SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
OMFALOKEL
Oleh:
Annisa
152211133
ROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Omfalokel”. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis maupun pembaca.
Bandar Lampung, September 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi................................................................................................. 3
B. Etiologi................................................................................................. 4
C. Patofisiologi......................................................................................... 5
D. Manifestasi klinis................................................................................. 5
E. Pemeriksaan Penunjang........................................................................ 5
F. Penatalaksanaan.................................................................................... 7
G. Komplikasi........................................................................................... 8
H. Evidance Based
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital
dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian
segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya
sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-
akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayiyang
dilahirkan.
Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan
sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk
masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital
berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan
diagnosekelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi
preantenatal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu
misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah
janin.
Kelainan kongenital yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu kelainan
kongenital traktus digestivus dan dinding abdomen, yang terdiri atas
Omphalocele, Gastroschisis, Hirscshprung, serta Atresia Ani. Kelainan
kongenital tersebut, tidak jarang terjadi di Provinsi Sumatra Barat ini. Pada
penelitian kali ini, penulis ingin melaporkan kasus repair defek omphalocele.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Omfalokel?
2
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui definisi Omfalokel
2 Untuk mengetahui etiologi dari Omfalokel
3 Untuk mengetahui manifestasi dari Omfalokel
4 Untuk mengetahui patofisiologi dari Omfalokel
5 Untuk mengetahui komplikasi dari Omfalokel
6 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Omfalokel
7 Untuk mengetahui hasil analisa di masyarakat mengenai Omfalokel
8 Untuk mengetahui askep dari Omfalokel
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali
pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya
tertutup peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di
luar rongga abdomen tergantung pada isinya. Herniasi usus ke dalam tali
pusat di jumpai pada sekitar 1 dari 5000 kelahiran, dan Herniasi hati serta
usus di jumpai sekitar 1 dari 10000 kelahiran. Rongga abdomen secara
proporsional kecil karena dorongan untuk tumbuh dan berkembang kurang.
Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam
kembali kerongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga
menyebabkan timbulnya omfalokel (Ngastiyah, 2005).
B. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa
faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik
serta polihidramnion. Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab
omfalokel, yaitu:
1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan
terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik.
Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan
lahir pada umur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi
dengan gastroschizis dan omfalokel paling sering dijumpai.
2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding
abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis
masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal
Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi
memberikan suatu kepastian telah teijadi kelainan struktural pada fetus.
4
Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak
untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.
3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan
kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG.
C. Patofisiologi
1. Selama perkembangan embrio,ada suatu kelemahan yang terjadi pada
dinding abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada
isi usus pada salah satu samping umbilikus.hal ini menyebabakan organ
visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan terbungkus kantong.
2. Terjadinya penurunan kapasitas abdomen yang dianggap abnormal.
3. Omfalokel terbentuk akibat kegagalan fungsi dalam pembentukan dinding
abdomen ,dan terbentuk defek.
4. Letak defek umumnya di sebelah kanan umbilikus
5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin,akibatnya
usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi dari cairan
as.amino,usus juga terlihat pendek dan rongga abdomen sempit.
6. Usus,visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan
dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh
cepat berlangsung,sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi,kontaminasi
usus dengan kuman dapat terjadi,dan distensi usus sehingga mempersulit
koreksi pemasukan kerongga abdomen pada saat pembedahan.
7. Embriogenesis pada saat janin berumur 5 -8 minggu isi abdomen terletak
diluar embrio.pada usia lOminggu terjadi pegembangan lumen abdomen
sehingga usus dari extra peritoneum akan masukke rongga perut.bila
proses ini terhambat maka akan terbentuk kantong di pangkal umbilikus
yang terisi usus,lambung dan kadang hati.dindingnya tipis terdiri dari
lapisan peritoneum dan lapisan amino yang keduanya bening sehingga isi
kantong tampak keluar,keadaan ini disebut omfalokel.bila usus keluar di
titik terlemah dikanan umbilikus,usus akan berada diluar rongga perut
tanpa di bungkus,peritoneum dan amino keadaan ini disebut gastrokhisis.
5
D. Manifestasi klinis
Manifestasi dari omphalokel adalah :
1. Organ visera / internal abdomen keluar
2. Penonjolan pada isi usus
3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
Sedang tanda yang lain :
1. Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat sembuhan yang
berisi usus
2. Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus
3. Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh darah
umbilicus meluncur se3panjang kantong masuk kedalam rongga perut
4. Sering ditemukan pada bayi premature
5. Umbilicus menonjol keluar.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP).Diagnosis prenatal
defek pada dinding abdome dapat di deteksi dengan peningkatan serum
MSAFP
a. USG
b. Radiologi
a. Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan
memperlihatkan marker struktural.
b. Echocardiography fetus untuk membantu melihat kelainan jantung.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :
1. Perawatan pra-bedah
a. Terpeliharanya suhu tubuh
b. Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami
prolaps sangat meningkatkan area permukaan.
6
c. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah
distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan.
d. Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak
melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus
Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab
dengan cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasi
e. Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada
mesenterium.
f. Terapi intravena untuk hidrasi
g. Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena: Besarnya kantong,
luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong,
akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil,
dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi
kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup
dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu
besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat
dimasukkan ke dalam perut.
Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma
akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi
vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele
dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya dengan
kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan
untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup
epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini
membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia
ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.
h. Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang
pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan
visera kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.
7
Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja,
namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil
kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan
usus ke dalam rongga perut dan menutup lubang. Hams dikerjakan secepat
mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin
ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.
3. Paska Bedah
a. Perawatan paska bedah neonatus rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi
mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini
tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).
a. Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan
b. Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang sudah rapi
seperti orang normal lainnya.
G. Komplikasi
Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin
disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosi. komplikasi dari
omphalokel adalah :
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi
yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama.
4. Nekrosis
8
H. Evidance Based
Berdasarkan Penelitian Komara dkk, 2017 tentang Angka Mortalitas pasien
Neonatus yang Menjalani Operasi berdasar atas Kenaikan Berat Badan
Pascaoperasi yang Dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung menyatakan pemberian cairan selama
perioperatif menunjukkan bahwa pemberian cairan secara restriktif
memberikan hasil luaran yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari komplikasi
pascaoperasi berkurang dan juga lama perawatan di ruang intensif yang akan
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pemberian cairan secara liberal
berdasar atas penelitian menunjukkan bahwa hasil luaran pascaoperasi berupa
kelebihan cairan yang ditandai dengan kenaikan berat badan pascaoperasi,
komplikasi pascaoperasi, lama perawatan, dan penggunaan ventilator di ruang
intensif.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali
pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya
tertutup peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di
luar rongga abdomen tergantung pada isinya.
Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa
faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik
serta polihidramnion.
10
DAFTAR PUSTAKA
Komara, dkk. Angka Mortalitas pasien Neonatus yang Menjalani Operasi berdasar
atas Kenaikan Berat Badan Pascaoperasi yang Dirawat di Neonatal
Intensive Care Unit (NICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal
Anestesi Perioperatif (JAP) Volume 5 Nomor 2
Morgan GE, Mikhail MS, Muray MJ, penyunting. Clinical anesthesiology. Edisi
ke-5. New York: McGraw Hill; 2012. hlm. 877−905.
Silva JM, Ribas AM, Oliveira RD, Nogueira FA , Vianna FM , Filho MC. The
effect of excess fluid balance on the mortality rate of surgical patients: a
multicenter prospective study. Crit Care. 2013;17(R288):1−7.

More Related Content

What's hot

askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
PPT Omfakokel
PPT OmfakokelPPT Omfakokel
PPT Omfakokel
Chiyapuri
 
Askep distosia
Askep distosiaAskep distosia
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologiPerubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Muhammad Kurniawan
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
pjj_kemenkes
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteriKiki Kino
 
VAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEPVAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEP
Leila Nisya Ayuanda
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
Aprillia Indah Fajarwati
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
Veranica Widi
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Hendrik Sutopo
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Operator Warnet Vast Raha
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
Taufik Tias
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAAyu Insafi Mulyantari
 
Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Rahayu Pratiwi
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
Dian Vivahana
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
Rahayu Pratiwi
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 

What's hot (20)

askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
PPT Omfakokel
PPT OmfakokelPPT Omfakokel
PPT Omfakokel
 
Askep distosia
Askep distosiaAskep distosia
Askep distosia
 
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologiPerubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteri
 
VAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEPVAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEP
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
 
Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 

Similar to Omfalokel

Neonatus rima okky ossa
Neonatus rima okky ossaNeonatus rima okky ossa
Neonatus rima okky ossa
okkyrimaossa
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
Kiki Taqiyyah
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
martaagustinasirait
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
martaagustinasirait
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
martaagustinasirait
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
Menanti Senja
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
Tha Niya
 
omfalokel
omfalokelomfalokel
omfalokel
sri wahyuni
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
FitriHSudiamin
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Phil Adit R
 
Jurnal Aborsi
Jurnal AborsiJurnal Aborsi
Jurnal Aborsi
bagussanjaya38
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan sc
nurulrachma0
 
Lp sc
Lp scLp sc
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Referat vicki
Referat vickiReferat vicki
Referat vicki
Vicky Jessica Effendi
 
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
ekasur
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Ayu Bunga Muslimah
 

Similar to Omfalokel (20)

Neonatus rima okky ossa
Neonatus rima okky ossaNeonatus rima okky ossa
Neonatus rima okky ossa
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 
omfalokel
omfalokelomfalokel
omfalokel
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
 
Askep nina ket
Askep nina ketAskep nina ket
Askep nina ket
 
Askep nina ket
Askep nina ketAskep nina ket
Askep nina ket
 
Jurnal Aborsi
Jurnal AborsiJurnal Aborsi
Jurnal Aborsi
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan sc
 
Lp sc
Lp scLp sc
Lp sc
 
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
Askep distosia AKPER PEMDA MUNA
 
Referat vicki
Referat vickiReferat vicki
Referat vicki
 
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
 
Askep ruptur uteri
Askep ruptur uteriAskep ruptur uteri
Askep ruptur uteri
 

Recently uploaded

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 

Recently uploaded (13)

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 

Omfalokel

  • 1. MAKALAH OMFALOKEL Oleh: Annisa 152211133 ROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG 2021
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur, penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Omfalokel”. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Bandar Lampung, September 2021 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI Cover ................................................................................................................... i Kata Pengantar ..................................................................................................... ii Daftar Isi.............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi................................................................................................. 3 B. Etiologi................................................................................................. 4 C. Patofisiologi......................................................................................... 5 D. Manifestasi klinis................................................................................. 5 E. Pemeriksaan Penunjang........................................................................ 5 F. Penatalaksanaan.................................................................................... 7 G. Komplikasi........................................................................................... 8 H. Evidance Based BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan- akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayiyang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnosekelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi preantenatal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin. Kelainan kongenital yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu kelainan kongenital traktus digestivus dan dinding abdomen, yang terdiri atas Omphalocele, Gastroschisis, Hirscshprung, serta Atresia Ani. Kelainan kongenital tersebut, tidak jarang terjadi di Provinsi Sumatra Barat ini. Pada penelitian kali ini, penulis ingin melaporkan kasus repair defek omphalocele. B. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Omfalokel?
  • 5. 2 C. Tujuan 1 Untuk mengetahui definisi Omfalokel 2 Untuk mengetahui etiologi dari Omfalokel 3 Untuk mengetahui manifestasi dari Omfalokel 4 Untuk mengetahui patofisiologi dari Omfalokel 5 Untuk mengetahui komplikasi dari Omfalokel 6 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Omfalokel 7 Untuk mengetahui hasil analisa di masyarakat mengenai Omfalokel 8 Untuk mengetahui askep dari Omfalokel
  • 6. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya tertutup peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di luar rongga abdomen tergantung pada isinya. Herniasi usus ke dalam tali pusat di jumpai pada sekitar 1 dari 5000 kelahiran, dan Herniasi hati serta usus di jumpai sekitar 1 dari 10000 kelahiran. Rongga abdomen secara proporsional kecil karena dorongan untuk tumbuh dan berkembang kurang. Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali kerongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya omfalokel (Ngastiyah, 2005). B. Etiologi Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion. Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu: 1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel paling sering dijumpai. 2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah teijadi kelainan struktural pada fetus.
  • 7. 4 Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik. 3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG. C. Patofisiologi 1. Selama perkembangan embrio,ada suatu kelemahan yang terjadi pada dinding abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilikus.hal ini menyebabakan organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan terbungkus kantong. 2. Terjadinya penurunan kapasitas abdomen yang dianggap abnormal. 3. Omfalokel terbentuk akibat kegagalan fungsi dalam pembentukan dinding abdomen ,dan terbentuk defek. 4. Letak defek umumnya di sebelah kanan umbilikus 5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin,akibatnya usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi dari cairan as.amino,usus juga terlihat pendek dan rongga abdomen sempit. 6. Usus,visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi,kontaminasi usus dengan kuman dapat terjadi,dan distensi usus sehingga mempersulit koreksi pemasukan kerongga abdomen pada saat pembedahan. 7. Embriogenesis pada saat janin berumur 5 -8 minggu isi abdomen terletak diluar embrio.pada usia lOminggu terjadi pegembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akan masukke rongga perut.bila proses ini terhambat maka akan terbentuk kantong di pangkal umbilikus yang terisi usus,lambung dan kadang hati.dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amino yang keduanya bening sehingga isi kantong tampak keluar,keadaan ini disebut omfalokel.bila usus keluar di titik terlemah dikanan umbilikus,usus akan berada diluar rongga perut tanpa di bungkus,peritoneum dan amino keadaan ini disebut gastrokhisis.
  • 8. 5 D. Manifestasi klinis Manifestasi dari omphalokel adalah : 1. Organ visera / internal abdomen keluar 2. Penonjolan pada isi usus 3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound Sedang tanda yang lain : 1. Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat sembuhan yang berisi usus 2. Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus 3. Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh darah umbilicus meluncur se3panjang kantong masuk kedalam rongga perut 4. Sering ditemukan pada bayi premature 5. Umbilicus menonjol keluar. E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP).Diagnosis prenatal defek pada dinding abdome dapat di deteksi dengan peningkatan serum MSAFP a. USG b. Radiologi a. Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker struktural. b. Echocardiography fetus untuk membantu melihat kelainan jantung. F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah : 1. Perawatan pra-bedah a. Terpeliharanya suhu tubuh b. Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan.
  • 9. 6 c. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan. d. Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasi e. Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada mesenterium. f. Terapi intravena untuk hidrasi g. Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena: Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong, akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan. h. Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan 2. Pembedahan Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.
  • 10. 7 Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja, namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lubang. Hams dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem. 3. Paska Bedah a. Perawatan paska bedah neonatus rutin b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik d. Pemberian antibiotika e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak). a. Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan b. Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang sudah rapi seperti orang normal lainnya. G. Komplikasi Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosi. komplikasi dari omphalokel adalah : 1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang. 2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral. 3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama. 4. Nekrosis
  • 11. 8 H. Evidance Based Berdasarkan Penelitian Komara dkk, 2017 tentang Angka Mortalitas pasien Neonatus yang Menjalani Operasi berdasar atas Kenaikan Berat Badan Pascaoperasi yang Dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyatakan pemberian cairan selama perioperatif menunjukkan bahwa pemberian cairan secara restriktif memberikan hasil luaran yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari komplikasi pascaoperasi berkurang dan juga lama perawatan di ruang intensif yang akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pemberian cairan secara liberal berdasar atas penelitian menunjukkan bahwa hasil luaran pascaoperasi berupa kelebihan cairan yang ditandai dengan kenaikan berat badan pascaoperasi, komplikasi pascaoperasi, lama perawatan, dan penggunaan ventilator di ruang intensif.
  • 12. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya tertutup peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di luar rongga abdomen tergantung pada isinya. Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.
  • 13. 10 DAFTAR PUSTAKA Komara, dkk. Angka Mortalitas pasien Neonatus yang Menjalani Operasi berdasar atas Kenaikan Berat Badan Pascaoperasi yang Dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif (JAP) Volume 5 Nomor 2 Morgan GE, Mikhail MS, Muray MJ, penyunting. Clinical anesthesiology. Edisi ke-5. New York: McGraw Hill; 2012. hlm. 877−905. Silva JM, Ribas AM, Oliveira RD, Nogueira FA , Vianna FM , Filho MC. The effect of excess fluid balance on the mortality rate of surgical patients: a multicenter prospective study. Crit Care. 2013;17(R288):1−7.