SlideShare a Scribd company logo
BULAN IMUNISASI
ANAK NASIONAL
TAHUN 2022
BULAN IMUNISASI
ANAK NASIONAL
TAHUN 2022
PAKET ADVOKASI
www.kemenkes.go.id
www.kemenkes.go.id
GRATIS
GRAT
AT
A IS
Aman &
Berkualitas
JIKA MEMILIKI
PERTANYAAN SEPUTAR
BULAN IMUNISASI
ANAK NASIONAL,
SILAHKAN HUBUNGI
PETUGAS KESEHATAN.
TANYA JAWAB SEPUTAR PELAKSANAAN
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL
1
4
1
5
6
7
2
3
A
Apakah Bulan Imunisasi Anak Nasional?
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah
kegiatan pemberian imunisasi tambahan
Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada anak
yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
Mengapa dilakukan Bulan ImunisasiAnak Nasional?
Data beberapa tahun terakhir menunjukkan
terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu
imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang
cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah
anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin
lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak.
Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita
lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I seperti
Campak, Rubela, dan Difteri di beberapa wilayah.
Apakah bahaya apabila anak tidak lengkap
imunisasinya?
Anak yang tidak lengkap imunisasinya akan lebih
rentan terkena penyakit Campak, Rubela, Difteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio.
Siapa saja anak yang akan diimunisasi saat Bulan
Imunisasi Anak Nasional?
Sasaran pelaksanaan BIAN adalah sebagai berikut:
a. Sasaran imunisasi tambahan Campak-Rubela
adalah:
• Di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau,
Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sasarannya
adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai
dengan kurang dari 15 (lima belas) tahun;
• Di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, Lampung, seluruh provinsi di
Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua sasarannya adalah anak usia
9 (sembilan) bulan sampai dengan kurang dari
12 (dua belas) tahun;
• Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sasarannya
adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai
dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan.
www.kemenkes.go.id
b. Sasaran Imunisasi Kejar adalah anak usia 12
(dua belas) bulan sampai dengan 59 (lima
puluh sembilan) bulan di seluruh provinsi,
yang tidak atau belum lengkap mendapatkan
imunisasi OPV, imunisasi IPV, dan imunisasi
DPT-HB-Hib. Provinsi Bali dan DIY tidak
melaksanakan pemberian imunisasi tambahan
Campak-Rubela, namun tetap melaksanakan
Imunisasi Kejar.
Kapan dilakukan Bulan Imunisasi Anak
Nasional?
• Tahap 1 mulai bulan Mei untuk wilayah di
pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
• Tahap 2 mulai bulan Agustus untuk wilayah
di pulau Jawa dan provinsi Bali.
Silakan melakukan koordinasi dengan
Puskesmas dan Sekolah untuk tanggal
pemberian BIAN di masing-masing wilayah.
Dimanakah tempat pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Nasional?
Tempat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Nasional adalah di Posyandu, Satuan Pendidikan/
Pesantren, Puskesmas, Fasyankes lain dan Pos
Imunisasi. Tanyakan petugas imunisasi di
Puskesmas terdekat dan Sekolah untuk
informasi lebih lanjut tempat pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Nasional.
Seperti apa gejala penyakit Campak
dan Rubela?
Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi,
bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai
dengan batuk, pilek dan mata merah
(konjungtivitis).
Gejala penyakit Rubela tidak spesifik, bahkan
bisa tanpa gejala. Gejala umum mirip gejala flu,
berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah
dan nyeri persendian. Sindroma Rubela
kongenital dapat terjadi pada bayi bila saat ibu
hamil usia triwulan pertama terinfeksi virus Rubela.
Gejalanya dapat berupa kelainan jantung,
kerusakan jaringan otak, katarak kongenital, dan
gangguan pendengaran.
Seperti apa gejala Difteri?
Gejala yang paling khas pada anak yang
menderita Difteri biasanya terbentuk lapisan tipis
berwarna abu-abu dan menutupi tenggorakan
dan amandel penderita. Gejala ini muncul
biasanya 2 – 5 hari setelah anak terinfeksi. Anak
juga biasanya demam dan susah menelan akibat
muncul benjolan di leher akibat pembengkakan
kelenjar getah bening.
Seperti apa gejalaTetanus?
Bayi baru lahir yang terkena Tetanus, pada saat
lahir akan tampak normal, namun mengalami
kesulitan menyusu pada usia 3-28 hari,
otot-ototnya kaku, dan kejang-kejang. Pada anak
dan orang dewasa gejala rahang terkunci
(trismus atau lock jaw), merupakan gejala yang
umum terjadi. Diikuti oleh kaku pada otot leher,
otot perut atau otot punggung, sulit menelan,
kejang otot, berkeringat dan panas badan.
Seperti apa gejala Hepatitis B?
Infeksi Hepatitis B akut tidak selamanya
bergejala. Apabila menunjukkan gejala, penderita
merasa lemah, mual, muntah, nyeri perut serta
kuning pada kulit dan sklera mata. Pada
penderita Hepatitis B kronis apabila penyakitnya
bertambah berat oleh karena terjadi gagal hati,
maka gejalanya antara lain perut membesar
(asites), perdarahan abnormal dan perubahan
status mental.
Seperti apa gejala Polio?
Setelah seseorang terinfeksi virus Polio maka
sekitar 25% dari mereka akan menunjukkan
gejala penyakit ringan seperti demam, nyeri
kepala, nyeri tenggorokan. Kelumpuhan terjadi
pada 1% dari mereka yang terinfeksi. Kematian
terjadi sekitar 5-10% dari mereka yang lumpuh
Bagaimana agar terlindungi dari penyakit
Campak, Rubela, Difteri, Pertusis,Tetanus,
Hepatitis B, dan Polio?
Imunisasi adalah pencegahan terbaik untuk
penyakit-penyakit tersebut.
Vaksin apa saja yang diberikan pada saat
BIAN?
Vaksin Campak-Rubela, Vaksin Polio (OPV dan
IPV), dan Vaksin Pentavalent (DPT-HB-Hib).
Semua vaksin yang digunakan telah mendapat
rekomendasi WHO dan izin edar dari Badan
POM dan efektif untuk mencegah
penyakit-penyakit tersebut.
Apakah efek samping pemberian imunisasi
saat pelaksanaan BIAN?
Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan
dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi
adalah reaksi normal yang akan menghilang
dalam 2-3 hari. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI) yang serius sangat jarang terjadi.
Laporkan setiap keluhan yang dialami anak.
Apakah anak akan kebal terhadap penyakit
Campak, Rubela, Difteri, Pertusis,Tetanus,
Hepatitis B, dan Polio?
Sebagian besar anak akan mendapat kekebalan
terhadap penyakit-penyakit tersebut setelah
mendapatkan dosis lengkap dari pemberian
imunisasi tersebut.
Apabila anak telah mendapatkan
2 dosis imunisasi rutin Campak-Rubela
atau MMR, apakah masih perlu mendapat
imunisasi Campak-Rubela saat BIAN?
Ya, anak tetap harus mendapat imunisasi
Campak-Rubela saat kegiatan Bulan Imunisasi
Anak Nasional untuk mendapat kekebalan
optimal dan terwujud kekebalan kelompok di
masyarakat. lmunisasi Campak-Rubela aman
bagi anak yang telah mendapat 2 dosis
imunisasi Campak-Rubela.
Apakah perbedaan imunisasi
Campak-Rubela dan MMR?
Imunisasi Campak-Rubela bermanfaat untuk
mencegah penyakit Campak dan Rubela.
Sedangkan Imunisasi MMR bermanfaat untuk
mencegah penyakit Campak, Rubela dan
Gondongan (Mumps).
14
13
15
16
17
9
10
11
12
8
18 22
23
24
19
20
21
Apakah benar imunisasi Campak-Rubela
dapat menyebabkan autisme?
Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti
yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun
dapat menyebabkan autisme. Kandungan etil
merkuri dalam vaksin sangat rendah (1,25
mcg/KgBB/minggu) dan masih dalam batas yang
diizinkan oleh WHO (maksimal 159
mcg/kgBB/minggu).
Apabila sebelumnya anak mendapatkan
imunisasi rutin Campak-Rubela, MMR atau
imunisasi lain, adakah jarak waktu minimal
yang perlu diperhatikan sebelum diberikan
imunisasi Campak-Rubela saat Bulan
Imunisasi Anak Nasional?
Imunisasi Campak-Rubela dapat diberikan
dengan jarak waktu minimal 1 bulan dari
pemberian imunisasi rutin Campak-Rubela, atau
imunisasi lainnya.
Apakah vaksin COVID-19 dapat diberikan
bersamaan dengan vaksin Campak-Rubela?
Vaksin COVID-19 tidak dianjurkan diberikan
bersamaan dengan pemberian vaksin
Campak-Rubela dan vaksin jenis lainnya.
Jarak minimal antara vaksin COVID-19 dengan
vaksin lainnya adalah 2 minggu.
Apakah anak yang sedang demam dapat
diberikan imunisasi saat BIAN?
Anak yang sedang demam, ditunda dulu
pemberian imunisasinya sampai anak tersebut
tidak demam lagi. Setelah anak pulih, maka
orang tua, kader dan guru dapat berkoordinasi
dengan Puskesmas untuk mendapatkan jadwal
imunisasi yang tertunda.
Apakah memberikan imunisasi lebih dari
1 suntikan pada saat yang bersamaan
berbahaya?
Tidak. Pemberian imunisasi lebih dari satu
suntikan saat bersamaan aman.
Apakah setelah mendapatkan lebih dari
1 suntikan, anak akan selalu menderita
demam?
Tidak selalu. Demam merupakan reaksi
pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang
diberikan kepada anak, tergantung kondisinya.
Demam merupakan reaksi yang wajar dan anak
memiliki reaksi tubuh yang baik.
Apa penanganan anak yang demam setelah
diimunisasi?
Anak yang mengalami demam setelah
diimunisasi dianjurkan untuk dilakukan kompres
atau mandi air hangat, perbanyak minum air
putih dan istirahat. Anak juga dapat diberikan
paracetamol (obat penurun demam) sesuai dosis
yang dianjurkan. Anak tidak dianjurkan minum
paracetamol sebelum diimunisasi.
www.kemenkes.go.id
62,8
67,6
72,7
65,3
58,5
45,0
55,0
70,0
76,4
81,0
2017 2018 2019 2020 2021
Capaian (%) Target (%)
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi adalah Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, dan Polio. Penyakit-penyakit ini sangat menular (infeksius) dan bisa mengakibatkan Kematian.
Laporan kasus penyakit tersebut masih banyak ditemukan di dunia. Pada tahun 2020 ada 93,913 kasus Campak
dan 7
.420 kasus Rubela. Pada tahun 2018 ada 33 kasus Polio pertahun, 151.000 kasus pertusis, dan diperkirakan
34.000 bayi meninggal akibatTetanus di tahun 2015. Indonesia termasuk 10 negara yang ikut melaporkan kasus
Rubela dan Difteri. Kejadian ini merupakan dampak dari pemberian imunisasi yang tidak lengkap pada anak.
Pemberian imunisasi yang tidak lengkap pada anak mengakibatkan anak tidak kebal terhadap virus atau bakteri
penyakit tersebut.
Dampak Pandemi COVID-19 di tahun 2020, 2021, dan sampai sekarang mengakibatkan jumlah anak yang tidak
lengkap imunisasinya semakin bertambah.Tidak hanya di Indonesia saja, namun terjadi juga di beberapa Negara di
dunia. Di Indonesia sendiri, cakupan imunisasi lengkap berkurang sekitar 10% di tahun 2020 dan 2021 dari capaian
di tahun 2019 atau dapat diartikan ada sekitar 10% dari 4.6 juta anak di Indonesia yang tidak mendapatkan
imunisasi lengkap. Grafik dan peta di bawah ini akan memberikan gambaran rendahnya cakupan pelayanan
imunisasi khususnya Campak-Rubela dan sebaran temuan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
B
Grafik 1. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2017-2021
ANALISA SITUASI KEJADIAN PENYAKIT-PENYAKIT MENULARYANG
DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI DI DUNIA DAN INDONESIA
Grafik 2. Cakupan Imunisasi Campak-Rubela (Baduta) Tahun 2017-2021
Sumber: Laporan Imunisasi Kemenkes, update 1 April 2022
www.kemenkes.go.id
Peningkatan kasus tersebut perlu ditangani dengan segera yaitu dengan melengkapi status imunisasi anak
dengan pemberian imunisasi OPV, IPV, DPT-HB-Hib, dan 1 dosis tambahan imunisasi Campak-Rubela yang
lengkap dan merata di setiap wilayah adalah satu-satunya cara untuk menghentikan transmisi penyakit ini dan
anak terlindungi. Oleh karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) merupakan strategi yang diputuskan
Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah ini.
Gambar 1. Penilaian Risiko Campak-Rubela Tahun 2020 per Provinsi
Gambar 2. Penilaian Risiko Polio Tahun 2020 per Provinsi
Gambar 3. Persebaran Kasus Difteri di Indonesia Tahun 2021
Bulan Imunisasi Anak Nasional dilakukan karena anak di beberapa wilayah Indonesia telah menderita penyakit
Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Tahun 2019 (93.7%), 2020 (84.3%), dan
2021(84.2%). Data menunjukkan penurunan signifikan dari tahun 2021 ke 2019. Penyakit-penyakit ini dapat cepat
menular ke anak yang lainnya. Apabila tidak segera ditangani, beberapa kasus anak bisa sampai meninggal.
Penyakit-penyakit ini hanya dapat dicegah dengan imunisasi sejak dini dan merata di semua wilayah Indonesia.
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL
C
Bulan Imunisasi Anak Nasional
Mengapa dilakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional?
Sasaran Bulan Imunisasi Anak Nasional
Imunisasi yang diberikan secara lengkap dan sesuai usia memberikan perlindungan individu yang optimal dari
penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Apabila cakupan imunisasi lengkap
mencapai 95% di suatu daerah dan merata hingga tingkat desa/kelurahan, maka akan timbul perlindungan
kelompok (herd immunity) yang bermanfaat untuk melindungi anak-anak yang memang tidak boleh menerima
imunisasi akibat kondisi kesehatannya, dan juga mengurangi penularan penyakit pada kelompok usia dewasa.
Manfaat Bulan Imunisasi Anak Nasional
• Menghentikan transmisi virus Campak dan Rubela setempat (indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah
Indonesia pada tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi Campak dan Rubela/CRS pada tahun 2026
dari SEARO.
• Mempertahankan Indonesia bebas Polio dan mewujudkan eradikasi Polio global pada tahun 2026.
• Mengendalikan penyakit Difteri dan Pertusis.
Tujuan Bulan Imunisasi Anak Nasional
Tahap
Tahap I
(mulai
Mei ‘22)
Tahap II
(mulai
Agustus ‘22)
Provinsi
Aceh, Riau, Kepulauan Riau,
Sumatera Utara, Sumatera Barat
9 bulan -
< 15 tahun
9 bulan -
< 12 tahun
9 - 59 bulan
Tidak
melaksanakan
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur
Bali dan DI Yogyakarta
Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Lampung Seluruh provinsi di Kalimantan,
Sulawesi, NusaTenggara, Maluku, dan Papua
Sasaran
Campak-Rubela
Sasaran
Imunisasi Kejar
Anak
usia 12-59 bulan
yang tidak/belum
lengkap OPV, IPV,
dan DPT-HB-Hib
Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian
Imunisasi Kejar pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
www.kemenkes.go.id
Target pelaksanaan BIAN adalah:
1. Target cakupan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela yaitu minimal 95% dari keseluruhan sasaran
dan merata di seluruh desa/kelurahan.
2. Target capaian Imunisasi Kejar yaitu:
• minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi IPVnya mendapatkan 1 dosis
imunisasi IPV
• minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi OPVnya mendapatkan
sekurang-kurangnya 1 dosis imunisasi OPV
• minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi DPT-HB-Hibnya mendapatkan
sekurang-kurangnya 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib
Target Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional
AJAKAN AKSI DAN PERAN
D
Peran Anda
Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung agenda pengendalian penyakit global.
Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data
beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar
maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan
tersebut dapat kita lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I
seperti Campak, Rubela dan Difteri di beberapa wilayah. BIAN merupakan langkah penting untuk menutup
kesenjangan imunitas sehingga dapat mencegah KLB PD3I.
Dalam rangka menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak Kementerian/Lembaga terkait,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota beserta perangkat kerjanya,
Organisasi Masyarakat Sipil, Organisasi Keagamaan,Tim Penggerak PKK,
Organisasi Profesi Kesehatan dan Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat
untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional.
• Kementerian/lembaga terkait diharapkan mendukung pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional sesuai
dengan bidangnya.
• Pemerintah Daerah diharapkan dapat membentuk Kelompok Kerja Bulan Imunisasi Anak Nasional dengan
melibatkan seluruh lintas program dan lintas sektor terkait.
• Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib mendukung penyediaan sumber
daya (dana dan tenaga) serta memfasilitasi persiapan teknis yang perlu dilakukan oleh POKJA di wilayah
masing-masing demi menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional, sesuai dengan target sasaran, dengan
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
• Peran Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama beserta seluruh jajaran Dinas
Pendidikan dan Kanwil Kemenag di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) sangat penting khususnya
dalam menyediakan dan memvalidasi data sasaran serta melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada
sekolah, orang tua dan siswa, agar Bulan Imunisasi Anak Nasional ini sukses dilaksanakan dan menjangkau
sasaran secara optimal.
• Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Dunia untuk Anak-anak (UNICEF) dan badan-badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa lainnya, agar dapat mengerahkan sumber daya yang ada dan berpartisipasi demi
menyukseskan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional.
• Lembaga-lembaga LSM lokal dan internasional agar memanfaatkan sumber daya serta SDM yang dimiliki
untuk membantu menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional ini sehingga dapat menjangkau seluruh
sasaran termasuk yang berada di wilayah terpencil dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas setempat.
www.kemenkes.go.id
• Peran Tim Penggerak (PKK) di tiap tingkatan, tokoh masyarakat dan alim ulama sangat diharapkan dalam
penyuluhan dan penggerakkan sasaran agar masyarakat luas dapat menerima informasi yang tepat tentang
Bulan Imunisasi Anak Nasional dan dapat menggerakkan kelompok sasaran agar datang sesuai waktu
pelayanan.
• Organisasi Profesi (IDAI, IDI, IBI, PPNI, PERSI) agar mendukung kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional
dengan menggerakkan seluruh anggotanya agar bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat dalam
mendukung pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional.
• Seluruh Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan agar dapat mengajak para orang tua dan wali agar
membawa anak-anak mereka ke tempat-tempat pelayanan Bulan Imunisasi Anak Nasional.
• Kami juga mengajak partisipasi media massa (cetak dan elektronik) dalam menerbitkan berbagai berita,
wawancara, dialog, pesan layanan masyarakat, pengumuman publik, dan diskusi yang berisi
informasi-informasi yang tepat dan akurat serta dapat meyakinkan masyarakat akan pentingnya imunisasi.
• Kami menghimbau juga kepada pihak swasta, termasuk dunia usaha untuk terlibat aktif membantu
menyukseskan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional ini.
• Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memastikan sasaran datang ke tempat-tempat pelayanan
imunisasi BIAN seperti sekolah-sekolah, Puskesmas, Posyandu, Puskesmas dan berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, termasuk swasta, untuk mendapatkan imunisasi sesuai waktu yang telah ditentukan.

More Related Content

Similar to Paket Advokasi BIAN 2022.pdf

imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
DonyKurniaRamadhan
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
rahmansetiawan9
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
YusardiRPradana
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
PTBOGORSARINUTRISI
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
riswanto13
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
MimaBaitanu1
 
imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
DonyKurniaRamadhan
 
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docxleaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
JulianToni4
 
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docxBULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
EmirAryaputra1
 
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat  contoh materii pptImunisasi Masyarakat  contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
AZIZATUZZAHRA2
 
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfKonsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
SeptianMugi
 
Pentingnya imunisasi
Pentingnya imunisasiPentingnya imunisasi
Pentingnya imunisasi
Melani_kusdayani
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Amalia Ifanasari
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
eliza293643
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
satriyandi
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
ssuser9c651e2
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
BudimanSetiawan5
 
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdfWEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
lidya467874
 

Similar to Paket Advokasi BIAN 2022.pdf (20)

imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
 
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docxleaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
leaflet-imunisasi-dasar-lengkap (1).docx
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docxBULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
 
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat  contoh materii pptImunisasi Masyarakat  contoh materii ppt
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
 
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfKonsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
 
Pentingnya imunisasi
Pentingnya imunisasiPentingnya imunisasi
Pentingnya imunisasi
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdfWEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
 

Recently uploaded

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 

Recently uploaded (20)

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 

Paket Advokasi BIAN 2022.pdf

  • 1. BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL TAHUN 2022 BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL TAHUN 2022 PAKET ADVOKASI www.kemenkes.go.id www.kemenkes.go.id GRATIS GRAT AT A IS Aman & Berkualitas
  • 2. JIKA MEMILIKI PERTANYAAN SEPUTAR BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL, SILAHKAN HUBUNGI PETUGAS KESEHATAN.
  • 3.
  • 4. TANYA JAWAB SEPUTAR PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL 1 4 1 5 6 7 2 3 A Apakah Bulan Imunisasi Anak Nasional? Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Mengapa dilakukan Bulan ImunisasiAnak Nasional? Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I seperti Campak, Rubela, dan Difteri di beberapa wilayah. Apakah bahaya apabila anak tidak lengkap imunisasinya? Anak yang tidak lengkap imunisasinya akan lebih rentan terkena penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Siapa saja anak yang akan diimunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Nasional? Sasaran pelaksanaan BIAN adalah sebagai berikut: a. Sasaran imunisasi tambahan Campak-Rubela adalah: • Di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan kurang dari 15 (lima belas) tahun; • Di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, seluruh provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan kurang dari 12 (dua belas) tahun; • Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan. www.kemenkes.go.id b. Sasaran Imunisasi Kejar adalah anak usia 12 (dua belas) bulan sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan di seluruh provinsi, yang tidak atau belum lengkap mendapatkan imunisasi OPV, imunisasi IPV, dan imunisasi DPT-HB-Hib. Provinsi Bali dan DIY tidak melaksanakan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela, namun tetap melaksanakan Imunisasi Kejar. Kapan dilakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional? • Tahap 1 mulai bulan Mei untuk wilayah di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. • Tahap 2 mulai bulan Agustus untuk wilayah di pulau Jawa dan provinsi Bali. Silakan melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Sekolah untuk tanggal pemberian BIAN di masing-masing wilayah. Dimanakah tempat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional? Tempat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah di Posyandu, Satuan Pendidikan/ Pesantren, Puskesmas, Fasyankes lain dan Pos Imunisasi. Tanyakan petugas imunisasi di Puskesmas terdekat dan Sekolah untuk informasi lebih lanjut tempat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional. Seperti apa gejala penyakit Campak dan Rubela? Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Gejala penyakit Rubela tidak spesifik, bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum mirip gejala flu, berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri persendian. Sindroma Rubela kongenital dapat terjadi pada bayi bila saat ibu hamil usia triwulan pertama terinfeksi virus Rubela.
  • 5. Gejalanya dapat berupa kelainan jantung, kerusakan jaringan otak, katarak kongenital, dan gangguan pendengaran. Seperti apa gejala Difteri? Gejala yang paling khas pada anak yang menderita Difteri biasanya terbentuk lapisan tipis berwarna abu-abu dan menutupi tenggorakan dan amandel penderita. Gejala ini muncul biasanya 2 – 5 hari setelah anak terinfeksi. Anak juga biasanya demam dan susah menelan akibat muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Seperti apa gejalaTetanus? Bayi baru lahir yang terkena Tetanus, pada saat lahir akan tampak normal, namun mengalami kesulitan menyusu pada usia 3-28 hari, otot-ototnya kaku, dan kejang-kejang. Pada anak dan orang dewasa gejala rahang terkunci (trismus atau lock jaw), merupakan gejala yang umum terjadi. Diikuti oleh kaku pada otot leher, otot perut atau otot punggung, sulit menelan, kejang otot, berkeringat dan panas badan. Seperti apa gejala Hepatitis B? Infeksi Hepatitis B akut tidak selamanya bergejala. Apabila menunjukkan gejala, penderita merasa lemah, mual, muntah, nyeri perut serta kuning pada kulit dan sklera mata. Pada penderita Hepatitis B kronis apabila penyakitnya bertambah berat oleh karena terjadi gagal hati, maka gejalanya antara lain perut membesar (asites), perdarahan abnormal dan perubahan status mental. Seperti apa gejala Polio? Setelah seseorang terinfeksi virus Polio maka sekitar 25% dari mereka akan menunjukkan gejala penyakit ringan seperti demam, nyeri kepala, nyeri tenggorokan. Kelumpuhan terjadi pada 1% dari mereka yang terinfeksi. Kematian terjadi sekitar 5-10% dari mereka yang lumpuh Bagaimana agar terlindungi dari penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis,Tetanus, Hepatitis B, dan Polio? Imunisasi adalah pencegahan terbaik untuk penyakit-penyakit tersebut. Vaksin apa saja yang diberikan pada saat BIAN? Vaksin Campak-Rubela, Vaksin Polio (OPV dan IPV), dan Vaksin Pentavalent (DPT-HB-Hib). Semua vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi WHO dan izin edar dari Badan POM dan efektif untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Apakah efek samping pemberian imunisasi saat pelaksanaan BIAN? Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius sangat jarang terjadi. Laporkan setiap keluhan yang dialami anak. Apakah anak akan kebal terhadap penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis,Tetanus, Hepatitis B, dan Polio? Sebagian besar anak akan mendapat kekebalan terhadap penyakit-penyakit tersebut setelah mendapatkan dosis lengkap dari pemberian imunisasi tersebut. Apabila anak telah mendapatkan 2 dosis imunisasi rutin Campak-Rubela atau MMR, apakah masih perlu mendapat imunisasi Campak-Rubela saat BIAN? Ya, anak tetap harus mendapat imunisasi Campak-Rubela saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk mendapat kekebalan optimal dan terwujud kekebalan kelompok di masyarakat. lmunisasi Campak-Rubela aman bagi anak yang telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak-Rubela. Apakah perbedaan imunisasi Campak-Rubela dan MMR? Imunisasi Campak-Rubela bermanfaat untuk mencegah penyakit Campak dan Rubela. Sedangkan Imunisasi MMR bermanfaat untuk mencegah penyakit Campak, Rubela dan Gondongan (Mumps). 14 13 15 16 17 9 10 11 12 8
  • 6. 18 22 23 24 19 20 21 Apakah benar imunisasi Campak-Rubela dapat menyebabkan autisme? Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme. Kandungan etil merkuri dalam vaksin sangat rendah (1,25 mcg/KgBB/minggu) dan masih dalam batas yang diizinkan oleh WHO (maksimal 159 mcg/kgBB/minggu). Apabila sebelumnya anak mendapatkan imunisasi rutin Campak-Rubela, MMR atau imunisasi lain, adakah jarak waktu minimal yang perlu diperhatikan sebelum diberikan imunisasi Campak-Rubela saat Bulan Imunisasi Anak Nasional? Imunisasi Campak-Rubela dapat diberikan dengan jarak waktu minimal 1 bulan dari pemberian imunisasi rutin Campak-Rubela, atau imunisasi lainnya. Apakah vaksin COVID-19 dapat diberikan bersamaan dengan vaksin Campak-Rubela? Vaksin COVID-19 tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin Campak-Rubela dan vaksin jenis lainnya. Jarak minimal antara vaksin COVID-19 dengan vaksin lainnya adalah 2 minggu. Apakah anak yang sedang demam dapat diberikan imunisasi saat BIAN? Anak yang sedang demam, ditunda dulu pemberian imunisasinya sampai anak tersebut tidak demam lagi. Setelah anak pulih, maka orang tua, kader dan guru dapat berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mendapatkan jadwal imunisasi yang tertunda. Apakah memberikan imunisasi lebih dari 1 suntikan pada saat yang bersamaan berbahaya? Tidak. Pemberian imunisasi lebih dari satu suntikan saat bersamaan aman. Apakah setelah mendapatkan lebih dari 1 suntikan, anak akan selalu menderita demam? Tidak selalu. Demam merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diberikan kepada anak, tergantung kondisinya. Demam merupakan reaksi yang wajar dan anak memiliki reaksi tubuh yang baik. Apa penanganan anak yang demam setelah diimunisasi? Anak yang mengalami demam setelah diimunisasi dianjurkan untuk dilakukan kompres atau mandi air hangat, perbanyak minum air putih dan istirahat. Anak juga dapat diberikan paracetamol (obat penurun demam) sesuai dosis yang dianjurkan. Anak tidak dianjurkan minum paracetamol sebelum diimunisasi. www.kemenkes.go.id
  • 7.
  • 8. 62,8 67,6 72,7 65,3 58,5 45,0 55,0 70,0 76,4 81,0 2017 2018 2019 2020 2021 Capaian (%) Target (%) Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi adalah Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Penyakit-penyakit ini sangat menular (infeksius) dan bisa mengakibatkan Kematian. Laporan kasus penyakit tersebut masih banyak ditemukan di dunia. Pada tahun 2020 ada 93,913 kasus Campak dan 7 .420 kasus Rubela. Pada tahun 2018 ada 33 kasus Polio pertahun, 151.000 kasus pertusis, dan diperkirakan 34.000 bayi meninggal akibatTetanus di tahun 2015. Indonesia termasuk 10 negara yang ikut melaporkan kasus Rubela dan Difteri. Kejadian ini merupakan dampak dari pemberian imunisasi yang tidak lengkap pada anak. Pemberian imunisasi yang tidak lengkap pada anak mengakibatkan anak tidak kebal terhadap virus atau bakteri penyakit tersebut. Dampak Pandemi COVID-19 di tahun 2020, 2021, dan sampai sekarang mengakibatkan jumlah anak yang tidak lengkap imunisasinya semakin bertambah.Tidak hanya di Indonesia saja, namun terjadi juga di beberapa Negara di dunia. Di Indonesia sendiri, cakupan imunisasi lengkap berkurang sekitar 10% di tahun 2020 dan 2021 dari capaian di tahun 2019 atau dapat diartikan ada sekitar 10% dari 4.6 juta anak di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Grafik dan peta di bawah ini akan memberikan gambaran rendahnya cakupan pelayanan imunisasi khususnya Campak-Rubela dan sebaran temuan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. B Grafik 1. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2017-2021 ANALISA SITUASI KEJADIAN PENYAKIT-PENYAKIT MENULARYANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI DI DUNIA DAN INDONESIA Grafik 2. Cakupan Imunisasi Campak-Rubela (Baduta) Tahun 2017-2021 Sumber: Laporan Imunisasi Kemenkes, update 1 April 2022 www.kemenkes.go.id
  • 9. Peningkatan kasus tersebut perlu ditangani dengan segera yaitu dengan melengkapi status imunisasi anak dengan pemberian imunisasi OPV, IPV, DPT-HB-Hib, dan 1 dosis tambahan imunisasi Campak-Rubela yang lengkap dan merata di setiap wilayah adalah satu-satunya cara untuk menghentikan transmisi penyakit ini dan anak terlindungi. Oleh karena itu, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) merupakan strategi yang diputuskan Kementerian Kesehatan dalam penanganan masalah ini. Gambar 1. Penilaian Risiko Campak-Rubela Tahun 2020 per Provinsi Gambar 2. Penilaian Risiko Polio Tahun 2020 per Provinsi Gambar 3. Persebaran Kasus Difteri di Indonesia Tahun 2021
  • 10. Bulan Imunisasi Anak Nasional dilakukan karena anak di beberapa wilayah Indonesia telah menderita penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Tahun 2019 (93.7%), 2020 (84.3%), dan 2021(84.2%). Data menunjukkan penurunan signifikan dari tahun 2021 ke 2019. Penyakit-penyakit ini dapat cepat menular ke anak yang lainnya. Apabila tidak segera ditangani, beberapa kasus anak bisa sampai meninggal. Penyakit-penyakit ini hanya dapat dicegah dengan imunisasi sejak dini dan merata di semua wilayah Indonesia. BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL C Bulan Imunisasi Anak Nasional Mengapa dilakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional? Sasaran Bulan Imunisasi Anak Nasional Imunisasi yang diberikan secara lengkap dan sesuai usia memberikan perlindungan individu yang optimal dari penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio. Apabila cakupan imunisasi lengkap mencapai 95% di suatu daerah dan merata hingga tingkat desa/kelurahan, maka akan timbul perlindungan kelompok (herd immunity) yang bermanfaat untuk melindungi anak-anak yang memang tidak boleh menerima imunisasi akibat kondisi kesehatannya, dan juga mengurangi penularan penyakit pada kelompok usia dewasa. Manfaat Bulan Imunisasi Anak Nasional • Menghentikan transmisi virus Campak dan Rubela setempat (indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi Campak dan Rubela/CRS pada tahun 2026 dari SEARO. • Mempertahankan Indonesia bebas Polio dan mewujudkan eradikasi Polio global pada tahun 2026. • Mengendalikan penyakit Difteri dan Pertusis. Tujuan Bulan Imunisasi Anak Nasional Tahap Tahap I (mulai Mei ‘22) Tahap II (mulai Agustus ‘22) Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat 9 bulan - < 15 tahun 9 bulan - < 12 tahun 9 - 59 bulan Tidak melaksanakan DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Bali dan DI Yogyakarta Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung Seluruh provinsi di Kalimantan, Sulawesi, NusaTenggara, Maluku, dan Papua Sasaran Campak-Rubela Sasaran Imunisasi Kejar Anak usia 12-59 bulan yang tidak/belum lengkap OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. www.kemenkes.go.id
  • 11. Target pelaksanaan BIAN adalah: 1. Target cakupan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela yaitu minimal 95% dari keseluruhan sasaran dan merata di seluruh desa/kelurahan. 2. Target capaian Imunisasi Kejar yaitu: • minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi IPVnya mendapatkan 1 dosis imunisasi IPV • minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi OPVnya mendapatkan sekurang-kurangnya 1 dosis imunisasi OPV • minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum lengkap imunisasi DPT-HB-Hibnya mendapatkan sekurang-kurangnya 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib Target Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional
  • 12. AJAKAN AKSI DAN PERAN D Peran Anda Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung agenda pengendalian penyakit global. Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I seperti Campak, Rubela dan Difteri di beberapa wilayah. BIAN merupakan langkah penting untuk menutup kesenjangan imunitas sehingga dapat mencegah KLB PD3I. Dalam rangka menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota beserta perangkat kerjanya, Organisasi Masyarakat Sipil, Organisasi Keagamaan,Tim Penggerak PKK, Organisasi Profesi Kesehatan dan Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional. • Kementerian/lembaga terkait diharapkan mendukung pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional sesuai dengan bidangnya. • Pemerintah Daerah diharapkan dapat membentuk Kelompok Kerja Bulan Imunisasi Anak Nasional dengan melibatkan seluruh lintas program dan lintas sektor terkait. • Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib mendukung penyediaan sumber daya (dana dan tenaga) serta memfasilitasi persiapan teknis yang perlu dilakukan oleh POKJA di wilayah masing-masing demi menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional, sesuai dengan target sasaran, dengan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. • Peran Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama beserta seluruh jajaran Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) sangat penting khususnya dalam menyediakan dan memvalidasi data sasaran serta melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada sekolah, orang tua dan siswa, agar Bulan Imunisasi Anak Nasional ini sukses dilaksanakan dan menjangkau sasaran secara optimal. • Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Dunia untuk Anak-anak (UNICEF) dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya, agar dapat mengerahkan sumber daya yang ada dan berpartisipasi demi menyukseskan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional. • Lembaga-lembaga LSM lokal dan internasional agar memanfaatkan sumber daya serta SDM yang dimiliki untuk membantu menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional ini sehingga dapat menjangkau seluruh sasaran termasuk yang berada di wilayah terpencil dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas setempat. www.kemenkes.go.id
  • 13. • Peran Tim Penggerak (PKK) di tiap tingkatan, tokoh masyarakat dan alim ulama sangat diharapkan dalam penyuluhan dan penggerakkan sasaran agar masyarakat luas dapat menerima informasi yang tepat tentang Bulan Imunisasi Anak Nasional dan dapat menggerakkan kelompok sasaran agar datang sesuai waktu pelayanan. • Organisasi Profesi (IDAI, IDI, IBI, PPNI, PERSI) agar mendukung kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional dengan menggerakkan seluruh anggotanya agar bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat dalam mendukung pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional. • Seluruh Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan agar dapat mengajak para orang tua dan wali agar membawa anak-anak mereka ke tempat-tempat pelayanan Bulan Imunisasi Anak Nasional. • Kami juga mengajak partisipasi media massa (cetak dan elektronik) dalam menerbitkan berbagai berita, wawancara, dialog, pesan layanan masyarakat, pengumuman publik, dan diskusi yang berisi informasi-informasi yang tepat dan akurat serta dapat meyakinkan masyarakat akan pentingnya imunisasi. • Kami menghimbau juga kepada pihak swasta, termasuk dunia usaha untuk terlibat aktif membantu menyukseskan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional ini. • Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memastikan sasaran datang ke tempat-tempat pelayanan imunisasi BIAN seperti sekolah-sekolah, Puskesmas, Posyandu, Puskesmas dan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, termasuk swasta, untuk mendapatkan imunisasi sesuai waktu yang telah ditentukan.