Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan anak usia dini di Indonesia, termasuk pengertian kurikulum, tujuan kurikulum, komponen kurikulum, dan implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan anak usia dini dan peran orang tua.
Dokumen tersebut membincangkan empat isu utama berkaitan pelajar sekolah menengah, iaitu hubungan dengan rakan sebaya, sikap pelajar, minat pelajar, dan motivasi pelajar. Pendekatan positif diperlukan dalam menangani keempat-empat isu tersebut untuk memastikan pencapaian dan kesejahteraan pelajar.
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi sekolah yang efektif dengan menjelaskan:
1. Pengertian sekolah efektif yaitu kemampuan sekolah dalam mengotimalkan sumber daya untuk mencapai tujuan dan efisien.
2. Karakteristik sekolah efektif meliputi fokus bersama, standar tinggi, kepemimpinan yang baik, kerjasama tinggi, kurikulum yang melampaui standar.
3. Konsep kepemi
Dokumen tersebut membahas mengenai pensijilan guru di Malaysia. Ia mendefinisikan pensijilan guru, menerangkan kriteria untuk mendapatkan pensijilan guru, dan menjelaskan peranan institusi pendidikan seperti IPGM dan IPTA dalam melatih dan mempersiapkan guru. Dokumen itu juga membincangkan isu-isu terkait kualiti pendidikan guru dan pentingnya kursus perguruan untuk membentuk guru yang berkualiti.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan anak usia dini di Indonesia, termasuk pengertian kurikulum, tujuan kurikulum, komponen kurikulum, dan implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan anak usia dini dan peran orang tua.
Dokumen tersebut membincangkan empat isu utama berkaitan pelajar sekolah menengah, iaitu hubungan dengan rakan sebaya, sikap pelajar, minat pelajar, dan motivasi pelajar. Pendekatan positif diperlukan dalam menangani keempat-empat isu tersebut untuk memastikan pencapaian dan kesejahteraan pelajar.
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi sekolah yang efektif dengan menjelaskan:
1. Pengertian sekolah efektif yaitu kemampuan sekolah dalam mengotimalkan sumber daya untuk mencapai tujuan dan efisien.
2. Karakteristik sekolah efektif meliputi fokus bersama, standar tinggi, kepemimpinan yang baik, kerjasama tinggi, kurikulum yang melampaui standar.
3. Konsep kepemi
Dokumen tersebut membahas mengenai pensijilan guru di Malaysia. Ia mendefinisikan pensijilan guru, menerangkan kriteria untuk mendapatkan pensijilan guru, dan menjelaskan peranan institusi pendidikan seperti IPGM dan IPTA dalam melatih dan mempersiapkan guru. Dokumen itu juga membincangkan isu-isu terkait kualiti pendidikan guru dan pentingnya kursus perguruan untuk membentuk guru yang berkualiti.
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demakAziz Zindani
Makalah ini membahas tentang manajemen komponen-komponen sekolah yang meliputi manajemen kurikulum, peserta didik, personel, anggaran, husemas, dan layanan khusus. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan dipengaruhi untuk mencapai tujuan sekolah.
Menejemen kesiswaan meliputi proses rekrutmen, orientasi, penempatan kelas, bimbingan, penerapan tata tertib, organisasi siswa, kenaikan kelas, dan mutasi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif dari penerimaan hingga kelulusan.
SMK Futuhiyyah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan strategi kepemimpinan kepala sekolah yang mencakup (1) meningkatkan kompetensi guru dan sarana prasarana, (2) mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, (3) memperbaiki proses pembelajaran.
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahRachma Wati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan model pengelolaan pendidikan yang memberikan otonomi manajemen kepada sekolah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
2) Kepemimpinan kepala sekolah memainkan peran penting dalam implementasi MBS untuk mencapai tujuan sekolah.
3) Teori kepemimpinan yang relevan dalam M
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara menjadi negara maju dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul adalah kualitas berpikir masyarakat. Dalam kesempatan ini memaparkan dilema yang terdapat dipendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian otentik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan pembelajaran otentik. Penilaian otentik berfokus pada pengukuran keterampilan dan pengetahuan peserta didik melalui tugas kompleks dan kontekstual. Penilaian ini mendorong pembelajaran yang memberikan peran aktif bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas.
Dokumen ini merupakan Sukatan Pelajaran Pendidikan Jasmani untuk sekolah rendah dan menengah di Malaysia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia pada tahun 1999. Ia membincangkan matlamat, objektif, organisasi kandungan dan kandungan sukatan pelajaran Pendidikan Jasmani yang terbahagi kepada tiga tunjang pembelajaran iaitu Kecergasan, Kemahiran dan Kesukanan.
The document discusses three potential images for a movie poster about twin sisters. For each image, the document lists advantages and disadvantages. Image 1 shows the twins standing together, conveying the movie's theme but one twin is framed better than the other. Image 2 shows the twins' eyes close together, implying a connection, but one twin has her body positioned forward. Image 3 only shows half of each twin's face, linking to the theme, but the twins are posed differently with one appearing taller. The document concludes that editing could overcome disadvantages and a survey will be conducted to see which image best attracts an audience.
This document is a human resources report submitted to Mrs. Sushama Prabha.L, a lecturer in natural science, by Sandhya Prabha. P, a student of natural science. The report discusses human resources and introduces a teacher named K. Suresh Kumar who won several national teaching awards for his innovative physics teaching methods that focus on hands-on experiments rather than textbooks. He established a physics museum to allow students to conduct their own experiments and believes this helps students learn better and develop their personalities.
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demakAziz Zindani
Makalah ini membahas tentang manajemen komponen-komponen sekolah yang meliputi manajemen kurikulum, peserta didik, personel, anggaran, husemas, dan layanan khusus. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan dipengaruhi untuk mencapai tujuan sekolah.
Menejemen kesiswaan meliputi proses rekrutmen, orientasi, penempatan kelas, bimbingan, penerapan tata tertib, organisasi siswa, kenaikan kelas, dan mutasi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif dari penerimaan hingga kelulusan.
SMK Futuhiyyah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan strategi kepemimpinan kepala sekolah yang mencakup (1) meningkatkan kompetensi guru dan sarana prasarana, (2) mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, (3) memperbaiki proses pembelajaran.
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahRachma Wati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan model pengelolaan pendidikan yang memberikan otonomi manajemen kepada sekolah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
2) Kepemimpinan kepala sekolah memainkan peran penting dalam implementasi MBS untuk mencapai tujuan sekolah.
3) Teori kepemimpinan yang relevan dalam M
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara menjadi negara maju dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul adalah kualitas berpikir masyarakat. Dalam kesempatan ini memaparkan dilema yang terdapat dipendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian otentik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dan pembelajaran otentik. Penilaian otentik berfokus pada pengukuran keterampilan dan pengetahuan peserta didik melalui tugas kompleks dan kontekstual. Penilaian ini mendorong pembelajaran yang memberikan peran aktif bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas.
Dokumen ini merupakan Sukatan Pelajaran Pendidikan Jasmani untuk sekolah rendah dan menengah di Malaysia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia pada tahun 1999. Ia membincangkan matlamat, objektif, organisasi kandungan dan kandungan sukatan pelajaran Pendidikan Jasmani yang terbahagi kepada tiga tunjang pembelajaran iaitu Kecergasan, Kemahiran dan Kesukanan.
The document discusses three potential images for a movie poster about twin sisters. For each image, the document lists advantages and disadvantages. Image 1 shows the twins standing together, conveying the movie's theme but one twin is framed better than the other. Image 2 shows the twins' eyes close together, implying a connection, but one twin has her body positioned forward. Image 3 only shows half of each twin's face, linking to the theme, but the twins are posed differently with one appearing taller. The document concludes that editing could overcome disadvantages and a survey will be conducted to see which image best attracts an audience.
This document is a human resources report submitted to Mrs. Sushama Prabha.L, a lecturer in natural science, by Sandhya Prabha. P, a student of natural science. The report discusses human resources and introduces a teacher named K. Suresh Kumar who won several national teaching awards for his innovative physics teaching methods that focus on hands-on experiments rather than textbooks. He established a physics museum to allow students to conduct their own experiments and believes this helps students learn better and develop their personalities.
Проект має на меті збільшити можливості по комунікації в умовах великого міста. «Поїхали з нами!» допомагає городянам знайти нових цікавих співрозмовників під час поїздок муніципальним чи приватним транспортом. За допомогою цього проекту можна знайти для себе співбесідника, яка має з вами схожі музичні смаки або, як і ви, полюбляє дивитися футбол чи займатися математикою. Таким чином, «Давай до нас!» попередньо знайомить городян та зменшує кількість бар’єрів та страхів, які заважають активувати інтелектуально-творчий потенціал великого міста. Наша команда сподівається, що проект не лише вирішить актуальну соціальну проблему, але й допоможе людям будувати міцні стосунки на тривалий час.
Big Data and Its Impacts on the Legal ProfessionLawCrossing
Big Data has the potential to significantly change the legal profession by helping attorneys analyze large amounts of past case data and documents to improve research, predict case outcomes, and enhance transparency. Companies like Ravel Law are developing new analytical tools to help attorneys leverage Big Data, and the legal field is becoming more receptive to technological innovations, especially as younger attorneys familiar with data analysis enter the profession. Embracing Big Data fully could lead to greater efficiency, more accurate judgments, and improved access to justice.
The document provides an overview of the anatomy of the heart. It describes the heart as a hollow muscular organ divided into four chambers - the right and left atria and ventricles. Each chamber is then described in detail, including its size, location within the heart, internal structures like valves and openings, and relations to other cardiovascular structures. Key components summarized include the four chambers, their internal structures like valves and openings, and basic relations to surrounding areas in the thoracic cavity.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang tata cara yang tepat dalam menerima tamu kantor, meliputi pengertian tamu kantor, hal-hal yang perlu diperhatikan saat menerima tamu, penanganan ruang tamu, tata cara mengantar dan melayani tamu, serta etika sekretaris dalam melayani tamu.
Dokumen tersebut membahas penggunaan kad kriteria dalam pengajaran stail reciprocal untuk meningkatkan keterampilan servis bawah bola tampar murid-murid kelas 6. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa murid-murid kelas 6 mengalami kesulitan dalam keterampilan servis bawah bola tampar dan penulis bermaksud menggunakan pengajaran stail reciprocal untuk mengatasi masalah tersebut karena pendekatan ini telah terbukti
Dokumen tersebut membahas kritik terhadap kurikulum 2013 revisi pendidikan fisika di Universitas Negeri Jakarta. Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan kurikulum 2013 yang dijelaskan beserta saran perbaikannya.
In House Training (IHT) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru SDN Panaragan 1 dalam menerapkan model-model pembelajaran, meliputi model pembelajaran kooperatif, langsung, dan berbasis masalah. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua siklus dan melibatkan 25 guru sebagai peserta.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani siswa, identifikasi masalah dan penyebabnya, rumusan masalah dan tujuan penelitian, serta manfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut."
Tugas akhir ini membahas hubungan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI di SMA Negeri 2 Raha. Tujuannya adalah mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dan hasil belajar. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)Haris Kul
Dokumen tersebut merupakan lembar pengesahan kurikulum SMP Negeri 1 Batang Kuis untuk tahun pelajaran 2017/2018. Dokumen tersebut menjelaskan latar belakang penyusunan kurikulum sekolah tersebut berdasarkan kondisi geografis, sosial ekonomi masyarakat setempat, serta potensi dan karakteristik sekolah.
Bab ini membahas rencana tindakan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui optimalisasi peran kepala sekolah dalam supervisi akademik. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan ditinjaukan. Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diharapkan hasil belaj
1. Pendidikan Jasmani merupakan satu fasa pendidikan am yang menyumbang
kepada pertumbuhan dan perkembangan pelajar-pelajar secara total melalui pilihan
aktiviti-aktiviti pergerakan dan pengalaman jasmani yang terancang. Ringkasnya
Pendidikan Jasmani ialah pendidikan dari dan melalui kegiatan fizikal. Menurut Clark
W. Hetherington, Pendidikan Jasmani adalah asas bagi semua pendidikan di mana
otak dan badan berfungsi serentak. Beliau juga mendakwa bahawa Pendidikan
psikomotor, akhlak dan intelektual dianggap sebagai pendidikan yang dicapai melalui
pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani adalah jumlah semua aktiviti yang dipilih
mengikut jenis dan dijalankan untuk mencapai hasil yang bermakna. Aktiviti yang
dipilih haruslah mempunyai dan menyediakan peluang bagi individu untuk menjadi
sabar, baik hati, berdikari, peramah, murah hati dan peribadi yang dinamis – J.F
William. Terdapat beberapa kriteria yang perlu dititikberatkan dalam pemilihan
aktiviti.
Kriteria yang pertama, kemudahan infrastruktur yang terdapat serta tersedia di
sekolah. Seperti mana yang kita sedia maklum, kemudahan-kemudahan untuk
aktiviti
Pendidikan Jasmani yang disediakan di setiap sekolah tidak sama antara sekolah-
sekolah di Malaysia. Kemudahan yang disediakan oleh pihak kerajaan bergantung
kepada kawasan sekolah tersebut. Sekiranya sekolah tersebut terletak jauh di
pedalaman, maka kemudahan yang disediakan tidak sesempurna berbanding
dengan sekolah yang berada dalam kawasan bandar. Berbalik kepada
permasalahan teknikal yang timbul ini, guru harus bijak dalam menentukan aktiviti
yang bersesuaian dengan kemudahan yang sedia ada. Sekiranya guru itu
mempunyai pemikiran yang inovatif yang tinggi, guru itu akan segera memikirkan
cara untuk memastikan sesuatu aktiviti itu dapat dijalankan. Sebagai contoh, di
sekolah yang terletak jauh dari kota, kita dapat lihat kemudahan gelanggang untuk
permainan Bola Keranjang sukar untuk kita lihat. Melalui kekangan ini, guru boleh
menggunakan inisiatif membina Gelanggang Bola Keranjang sementara iaitu
melakukan permainan ini di dewan sekolah dan menggunakan tiang Gol Bola Jaring
bagi menggantikan tiang gol Bola Keranjang. Namun, bukan sahaja kemudahan
tempat aktiviti sahaja yang kurang, malah peralatan juga tidak ketinggalan
2. kekurangan penyediaannya. Masalah ini juga membawa kepada sesuatu aktiviti tidak
dapat dilaksanakan. Bagi melakukan aktiviti pendidikan jasmani mengikut tahap
serta komponen kecergasan, peralatan mesti mencukupi bersesuaian dengan
bilangan pelajar semasa melaksanakan aktiviti. Namun, perlu diambil perhatian juga
mengenai keadaan peralatan itu sama ada selamat atau tidak untuk digunakan dan
sesuai dengan tahap kebolehan dan umur pelajar. Langkah ini bertujuan untuk
mengelakkan daripada berlakunya perkara yang diingini berlaku semasa pelajar
sedang melakukan aktiviti Pendidikan Jasmani. Semasa aktiviti sedang dijalankan,
guru haruslah sentiasa mengawasi pelajar dalam penggunaan perlatan semasa
aktiviti dijalankan.
Kriteria kedua adalah kaedah yang digunakan oleh guru semasa proses
pengajaran dan pembelajaran mengikut perkembangan murid. Guru perlu bijak
dalam membuat perancangan bagi pemilihan aktiviti yang hendak dilakukan. Setiap
manusia mempunyai tahap perkembangan kognitif yang berbeza-beza berdasarkan
umur. Penyusunan aktiviti perlu mengikut keupayaan kognitif pelajar dari mudah
kepada yang lebih susah. Perancangan kognitif perlu disusun mengikut keupayaan
pelajar bagi membolehkan aktiviti pengajaran dan pembelajaran dapat dijalankan
dengan sistematik dan berkesan. Sekiranya perkara ini dititikberatkan dalam kriteria
pemilihan aktiviti, pelajar-pelajar akan dapat menguasai sesuatu kemahiran dengan
baik. Disamping itu, guru perlu merangka aktiviti yang dapat diterima oleh murid
mengikut tahap kemampuan pelajar. Berbalik kepada prinsip TGFU, kita dapat lihat
yang pengajaran Pendidikan Jasmani mestilah seronok, sekiranya sesuatu aktiviti itu
dirancang tidak berdasarkan kemampuan pelajar, sudah tentu pelajar-pelajar tidak
rasa seronok, ini akan menyebabkan minat dalam Matapelajaran Pendidikan
Jasmani akan menurun dalam kalangan pelajar.
Kriteria ketiga, lokasi kawasan sekolah tersebut memainkan peranan dalam
pemilihan aktiviti. Terdapat jurang perbezaan yang besar dalam pemilihan aktiviti
antara sekolah dalam bandar dan sekolah luar bandar. kemudahan infrastruktur
pembangunan persekitaran di sekolah bandar, terdapat banyak pertubuhan
diwujudkan. Ini memberikan peluang kepada pihak sekolah untuk menggunakan
tenaga luar yang ada bagi membantu pihak sekolah. Pertubuhan ini biasanya terdiri
daripada profesional dan pakar dalam sesuatu sukan. Jadi, pihak sekolah tidak akan
mengalami sebarang masalah dalam mendapatkan khidmat tenaga pengajar dalam
3. melaksanakan sesuatu aktiviti. Sekolah yang terletak di kawasan bandar juga sering
dikaitkan dengan mempunyai kelulusan yang sangat jarang diperolehi oleh guru
kawasan pedalaman. Ini disebabkan guru mudah atau berpeluang untuk
mendapatkan sijil-sijil yang diiktiraf yang melayakkan mereka untuk mengajar
sesuatu kemahiran atau sukan. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh
pihak kerajaan di kawasan bandar telah menyebabkan banyak tempat-tempat akses
sukan dibina. Pembinaan pusat-pusat akses seperti kompleks sukan dan kursus
memudahkan guru dalam memperolehi atau meningkatkan kemahiran dalam
sesuatu bidang. Kesannya, tenaga pengajar yang digunakan lebih berkualiti dan
pelaksanaan aktiviti dapat dijalankan dengan lebih semaksima mungkin. Keadaan ini
berbeza dengan suasana sekolah luar bandar berikutan faktor-faktor yang menjadi
halangan dalam melaksanakan sesuatu aktiviti. Penglibatan murid dalam aktiviti luar
kelas agak terhad berikutan kekurangan peralatan dan prasarana. Tenaga pengajar
juga kurang dan tidak berpengalaman kerana kebanyakan guru yang berkebolehan
dihantar di sekolah bandar. Selain itu, aktiviti yang hendak dilakukan perlu
mengambil kira keadaan pelajar. Pelajar luar bandar biasanya terdiri dari latar
belakang yang sangat berbeza dari bandar. Ada di antara mereka yang tinggal jauh
dan mengambil masa yang lama untuk sampai ke sekolah.
Keempat, kepakaran guru turut menjadi kriteria kepada pemilihan aktiviti.
Kredibiliti sebagai seorang guru sering dipersoalkan dalam mengendali sesebuah
kelas. Dalam semua mata pelajaran, tidak dinafikan bahawa kebolehan guru amat
penting dalam melaksanakan sesebuah aktiviti. sungguhpun perancangan yang baik
tetapi ia masih belum mencukupi sekiranya pengajar yang tidak berkemahiran dan
berkebolehan, objektif pengajaran dan pembelajaran tidak dapat dicapai.
Penerangan tentang permainan tersebut harus disampaikan oleh tenaga pengajar
yang arif bagi memastikan murid dapat memahami tentang permainan tersebut.
Namun, sekiranya tiada tenaga pengajar yang arif dalam bidang tersebut, permainan
tersebut tidak dapat diajar. Kita sering kali dapat lihat permasalahan ini timbul di
peringkat sekolah rendah. Ini disebabkan, guru-guru yang mengajar pendidikan
jasmani bukan dari bidang kepakarannya. Ini menjadikan proses pengajaran dan
pembelajaran itu tidak lagi bersifat ”do it in the right ways”. Ini disebabkan,
pengajaran pendidikan jasmani yang tidak melibatkan tenaga pengajar yang mahir
hanya akan membuatkan langkah-langkah yang sepatutnya digunakan dalam
4. pengajaran pendidikan jasmani tertinggal atau tidak diguna pakai berikutan tidak
mahir dalam bidang ini. Langkah-langkah yang bakal tenaga kerja yang tidak mahir
gunakan bersifat cuba daya atau lebih tepat lagi diterjemahkan sebagai pengajaran
berasaskan gerak hati semata-mata yang tidak berlandaskan pengajaran sebenar
dalam Pendidikan Jasmani. Peranan pihak pentadbir sangat perlu pada saat dan
ketika ini dan guru perlu membuat pilihan aktiviti berdasarkan kepakaran yang ada di
sekolah. Ini tidak lain dan tidak bukan hanya bertujuan memastikan proses
pengajaran dan pembelajaran Pendidikan Jasmani mengikut piawaian yang sebenar
dan membolehkan objektif utama dapat dicapai.
Kriteria kelima adalah merujuk kepada aspek persekitaran dan budaya tempat
sesebuah sekolah itu sendiri. Keadaan persekitaran akan mempengaruhi minat serta
hobi kanak-kanak di kawasan tersebut. Contohnya, sekiranya persekitaran di
kawasan tersebut terkenal dengan permainan bermain bola sepak, maka kanak-
kanak di kawasan tersebut lebih cenderung kepada bola sepak semata-mata. Jadi
guru perlu bijak merancang aktiviti mengikut minat murid. Murid akan lebih
bersemangat belajar mengenai sesuatu perkara yang bersangkut paut dengan
minatnya. Ini akan menjadikan proses pengajaran dan pembelajaran lebih berkesan
lagi. Bagi aspek budaya pula, pelaziman aktiviti sukan yang seterusnya menjadi rutin
harian bagi masyarakat setempat, akan menghasilkan generasi yang selalu
membudayakan amalan sukan. Jadi, pelaksanaan aktiviti lebih mudah dilaksanakan
berikutan murid itu sendiri sudah meminati sukan. Ini membolehkan guru
menggunakan peluang ini untuk memilih kriteria aktiviti yang bersesuaian dengan
minat dalam sukan ini.
Kriteria seterusnya adalah faktor kewangan di mana ia menjadi sumber utama
dalam penyediaan peralatan dan tenaga pengajar. Aspek kewangan ini penting dan
sangat mempengaruhi pemilihan aktiviti yang bakal digunakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran bagi matapelajaran Pendidikan Jasmani. Sekolah
yang mempunyai masalah kewangan biasanya menghadapi masalah dari segi
kemudahan dan peralatan. Kekurangan ini akan merencatkan perlajanan proses
pengajaran dan pembelajaran. Oleh itu, pemilihan aktiviti yang bakal digunakan
haruslah mengambil kira dana yang telah disalurkan oleh pihak kerajaan agar tidak
melebihi belanjawan yang sepatutnya.
5. Kriteria ketujuh, sosio budaya tempatan. Pemilihan aktiviti Pendidikan Jasmani
haruslah mengambil kira sosio budaya tempatan sesuatu kawasan. Sebagai contoh,
sekiranya komuniti sebuah kampung itu sememangnya tidak boleh menerima
permainan seperti permainan ragbi kerana permainan ini sangat merbahaya dan
boleh mendatangkan kecederaan pada bila-bila masa. Sehubungan dengan itu,
pihak pentadbir harus mengambil langkah yang bijak dengan segera menggantikan
permainan tersebut dengan sukan lain. Ini disebabkan, sokongan serta dorongan
daripada pihak masyarakat tempatan khususnya ibubapa amat penting bagi
menjalankan sesuatu aktiviti kerana mereka memiliki autoriti sepenuhnya terhadap
anak-anak mereka.
Di sini kita dapat simpulkan bahawa, sebelum sesuatu aktiviti itu dipilih
sebagai aktiviti dalam pengajaran dan pembelajaran, kriteria-kriteria yang
bersesuaian haruslah dititikberatkan agar kelancaran serta objektif utama Pendidikan
Jasmani dapat dicapai, seterusnya melahirkan generasi yang seimbang dari aspek
jasmani, emosi, rohani, intelektual dan juga sosial.
6. Kriteria ketujuh, sosio budaya tempatan. Pemilihan aktiviti Pendidikan Jasmani
haruslah mengambil kira sosio budaya tempatan sesuatu kawasan. Sebagai contoh,
sekiranya komuniti sebuah kampung itu sememangnya tidak boleh menerima
permainan seperti permainan ragbi kerana permainan ini sangat merbahaya dan
boleh mendatangkan kecederaan pada bila-bila masa. Sehubungan dengan itu,
pihak pentadbir harus mengambil langkah yang bijak dengan segera menggantikan
permainan tersebut dengan sukan lain. Ini disebabkan, sokongan serta dorongan
daripada pihak masyarakat tempatan khususnya ibubapa amat penting bagi
menjalankan sesuatu aktiviti kerana mereka memiliki autoriti sepenuhnya terhadap
anak-anak mereka.
Di sini kita dapat simpulkan bahawa, sebelum sesuatu aktiviti itu dipilih
sebagai aktiviti dalam pengajaran dan pembelajaran, kriteria-kriteria yang
bersesuaian haruslah dititikberatkan agar kelancaran serta objektif utama Pendidikan
Jasmani dapat dicapai, seterusnya melahirkan generasi yang seimbang dari aspek
jasmani, emosi, rohani, intelektual dan juga sosial.