Naskah kabaret dibalik merah putih biru, kelas X MIPA 7, SMANDAK 51, saat acara Smanstock
Link Kabaret : Soundclouds - https://soundcloud.com/fian-shared/dibalik-merah-putih-biru-scisevco
mendiskripsikan mengenai bagaimana cara penulisan karya tulis yang benar untuk diajukan sebagai tugas akhir bagi pemenuhan nilai latihan penulisan mapel bahasa indonesia referensi sangat berguna bagi siswa yang baru pertama kali menulis karya tulis ataupun laporan study wisata
Naskah kabaret dibalik merah putih biru, kelas X MIPA 7, SMANDAK 51, saat acara Smanstock
Link Kabaret : Soundclouds - https://soundcloud.com/fian-shared/dibalik-merah-putih-biru-scisevco
mendiskripsikan mengenai bagaimana cara penulisan karya tulis yang benar untuk diajukan sebagai tugas akhir bagi pemenuhan nilai latihan penulisan mapel bahasa indonesia referensi sangat berguna bagi siswa yang baru pertama kali menulis karya tulis ataupun laporan study wisata
Kisi-kisi tes RSBI untuk kelas 7 tahun 2011-2012 semester 1. Semua mata pelajaran yg diujikan: Biology, fisika, matematika, inggris. Kisi-kisi dalam bahasa inggris.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Timun Emas
Peran:
Rasheed sebagai Timun Emas
Thariq sebagai Narator
Pebri sebagai Bahmaditya/Ayah
Hasta sebagai Buto Ijo/Raksasa
Adegan 1:
Narrator: Pada suatu hari, hiduplah seorang duda yang sudah ditinggal istrinya
karena kecelakaan. Duda tersebut bernama Bahmaditiya. Bahmaditiya sudah
lama bermimpi untuk memiliki anak. Suatu saat, seorang raksasa mendengar
doa Bahmaditya.
Bahmaditiya: “Tuhan... Sudah lama saya menikah, tapi saya belum juga
mendapat keturunan. Kini istriku juga telah meninggal. Andai saja ada
keajaiban, berilah hamba seorang anak, ya Tuhan... Apapun akan kulakukan.”
Buto Ijo: “ Wahai kawanku Bahma! Kudengar kau ingin sekali memiliki seorang
anak?”
Bahmaditiya: “Benar Buto Ijo? Hidupku begitu sepi dan hampa...”
Buto Ijo: “Baiklah, akan kukabulkan permintaanmu. Tapi dengan satu syarat.
Kembalikan anak itu setelah ia besar untuk kumakan! Ambillah Timun Emas ini
dan Belahlah!”
Bahmaditiya: “Baiklah, Buto Ijo. Terimakasih sekali...”
Buto Ijo: “Ingat janjimu!”
Narrator: Bahma begitu ingin memiliki anak hingga tak menghiraukan
persyaratan sang raksasa. Ia pun membelah timun emas dengan keraguan.
Bahmaditya: “Puji syukur tuhan! Telah kauberikan seorang anak dalam
hidupku. Kelak, kau akan menjadi anak cerdas yang berbakti. Akan kuberi kau
nama Timun Emas, itulah asalmu.”
3. Adegan 2:
Timun Emas: “Pah, ada raksasa di depan rumah kita! Mau apa dia, pah? Aku
takut...”
Bahmaditiya: “Bapak juga tidak tahu mau apa dia. Berlindunglah nak!”
Buto Ijo: “Baiklah Bahmaditiya, sesuai Janji engkau kau akan memberikan anak
itu sekarang untuk saya makan”
Bahmaditiya: “Mohon buto ijo jangan ambil anak saya sekarang, karena anak
saya belum cukup besar untuk mengisi perutmu”
Buto Ijo: “ Baiklah, saya akan datang lagi setelah ia besar”
Bahmaditiya: “Terimakasih ya Buto Ijo”
Buto ijo: “Awas kalau kau ingkar!”
Adegan 3:
Narrator: Pada saat Timun emas berumur 17 tahun, Bahmaditya dengan berat
hati memberitahukan asal-usul Timun Emas, agar ia siap dengan kedatangan
Buto Ijo berikutnya.
Bahmaditya: “Nak, ada sesuatu penting yang ingin ayah bicarakan padamu.”
Timun Emas: “Apakah itu, pah? Mengapa begitu penting?”
Bahmaditya: “Nak, sebenarnya kamu adalah anak yang diberikan oleh raksasa
atas doa ayah. Kamu berasal dari sebuah timun emas, itulah mengapa kuberi
kau nama Timun Emas. Ia memberi syarat untuk mengembalikanmu kepada ia
setelah kau besar untuk ia makan.”
Timun Emas: “Kenapa baru kali ini kau mengatakan, ayah? Aku harus
bagaimana? Tidak bisakah kita kabur saja?”
Bahmaditya: “Kita pasti akan ditangkapnya, ayah sudah tak dapat berlari. Tapi
kau bisa. Kelak, ia akan datang kembali. Saat itu, taburkanlah 4 bungkusan ini
satu persatu ketika ia menangkapmu.”
Timun Emas: “Apa isi bungkusan ini ayah?”
Bahmaditya: “Ini berisi biji ketimun, tusuk gigi, garam, dan terasi ajaib
pemberian seorang kurcaci.”
Timun Emas: “Baiklah, ayah...”
4. Narrator: Tak lama kemudian, Buto Ijo datang kerumah Timun Emas untuk
yang kedua kalinya.
Buto Ijo: “Bahma! Keluar kamu..! Kemarikan timun emas, sudah saatnya aku
mengisi perutku!”
Bahmaditya: Gawat nak! Buto Ijo sudah datang. Sekarang, larilah melalui pintu
belakang, dan ingat pesan ayah!”
Timun Emas: “Baiklah ayah, jaga dirimu baik-baik. Semoga saya bisa selamat
dari kejaran Buto Ijo. Selamat tinggal!”
Narrator: Dengan berat hati Timun Emas meninggalkan ayahnya. Beberapa
saat kemudian Buto Ijo mengejar Timun Emas dengan penuh kesal.
Buto Ijo: “Mau ke mana kau? Dasar anak tak tahu diri! Makananku..!”
Timun Emas: “Tidak! Aku tak mau dimakan! Aku cinta ayahku dan aku ingin
tetap hidup.”
Buto Ijo: “Tak mungkin kau dapat lari dari kejaranku.. Huahahaha....”
Narrator: Setelah Buto ijo menyusul Timun emas , Timun emas melemparkan
biji ketimun ke tanah. Lalu, biji ketimun tersebut tumbuh menjadi banyak
timun. Lalu Buto ijo memakan buah timun tersebut karena kehausan.
Timun Emas: “Puji syukur. Itu dapat melambatkannya.”
Narrator: Buto Ijo kemudian kembali mengejar. Timun emas melempar tusuk
gigi ke tanah. Tusuk gigi tersebut menjadi bambu besar yang tajam dan
menusuk Buto ijo
Timun Emas: “Rasakan itu!”
Buto ijo : “Aw..Aw.. Sakit sekali..”
Narrator: Setelah itu, Timun Emas melempar garam ke tanah. Garam tersebut
berubah menjadi lautan yang luas.
Timun emas: “Apakah dia sudah mati?”
Narrator: Tiba-tiba Buto ijo muncul dan kembali mengejar timun emas.
Timun emas: “ Ternyata dia masih hidup!”
Buto ijo : “ Kau tidak akan bisa membunuhku timun emas...... Huahahahaha”
5. Timun emas: “Ini adalah bungkusan terakhir. Semoga ini dapat
melumpuhkannya...”
Narrator: Lalu, terasi tersebut berubah menjadi danau lumpur yang panas dan
dalam.
Buto Ijo: : “ Tidaaakk.............”
Timun emas: “ Terimakasih tuhan, dia sudah mati, sekarang aku bisa kembali
lagi ke ayah ku.”
Adegan 4:
Narrator: Sesampai dirumah......
Bahmaditiya: “ Anak ku, kau selamat!”
Timun emas: “ Iya ayah”
Bahmaditiya: “Di mana Buto Ijo tersebut?”
Timun emas: “Dia sudah mati, tenggelam ayah”
Bahmaditiya: “ Syukurlah kau selamat”
Narrator: Timun pun sekarang dapat hidup bahagia dengan ayahnya. Tidak ada
ancaman dari Buto Ijo lagi”
TAMAT
Pesan Moral:
Kita tidak boleh mengancam dan berlaku jahat kepada orang lain karena kita
akan memperoleh hukuman setimpal.
Walaupun kita hanya orang kecil dan lemah, jangan mudah menyerah pada
keadaan. Tetap berusaha dan berdoa kepada Tuhan.
6. Kostum:
Rasheed: Celana pendek dan kaos lusuh.
Thariq: Kemeja, Dasi, Jeans.
Pebri: Celana panjang dan kaos lusuh.
Hasta: Badan di cat hijau. Kaos hijau, celana pendek hitam, gigi taring
palsu
Properti:
1. Buku Tebal
2. Kantong isi garam, terasi, tusuk gigi, biji ketimun kering
3. Timun emas besar
4. Bayi-bayian
5. Kapak-Kapakan
6. Gambar lautan, Bambu, tumbuhan timun, lumpur
7. Powerpoint background