Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian pembelajaran dan pengajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengajaran adalah proses transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Persamaannya adalah keduanya bertujuan untuk perubahan prilaku siswa dan menggunakan guru sebagai fasilitator. Perbedaannya adal
Interaksi dan pembelajaran
Pola interaksi
Jenis interaksi
Komponen interaksi
Proses pembelajaran yang membantu pelajar untuk lebih berkeyakinan ketika berinteraksi.
Guru juga mampu memotivasikan pelajar selain dapat menaikkan semangat pelajar untuk berinteraksi dengan mereka . Guru harus menggunakan tutur kata yang positif dan baik bagi memastikan pelajar merasa selesa dan sesi pengajaran dan pembelajaran akan berlangsung dengan sempurna.
Interaksi juga merupakan proses utama bagi guru menyampaikan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
Tambahan pula, interaksi mampu mengeratkan hubungan guru dan pelajarnya.
Interaksi dan pembelajaran
Pola interaksi
Jenis interaksi
Komponen interaksi
Proses pembelajaran yang membantu pelajar untuk lebih berkeyakinan ketika berinteraksi.
Guru juga mampu memotivasikan pelajar selain dapat menaikkan semangat pelajar untuk berinteraksi dengan mereka . Guru harus menggunakan tutur kata yang positif dan baik bagi memastikan pelajar merasa selesa dan sesi pengajaran dan pembelajaran akan berlangsung dengan sempurna.
Interaksi juga merupakan proses utama bagi guru menyampaikan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
Tambahan pula, interaksi mampu mengeratkan hubungan guru dan pelajarnya.
Our company gives and suggest best opportunities to our existing and new clients.As we are constantly progressing, we use to wider our span to help more.
Adapun peran⎼peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
2. Guru Sebagai Pengajar
3. Guru Sebagai Pembimbing
4. Guru Sebagai Pelatih
5. Guru Sebagai Penasehat
6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
8. Guru Sebagai Pribadi
9. Guru Sebagai Peneliti
10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
15. Guru Sebagai Aktor
16. Guru Sebagai Emansipator
17. Guru Sebagai Evaluator
18. Guru Sebagai Pengawet
19. Guru Sebagai Kulminator
Istilah mengajar sudah dikenal secara luas dan istilah ini sudah dipakai sejak
dahulu. Pengertian mengajar, secara umum, merupakan suatu kegiatan yang kompleks
dan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, tetapi
mengandung banyak tindakan yang harus dilakukan agar hasil belajar sesuai dengan
yang diharapkan.
Manajemen kelas merupakan serangkaian kegiatan guru dalam upayanya
menciptakandan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai
tujuan-tujuan belajarnya secara efisiensi sehingga memungkinkan peserta didik belajar
dengan baik.
1. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah swt. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad saw, yang telah membawa kita kepada gerbang keselamatan. Kami membuat laporan ini
bertujuan agar pembaca semua bisa memahami materi yang akan kami tuangkan dalam sebuah diskusi,
yang membahas tentang “Persamaan dan Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran”.
Semoga apa yang telah kami lakukan bisa bermanfaat umumnya bagi pembaca khususnya bagi kami
semagai penulis, dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memebantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin, dan apabila dalam pembuatan makalah ini ada
kekeliruan, kami mohon pembaca dapat memakluminya dan semoga untuk kedepannya kami bisa lebih
baik dalam pembuatan laporan-laporan yang lainnya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Bandung, Oktober 2009
Penulis
A. Pengertian Pembelajaran dan Pengajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid.
Pendapat lain mengartikan bahwa pembelajaran merupakan aktifitas yang paling utama. Ini berarti
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung secara efektif. Pembelajaran
merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar
informasi.
Dari definisi yang dikemukakan di atas, secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan pendidik yang
menimbulkan interaksi belajar mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2. Pembelajaran diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk
yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an
menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga
anak didik mau belajar.
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima.
Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada siswa,
tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang menekankan faktor
penting keaktifan siswa ini tentu saja tidak bermaksud mengecilkan arti penting pengajaran. Namun
pada kenyataannya pengajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Memang pada akhirnya hasil yang
dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu
terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Untuk itulah pembelajaran hendaknya dipandang sebagai variabel bebas (independent variable) yakni
suatu kondisi yang harus dimanipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan
oleh guru. Pandangan semacam ini akan memungkinkan guru untuk melakukan hal -hal sebagai berikut :
a. mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar;
b. mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan siswa untuk mencerna;
c. memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan efektifitas dan kondisi
psikologis siswa serta pertimbangan lainnya yang sesuai dengan konteks objektif di lapangan;
d. memilih jenis alat-alat audio visual atau media pembelajaran lain yang tepat untuk keperluan belajar
siswa.
Pada waktu yang sama, pandangan tersebut akan menyarankan cara-cara yang dapat mendorong dan
memotivasi siswa untuk siap, mau dan mampu belajar. Hal ini pada gilirannya akan mengarah secara
langsung kepada suatu teori motivasi dan kepada suatu teori pendidikan tentang pertumbuhan
kepribadian.
2. Pengertian Pengajaran
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan
sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati
berdasarkan pengertian-pengertian di bawah ini :
1) Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan
sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan
mengajar;
2) Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses
saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru
bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru
dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu
dengan yang lainnya;
3) Pengajaran sebagai suatu sistem.Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya
sebagai suatu proses atau prosedur belaka.
Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni
:
3. a. Profesi guru,
b. Perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik,
c. Tujuan pendidikan dan pengajaran,
d. Program pendidikan dan kurikulum,
e. Perencanaan pengajaran,
f. Strategi belajar mengajar,
g. Media pengajaran,
h. Bimbingan belajar,
i. Hubungan antara sekolah dan masyarakat, dan
j. Manajemen pendidikan / kelas.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalm situasi
ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru
yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur penilaian,
dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam
suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan
pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang
direncanakan dan terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran terdiri dari : tahap
perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas
dari perencanaan pengajaran/pembelajaran/ pemelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam
pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
B. Persamaan Pembelajaran dan Pengajaran
1. Sama-sama proses utama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, baik pembelajaran maupun pengajaran merupakan
aktifitas yang paling utama. Karena keduanya merupakan proses komunikatif -interaktif antara sumber
belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
2. Menggunakan guru sebagai pelaku, transfer dan pembimbing
Peran yang dimiliki oleh seorang guru dalam tahap ini adalah sebagai fasilitator dengan kata lain ialah
sebagai pelaku dalam pentransferan pengetahuan sekaligus sebagai pembimbing. Untuk menjadi
fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate
of learning) kepada seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini si guru
harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus
memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses
pembelajaran.
3. Tujuannya sama-sama untuk perubahan atas sikap dan prilaku
Keduanya bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan secara sadar dan untuk
4. memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku sebagai akibat
atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi dengan lingkungannya.
C. Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
1. Fokus usaha pada guru adalah pengajaran (teaching) berfokus mengajar(i) atau transfer kompetensi.
Pembelajaran (intructional) adalah bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas
atau memandu atau membimbing siswa dalam satu kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP,
yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa adalah sebagai bawahan atau
dianggap siswa tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu arah).
2. Fokus hasil pengajaran siswa mampu mendapatkan suatu potensi dari RPP yang digariskan menurut
kurikulum, fokusnya siswa biasa belajar mau, terampil dan membangkitkan kemauan belajar.
Dari segi guru, proses tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang
merupakan proses inteernal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses tersebut
”tampak” lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak
belajar tentang beberapa mata pelajaran yang merupakan respon siswa terhadap tindak mengajar atau
tindak pembelajaran dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional
guru. Dalam desain intruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus, atau sasaran belajar.
Adapun hubungan pembelajaran dalam rangka emansipasi diri siswa menuju kemandirian adalah:
1. Guru yang membuat desain instruksional memandang siswa sebagai partner yang memiliki asas
emansipasi diri menuju kemandirian. Guru menyusun acara pembelajaran.
2. Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.
3. Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa
menurut pandangan dan rumusan guru.
4. Kegiatan belajar-mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di kelas. Tindak pembelajaran
tersebut menggunakan bahan belajar, wujudnya adalah berbagai bidang studi di sekolah.
5. Proses belajar merupakan hal yang dialammi oleh siswa, suatu respons terhadap segala acara
pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses ini, guru meningkatkan kemampuan-kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
6. Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Perilaku tersebut dapat berupa perilaku yang tak
dikehendaki dan yang dikehendaki. Hanya perilaku-perilaku yang dikehendaki yang diperkuat
7. hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat
evaluasi guru.
8. Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar sendiri.
Guru membuat desain instruksional yang berlaku bagi semua siswa dan juga merumuskan tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus juga disebut sebagai
sasaran belajar siswa, sebab rumusan tujuan tersebut diorientasikan bagi kepentingan siswa
memperhitungkan pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
Dari segi guru, tujuan instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak belajar
dengan acuan berbeda. Tujuan instruksional (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku
secara legal di sekolah. Tujuan kurikulum sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional.
Acuan tersebut, berarti juga mengaitka pada bahan belajar yang harus diajarkan oleh guru.
5. Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar yang dapat diketahui oleh siswa
sebagai akibat adanya informasi guru. Panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan
kriteria keberhasilan belajar. Karena keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat begi program
belajar selanjutnya. Dengan keberhasilan belajar, maka siswa akan menyusun program belajar dan
tujuan belajar sendiri.
D. Dimensi Belajar
1. Sikap dan Persepsi Positif tentang Belajar
Sikap dan persepsi mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Jika siswa memiliki pandangan yang
kurang menyenangkan terhadap kelasnya, maka mereka tidak akan dapat belajar banyak; demikian pula
jika siswa memiliki sikap negatif terhadap tugas-tugasnya di kelas maka perolehan belajarnya tidak
sesuai dengan yang diinginkan.
Mudah untuk dipahami bahwa sikap dan persepsi belajar sangat mempengaruhi proses belajar. Sikap
dapat mempengaruhi belajar secara positif, sehingga belajar menjadi mudah, sebaliknya sikap juga
dapat membuat belajar menjadi sangat sulit.
Ada dua kategori sikap dan persepsi yang mempengaruhi belajar: (1) sikap dan persepsi tentang iklim
(suasana) belajar, dan (2) sikap dan persepsi terhadap tugas-tugas kelas. Guru yang efektif memberikan
penguatan terhadap kedua kategori itu dengan teknik yang jelas dan sesuai.
Guru seyogyanya membantu menumbuhkan sikap, dan persepsi siswa yang positif terhadap iklim belajar
dengan menekankan aspek-aspek internal siswa (suasana mental yang kondusif) daripada aspek-aspek
eksternal. Aspek-aspek internal ini meliputi dua hal, yaitu (1) penerimaan oleh guru dan teman sekelas
(kontak mata, penguatan, d1l), dan (2) kenyamanan suasana fisik di dalam kelas (perabot yang nyaman,
aturan-aturan yang menyenangkan, dll). Guru dapat membantu menumbuhkan sikap dan persepsi yang
positif terhadap tugas-tugas kelas dengan cara memberikan pemahaman akan nilai tugas, kejelasan
tugas, dan kejelasan sumber.
Elemen kunci untuk pembelajaran yang efektif adalah membantu siswa untuk mengembangkan sikap
dan persepsi positif tentang belajar dan kelasnya.
2. Berfikir Bagaimana Cara Memperoleh dan Mengintegrasikan Pengetahuan
Membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru, mengintegrasi-kannya dengan pengetahuan
yang sudah mereka miliki, dan menyimpannya di dalam memori merupakan aspek penting lain dalam
belajar.
Ketika siswa belajar tentang informasi baru, mereka harus dituntun dalam menghubungkan
pengetahuan baru tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui, mengorganisasikan informasi
tersebut, kemudian menjadikannya sebagai bagian pengetahuannya di Long-term Memory (LTM) yang
dikatakan sebagai proses internalisasi.
Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia melakukan satu
atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Secara garis besar, metode yang biasa dilakukan
untuk memperoleh pengetahuan berjumlah empat metode. Keempat metode ini biasa disebut sebagai
metode memperoleh pengetahuan atau methods of knowing, yaitu:
1. Tenacity, yang dimaksud dengan metode tenacity adalah cara memperoleh pengetahuan yang
dilakukan dengan sangat meyakini sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
6. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umumnya terjadi.
Contoh: seseorang yang meyakini bahwa warna biru adalah warna keberuntungan karena sering
memperoleh hal-hal yang menyenangkan setiap kali ia bersinggungan dengan warna biru, seperti
memakai baju biru, membeli barang berwarna biru, dan lainnya.
2. Authority yaitu metode memperoleh pengetahuan dengan mempercayakan pada pihak yang
dianggap kompeten.
Contoh: seseorang percaya bahwa besok akan turun hujan karena ia percaya dengan informasi yang
diberikan oleh prakiraan cuaca esok hari.
3. A priori, metode memperoleh pengetahuan dengan menitikberatkan pada kemampuan nalar dan
intuisi diri sendiri, tanpa mempertimbangkan informasi dari pihak luar.
Contoh: seseorang yang tengah tersesat namun mempercayakan dirinya untuk menemukan jalan keluar
tanpa ada keinginan untuk bertanya.
4. Science, cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara ilmiah, seperti
mengajukan dugaan, pengujian dugaan, pengontrolan variabel, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap
sebagai cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh. Hal ini karena
pada science telah dilakukan serangkaian ujicoba sebelum akhirnya memperoleh pengetahuan berupa
kesimpulan, yang mana pengujian-pengujian seperti ini tidak ditemukan pada ketiga metode
sebelumnya.
3. Memperluas dan Mengembangkan Pengetahuan
Belajar tidak berhenti sampai memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan. Siswa diharapkan
mengembangkan pengetahuannya secara lebih mendalam melalui proses perluasan dan pendalaman
pengetahuan dengan cara menganalisis apa yang telah dipelajari. Proses analisis dapat dilakukan melalui
kajian perbandingan, klasifikasi, abstraksi, induktif/deduktif, mengkonstruksi, analisis kesalahan, analisis
perspektif.
Guru diharapkan mempertimbangkan dua pertanyaan penting berkenaan dengan perencanaannya
terhadap dimensi ketiga ini :
Informasi apa yang penting bagi siswa agar mereka dapat memperluas dan memperdalam
pengetahuannya ?
Strategi dan aktivitas apa yang akan digunakan untuk membantu siswa memperluas dan memperdalam
informasi tersebut ?
4. Menggunakan Pengetahuan secara Bertahap
Belajar yang dianggap paling efektif adalah ketika pengetahuan digunakan untuk menunjukkan tugas -
tugas yang bermakna secara bertahap. Pastikan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan
pengetahuannya menjadi bermakna.
Melalui proses pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir seperti membuat
keputusan, memecahkan masalah, penemuan, penyelidikan, eksperimen, dan analisis sistem, maka
siswa akan menggunakan pengetahuannya tersebut secara bermakna.
5. Pembiasaan Produktif dalam Hal Berpikir
Aspek terakhir dalam dimensi belajar berkenaan dengan kebiasaan berpikir yang produktif, yakni
kebiasaan berpikir kritis dan kreatif. Meskipun penguasaan konten itu perlu, tetapi hal ini bukanlah
7. tujuan utama pendidikan.
Pengembangan mental pembiasaan di mana siswa belajar menurut apa yang diinginkan atau dibutuhkan
dalam kehidupannya merupakan tujuan terpenting dalam pendidikan. Beberapa kebiasaan berpikir di
antaranya :
Memahami dan mencoba untuk memahami dengan jernih
Berpikir secara terbuka (open mided)
Berupaya untuk menahan dorongan emosi
Menyadari akan konsekuensi terhadap pemikirannya sendiri
Melakukan evaluasi terhadap efektivitas perilaku
Mendorong diri sendiri untuk berkembang berdasarkan kesadaran akan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan
Konsisten terlibat dalam tugas-tugas meskipun jawaban atau solusi terhadap masalah belum
diperoleh.
Dari sikap dan persepsi positif tentang belajar di atas, yang mendorong munculnya model-model
pengajaran.
Model Pengajarannya adalah: a. Konsep
b. Keterampilan Proses
c. Keterampilan Berfikir Kritis
d. Keterampilan Berfikir Kreatif
e. Keterampilan Berfikir Produktif
REFERENSI
Sagala, Syaiful. 2008. ”Konsep dan Makna Pembelajaran”. Bandung: Alfabeta.
Surya, Mohammad. 2004. “Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran”. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sutikno, Sobri M. 2008. “Belajar dan Pembelajaran”. Bandung: Prospect
Uus Ruswandi, A. Heris Hermawan, Nurhamzah. 2008. ”Landasan Pendidikan”. Bandung: Insan
Mandiri.
http://74.125.153.132/search?q=cache:pHR9Zg4orLkJ:curriculumstudy.files.wordpress.com/2007/10/pe
laksanaanpembelajaran.doc+pengertian+pengajaran&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
http://elmuttaqie.wordpress.com/2008/11/18/pengertian-dan-hakekat-pembelajaran/
http://waraskamdi.com/index.php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=6