55% 78.719 15.744 20,00% 31.314 15.657 50,00% Kab. Klungkung 80.728 78.879 97,71% 43.276 43.276 100,00% 34.750 34.750 100,00% 82.949 24.108 29,06% 51.534 0,00% 47.024 23.512 50,00% Kab. Tabanan 146.641 141.162 96,26% 101.722 101.722 100,00% 51.000 51.000 100,00% 147.775 45.218 30,60% 118.205 70.923 60,00% 49.123 24.561 50,00% Kota Denpasar 114.659 111.560 97,30% 27.405 27.405 100,00% 27.250 27.250 100,00% 113.054 29.667 26,24% 34.750 6.950 20,00% 18.879 9.439 50,00% Provinsi Bali 1.030.637 997.621 96,80% 41.500 41.500 100,00% 1.080.230 230.842 21,37% 68.434 34.217 50,00% Jumlah Total 2.091.910 2.031.994 97,14% 530.206 530.206 100,00% 445.500 445.500 100,00% 2.172.157 483.754 22,27% 630.190 253.275 40,19% 443.575 221.788 50,00%
  • 36. 3 Inflasi Tahun Dasar 2010 Pertumbuh an Ekonomi PDRB Prov. Bali: Rp234 triliun Nasional : Rp14.837 triliun Prov. Bali: 7,59% Nasional : 5,18% Prov. Bali: 3,13% Nasional : 3,13% KINERJA KEUANGAN DAERAH, EKONOMI, PELAYANAN PUBLIK, DAN KESEJAHTERAAN SE-BALI Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan Provinsi Bali Th.2018 * Sumber: BPS & BI
  • 37. Indikator Ekonomi 37 KINERJA EKONOMI SE-BALI TERTINGGI TERENDAH No Daerah PDRB ADHB Pertumbuhan Ekonomi Inflasi PDRB per Kapita 2017 (Miliar Rp) Rank 2017 (%) Rank 2016 (%) Rank 2017 (Juta Rp) Rank 1 Prov. Bali 215.360,92 5,59 3,80 50,71 2 Kab. Badung 52.332,51 1 6,11 1 4,42 7 81,33 1 3 Kab. Bangli 6.035,20 9 5,35 6 4,45 8 26,81 9 4 Kab. Buleleng 30.589,20 3 5,40 4 3,84 3 46,80 4 5 Kab. Gianyar 24.320,34 4 5,50 3 4,22 5 48,26 3 6 Kab. Jembrana 12.205,34 7 5,31 8 3,84 2 44,39 6 7 Kab. Karangasem 14.666,62 6 5,08 9 4,08 4 35,53 8 8 Kab. Klungkung 7.850,07 8 5,34 7 4,48 9 44,25 7 9 Kab. Tabanan 20.551,15 5 5,38 5 2,81 1 46,60 5 10 Kota Denpasar 47.156,02 2 6,08 2 4,31 6 51,58 2
  • 38. Indikator Pendidikan dan Kesehatan 38 KINERJA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN SE-BALI TERTINGGI TERENDAH No Daerah IPM % Penduduk Miskin TPT Gini Ratio HLS Sanitasi Layak Persalinan Tenakes Air Minum Layak Imunisasi Balita Baduta Stunting 2017 Rank 2017 (%) Rank 2017 (%) Rank 2016 Rank 2017 Rank 2017 (%) Rank 2017 (%) Rank 2017 (%) Rank 2017 (%) Rank 2017 Rank 1 Prov. Bali 74,30 4,25 1,48 0,37 13,21 90,51 99,65 90,85 63,02 13,65 2 Kab. Badung 80,54 2 2,06 1 0,48 2 0,32 3 13,94 2 97,32 2 100,00 1 96,11 4 68,68 3 10,40 3 3 Kab. Bangli 68,24 8 5,23 5 0,48 1 0,35 7 12,30 9 74,42 8 100,00 1 78,52 8 57,78 7 14,54 6 4 Kab. Buleleng 71,11 5 5,74 7 2,41 8 0,34 5 12,62 6 84,09 7 100,00 1 83,57 7 55,55 8 22,95 9 5 Kab. Gianyar 76,09 3 4,46 3 1,02 6 0,30 2 13,37 3 96,09 3 100,00 1 94,59 5 78,62 1 11,46 4 6 Kab. Jembrana 70,72 6 5,38 6 0,67 3 0,36 9 12,40 7 92,47 4 100,00 1 66,52 9 62,73 5 18,08 8 7 Kab. Karangasem 65,57 9 6,55 9 0,72 4 0,29 1 12,38 8 70,30 9 100,00 1 86,95 6 66,56 4 17,74 7 8 Kab. Klungkung 70,13 7 6,29 8 0,94 5 0,36 8 12,94 5 91,45 5 100,00 1 96,47 3 60,21 6 7,27 1 9 Kab. Tabanan 74,86 4 4,92 4 1,79 7 0,34 6 12,95 4 91,27 6 100,00 1 97,36 2 71,93 2 12,00 5 10 Kota Denpasar 83,01 1 2,27 2 2,63 9 0,33 4 13,97 1 98,71 1 98,73 9 98,19 1 54,11 9 8,38 2