1. dr. H. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, FINASIM
Nutrisi Stres Metabolik
Pada Luka Bakar
2. Pendahuluan
Luka bakar merupakan kerusakan jaringan akibat
kontak dengan sumber panas.
Menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang
kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan
fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi
semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancam kehidupan.
3. ETIOLOGI
Gas
Cairan
Bahan padat
Luka Bakar Bahan Kimia
Luka Bakar Suhu Tinggi
Aliran Listrik
Sinar Ultraviolet
Frostbite
Larutan asam atau basa kuat
Luka Bakar Sengatan
Listrik
Luka Bakar Radiasi
Luka Bakar Suhu Sangat
Rendah
Larutan asam atau basa
kuat
5. Derajat I
Derajat II
Derajat III
Terjadi kematian pada lapisan
atas epidermis kulit yang
disertai pelebaran pembuluh
darah.
Terjadi kerusakan epidermis dan
dermis, sedangkan pembuluh
darah dibawah kulit menumpuk
dan mengeras.
Terjadi kerusakan seluruh sel
epitel kulit ( epidermis, dermis,
dan sub kurtis ) dan otot.
Pembuluh darah mengalami
trombosis.
1. Kedalaman
pengaruh
panas terhadap
tubuh.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
6. 2. Berdasarkan
tingkat keseriusan
luka
1. Kepala 9 %
2. Tubuh bagian depan 18 %
3. Tubuh bagian belakang 18 %
4. Ekstremitas atas 18 %
5. Ekstremitas bawah kanan 18%
6. Ekstremitas bawah kiri 18 %
7. Organ genital 1 %
8. GEJALA DAN TANDA
Derajat I Derajat III
Derajat II
Kulit
terlihat
kemerahan,
kesemutan,
kering dan
nyeri.
Terbentuk
bula/lepuhan,
bila
bula/lepuhan
pecah kulit
akan basah
dan nyeri.
Luka terlihat
pucat/abu-
abu, banyak
jaringan
kulit yang
mati dan
tidak terasa
sakit.
10. TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET
Diet Luka Bakar I
Diberikan berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan
Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut :
• 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi
AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip
dengan kecepatan 50 ml/jam.
• 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan
menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama,
• 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75
ml/menit. Di atas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100ml/menit.
• Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan
Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila
muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.
12. TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET
Diet Luka Bakar II
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan
AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1
kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
Cara pemberiannya sebagai berikut :
• Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien,
dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak atau biasa,
• Cairan AGGS diberikan tidak terbatas.
• Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8
kali sehari, volume setiap kali pemberian disesuikan dengan
kemampuan pasien, maksimal 350 ml.
• Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian
3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan
Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
• Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi
disesuaikan dengan kemampuan pasien hingga asupan zat
gizi terpenuhi.
13. TUJUAN DAN SYARAT DIET
Tujuan Diet :
mempercepat
penyembuhan dan
mencegah terjadinya
gangguan metabolik
mempertahankan
status gizi secara
optimal selama proses
penyembuhan
14. SYARAT DIET
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi
enteral dini.
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas
luka bakar, yaitu :
Luka bakar (%) Kebutuhan energi (kkal)
< 10 % 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
>50 2,0 x AMB
3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total
4. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
5.Karbohidrat sedang yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total
6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium,
fosfor, dan
magnesium.
8. Cairan tinggi.
15. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN TIDAK DIANJURKAN
Bahan makanan
Dianjurkan :
Nasi lunak, daging yang
tidak berlemak dan berurat
banyak, tempe atau tahu
yang direbus dan dikukus,
buah – buahan dan sayuran
yang tidak mengandung gas,
sirup dan teh.
Bahan makanan yang
tidak dianjurkan :
Makanan yang diolah
dengan teknik deep
frying, sayuran mentah,
bumbu yang
merangsang seperti
cabe, merica, minuman
yang mengandung
alkohol dan soda.
20. KESIMPULAN
Luka bakar merupakan kerusakan jaringan
permukaan tubuh yang disebabkan oleh
panas dengan suhu tinggi, bahan kimia,
sengatan listrik, radiasi dan suhu rendah
sehingga menimbulkan reaksi pada seluruh
sistem metabolisme.
Luka bakar dapat menyebabkan edema
karena peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, hal ini dapat berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi.
Penanggulangan pertama saat terjadi luka
bakar adalah dengan membersihkannya
dengan cairan Nacl. Jika luka lebih serius
diobati dengan salep sesuai dosis dokter.
21. Diet yang diberikan pada pasien luka bakar
harus bertahap. Yang pertama diberikan adalah
Makanan Cair Penuh (DLB I) lalu kemudian
dilanjutkan dengan DLB II (makanan cair kental,
saring, lunak, bahkan biasa).
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
diet luka bakar adalah mengusahakan &
mempercepat penyembuhan jaringan yang
rusak, dengan mempertimbagkan energi,
protein, lemak, dan cairan.
Bahan makanan yang dianjurkan adalah semua
bahan makanan yang sumber energi dan protein
seperti susu, telur, daging, ayam, keju, gula
pasir dan susu. Bahan makanan yang tidak
dianjurkan adalah semua bahan makanan yang
bersifat hiperalergik seperti udang.
22. Kebutuhan Energi pasien luka bakar
dapat dicari berdasarkan kedalaman,
luas luka bakar, dan persen luka
bakar. Protein dapat dicari melalui
derajat luka bakar yang diketahui
(berdasar ratio nitrogen : energi).