SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
dr. H. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, FINASIM
Nutrisi Stres Metabolik
Pada Luka Bakar
Pendahuluan
Luka bakar merupakan kerusakan jaringan akibat
kontak dengan sumber panas.
Menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang
kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan
fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi
semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancam kehidupan.
ETIOLOGI
Gas
Cairan
Bahan padat
Luka Bakar Bahan Kimia
Luka Bakar Suhu Tinggi
Aliran Listrik
Sinar Ultraviolet
Frostbite
Larutan asam atau basa kuat
Luka Bakar Sengatan
Listrik
Luka Bakar Radiasi
Luka Bakar Suhu Sangat
Rendah
Larutan asam atau basa
kuat
PATOFISIOLOGI
Terjadinya luka bakar
Peningkatan permebilitas pembuluh darah
Air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Edema
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Terjadi kematian pada lapisan
atas epidermis kulit yang
disertai pelebaran pembuluh
darah.
Terjadi kerusakan epidermis dan
dermis, sedangkan pembuluh
darah dibawah kulit menumpuk
dan mengeras.
Terjadi kerusakan seluruh sel
epitel kulit ( epidermis, dermis,
dan sub kurtis ) dan otot.
Pembuluh darah mengalami
trombosis.
1. Kedalaman
pengaruh
panas terhadap
tubuh.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
2. Berdasarkan
tingkat keseriusan
luka
1. Kepala 9 %
2. Tubuh bagian depan 18 %
3. Tubuh bagian belakang 18 %
4. Ekstremitas atas 18 %
5. Ekstremitas bawah kanan 18%
6. Ekstremitas bawah kiri 18 %
7. Organ genital 1 %
Mayor
Moderat
Minor
3. Berdasarkan
tingkat
keseriusan luka
GEJALA DAN TANDA
Derajat I Derajat III
Derajat II
Kulit
terlihat
kemerahan,
kesemutan,
kering dan
nyeri.
Terbentuk
bula/lepuhan,
bila
bula/lepuhan
pecah kulit
akan basah
dan nyeri.
Luka terlihat
pucat/abu-
abu, banyak
jaringan
kulit yang
mati dan
tidak terasa
sakit.
PENGOBATAN
Antibiotik
Nutrisi
Analgetik
TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET
Diet Luka Bakar I
Diberikan berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan
Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut :
• 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi
AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip
dengan kecepatan 50 ml/jam.
• 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan
menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama,
• 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75
ml/menit. Di atas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100ml/menit.
• Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan
Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila
muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.
Komposisi cairan AGGS
Air
Gula
Garam
Dapur
Soda Kue
200 ml
30 ml
2 gram
1 gram
TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET
Diet Luka Bakar II
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan
AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1
kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
Cara pemberiannya sebagai berikut :
• Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien,
dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak atau biasa,
• Cairan AGGS diberikan tidak terbatas.
• Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8
kali sehari, volume setiap kali pemberian disesuikan dengan
kemampuan pasien, maksimal 350 ml.
• Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian
3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan
Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
• Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi
disesuaikan dengan kemampuan pasien hingga asupan zat
gizi terpenuhi.
TUJUAN DAN SYARAT DIET
Tujuan Diet :
mempercepat
penyembuhan dan
mencegah terjadinya
gangguan metabolik
mempertahankan
status gizi secara
optimal selama proses
penyembuhan
SYARAT DIET
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi
enteral dini.
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas
luka bakar, yaitu :
Luka bakar (%) Kebutuhan energi (kkal)
< 10 % 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
>50 2,0 x AMB
3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total
4. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
5.Karbohidrat sedang yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total
6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium,
fosfor, dan
magnesium.
8. Cairan tinggi.
BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN TIDAK DIANJURKAN
Bahan makanan
Dianjurkan :
Nasi lunak, daging yang
tidak berlemak dan berurat
banyak, tempe atau tahu
yang direbus dan dikukus,
buah – buahan dan sayuran
yang tidak mengandung gas,
sirup dan teh.
Bahan makanan yang
tidak dianjurkan :
Makanan yang diolah
dengan teknik deep
frying, sayuran mentah,
bumbu yang
merangsang seperti
cabe, merica, minuman
yang mengandung
alkohol dan soda.
MAKAN PAGI
Bahan :
Beras
Tahu
Telur
Margarin
Susu skim
Gula pasir
Bubur nasi, scrambled
egg, semur tahu dan
susu
SELINGAN PAGI, SORE DAN
MALAM
Bahan :
Tepung beras
Gula merah
Susu skim
Gula pasir
Bubur sumsum+kinca
dan susu
MAKAN SIANG
Bahan :
Beras
Ayam
Tahu
Labu siam
pisang
Nasi lunak, ayam tumis
mentega, becem tahu,
bobor labu siam dan
pisang.
MAKAN MALAM
Bahan :
Beras
Daging
Tempe
Bayam
Gula pasir
Nasi lunak, burger steak,
kari bola-bola tempe, sup
bayam dan teh manis.
KESIMPULAN
 Luka bakar merupakan kerusakan jaringan
permukaan tubuh yang disebabkan oleh
panas dengan suhu tinggi, bahan kimia,
sengatan listrik, radiasi dan suhu rendah
sehingga menimbulkan reaksi pada seluruh
sistem metabolisme.
 Luka bakar dapat menyebabkan edema
karena peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, hal ini dapat berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi.
 Penanggulangan pertama saat terjadi luka
bakar adalah dengan membersihkannya
dengan cairan Nacl. Jika luka lebih serius
diobati dengan salep sesuai dosis dokter.
 Diet yang diberikan pada pasien luka bakar
harus bertahap. Yang pertama diberikan adalah
Makanan Cair Penuh (DLB I) lalu kemudian
dilanjutkan dengan DLB II (makanan cair kental,
saring, lunak, bahkan biasa).
 Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
diet luka bakar adalah mengusahakan &
mempercepat penyembuhan jaringan yang
rusak, dengan mempertimbagkan energi,
protein, lemak, dan cairan.
 Bahan makanan yang dianjurkan adalah semua
bahan makanan yang sumber energi dan protein
seperti susu, telur, daging, ayam, keju, gula
pasir dan susu. Bahan makanan yang tidak
dianjurkan adalah semua bahan makanan yang
bersifat hiperalergik seperti udang.
 Kebutuhan Energi pasien luka bakar
dapat dicari berdasarkan kedalaman,
luas luka bakar, dan persen luka
bakar. Protein dapat dicari melalui
derajat luka bakar yang diketahui
(berdasar ratio nitrogen : energi).
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Nutrisi Stres Metabolik Pada Luka Bakar.ppt

DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
nurmiwati
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
rusunawanew
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
pjj_kemenkes
 

Similar to Nutrisi Stres Metabolik Pada Luka Bakar.ppt (20)

Diet demam typhoid
Diet demam typhoidDiet demam typhoid
Diet demam typhoid
 
PPT-UEU-Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-8 (1).pptx
PPT-UEU-Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-8 (1).pptxPPT-UEU-Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-8 (1).pptx
PPT-UEU-Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular-Pertemuan-8 (1).pptx
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).ppt
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
 
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptDIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.ppt
 
Diet DM.pptx
Diet DM.pptxDiet DM.pptx
Diet DM.pptx
 
Diacont
Diacont Diacont
Diacont
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjmDiet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
 
PPT DIET DM HIPERTENSI.pptx
PPT DIET DM HIPERTENSI.pptxPPT DIET DM HIPERTENSI.pptx
PPT DIET DM HIPERTENSI.pptx
 
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahDiit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darah
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
 
Pro slim tea
Pro slim teaPro slim tea
Pro slim tea
 
2334654_2.ppt
2334654_2.ppt2334654_2.ppt
2334654_2.ppt
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 

Recently uploaded

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 

Nutrisi Stres Metabolik Pada Luka Bakar.ppt

  • 1. dr. H. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, FINASIM Nutrisi Stres Metabolik Pada Luka Bakar
  • 2. Pendahuluan Luka bakar merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.
  • 3. ETIOLOGI Gas Cairan Bahan padat Luka Bakar Bahan Kimia Luka Bakar Suhu Tinggi Aliran Listrik Sinar Ultraviolet Frostbite Larutan asam atau basa kuat Luka Bakar Sengatan Listrik Luka Bakar Radiasi Luka Bakar Suhu Sangat Rendah Larutan asam atau basa kuat
  • 4. PATOFISIOLOGI Terjadinya luka bakar Peningkatan permebilitas pembuluh darah Air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel Hipovolemia dan hemokonsentrasi Edema
  • 5. Derajat I Derajat II Derajat III Terjadi kematian pada lapisan atas epidermis kulit yang disertai pelebaran pembuluh darah. Terjadi kerusakan epidermis dan dermis, sedangkan pembuluh darah dibawah kulit menumpuk dan mengeras. Terjadi kerusakan seluruh sel epitel kulit ( epidermis, dermis, dan sub kurtis ) dan otot. Pembuluh darah mengalami trombosis. 1. Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
  • 6. 2. Berdasarkan tingkat keseriusan luka 1. Kepala 9 % 2. Tubuh bagian depan 18 % 3. Tubuh bagian belakang 18 % 4. Ekstremitas atas 18 % 5. Ekstremitas bawah kanan 18% 6. Ekstremitas bawah kiri 18 % 7. Organ genital 1 %
  • 8. GEJALA DAN TANDA Derajat I Derajat III Derajat II Kulit terlihat kemerahan, kesemutan, kering dan nyeri. Terbentuk bula/lepuhan, bila bula/lepuhan pecah kulit akan basah dan nyeri. Luka terlihat pucat/abu- abu, banyak jaringan kulit yang mati dan tidak terasa sakit.
  • 10. TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET Diet Luka Bakar I Diberikan berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut : • 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50 ml/jam. • 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama, • 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Di atas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100ml/menit. • Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.
  • 11. Komposisi cairan AGGS Air Gula Garam Dapur Soda Kue 200 ml 30 ml 2 gram 1 gram
  • 12. TAHAP-TAHAP PEMBERIAN DIET Diet Luka Bakar II diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal. Cara pemberiannya sebagai berikut : • Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak atau biasa, • Cairan AGGS diberikan tidak terbatas. • Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari, volume setiap kali pemberian disesuikan dengan kemampuan pasien, maksimal 350 ml. • Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi. • Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi disesuaikan dengan kemampuan pasien hingga asupan zat gizi terpenuhi.
  • 13. TUJUAN DAN SYARAT DIET Tujuan Diet : mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan
  • 14. SYARAT DIET 1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi enteral dini. 2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar, yaitu : Luka bakar (%) Kebutuhan energi (kkal) < 10 % 1,2 x AMB 11-20 1,3 x AMB 21-30 1,5 x AMB 31-50 1,8 x AMB >50 2,0 x AMB 3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total 4. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total 5.Karbohidrat sedang yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total 6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan 7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. 8. Cairan tinggi.
  • 15. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN Bahan makanan Dianjurkan : Nasi lunak, daging yang tidak berlemak dan berurat banyak, tempe atau tahu yang direbus dan dikukus, buah – buahan dan sayuran yang tidak mengandung gas, sirup dan teh. Bahan makanan yang tidak dianjurkan : Makanan yang diolah dengan teknik deep frying, sayuran mentah, bumbu yang merangsang seperti cabe, merica, minuman yang mengandung alkohol dan soda.
  • 16. MAKAN PAGI Bahan : Beras Tahu Telur Margarin Susu skim Gula pasir Bubur nasi, scrambled egg, semur tahu dan susu
  • 17. SELINGAN PAGI, SORE DAN MALAM Bahan : Tepung beras Gula merah Susu skim Gula pasir Bubur sumsum+kinca dan susu
  • 18. MAKAN SIANG Bahan : Beras Ayam Tahu Labu siam pisang Nasi lunak, ayam tumis mentega, becem tahu, bobor labu siam dan pisang.
  • 19. MAKAN MALAM Bahan : Beras Daging Tempe Bayam Gula pasir Nasi lunak, burger steak, kari bola-bola tempe, sup bayam dan teh manis.
  • 20. KESIMPULAN  Luka bakar merupakan kerusakan jaringan permukaan tubuh yang disebabkan oleh panas dengan suhu tinggi, bahan kimia, sengatan listrik, radiasi dan suhu rendah sehingga menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.  Luka bakar dapat menyebabkan edema karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah, hal ini dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi.  Penanggulangan pertama saat terjadi luka bakar adalah dengan membersihkannya dengan cairan Nacl. Jika luka lebih serius diobati dengan salep sesuai dosis dokter.
  • 21.  Diet yang diberikan pada pasien luka bakar harus bertahap. Yang pertama diberikan adalah Makanan Cair Penuh (DLB I) lalu kemudian dilanjutkan dengan DLB II (makanan cair kental, saring, lunak, bahkan biasa).  Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan diet luka bakar adalah mengusahakan & mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak, dengan mempertimbagkan energi, protein, lemak, dan cairan.  Bahan makanan yang dianjurkan adalah semua bahan makanan yang sumber energi dan protein seperti susu, telur, daging, ayam, keju, gula pasir dan susu. Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah semua bahan makanan yang bersifat hiperalergik seperti udang.
  • 22.  Kebutuhan Energi pasien luka bakar dapat dicari berdasarkan kedalaman, luas luka bakar, dan persen luka bakar. Protein dapat dicari melalui derajat luka bakar yang diketahui (berdasar ratio nitrogen : energi).