Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan.
2. Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pula besar
dan kecil yang jumlahnya cukup banyak, yaitu terdiri atas sejumlah 127.508. Eksistensi NKRI
sebagai negara kepualauan telah diakui dunia melalui adanya Konvensi Hukum Laut PBB
(UNCLOS 1982). Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki cukup banyak wilayah yang berbatasan
dengan negara asing.
Sebagian besar kawasan perbatasan di Indonesia merupaka kaasan yang tertinggal dengan
sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang sangat terbatas. Karena di masa lalu, kaasan
perbatasan di pandang sebagai ilayah yang perlu diaasi secara ketat karena menjadi tempat
persembunyian para pemberontak. Akibatnya di sejumlah daerah, kaasan perbatasan tidak
tersentuh dinamika pembangunan. Dan masyarakatnya pun kebanyak miskin dan lebih
berorientasi ke negara tetangga. Padahal sebenarnya peluang ekonominya telah terbuka lebih
besar dengan diberlakukannya sejumlah perjanjian internasional. Seperti, perdagangan bebas
internasional, keja sama ekonomi regional maupun bilateral, serta kerja sama subregional.
3. Mempercepat
penyelesaian garis batas
antar negara
Mempercepat
pengembangan beberapa
kawasan perbatasan
sebagai pusat pertumbuhan
Meningkatkan penegakan
hokum dsan kondisi
keamanan yang kondusif
01
03
Menata dan membuka
keterisolasian dan
ketertinggalan kawasan
perbatasan
Mengelola sumber daya
prasarana dan sarana
perbatasan yang memadai
Menegmbangkan system
kerja sama pembangunan
antar pemerintah dan
pemerintah daerah, antar
Negara maupun pelaku
usaha
04
06
UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KAWASAN PERBATASAN
02 05
5. PERBATASAN DARAT DAN LAUT
Batas Laut: ZEE (zona
ekonomi eksklusif),
BLK (batas laut
kontinen), BLT (batas
laut territorial)
Batas darat NKRI-
Republik
Demokratik Timor
Leste (RDTL)
Batas darat
NKRI-Malaysia
Bsatas darat
NKRI-Papua New
Guinea
6. Permasalahan Perbatasan
1. Di wilayah perbatasan: Belum tegasnya batas administrasi
perbatasan antar Negara, penanganan dan pengelolaan
keamanan, hukum, dan pertahanan di wilayah perbatasan,
rendahnya kesejahteraan masyarakat karena kurang optimalnya
pelayanan social yang dasar.
2. Di wilayah terisolasi: Terbatasnya akses transportasi, kepadatan
penduduk relatif rendah dan tersebar, kebanyakan wilayah-wilayah
miskin sumberdaya, belum di prioritaskannya pembangunan di
wilayah tertinggal, belum optimalnya dukungan sektor terkait untuk
pengembangan wilayah-wilayah ini.
7. 3. Di wilayah strategis: Rendahnya sumber daya manusia, terbatasnya
infarastruktur pendukung yang membuka akses wilayah, belum
berkembangnya system informasi, belum tertatanya system kelembagaan
dan manajemen belum terkelola dengan baik, koordinasi dan kerja sama
lintas sektor dan lintas pelaku yang belum optimal.
4. Di bidang perkotaan: Kurang berfungsinya saistem kota-kota nasional
dalam pengembangan wilayah, belum maksimalnya pelayanan kota bagi
masyarakat.
5. Di bidang penataan ruang: belum lengkapnya peraturan perundangan
pelaksanaan penassstaan ruang, rencana tata ruang belum sepenuhnya
dijadikan acuan penyusunan pembangunan nasional, measaih elmahnya
pengendalian pemanfaatan ruang di daerah, masih besarnya potensi
terjadinya konflik pemanfaatan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.
8. 6. Di bidang pertanahan: masaih adanya potensi sengketa dan
konflik pertanahan yang tinggi, lemashnya jaminan kepastian hukum
hak atas tanah menyebabkan hak-hak masyarakat atas tanah menjadi
kurang terlindungi, aksaes petani terhadap tanah semakin mengecil
dari tahun ke tahun, terjadinya fragmentasai pertanian yang
menyebabkan penguasaan petani terhadap tanah pertanian terus
mengecil hingga berasda jauh di bawah skala ekonomi yang layak.
9. Kebijakan Perbatasan NKRI
Selama ini sudah banyak lembaga kebijakan dan instansi yang diberi
wewenang dalam pengelolaan wilayah perbatasan, yakni mencapai 26
kementerian dengan 72 program di tingkat kerja elson I. namun antara satu
sama lain masih belum ada pembagian ranah dan koordinasi yang jelasa,
sehingga masih terjadi tumpang tindih.
Penanganan kasus perbatasan selama ini belum dilakukan secara optimal
dan kurang terpadu sehingga sering kali terjadi tarik-menarik kepentingan
diantara berbagai pihak yang menangani wilayah perbatasan. Serta
kebijakan pengelolaan perbatasan negara tidak saling mendukung atau
kurang sinergi antara satu sama lainnya.
10. UU No 43 tahun
2008 tentang
wilayah negara
UU No 17 tahun
2007 tentang RPJP
nasional 2005-2025
UU No 26 tahun
2007 tentang
penataan ruang
LANDASAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERBATASAN
UU No 27 tahun 2007
tentang pengelolaan
pesisir dan pulau-
pulau kecil
UU No 32 tahun
2004 tentang
pemerintah daerah
12. STRATEGI DASAR PENGELOLAAN WILAYAH
PERBATASAN
Meningkatkan kerja
sama internasional,
regional, dan nasional
Membuka beberapa
simpul-simpul akses
kawasan perbatasan
Meningkatkan pusat-
pusat pertumbuhan
Menyinergikan
berbagai program
ekonomi
13. STRATEGI KHUSUS PENGELOLAAN WILAYAH
PERBATASAN
Pertahanan (sandang,
pangan dan papan)
Dari segi kesejahteraan
atau ekonomi
keamanan
Pengembangan
sumber daya manusia