2. MENANAMKAN KESADARAN LINGKUNGAN
SEJAK USIA DINI
Disampaikan pada Wisuda
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Segenap Pendiri Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Bapak Koordinator Kopertis WilayahVII
Bapak Ketua PGRI Propinsi JawaTimur
Seluruh Pengurus PPLP PT PGRI Surabaya
Dewan Penyantun
Rektor dan Senat Universitas
Para Guru Besar
ParaWisudawan
Seluruh Undangan Sipil atau Militer
2
4. VERBA MOVENT, EXEMPLA MANENT
Kata-kata dan orasi hanya bersifat sementara
Tapi hanya keteladanan yang sempurna
Abadi dan melegenda
Ketika almamater memanggil seorang keluarga civitas
akademika untuk orasi ilmiah, apalagi dalam sidang senat
terbuka, adalah kesempatan yang sangat mulia nan berharga.
Hal ini adalah kesempatan dan harapan yang tak
terencanakan. Oleh karena itu kesempatan yang terhormat
dan penuh kebahagiaan ini, perkenankanlah saya
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas
kepercayaan yang serta merta
diberikan kepada saya. Terima kasih alamamater dan vivat
academika.
4
5. Hadirin yang mulia nan budimanHadirin yang mulia nan budiman,,
Kita baru saja dikejutkan oleh berbagai pemberitaan disemua
lini media, yang mewartakan sebuah kejadian yang sangat
ekstra, yakni banjir yang melanda berbagai kota di negara
Eropa. Kita mengenal Praha sebuah kota tua yang terletak di
negara Cekoslowakia. Di kota ini banyak situs-situs sejarah,
yang saat ini dikawatirkan digenangi air, serta ditakutkan
akan menghapus sejarah yang bernilai seni tinggi serta
berusia tua dengan berbagai ke-unikannya. Bahkan terdengar
kabar di kota ini telah melakukan evakuasi ribuan
penghuninya
5
6. Sungguh merupakan fenomena yang takterduga
sebelumnya, karena ketika seorang-orang menyebut nama
kota-kota di Eropa, selalu dikaitkan dengan sebuah
anggapan bahwa kota-kota itu telah melampaui sebuah
perencanaan yang matang dengan berjuta pertimbangan.
Namun anggapan itu terpatahkan, karena banjir bandang
hadir sebagai tamu yang tak diundang.
6
7. Hadirin yang terpelajar dan penuh
kebagaiaan.
Fenomena diatas, seakan mempertanyakan pola hubungan
manusia dengan alam sekitarnya, pola hubungan yang
semua nampak serasi, kini diambang saling bernegasi.
Tentu ada yang perlu dibenahi, tentu ada pula yang perlu
ditinjau kembali. Pola hubungan seharusnya berdimensi
“mutual inklusi” mendadak berubah menjadi hubungan
yang “mutual eklusi” yang saling meniadakan. Pola
hubungan ini harus dirajut kembali, ditata dalam ruang
resiprokal atau saling memberi makna, atau dironce
kembali dalam kaidah interdependensi, yakni sebuah
kaidah yang menyatakan bahwa alam dan manusia saling
ketergantungan.
7
8. Hadirin yang mulia hati dan
penuh budi,
Pola hubungan yang kurang serasi dan miskin
harmoni ini, akan berdampak lanjut yakni hilangnya
kedua entitas, alam membawa kerusakan dan
kepunahan, dan manusia kehilangan warisan budi
daya yang telah lama dimilikinya.
8
9. Manusia dengan kesadarannya, setelah melihat dan
mengalami langsung berbagai derita akibat bencana, lalu
menyandarkan dirinya pada kemampuan fikirnya, mengolah
pengamatannya, berlanjut analisa dan berarhir pada sebuah
simpulan, bahwa ternyata budaya telah merekam jejak
perilaku manusia, sejak lama. Jika budaya diandaikan sebuah
rekaman yang kemudian diputar ulang, akan menjadi
tumpuan untuk menatap ke depan. Budaya berkontribusi
mengingatkan manusia, sekaligus secara dahsyat akan
mampu memperbaiki citra kehidupan.
9
10. Dalam orasi ini saya ingin menyegarkan ingatan kita semua
tentang budaya, bahwa manusia telah melewati tahapan
demi tahapan budaya. Perkenankan saya dengan rasa
hormat meminjam buah pikir, Van Peursen.,.....Menurut
Van Peursen. Terdapat 3 tahapan, yakni: tahap mitis, tahap
ontologis, dan tahap fungsional. Menurut Van Peursen
menekankan, perlu diperhatikan untuk mencermati
ketegangan antara sikap terbuka (transendensi) dengan
sikap tertutup (imanensi) dalam hubungan antara manusia
dan kekuasaan-kekuasaan disekitarnya yang saling
mempengaruhi.
10
ORASI KOCAK: softwere(perangkat lunak)
kencingi pohon dan betara kala teman FB
11. Ontologis erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang
membuktikan suatu hal. Dalam alam pikiran ontologis kita
jumpai: distansi, jarak, dan usaha mencapai pengertian.
Pada tahapan inilah, manusia menemukan berbagai alat
produksi, manusia menemukan teknologi.
Ketika menusia memiliki kemampuan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka dengan deras lahirlah
produk-produk teknologi.
11
12. Teknologi hadir dengan kecepatan tinggi dan
terpoliferasi dengan berbagai dimensi. Lahirnya
mesin Huller (pemecah kulit padi), melahirkan
pengangguran petani yang beribu dan tak terhingga
batas jumlahnya, karena perannya telah diambil oleh
teknologi. Juga terjadi ketika lahirnya gergaji
berteknologi kecepatan tinggi, yang kita kenal
dengan Chainsaw, memiliki kapabilitas memotong
pohon berdimeter 1,2 meter dalam waktu dua
menit. Jika mesin itu digunakan dalam kurun waktu
1 jam, maka sekitar 30 pohon akan tertebas
tumbang. Tentu dengan kelipatan waktu lama, akan
membawa gundulnya hutan.
12
13. Chainsaw inilah yang dapat memberikan kontribusi over-
logging. Dan jika manusia tak dapat menahan sifat
serakahnya, maka kepunuhan hanya menunggu waktu.
Ilegal logging, salah satu bentuk disfungsional behavior
(penyimpangan perilaku), yang disokong oleh temuan
teknologi, telah menebas hutan, tanpa batas perasaan, dan
lupa akibat yang ditimbulkan. Kondisi inilah yang kita kenal
Technomania.
Technomania adalah perilaku manusia dalam menggunakan
teknologi secara membabi buta, miskin pertimbangan,
lemah nalar, dan berfikir berbatas pintas. Seharusnya
manusia berpusar pada perilaku Tecnophilia, yakni perilaku
yang bersadar nalar, untuk memandang dan menggunakan
teknologi
13
14. Menggunakan teknologi bukan membabi buta, tapi semata-
mata guna meringankan beban berat manusia. Jika kita
melakukan pembiaran terhadap perilaku tecnomania, sama
halnya kita menghilangkan entitas dan identitas manusia.
14
15. Ibu Bapak Undangan yang terpilih dan
penuh kasih
Telah kita diketahui bahwa menggunakan teknologi yang
membabi buta, tanpa rasa dan lemah nalar melihat ke
depan, adalah identik dengan mencipta sebuah bencana.
Seperti saat ini yang kita rasakan. Kini manusia dibelahan
dunia berhadapan dengan masalah terbesar yakni
pemanasan global (Global Warming). Dampaknya pada
bumi dan kehidupan seluruh makhluk sungguh sangat
menakutkan
15
16. Berikut ini faktor penyebab terjadinya
pemanasan global
1. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan
bakar fosil
2. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk
transportasi (Sepeda motor sudah mencapai 81
juta).....cerita titik Rek!
3. Gas Metana dari peternakan dan pertanian
4. Aktivitas penebangan pohon
5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
16
17. Akibat yang ditimbulkan
1. Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia
(bongkahan lapangan bola di Australia)
2. Peningkatan intensitas terjadinya badai tornado
di oklahoma,...sekolah dasar disapu habis bersama kantin
dan pak bonnya)
3. Menurunnya produksi pertanian akibat gagal
panen
4. Makhluk hidup terancam kepunahan (tahun
2050 mendatang, peningkatan suhu dapat menyebakan
terjadinya kepunahan jutaan spesies).
5. Glacier mulai mencair (100 tahun lagi London)
17
18. Indonesia kehilangan ribuan pulau – nya
( 2030, akan kehilangan 2000 pulau. Saat ini sudah hilang
sekitar 24 pulau, dari 17.504)
GREAT BARRIER REEF LENYAP DALAM 20 TAHUN
(coral reef:........Sulawesi)
18
19. PARA UNDANGAN, WISUDAWAN YANG
BERBINTANG TERANG
Dengan menyaksikan berbagai realitas, mendorong
manusia untuk berperilaku laku pantas. Mengendalikan diri
sembari memikirkan, upaya-upaya cerdas, agar manusia di
bumi ini masih mampu menjaga entitas dan identitas.
Manusia diharapkan meletakkan tatantan baru dalam
menjalin hubungan dengan alamnya. Mengembalikan
citarasa hubungan. Dari yang saat ini saling menegasi tanpa
harmoni, kembali serasi. Dari pola sikap yang mutual
eksklusif kembali ke ranah mutual inklusif, resiprokal yang
masif.
19
20. Pemberikan penyadaran, membangunkan pikir untuk masa
depan, sangat piawai jika ditempuh melalui proses
penyadaran lingkungan sejak anak usia dini.
Mengapa Anak usia dini?
Begitu pentingnya masa usia dini ini, sampai-sampai
Sigmund Freud berpendapat bahwa “Child is Father Of
Man” (anak adalah ayah dari manusia), artinya masa anak
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian
masa dewasa seseorang
20
21. Kemudian apa yang harus dilakukan pada anak usia dini
itu? Jawabnya adalah model pembiasaan. Pembiasaan
(habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui
proses pembelajaran yang berulang-ulang. Sikap atau
perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri; perilaku
tersebut relatif menetap, umumnya tidak memerlukan
fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat
mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa
mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari
proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil
pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-ulang
sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
21
22. Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya
dilakukan pembiasaan di bawah orang tua, dan guru (bunda
atau pamong PAUD), anak-anak akan semakin terbiasa.
Jika hal tersebut telah menjadi kebiasaan yang tertanam
jauh di dalam hatinya, maka anak-anak itu kelak akan sulit
untuk berubah dari kebiasaannya
22
23. Simpulan:
Seperti yang telah dibentangkan, maka kita harus mulai
sadar bahwa ancaman berupa bencana telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia.
Setiap bergerak manusia dalam pola pikir, pola sikap dan
pola lakunya harus menguatkan kesetiaan pada alamnya.
Kemudian harus ada kesadaran bahwa menjaga alam
sekitar adalah suatu keharusan yang bersifat memaksa
(imperatif). Menjaga alam bukan jawaban argumentatif,
namun lebih bersifat tindakan dan keteladanan.
23
24. Melakukan pembiasaan anak usia dini terkait dengan alam
sekitar adalah suatu nilai bijak, yang tidak harus menunggu
waktu. Pembiasan harus dilakukan dalam semua ranah,
semua dimensi, semua lini, dan bukan tergantung waktu.
Para pendidik, guru, ulama, cerdik pandai, harus
mengambil peran yang serius terhadap pembiasaan
berperilaku bersabat dengan alam.
24
25. Ibu Bapak hadirin yang arief nan bijak
Demikian orasi ilmiah ini, perkenankan saya mengakhiri
orasi, seraya memohon kepada para wisudawan untuk
mampu menyemaikan kesadaran pada anak usia dini
tentang ancaman bencana. Tentunya dengan kerendahan
hati, saya memohon maaf, jika dalam orasi ini jauh dari
kesempurnaan dan harapan.
Akhirnya, terimalah kidungan saya:
Kapur barus di emut djoko awe
Nek wis lulus ojok lali almamatere
Semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa memberkati.
Wassalamualaikum Wr Wb.
25