Disampaikan pada Coleh n Friends (Cerita Oli en Kendar), dengan Topik "Tiga Pria Bicara Tentang Perempuan", menyongsong Hari Kartini 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Buku ini berisi laporan hasil penelitian terkait peran politik perempuan yang masih belum maksimal karena beberapa faktor penyebabnya, seperti faktor kultur-ideologi atau agama.
Setidaknya ada 3 aspek tujuan dari kajian dan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi isu kritis umat beragama di Indonesia terhadap peran politik perempuan terkait dengan partisipasi dan keterwakilan dalam pengambilan keputusan kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, mengidentifikasi dinamika pola aksi kelembagaan dan individu berbasis ormas keagamaan dalam upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui pemberdayaan peran dan hak politik perempuan. Dan ketiga, melakukan pemetaan potensi dan kendala atas peran politik perempuan berbasis ormas keagamaan di Indonesia dalam rangka peningkatan partisipasi dan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif pada Pemilu 2009.
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
Perlindungan Perempuan merupakan segala upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender.
Memberikan gambaran mengenai peran dan posisi perempuan dalam memperjuangankan hak-hak dalam berpolitik, berpendapat, dan keikutsertaan kaum perempuan dalam kursi pemerintahan baik secara nasional maupun internasional.
Disampaikan pada Coleh n Friends (Cerita Oli en Kendar), dengan Topik "Tiga Pria Bicara Tentang Perempuan", menyongsong Hari Kartini 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Buku ini berisi laporan hasil penelitian terkait peran politik perempuan yang masih belum maksimal karena beberapa faktor penyebabnya, seperti faktor kultur-ideologi atau agama.
Setidaknya ada 3 aspek tujuan dari kajian dan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi isu kritis umat beragama di Indonesia terhadap peran politik perempuan terkait dengan partisipasi dan keterwakilan dalam pengambilan keputusan kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, mengidentifikasi dinamika pola aksi kelembagaan dan individu berbasis ormas keagamaan dalam upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui pemberdayaan peran dan hak politik perempuan. Dan ketiga, melakukan pemetaan potensi dan kendala atas peran politik perempuan berbasis ormas keagamaan di Indonesia dalam rangka peningkatan partisipasi dan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif pada Pemilu 2009.
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
Perlindungan Perempuan merupakan segala upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender.
Memberikan gambaran mengenai peran dan posisi perempuan dalam memperjuangankan hak-hak dalam berpolitik, berpendapat, dan keikutsertaan kaum perempuan dalam kursi pemerintahan baik secara nasional maupun internasional.
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Pengelompokan generasi dalam dunia kerja akan muncul mengikuti perkembangan manajemen sumber daya manusia. Penelitian tentang perbedaan generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama.
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Pengelompokan generasi dalam dunia kerja akan muncul mengikuti perkembangan manajemen sumber daya manusia. Penelitian tentang perbedaan generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama.
2. Serba-Serbi Perempuan
Subyek sekaligus obyek yang sangat peka. Cukup
banyak perdebatan dan keberadaannya.
Takdir biologis dan psikologis, juga karakteristik
yang berbeda dengan laki-laki berhadapan dengan
perubahan tatanan sosial-politik dan idiologi baru.
Muncul kesadaran “feminis” dan arus utama
wacana “gender” yang memungkinkan suara
perempuan yang termrjinalkan mendapatkan
tempat.
3. KEMUNCULAN FEMINISME dan GENDER
FEMINISME
Dimulai pada abad ke-19.
Merupakan gerakan, kesadaran,
dan suatu usaha untuk
menghentikaan diskriminasi
terhadap perempuan. Gerakan ini
berangkat dari asumsi bahwa
kondisi perempuan termarjinalkan
(pemiskinan ekonomi),
tersubordinasi, mendapat
pelabelan negative, mengalami
kekerasan, dan menanggung beban
ganda.
GENDER
Dikenalkan pada pertengahan kedua
abad ke-19.
Dimaknai sebagai perbedaan yang
bersifat sosial budaya yang mengacu
pada sistem hubungan sosial yang
membedakan fungsi serta peran
perempuan dan laki-laki dikarenakan
perbedaan sosiologis atau kodrat
yang oleh sebagian masyarakat
kemudian dibakukan oleh nilai
idiologi, hukum, politik, ekonomi dan
lainnya.
4. Perempuan dalam Pandangan Islam
1) Secara historis, semenjak awal kehadiran Islam memiliki salah
satu misi utama yakni mengangkat harkat perempuan.
2) Islam memberi aturan yang rinci berkenaan dengan peraan
dan fungsi masing-masing (laki-laki dan perempuan) dalam
menjalani kehidupan ini (Al-Isra ayat 70).
3) Laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan dan derajat
yang sama. Yang membedakan hanya faKtor biologis (An-nahl
ayat 90)
4) Terdapat perbedaan dan persamaan yang tidak bisa sebagai
kesetaraan atau ketidaksetaraan. Pembagian tersebut
dipandang sama penting dalam upaya terciptanya
kebahagiaan hakiki di bawah keridloan Allah (Al-Ahzab ayat
35)
5. 1) Diartikan secara sederhana sebagai semua proses perubahan yang
dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana melalui
kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
2) Dalam Islam hakekat pembangunan ditempatkan pada posisi
dinamis, berubah terus menerus, berkelanjutan yakni keadaan
yang lebih baik dibandingkan sebelumnya walal akhiratu
khoirullaka minal uula (ad-Dhuha: 4).
3) Tujuan pembangunan bisa dilihat secara konkrit dan dilukiskan
dengan kata-kata dan angka-angka.
4) Pembangunan tidak boleh berpihak dan tidak hanya menunggu
tuntutan.
5) Pembangunan Manusia seutuhnya, artinya multidimensi dan tidak
bisa diterjemahkan secara sempit, karena dalam prosesnya
meliputi seluruh sisi kehidupan manusia: jasmani, rohani, juga sisi
spiritual.
Serba-Serbi Konsep Pembangunan
6. Perempuan dan Pembangunan
1) Dari dulu sampai sekarang perempuan tetap berjuang demi
membangun dirinya, keluarganya, agamanya, juga
bangsanya.
2) Keterlibatan perempuan dalam pembangunan menjadi syarat
mutlak dalam upaya mewujudkan pembangunan yang
berkeadilan.
3) Menyertakan perempuan dalam proses pembangunan tidak
melulu dipandang dari sisi humanisme, tetapi juga
mengangkat harakat serta kualitas perempuan itu sendiri.
4) Diperlukan informasi yang lurus tentang realita perempuan
dan pembangunan (di Indonesia)
5) Dimensi perempuan dalam pembangunan hanya akan nampak
seutuhnya apabila pembangunan itu merupakan proses
pembebasan dan keadilan bagi perempuan.
7. Sebagai pelaku aktif “pembangunan
melalui perannya sebagai
a. Ibu Rumah Tangga.
Ikut serta bertangungjawab
memelihara keluarga dari api
neraka “yaayyuhalladziina
aamanuu kuu anfusakum
waahliikum naara” hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api
neraka…(surat Attahrim ayat 6)
Membentuk karakter, mengajarkan
kemandirian, dan memberi bekal
iman akhlak terhadap anaknya.
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS
PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN
b. Anggota Masyarakat
Harakah (gerakan): berjuang bersama
baik struktur maupun kuktur. “ya
muruuna bil ma’rufi wayanhauna anil
munkar surat Al-Imron ayat 104.
c. Personal
Terus memperbaiki diri dengan
Amaliah yang mengambil dalil dari Al-
qur’an, Hadits, dan ijtidah ulama
dengan sanad keilmuan yang jelas.
Ghirah (semangat): berjuang dengan
semangat untuk berhidmat
mewujudkan Islam Rahmatan lil
Alamiin